Anda di halaman 1dari 6

Maslah Etik Moral dan Dilema yang

mungkin Terjadi dalam Pelayanan


Kebidanan
Tentukan bahwa etik adalah hal penting dalam kebidanan salah satunya adalah karena bidan merupakan profesi yang bertanggung jawab terhadap
keputusan yang dibuat berhububgan dengan klien serta harus mempunyai tanggung jawab moral terhadap keputusan yang diambil. Untuk menjalankan
praktik kebidanan dengan baik tidak hanya dibutuhkan pengetahuan klinik yang baik, serta pengetahuan yang up to date, tetapi bidan juga harus
mempunyai pemahaman isu etik dalam pelayanan kebidanan. Menurut Daryl Koehn dalam The Ground of Professional Ethics (1994), bahwa Bidan
dikatakan profesional, bila menerapkan etika dalm menjalankan praktik kebidanan. Dengan memahami peran sebagai bidan, akan meningkatkan
tanggungjawab profesionalnya kepada pasien atau klien. Bidan berada pada posisi yang baik, yaitu menfasilitasi pilihan klien dan membutuhkan
peningkatan pengetahuan tentang etika untuk menerapkan dalam strategi praktik kebidanan.

Standar Pendidikan Bidan

1. Standar 1 : Lembaga Pendidikan


Lembaga pendidikan kebidanan berada pada suatu institusi pendidikan tinggi.

Defenisi Operasional :

Artikel Terkait:
 Standar Profesi Bidan di Indonesia
 Hukum Kesehatan Dalam Kebidanan
 Standar Pelayanan Kebidanan
 Landasan Dasar Praktek Kebidanan
 Peran Bidan sebagai Pendidik
Penyelenggaraan pendidikan kebidanan adalah institusi pendidikan tinggi baik pemerintah maupun swasta sesuai dengan kaidah-kaidah yang tercantum
dalam sistim pendidikan nasional.

2. Standar II : Filsafah
Lembaga pendidikan kebidanan mempunyai filsafah yang mencerminkan visi misi dan institusi yang tercermin pada kurikulum.

Definisi operasional.
 Filsafah mecakup kerangka keyakinan dan nilai-nilai mengenai pendidikan kebidanan dan pelayanan kebidanan.
 Penyelenggaraan pendidikan mengacu pada sistem pendidikan nasional indonesia.
3. Standar III : Organisasi
Organisasi lembaga pendidikan kebidanan konsisten dengan struktur administrasi dari pendidikan tinggi secara jelas mengembangkan jalur-jalur hubungan
keorganisasian, tanggung jawab dan garis kerja sama.

Definisi operasional :

 Struktur organisasi pendidikan kebidanan mengacu pada sistem pendidikan nasional.


 Ada kejelasan tentang tata hubungan kerja.
 Ada uraian tugas untuk masing-masing komponen pada organisasi.
 Penyelenggaraan pendidikan mengacu pada sistem pendidikan nasional Indonesia.
4. Standar IV : Sumber daya pendidikan
Sumber daya manusia, finansial dan material dari lembaga pendidikan kebidanan memenuhi persyaratan dalam kualitas maupun kuantitas untuk
memperlancar proses pendidikan.

Definisi operasional :

 Dukungan administtrasi tercermin pada anggaran dan sumber-sumber untuk program.


 Sumber daya teknologi dan lahan praktik cukup dan memenuhi persyaratan untuk mencapai tujuan program.
 Persiapan tenaga pendidik dan kependidikan mengacu pada undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Contoh Pembuatan Askeb


Komonitas Keluarga Pada Faktor
lingkungan
Adapun Contoh Pembuatan Askeb Komunitas Keluarga Pada Faktor Lingkungan yang di lihat dari berbagai aspek antara lain:

