Anda di halaman 1dari 3

Al-Ghasyiyah (dalam salah satu pendapat) adalah salah satu nama dari nama-nama

hari kiamat. Al-Ghasyiyah ( ‫الغاشية‬ ‫غاشية‬


) dari kalimat (kata) ghasyiyah ( ) yang
artinya “meliputi”, artinya tatkala tiba hari kiamat maka kedahsyatan / kengerian hari
kiamat akan meliputi seluruh manusia; tidak ada manusia yang selamat dari kengerian
hari kiamat. Oleh karena itu, dikatakan nama yang lain dari hari akhirat atau hari
َّ ), sebagaimana firman Allah Subhanahu wa
‫الطا َّم ُة‬
kiamat adalah ath-thommah (

Ta’ala: “‫ْرى‬ ْ ‫ُُالطا َّمة‬


َ ‫ُُالكب‬ َّ ‫“فَإذَاُ َجاءت‬, “Dan tatkala datang malapetaka besar
yang meliputi (segala manusia),” (An-Nazi’at [79]: 34).

Sebagian ulama dari kalangan ahli tafsir, menyatakan bahwasanya Al-


Ghasyiyahadalah nama dari nama-nama neraka Jahannam, karena Allah Ta’ala

berfirman: “ُ‫…ُوتَ ْغشَىُوجو َهه ْمُُالنَّار‬


َ , “… (Pada hari kiamat kelak,) wajah-
wajah mereka (para penghuni neraka Jahannam) akan diliputi oleh api neraka
Jahannam,” (Q.S. Ibrahim [14]: 50).
Surat Al-Ghosyiyah adalah Surat yang diberikan perhatian khusus oleh
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Oleh karenanya, kita dapati dalam hadits-hadits,
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam membacakan Surat Al-Ghasyiyah serta Surat Al-A’la
dalam shalat Jum’at, demikian juga dalam shalat ‘Ied. Tatkala kaum Muslimin banyak
berkumpul, maka Nabi membacakan Surat Al-A’la dan Surat Al-Ghasyiyah, karena
dua surat ini mengingatkan kepada kaum Muslimin.
Setiap Jum’at Ummat Islam diingatkan agar tidak mementingkan jurusan dunia belaka, sehingga Imam Shalat
Jum’at disunnahkan membaca Surat Al-A’la dan Al-Ghasyiyah. Agar dalam menjalani hidup ini bukan hanya
untuk mengejar makanan, memenuhi syahwat, dan meningkatkan gengsi. Kehidupan akherat itu lebih baik dan
kekal. Allah swt telah memperingatkan dengan tegas:

16(‫)بَ ْل ت ُؤْ ثِ ُرونَ ا ْل َحيَاةَ ال ُّد ْنيَا‬

Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi.

17(‫) َو ْاْلخِ َرةُ َخي ٌْر َوأ َ ْبقَى‬

Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. (QS Al-A’la: 4).

Peringatan dari Allah swt ini disunnahkan untuk dibaca oleh imam shalat Jum’at, maka setiap Jum’at
senantiasa kita dengar imam membaca surat Al-a’la ini. Karena memang ada haditsnya:

‫شيَ ِة ) َوإِنْ َوافَقَ يَ ْو َم‬ ُ ‫س َم َربِِّكَ األ َ ْعلَى) َو ( َه ْل أَت َاكَ َحد‬
ِ ‫ِيث ا ْلغَا‬ ْ ‫حا‬ َ ( ‫ قَ َرأ َ فِى ا ْلعِي َدي ِْن ب‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ِير أَنَّ النَّبِ َّى‬
ِ ِّ‫س ِب‬ ٍ ‫بن بَش‬ ِ ‫عَنْ نُ ْع َمان‬
‫ا ْل ُج ُمعَ ِة قَ َرأَهُ َما جَمِ يعا‬

Dari Nu’man bin Basyir bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam shalat dua ‘Ied (hari raya)
ُ ‫س َم َربِِّكَ األ َ ْعلَى) َو ( َه ْل أَت َاكَ َحد‬
ِ ‫ِيث ا ْلغَا‬
membaca (‫شيَ ِة‬ ْ ‫ح ا‬
ِ ِّ‫س ِب‬
َ ) sabbihisma rabbikal a’la dan hal ataaka hadiitsul
ghoosyiyah. Dan jika bertepatan dengan hari Jum’at maka beliau membaca kedua-duanya semua. (Hadits
Riwayat Ahmad).

Dalam praktek sekarang, biasanya imam shalat Jum’at juga membaca dua surat itu (Al-A’la dan Al-
Ghasyiyah). Ayat-ayat itu menegaskan tentang pedihnya adzab di akherat akibat kufur dan mementingkan
kehidupan dunia, sebaliknya betapa ni’matnya surga di akherat bagi yang beriman dengan beramal shalih,
sholat, zakat, mensucikan jiwanya, mengingat Allah dan sebagainya.

Namun karena dari awal tujuan kebanyakan manusia sejak disekolahkannya anak-anak kita itu untuk nantinya
biar mampu cari makan dan punya gengsi, maka pandangan hidup rata-rata masyarakat ini hanya tertuju pada
materi, kesenangan sesaat di dunia ini. Hingga apa-apa hanya diukur dengan materi. Ukuran yang dipakai di
masyarakat bukan ukuran dari Al-Qur’an dan As-Sunnah tetapi ukuran materi. Semuanya diukur dengan
banyak atau sedikitnya harta. Hingga yang disebut sukses oleh masyarakat jauh berbeda dengan sukses
menurut Al-Qur’an.

Khabar-khabar gembira ramadhan dan praktek Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam itu adalah menjuruskan ke
akherat. Agar pandangan ummat ini terfokus bahwa kesuksesan yang sejati itu adalah kesuksesan akherat.
Bukan dunia. Sayangnya, walau sudah banyak diperingatkan dengan ayat-ayat dan contoh dari Nabi saw,
namun pandangan manusia tampaknya dalam mengejar kesuksesan itu ukuran suksesnya adalah sukses dunia,
yang pandangan itu sejatinya tak lebih dari hanya mengikuti Qarun (Lihat QS Al-Qashash: 79) atau bahkan
Fir’aun.

Semoga Allah melindungi kita semua dari hal yang demikian. Aamiin. (Hartono Ahmad Jaiz)

(nahimunkar.com)

(Dibaca 3.099 kali, 2 untuk hari ini)

Ahli Bidah

diakhirat dibuat lelah ( Dari proses Kematian-Khubur-Mahsyar-Sidang-Shirot-Neraka)

Dhori, Makan yg dihidangkan dan mereka merasa rendah dan minta dimatikan

Dhori, Jenis tumbuhan berduri dan beracun yg tidak disukai hewan

Ghislin ( Haqoh), Cairan yg keluar dari penghuni neraka jahanam yg dimakan

Zaqum,

Kompromikan 3 Jenis makanan, Ada penghuni neraka yg makan Dhori, Ghislin, Jamum ( Bertingkat)

Atau Makanan berjenis kadang Dhori, Ghislin, Zaqum lapar dan harus dimakan meskipun kesakitan sprt
org yng diaputasi

Anda mungkin juga menyukai