Anda di halaman 1dari 7

PENYELIDIKAN GEOKIMIA REGIONAL SISTEMATIK

LEMBAR DENPASAR DAN MATARAM


PROVINSI BALI

Oleh :
Sumartono
SUBDIT MINERAL LOGAM

ABSTRACT
A low sampling density (1/24km²) systematic regional geochemical investigation of -80#
stream sediment was conducted in Bali Pronince underlain by volcanic and sedimentary rocks of
Tertiary to Quaternary age.
Statistical approach including cluster, factor and corelation analyses have revealed
mineralization, lithology, geochemical surface environment processes and possible environmental
polution limpact and they are still imprinted within secondary dispersion environment.
Possible epithermal Au ± base metals sulphides and base metals massive sulphides of VMS
type mineralization were indicated by As_Au_Cu and Pb_Zn spatial anomalous assiciation.
Geochemical surface environmental process due to Fe_Mn oxides coprecipitation or
scavanging was demonstrated by Co_Zn_Fe_Mn spatial assiciation, whereas Cr_ Ni and K_ Li
association denoted to intermediate to basic and acid volcanic rocks respectively.

SARI
Penyelidikan geokimia sedimen sungai –80# dengan kerapatan 1 conto/24 km², telah
dilakukan di wilayah Provinsi Bali yang pada umumnya dihampari batuan-batuan volkanik dan
sedimen Tersier hingga Kuarter.
Penafsiran data geokimia dengan pendekatan analisis statistik multivariat, yaitu analisis
gugus (cluster analysis), analisis faktor dan korelasi telah mengungkapkan bahwa proses geokimia di
lingkunagan sekunder, dalam hal ini sedimen sungai, dapat dipakai un6tuk mengenali indikasi-
indikasi pemineralan, litologi,kemungkinan pencemaran lingkungan dan proses pengayaan unsur
dilingkungan permukaan.
Indikasi-indikasi pemineralan epitermal logam Au ± sulfida logam dasar dan logam dasar
tipe VMS telah terungkap berdasarkan isyarat-isyarat geokimia, yang tercerminkan sebagai asosiasi
spasial unsur-unsur geokimia As_Au dan Cu dan Pb_Zn.
Proses pengayaan unsur geokimia dilingkungan permukaan diperlihatkan oleh asosias spasial
Co_Zn_Fe_Mn, yaitu pengayaan unsur disebabkan pengikatan kimiawi (scavanging) oleh oksida Fe
dan Mn. Sedangkan asosiasi lainnya yang meliputi Cr_ Ni dan K_ Li masing-masing sebagai penciri
batuan volkanik berkomposisi andesit – basal dan batuan volkanik berkomposisi dasitis.

1. PENDAHULUAN Sumber Daya Mineral Indonesia, dan berperan


penting dalam eksplorasi mineral, serta untuk
Penyelidikan geokimia regional
keperluan lainnya seperti : pertanian,
sistematik dengan kerapatan 1 per 24 km2
perkebunan, peternakan pemukiman, bahkan
meliputi daerah seluas 4.300 km2,
mulai digunakan dalam pengelolaan masalah
dilaksanakan pada bulan Juli – September
lingkungan, konservasi dan bidang kesehatan.
2004 di Lembar Peta Denpasar & Mataram
pada sekala 1: 250.000 (Gambar 1).
2. GEOLOGI
Penyelidikan tersebut dilakukan sebagai
Penyelidikan sebelumnya yang pernah
penyediaan data dasar geokimia untuk
dilakukan di wilayah Pulau Bali, meliputi
melengkapi basis data Sistem Informasi
Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005
12-1
penyelidikan mineral industri, panas bumi, di sepanjang dataran banjir sungai dan muara
pemetaan geofisika anomali bouguer, yang merupakan hasil pengendapan sungai –
pemetaan kawasan rawan bencana gunungapi sungai besar, serta di sepanjang pantai yang
dan pemantauan lingkungan kimia air tanah. merupakan hasil pengendapan pantai.
Kondisi geologi P. Bali merupakan Struktur geologi secara umum teramati
manifestasi penunjaman (subduksi) berupa kelurusan-kelurusan morfologi yang
Kenosoikum Kerak Samudera Hindia terhadap diperkirakan sebagai sesar dominan berarah
dataran Sunda. (Crostella, dkk 1976; Katili, barat - timur dan sebagian kecil berarah utara–
1975; Audrey-Charles, dkk, 1975). Batuan selatan seperti yang terlihat di bagian timur.
beku dan volkanik pada umumnya berafiliasi Struktur dominan tersebut memotong batuan-
kalk-alkalin. batuan volkanik dan sedimen Tersier.
Daerah penyelidikan merupakan daerah Pelapukan cukup kuat dengan batuan
yang berbentang alam : rangkaian gunung penutup volkanik Kuarter menyebabkan sulit
berapi berelief kasar, perbukitan mengamati jejak-jejak struktur di daerah
bergelombang dan karst dengan relief kasar penyelidikan.
dan morfologi karst berelief kasar, berpola
3. MINERALISASI
aliran sungai radier hingga dendritik.
Penyajian peta geologi yang Indikasi pemineralan teramati pada float
disederhanakan bersumber dari Peta Geologi batuan berstruktur breksi (argillized breksi
P3G versi Purbo-Hadiwidjojo M.M (1971) tuff?), dan sedikit mengandung barik-barik
(Gambar 2) (stringers) kuarsa yang terlimonitkan. Ubahan
tersebut ditemukan di Sungai Bedugul daerah
Batuan tertua yang tersingkap di pulau ini Amed, yaitu di bagian timurlaut daerah
adalah batuan volkanik berumur Miosen penyelidikan, mungkin bersal dari windows
Bawah, terdiri dari aglomerat andesitis sampai batuan volkanik Tersier pada lingkungan
basaltis bersisipan batuan karbonatan, napal, batuan volkanik Kuarter (breksi tuf dan lahar)
batupasir, lava andesitis/basaltis dan tuf. yang sangat tebal. Seperti halnya busur
Kadang-kadang dijumpai fosil foraminifera kepulauan bergunung api lainnya yang
pada batuan karbonatan dan batu apung pada menyebar di NTT dan NTB, secara fisiografi
tuf. Kelompok batuan tersebut tersebar P. Bali memungkinkan untuk ditemukan
sebagian besar di bagian barat, sedikit di timur pemineralan logam. Asumsi tersebut terbukti
dan utara daerah penyelidikan. dengan teramatinya indikasi pemineralan,
walaupun sedikit sekali, yaitu pada bongkah
. Kelompok batuan sedimen yang terdiri
batuan breksi tuf, mengalami ubahan argilik
dari batugamping dan batugamping pasiran
(silica-clay, sedikit (≤ 0,1%) limonitik quartz
dan diperkirakan berumur Tersier, menyebar
stringers (barik-barik kuarsa) (F2556 :
di bagian selatan.
347014 E, 9074996 N). Berdasarkan informasi
Di bagian tengah daerah penyelidikan, penduduk setempat, bahwa di daerah tersebut
mulai dari barat hingga timur pada umumnya pernah ada kegiatan eksplorasi emas (KP)
ditutupi oleh batuan volkanik yang relatif milik PT.Nusa Bayah Kencana, namun sudah
lebih muda yaitu batuan volkanik Kuarter, diitnggalkan, dan tidak pernah ada laporannya.
yang terdiri dari lava, lahar, breksi dan tuf,
Dari hasil pengamat-pengamat terdahulu
pada umumnya berkomposisi dasit, andesit
dan kenyataan di lapangan, bahan galian C
sampai basal dan sering dijumpai tuf yang
(meliputi batugamping, tras, sirtu dan tanah
mengandung batuapung. Mineral asesori dari
liat) di P. Bali mempunyai potensi yang cukup
grup mika terutama biotit, mineral sedikit
menarik. Namun sebagai daerah yang sudah
magnetite dan ilmenit sangat lazim ditemukan
dikenal sebagai daerah pariwisata tentunya
pada batauan volkanik lelehan dan piroklastik.
perhatian lebih di arahkan untuk menjaga
Sedangkan di bagian barat dijumpai kelestarian alamnya agar pulau ini tetap
sebaran batuan sedimen Kuarter yang terdiri memperlihatkan daya tarik wisata. Berkaitan
dari batupasir, konglomerat dan batugamping dengan ini, perlu dilakukan inventarisasi dan
terumbu. evaluasi penyebaran bahan galian tersebut
agar menjadi komoditi unggulan, sehingga
Aluvial terdiri dari endapan lempung,
penambangan secara bijaksana dapat
pasir, kerikil, kerakal hingga bongkah
meningkatkan pendapatan asli daerah, namun
bermacam-macam batuan yang diendapakan
ramah lingkungan.
Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005
12-2
4. PENYELIDIKAN GEOKIMIA Zonasi kewilayahan (trend of regional
distribution) sebaran unsur atau asosiasi
Telah terkumpul 165 conto sedimen spasial unsur geokimia lebih jelas disajikan
sungai (aktif) -80 mesh seberat ± 200 gram dengan pola spektrum warna dengan kelas
berat kering, dengan kerapatan conto satu interval ditentukan dengan metoda
conto per 24 km2, pada daerah seluas ± 4.300 kecenderungan pengelompokan nilai pada
km2 dari wilayah P. Bali yang mempunyai kurfa probabilitas kumulatif (natural break).
luas 5.448 km2
5. HASIL PENYELIDIKAN GEOKIMIA
Kerapatan conto ditentukan dengan
mempertimbangkan aspek geologi, pola aliran Penafsiran melalui pendekatan
sungai dan pencapaian daerahnya. Hampir 20 asosiasi/pengelompokan unsur lebih
% wilayah P. Bali, yaitu di bagian tengah menjelaskan proses yang mendasari distribusi
ditutupi oleh batuan volkanik Kuarter. yang terjadi pada unsur-unsur geokimia.
Oksida Fe_Mn dan derajat keasaman air Pendekatan analisis statistik multivariabel
sungai (pH) sangat berpengaruh terhadap mengungkapkan isyarat geokimia yang
mobilitas unsur di lingkungan dispersi diperlihatkan oleh pengelompokan:
sekunder. Oksida-oksida tersebut sanagat As_Au_Cu; Pb_Zn; Co_Zn_Fe_Mn ; Cr_ Ni ;
umum ditemukan pada lingkungan batuan K_ Li.
volkanik (banyak dijumpai presipitasi mineral
6. PEMBAHASAN HASIL
berat magnetit, ilmenit dan mangan), yang
PENYELIDIKAN GEOKIMIA
besar pengaruhnya terhadap konsentrasi unsur
pada conto sedimen sungai. Sering dijumpai Secara fisiografi pulau Bali yang
anomali unsur geokimia sebagai hasil merupakan bagian dari busur kegunungapian
pengikatan kimiawi (scavanging) pada oksida- Banda, berkomposisi batuan beku (volkanik)
oksida Fe dan Mn. kalk-alkalin, dan memungkinkan untuk
ditemukan pemineralan logam. Hal ini
Derajat keasaman air sungai (pH),
terbukti dengan terungkapnya mandala
merupakan salah satui faktor yang
geokimia unsur logam Au, Ag, As, Cu, Pb dan
mempengaruhi mobilitas unsur geokimia.
Zn yang menyebar di bagian selatan daerah
Hasil pengukuran mengungkapkan pH di
penyelidikan.
daerah penyelidikan pada umumnya bersifat
basa (> 8), dan setempat-setempat diselingi Sebaran anomali unsur Au, Cu, As ± Ag
oleh pH bersifat netral (≥ 7 - 8). Keadaan sifat dan Mo di bagian timur daerah penyelidikan,
derajat keasaman tersebut, secara umum berasosiasi dengan batuan yang mengalami
cenderung dipengaruhi oleh komposisi batuan ubahan argilik dan mengandung barik-barik
volkanik. Pada lingkungan pH air sungai kuarsa yang terlimonitkan, membuktikan
relatif basa, unsur runut (trace elements) pada kemungkinan pemineralan epitermal Au,
umumnya mempunyai mobilitas yang cukup diikuti anaomali Ag ± logam dasar.
tinggi, dan ini sangat membantu dalam Sedangkan di bagian barat berasoiasi dengan
penyelidikan geokimia di daerah yang batuan volkanik Tersier terpropilitkan.dan
mempunyai tanah (soil) ataupun batuan muda anomali Ag.
penutup yang tebal.
Hasil analisis geokimia batuan tidak
Conto-conto geokimia sedimen sungai memberikan hasil yang menjanjikan, yaitu :
(aktif), dan batuan yang terkumpul dipreparasi Mo = 5 ppm, Au = 9 ppb, Cu = 26 ppm, Pb =
dan dianalisis di Laboratorium Kimia Mineral 16 ppm, Zn = 6 ppm).
Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral
Bandung. Unsur-unsur yang ditentukan terdiri Mandala geokimia Pb dan Zn tersebar di
bagian selatan sedikit diikuti anomali Ag dan
dari Cu, Pb, Zn. Co, Ni, Mn, Li, K, Cr, Fe,
Au, Ag, As, Sb, dan Mo. Mo, yaitu di sekitar daerah G. Batuan yang
diikuti anomali Fe dan Mn (Gambar 4)
Hasil analisis geokimia disajikan dalam berasosiasi dengan batuan volkanik
satuan ppm, kecuali Fe (%) dan Au (ppb). berkomposisi basaltis andesitis. Hal ini
Karakteristik distribusi unsur geokimia pada ditafsirkan sebagai indikasi kemungkinan
umumnya adalah normal. Kemudian data di hadirnya pemineralan logam dasar Pb/Zn tipe
analisis statistik dengan metoda korelasi, VMS ?
analisis gugus (cluster analysis) dan analisis
faktor Sebaran Sb pada umumnya cenderung
berafiliasi dengan peninggian Mn di
Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005
12-3
lingkungan batuan volkanik berkomposisi batuan volkanik dan sedimen Tersier dan
asam. Kuarter, berkomposisi dasitis, andesitis hingga
basaltis. Jejak sesar tidak terlalu berkembang
Hal yang menjadi permasalahan
dengan jelas, akibat tertutup produk volkanik
eksplorasi mineral logam di wilayah Provinsi
Kuarter yang cukup tebal.
Bali adalah ketebalan produk Gunung api
Kuarter, dan pertimbangan bahwa wilayah ini Hasil penyelidikan geokimia sedimen
merupakan kawasan wisata, maka perlu dikaji sungai –80#, dilakukan di wilayah tersebut,
lebih lanjut manfaatnya. dan telah mengungkapkan isyarat-isyarat
geokimia yang meliputi indikasi pemineralan,
Asosiasi Co_Zn_Fe_Mn (Gambar 5)
komposisi batuan dan proses geokimia
merupakan penciri proses geokimia yang
lingkungan permukaan.
lazim di lingkungan geokimia permukaan.
Indikasi geokimia yang menjelaskan
Kelompok ini erat terkait dengan sebaran
hadirnya suatu pemineralan meliputi :
kelompok litologi volkanik Kuarter
a) Asosiasi unsur-unsur geokimia
berkomposisi menengah sampai basa, yang
As_Au_Cu ± Ag dan Mo, telah
mempunyai konsentrasi latar belakang Zn dan
ditafsirkan sebagai petunjuk
Co yang cukup tinggi. Akibat lingkungan pH
pemineralan epitermal logam Au ±
basa sehingga terjadi peningkatan secondary
sulfida logam dasar dan
dispersion terhadap unsur-unsur tersebut,
b) Asosiasi Pb_Zn ± Ag dan Mo yang
kemudian diikat secara kimiawi oleh oksida-
ditafsirkan sebagai petunjuk
oksida mangan dan besi yang berasal dari
kemungkinan pemineralan tipe VMS
mineral-mineral feromagnesian.
Pb/Zn.
Variasi harga Cr dan Ni secara umum Indikasi tersebut telah dipetakan
kecil dibandingkan konsentrasi pada kerak sebarannya berdasarkan peta sebaran sekor
bumi. Batuan berkomposisi ultra basa tidak faktor, dan selanjutnya direkomendasikan
pernah dijumpai di daerah ini. Dari hasil untuk menindak lanjuti indikasi prospek-
pemetaan sebaran unsur-unsur dan prospek yang telah dilokalisir, yaitu di bagaian
asosiasinya, isyarat geokimia tersebut tersebar selatan dan timur daerah penyelidikan
di wilayah barat yaitu di sekitar wilayah G. (Gambar 7).
Mesehe dan G. Patas, dan di sebelah timur
Asosiasi Co_Zn_Fe_Mn telah ditafsirkan
Kota Bangli dan Klungkung dan kemungkinan
sebagai indikasi/isyarat proses pengikatan
dapat ditafsirkan sebagai indikasi hadirnya
kimiawi (scavanging) oleh oksida Fe dan Mn.
batuan volkanik berkomposisi menengah
Sedangkan asosiasi lainnya yang meliputi Cr_
sampai basa.
Ni ; K_ Li masing-masing telah ditafsirkan
Demikian halnya dengan K, Li, indikasi sebagai penciri batuan volkanik berkomposisi
tersebut ditafsirkan sebagai cerminan hadirnya andesit – basal dan batuan volkanik
batuan volkanik berkomposisi asam berkomposisi dasitis. Sb tidak memperlihatkan
(umumnya lava dan piroklastik berkomposisi zona peninggian cukup signifikan,
dasitis), yang tersebar di bagian tengah mulai sebarannya cenderung dipengaruhi oksida Mn
dari wilayah bagian utara Kota Denpasar pada lingkungan batuan volkanik berkomposis
hingga di wilayah Kota Singaraja di utara. Li relatif asam.
ditafsirkan/mungkin berasal dari grup mika
Peneliti-peneliti terdahulu (misalnya :
(spesies lepidolit dan biotit) dan K berasal dari
Madiadipoera., dkk., 1980) telah
spesies potasium felspar (Gambar 6).
menginformasikan bahwa Pulau Bali
Peninggian konsentrasi unsur Pb yang merupakan daerah yang cukup potensial untuk
bersifat setempat-setempat dan tanpa diikuti pertambangan bahan galian industri, serta
peninggian unsur lainnya seperti yang terlihat menyimpan potensi energi panas bumi, dan
dibagian utara dan sebarannya secara umum besar kemungkinannya prospek untuk bahan
dekat dengan kota besar mungkin dapat galian logam. Namun demikian wilayah ini
ditafsirkan sebagai manifestasi pencemaran telah dikenal sejak lama sebagai salah satu
lingkungan yang diakibatkan oleh bahan bakar daerah unggulan pariwisata, maka sebaiknya
kendaraan. potensi-potensi tersebut tidak dieksploitasi.
Namun bila potensi bahan galian industri
5. KESIMPULAN DAN SARAN
tersebut mendesak/memang benar-benar
Provinsi Bali secara umum dihampari diperlukan, maka eksploitasinya harus

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005


12-4
dilaksanakan dengan cukup bijaksana, artinya Untung M., 1972. Peta Anomali Bouguer
tetap menjaga kelestarian lingkungan. Lengkap Bali sekala 1: 250000.
Diterbitkan oleh Direktorat Geologi
Kemungkinan adanya indikasi
pemineralan logam serta potensi energi panas
bumi, sebaiknya ditindak lanjuti namun
disarankan hanya sebatas untuk diinventarisir,
sebagai bahan untuk melengkapi basis data
Sistem Infromasi Sumber Daya Mineral
Indonesia dan informasi untuk pemerintah
daerah.
Pemanfaatan data geokimia sedimen
sungai sebagai alat pemantau penemaran
lingkungan akan lebih optimal infromasinya,
bila unsur-unsur indikator pencemaran lainnya
diikutsertakan dalam program analisis
geokimia mendatang (misalnya, Cd dan Hg).
Begitu juga di bidang lainnya seperti pertanian
misalnya, perlu diikutsertakan unsur-unsur
yang diperlukan sebagai indikator bidang
pertanian, dan hal ini perlu dikordinasikan
dengan lembaga terkait.
DAFTAR PUSTAKA
Husin A., 1969. Laporan Singkat Tentang
Penyelidikan Pendahuluan terha-
dap Pasir Pantai Selatan Bali.
Madiadipoera., dkk., 1980. Hasil Seminar
dan Lokakarya Pengembangan
Industri Kapur di Bali. Direktorat
Sumberdaya Mineral. Sub
Direktorat Eksplorasi Mineral
Bukan Logam dan Batubara.
Purbo-Hadiwidjojo M.M., 1971. Peta Geologi
Lembar Bali sekala 1: 250.000.
Ditebitkan oleh Direktorat Geologi
Bandung.
Suryana N., dkk., 1992. Peruntukan Lahan
Usaha Pertambangan Dalam Tata
Ruang Wilayah di Kabupaten
Karangasem dan Kabupaten
Tabanan, Propinsi Bali. Laporan
Pengembangan Mineral Regonal
No.87. Departemen Pertambangan
dan Energi, Direktorat Jenderal
Pertambangan Umum.Pusat.
Pengembangan Mineral Regional.
Suud A.F., dkk., 1995. Lokasi dan Potensi
Sumberdaya Mineral (Bahan
Galian Golongan B dan C).
Propinsi Nusa Tenggara Barat.
Departemen Pertambangan dan
Energi Sekretariat Jenderal. Kantor
Wilayah Propinsi Nusatenggara
Barat .

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005


12-5
Gambar 1. Peta lokasi daerah
penyelidikan
Gambar 2. Peta Geologi disederhankan

Gambar 3. Peta geokimia asosiasi


As_Au_Cu Gambar 4. Peta geokimia asosiasi
Pb_Zn

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 12-6


Gambar 5. Peta geokimia asosiasi Gambar 6. Peta geokimia asosiasi
Co_Zn_Fe_Mn K_Li

Gambar 7. Peta daerah target Tindak lanjut

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005


12-7

Anda mungkin juga menyukai