1. Rumah
Keluarga menempati rumah milik pribadi, dibangun dari bahan kayu dengan ukuran 5×9 m2
2. Denah rumah

3. Kondisi rumah
Artikel Terkait:
 Contoh Pembuatan Askeb Komunitas Keluarga pada Pengkajian Psikososial
 Contoh Pembuatan Askeb Komunitas Keluarga Pada Pemeriksaan fisik Ibu
 Contoh Askeb Komonitas Keluarga Pada Faktor ekonomi,sosial dan budaya
 Contoh Pembuatan Askeb Komunitas Keluarga di Lihat Dari Riwayat kesehatan
 Askeb Antenental Dengan Umur Kehamilan Pada Identifikasi Data Dasar
– Ventilasi rumah cukup baik sehingga pertukaran udara cukup baik
– Ruangan dalam rumah cukup mendapatkan sinar matahari
– Pengaturan perabotan dalam rumah cukup baik dan teratur
– Pekarangan rumah sempit
– Jarak antara rumah yang satu berdekatan dengan rumah yang lain

4. Sumber air minum


Sumber air minum keluarga diambil atau dibeli per galon, sedangkan sumber air dari sumur digunakan untuk mandi, mencuci dan menyiram tanaman
5.Tempat pembuangan
– Tinja keluarga dibuang di WC cemplung
– Tidak ada tempat pembuangan sampah, sampah kering dikumpul dan dibakar
– Air limbah dibuang disamping rumah, sehingga menimbulkan sedikit genangan dan bau yang kurang nyaman
– Disekitar rumah terdapat rumah yang berdekatan
6. Fasilitas hiburan
Keluarga memiliki TV sebagai sarana hiburan dan informasi bagi keluarga
7. Lingkungan sosial keluarga cukup namun fasilitas umum jauh dari rumah yaitu mesjid, sekolah, pustu, posyandu dan puskesmas. Bila ada keluarga
yang sakit, keluarga dibawa kepuskesmas

Pengambilan Keputusan dalam


Pelayanan Kebidanan

Menurut George R.Terry, pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif


perilaku tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada. Tehadap ilma hal pokok dalam pengambilan keputusan, yaitu :
1. Intuisi, berdasarkan perasaan, lebih subjektif dan mudah terpengaruh
2. Pengalaman, mewarnai pengetahuan praktis, seringnya terpapar suatu kasus meningkatnya kemampuan mengambil keputusan terhadap suatu kasus
3. Fakta, keputusan lebih Riil, valid dan baik
4. Wewenang lebih bersifat rutinitas
5. Rasional, keputusan bersifat objektif, transparan, konsisten
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan:

1. Posisi atau kedudukan


2. Masalah : terstruktur, tidak terstruktur, ritin, insidentil
3. Situasi : faktor konstan, faktor tidak konstan
4. Kondisi , faktor-faktor yang menentukan daya gerak
5. Tujuan, antara atau objektif
Kerangka pengambilan keputusan dalam asuhan kebidanan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

Artikel Terkait:
 Pengambilan Keputusan yang Etis
 Maslah Etik Moral dan Dilema yang mungkin Terjadi dalam Pelayanan Kebidanan
 Otonomi Bidan dalam Pelayanan Kebidanan
 Legislasi Pelayanan Kebidanan
 Pelaksanaan Etika dalam Pelayanan Kebidanan
1. Bidan harus mempunyai responsbility dan accountability
2. Bidan harus menghargai wanita sebagai individu dan melayani dengan rasa hormat
3. Pusat perhatian pelayanan bidan adalah safety and wellbeing mother
4. Bidan berusaha menyokong pemahaman ibu tentang kesejahteraan dan menyatakan pilihanya pada pengalaman situasi yang aman
5. Sumber proses pengambilan keputusan dalam kebidanan adalah :knowledge, ajaran instriksi, kemampuan berfikir kritis, kemampuan membuat
keputusan klinis yang logis

Contoh Kasus Dilema Etik


Keperawatan
ARTIKELKEBIDANAN.COM – Dilema etika adalah saat dimana seseorang harus memilih antara dua pilihan, yang keduanya secara moral benar tetapi
dalam konflik. Etika dan moral tidak dapat dipisahkan. Dilema dan etik saling berhubungan. Pada dilema etik ini, sukar untuk menentukan mana yang
benar atau salah serta dapat menimbulkan stress pada perawat karena perawat tahu apa yang harus dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk melakukannya.

Dilema etik biasa timbul akibat nilai-nilai perawat, klien atau lingkungan tidak lagi menjadi kohesif sehingga timbul pertentangan dalam mengambil
keputusan. Pada saat berhadapan dengan dilema etik terdapat juga dampak emosional seperti rasa marah, frustrasi, dan takut saat proses pengambilan
keputusan rasional yang harus dihadapi, ini membutuhkan kemampuan interaksi dan komunikasi yang baik dari seorang perawat.
Menurut Thompson (1985 ) dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau situasi dimana alternatif
yang memuaskan atau tidak memuaskan sebanding. Dalam dilema etik tidak ada yang benar ataupun yang salah. Untuk membuat keputusan yang etis,
seorang perawat tergantung pada pemikiran yang rasional dan bukan emosional.

Artikel Terkait:
 Membina Komunikasi dengan Pasien
 Pengertian Dari Plasentasi
 Arus Darah Utero-plasenta
 Pengertian Dari Nidasi
 Sel-sel Imun di Uterus
Adapun dilema etik yang sering terjadi di keperawatan antara lain:
Agama/ kepercayaan
Di rumah sakit pastinya perawat akan bertemu dengan klien dari berbagai jenis agama/ kepercayaan. Perbedaan ini nantinya dapat membuat perawat dan
klien memiliki cara pandang yang berbeda dalam menyelesaikan masalah .

Misalnya ada seorang wanita (non muslim) meminta seorang perawat untuk melakukan abortus. Dalam ajaran agama wanita itu,tidak ada hukum yang
melarang tentang tindak abortus. Tetapi di satu sisi perawat(muslim) memiliki keyakinan bahwa abortus itu dilarang dalam agama.

Pastinya dalam kasus ini akan timbul dilema pada perawat dalam pengambilan keputusan.Masih banyak contoh kasus- kasus lainnya yang pasti muncul di
dalam keperawatan.

Hubungan perawat dengan klien


Dilema yang sering muncul antara lain:
 Berkata jujur atau tidak
Terkadang muncul masalah-masalah yang sulit untuk dikatakan kepada klien mengingat kondisi klien. Tetapi perawat harus mampu mengatakan kepada
klien tentang masalah kesehatan klien.
 Kepercayaan klien
Rasa percaya harus dibina antara perawat dengan klien.tujuannya adalah untuk mempercepat proses penyembuhan klien.
 Membagi perhatian
Perawat juga harus memberikan perhatiannya kepada klien.tetapi perawat harus memperhatikan tingkat kebutuhan klien.keadaan darurat harus
diutamakan terlebih dahulu. Tidak boleh memandang dari sisi faktor ekonomi sosial,suku, budaya ataupun agama.
 Pemberian informasi kepada klien
Perawat berperan memberikan informasi kepada klien baik itu tentang kesehatan klien, biaya pengobatan dan juga tindak lanjut pengobatan
Hubungan perawat dengan dokter
 Perbedaan pandangan dalam pemberian praktik pengobatan
Terjadi ketidaksetujuan tentang siapa yang berhak melakukan praktik pengobatan, apakah dokter atau perawat.

 Konflik peran perawat


Salah satu peran perawat adalah melakukan advokasi,membela kepentingan pasien. Saat ini keputusan pasien dipulangkan sangat tergantung kepada
putusan dokter. Dengan keunikan pelayanan keperawatan, perawat berada dalam posisi untuk bisa menyatakan kapan pasien bisa pulang atau kapan pasien
harus tetap tinggal.

Pengambilan keputusan
Dalam pengambilan keputusan yang etis, seorang perawat tergantung pada pemikiran yang rasional dan bukan emosional. Terkadang saat berhadapan
dengan dilema etik terdapat juga dampak emosional seperti rasa marah, frustrasi, dan takut saat proses pengambilan keputusan rasional yang harus
dihadapi. Dalam hal ini dibutuhkan kemampuan interaksi dan komunikasi yang baik dari seorang perawat.

Prinsip moral dalam menyelesaiakan dilema etik keperawatan


 Otonomi
Otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan memutuskan. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan
membuat keputusan sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang dihargai.
 Keadilan
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan.
 Kejujuran
Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. mengatakan yang sebenarnya kepada pasien tentang segala
sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya salama menjalani perawatan.
 Kerahasiaan
Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah informasi klien dijaga privasinya. Terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca
dalam rangka pengobatan klien. Tak seorangpun dapat memperoleh informasi kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti persetujuannya. Diskusi
tentang klien diluar area pelayanan, menyampaikannya pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan lain harus dicegah.
Pemecahan Dilema Etik Keperawatan
Kerangka pemecahan dilema etik, menurut Kozier and Erb (1989)
Mengembangkan Data Dasar
 Siapa saja orang-orang yang terlibat dalam dilema etik tersebut seperti klien, suami, anak, perawat, rohaniawan.
 Tindakan yang diusulkan
Sebagai klien dia mempunyai otonomi untuk membiarkan penyakit menggerogoti tubuhnya walaupun sebenarnya bukan hal itu yang di inginkannya.
Dalam hal ini, perawat mempunyai peran dalam pemberi asuhan keperawatan, peran advocad (pendidik) serta sebagai konselor yaitu membela dan
melindungi klien tersebut untuk hidup dan menyelamatkan jiwa klien dari ancaman kematian.
 Maksud dari tindakan
Dengan memberikan pendidikan, konselor, advokasi diharapkan klien dapat menerima serta dapat membuat keputusan yang tepat terhadap masalah
yang saat ini dihadapi.
 Konsekuensi tindakan yang diusulkan Misalnya pada kasus wanita yang mengidap kanker payudara dan harus dilakukan pengangkatan payudara.
Bila operasi dilaksanakan
Biaya Membutuhkan biaya yang cukup besar.
Psikososial : Pasien merasa bersyukur diberi umur yang panjang (bila operasi itulancar dan baik) namun klien juga dihadapkan pada kecemasan akan
kelanjutan hidupnya bila ternyata operasi itu gagal
Fisik : Klien akan kehilangan salah satu payudaranya.,Begitu juga sebaliknya jika operasi tidak dilaksanakan.
Identifikasi Konflik Akibat Situasi Tersebut
 Untuk memutuskan apakah tindakan dilakukan pada klien,perawat dihadapkan pada konflik tidak menghormati otonomi klien.
 Apabila tindakan tidak di lakukan perawat dihadapkan pada konflik seperti tidak melaksanakan sumpah profesi, tidak melaksanakan kode etik profesi
dan prinsip moral serta tidak melaksanakan perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan.
Tindakan Alternatif Terhadap Tindakan Yang Diusulkan
 Mengusulkan dalam tim yang terlibat dalam masalah yang dihadapi klien untuk dilakukannya tindakan atau tidak.
 Mengangkat dilema etik kepada komisi etik keperawatan yang lebih tinggi untuk mempertimbangkan apakah dilakukan atau tidak suatu tindakan.
Menetapkan Siapa Pembuat Keputusan
 Pihak- pihak yang terlibat dalam pembuat keputusan antara lain tim kesehatanitu sendiri, klien dan juga keluarga.
Mengidentifikasi Kewajiban Perawat
 Menghindarkan klien dari ancaman kematian.
 Melaksanakan prinsip-prinsip kode etik keperawatan.
 Menghargai otonomi klien
Membuat keputusan
 Keputusan yang diambil sesuai dengan hak otonomi klien dan juga dari pertimbangan tim kesehatan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai