Anda di halaman 1dari 8

FILSAFAT PANCASILA

Filsafat adalah salah satu bentuk rasa cinta kita terhadap suatu kebijaksanaan dalam
menanggapi segala sesuatu yang telah ada dan tidak perlu ditentang lagi. Lalu untuk apakah
kita perlu berfilsafat? Tentu saja kita perlu berfilsafat, sebagaimana yang kita ketahui bahwa
pada dasarnya manusia adalah makhluk hidup yang memiliki akal sehat untuk berpikir dan
selalu berusaha untuk mengetahui segala sesuatu dan tidak mau menerima begitu saja, selalu
ingin mengetahui apa yang dilihat dan diamati, dan akan selalu dipertanyakan dan dianalisis
atau dikaji. Maka dari itu sangat perlu manusia mempelajari dan mengetahui makna dari
Filsafat yang dapat digunakan sebagai suatu sistem untuk mengatasi permasalahan yang
tercakup diatas.

Ada tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yaitu keheranan, kesangsian,
dan kesadaran atas keterbatasan. (Buku filsafat pendidikan Unimed Press:9-10). Filsafat
memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Setidaknya ada tiga peran
utama yang dimiliki yaitu sebagai pendobrak, pembebas, dan pembimbing.(Rapar dalam
Surajiyo,2008:17-18).

Pancasila yang terdiri atas lima Sila pada hakikatnya merupakan system filsafat.
Sistem yang dimaksud dalam halini adalah satu-kesatuan bagian-bagian yang saling
berhubungan, saling bekerja sama untuk satu tujuan tertentu, yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
1. Satu kesatuan bagian-bagian.
2. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri.
3. Saling berhubungan, saling ketergantungan.
4. Kesemua dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama (tujuan sistem).
5. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks

Sila-sila dalam Pancasila saling berkaitan dan saling berhubungan bahkan saling
menguatkan.Sila yang satu senantiasa dikuatkan oleh sila- silalainnya. Dengan demikian,
Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu sistem.Seperti yang sudah kita ketahui, Pancasila
merupakan ideologi dan dasar dari negara Indonesia. Selain itu, Pancasila juga berfungsi
sebagai sistem filsafat negara. Selanjutnya, hal penting apakah yang kita peroleh dalam
membahas Pancasila itu sendiri ? Kami berpendapat bahwa Pancasila memegang peranan
penting dalam membentuk kepribadian seseorang dari yang buruk menjadi baik. Pancasila
sudah disepakati sebagai Dasar Negara. Artinya, Negara tersebut tidak bias berdiri dan
berjalan tanpa adanya Pancasila. Sama seperti manusia juga yang tidak bias berdiri tegak
dengan sempurna jika tidak ada nilai-nilai Pancasila yang ditanamkan didalam dirinya.
Sekarang yang menjadi pertanyaan, apakah setiap manusia di Republik Indonesia ini sudah
menanamkan makna nilai-nilai Pancasila? Mari kita tarik ke diri kita sendiri terlebih dahulu.
Selanjutnya mari kita membahas apa sebenarnya filsafat Pancasila itu. Filsafat
Pancasila menurut pandangan kami adalah wujud dari rasa cinta secara bijak terhadap nilai-
nilai yang terkandung dalam pancasila itu. Secara epistemologis, filsafat Pancasila juga dapat
diartikan sebagai upaya untuk mencari kebenaran pancasila sebagai suatu sistem
pengetahuan.Filsafat Pancasila secara umum adalah hasil berpikir atau pemikiran yang
sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai
kenyataan, norma-norma dan nilai-nilai yang benar, adil, bijaksana, dan paling sesuai dengan
kehidupan dan kepribadian bangsa Indonesia.Soekarno selalu menyatakan bahwa Pancasila
merupakan filsafat asli Indonesia yang diambil dari budaya dan tradisi Indonesia, serta
merupakan akulturasi budaya India (Hindu-Buddha), Barat (Kristen), dan Arab
(Islam).Filsafat Pancasila menurut Soeharto telah mengalami Indonesianisasi. Semua Sila
dalam Pancasila adalah asli diangkat dari budaya Indonesia dan selanjutnya dijabarkan
menjadi lebih rinci ke dalam butir-butir Pancasila.
Makna setiap nilai dari Pancasila :

1. Makna ke-Tuhanan Yang Maha Esa


a. Pengakuan dan keyakinan bangsa Indonesia terhadap adanya Tuhan yang maha
Esa.
b. Menciptakan sikap taat menjalankan menurut apa yang diperintahkan melalui
ajaran-ajaranNya.
c. Tidak ada paksaan dan memaksakan agama kepada orang lain.
d. Menciptakan pola hidup saling menghargai dan menghormati antar umat
beragama.

2. Makna kemanusiaan yang adil dan beradab


a. Kesadaran sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai- nilai moral dan tuntutan
hati nurani.
b. Pengakuan dan penghormatan akan hak asasi manusia.
c. Mewujudkan kehidupan yang berkeadilan dan berkeadaban.
d. Mengembangkan sikap saling mencintai atas dasar kemanusiaan.
e. Memunculkan sikap tenggang rasa dan tepa selira dalam hubungan sosial.

3. Makna Persatuan Indonesia


a. Mengakui dan menghormati adanya perbedaan dalam masyarakat Indonesia.
b. Menjalin kerja sama yang erat dalam wujud kebersamaan dan kegotongroyongan.
c. Kebulatan tekad bersama untuk mewujudkan persatuan bangsa.
d. Mengutamakan kepentingan bersama diatas pribadi dan golongan.
4. Makna kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
a. Pengakuan bahwa rakyat Indonesia adalah pemegang kedaulatan.
b. Mewujudkan demokrasi dalam kehidupan politik, ekonomi, dan sosial.
c. Pengambilan keputusan mengutamakan prinsip musyawarah mufakat.
d. Menghormati dan menghargai keputusan yang telah dihasilkan bersama.
e. Bertanggung jawab melaksanakan keputusan.

5. Makna keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


a. Keadilan untuk mendapatkan sesuatu yang sudah menjadi haknya.
b. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
c. Menyeimbangkan antara hak dan kewajiban.
d. Saling bekerjasama untuk mendapatkan keadilan.
(Kaelan.2000.Pendidikan Pancasila.Yogyakarta:Paradigma)

Beberapa prinsip yang ditolak oleh kelima Sila Pancasila adalah sebagai berikut :

1. Atheis dan LGBT


Indonesia mengakui adanya 6 agama yakni Islam, Kristen, Katholik, Budha,
Hindu, dan Konghucu. Bahkan di sekolah-sekolah juga diajarkan pendidikan agama.
Namun, ada beberapa kalangan yang tidak mempunyai agama atau tidak mengakui
adanya Tuhan. Perilaku ini tentu bertentangan dengan sila pertama pancasila.Tentunya
hal tersebut sangat berpengaruh pada tingkah laku masyarakat dalam kehidupan
sehari-hari.
Agama berfungsi sebagai pedoman hidup seseorang,bagaimana caranya
bermasyarakat yang baik serta mengetahui batasan – batasan berperilaku. Akibatnya,
ada beberapa orang yang menyetujui atau bahkan melakukan perilaku LGBT. Michael
dkk (Kendal, 1998) mengidentifikasi tiga kriteria dalam menentukan seseorang itu
homoseksual, yaitu :
a. Ketertarikan seksual terhadap orang yang memiliki kesamaan gender dengan
dirinya.
b. Keterlibatan seksual dengan satu orang atau lebih yang memiliki kesamaan gender
dengan dirinya.
c. Mengidentifikasi diri sebagai gay atau lesbian.
Padahal, dalam agama dijelaskan bahwa sepasang suami istri adalah pria dan
wanita bukan wanita dengan wanita atau pria dengan pria.Namun, bukan berarti
seseorang yang tidak memiliki agama pasti LGBT, ada beberapa orang yang
dikatakan memiliki agama namun memilih untuk LGBT. Tentunya, perilaku ini sangat
disayangkan. Bagaimana cara mencegah perilaku LGBT?Pendidikan agama tentunya
sangat berperan dalam hal ini, baik pendidikan formal maupun non formal, sekolah
dan keluarga bahkan pemerintah juga berperan dalam mengatasinya.

2. Terorisme
Pengertian terorisme menurut PERPU Nomor 1 Tahun 2003 yang sekarang
menjadi Undang-undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang pemberantasan tindak pidana
terorisme, disebutkan bahwa yang dimaksudkan dengan tindak pidana terorisme
adalah setiap tindakan dari seseorang yang dengan sengaja menggunakan kekerasan
atau ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut terhadap
publik secara luas. Tindakan dengan cara merampas kemerdekaan atau
menghilangkan nyawa dan harta benda orang lain atau menghancurkan obyek-obyek
vital yang strategis atau fasilitas publik/Internasional tersebut, bahkan dapat
menimbulkan korban yang bersifat massal.
Perilaku teror ini dapat berupa pembunuhan, pembajakan, penghadangan,
penculikan, penyanderaan, perampokan, pembakaran, dan serangan bersenjata.

Di samping ini, ada beberapa contoh yang bertentangan dengan makna kelima Sila Pancasila.

Dalam negara Kesatuan Republik Indonesia ini, banyak terjadi beberapa kasus yang
bertentangan dengan Pacasila sebagai dasar falsafah negara. Misalnya saja, makna nilai Sila
pertama yang berisikan tentang kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan kebebasan
dalam memeluk agama. Contohnya saja pada kasus bom Solo pada Minggu 25 September
2011, terjadi ledakan di Gereja Bethel Injil Kepunton saat selesai ibadah kebaktian kedua
sekitar pukul 09.00-11.00.Dimanakah letak kebebasan beragama yang tercantum dalam Sila
pertama tersebut? Peristiwa ini tentu saja tidak akan terjadi jika ada toleransi dan saling
menghormati diantara umat beragama di Indonesia. Kemudian mesjid yang dibakar di papua
saat melaksankan sholat Id pada tanggal 17 Juli 2015 pukul 07.00 WIT bertempat di lapangan
Makoramil 1702-11. Lalu pembakaran mesjid di Sumatera Utara, yaitu :

1. Pembakaran dan pengrusakan Masjid Nur Hikmah di Dusun Lima Desa Aek Loba
Kecamatan Aek Kuasan, Kabupaten Asahan.
2. Pembakaran dan pengrusakan Masjid Taqwa di Kelurahan Aek Loba, Kecamatan Aek
Kuasan, Kabupaten Asahan.

3. Pembongkaran Masjid Al IKhlas di Jl. Timur No. 23, Kelurahan Perintis, Kecamatan
Medan Timur, Kota Medan.

4. Pembakaran rumah, pengrusakan masjid dan penganiayaan massif di Jl. Kp Melayu,


Selambo, Dusun Tiga, Desa Amplas, Kecamatan Percutseituan, Kabupaten Deli
Serdang, Medan.

5. Pembakarn Masjid Fii Sabilillah di Jl. Lintas Tobasa, Lumban Lowu, Kabupaten Toba
Samosir, Toba Samosir.

6. Pembakaran Masjid Besitang, Desa Selamet, Kecamatan Besitang, Kabupaten


Langkat.

Kemudian pada makna nilai Sila kedua yang berisikan tentang tidak menghendaki
adanya penindasan manusia oleh manusia lain,tindakan kekerasan, tindakan penyalahgunaan
wewenang, yang mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan dan keadaban. Contohnya saja, pada
kasus pembunuhan satu keluarga di Medan, dimana tersangka Andi Lala tega membantai
temannya sendiri yakni Riyanto beserta keluarganya.Hal ini terjadi dikarenakan tersangka
menginginkan harta keluarga korban.Sebelumnya tersangka sudah mempersiapkan 5 buah
parang sebagai alat untuk merampok dan merencanakan pembunuhan sadis itu.Dimanakah
letak kemanusiaan dan peradaban manusia yang tercantum dalam Sila kedua tersebut?
Kejadian tersebut tentu saja tidak akan terjadi jika tidak mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan
dan keadaban.

Lalu pada makna nilai Sila ketiga yang mengandung arti ke Bhinneka Tunggal Ikaan
danprinsip nasionalisme,cinta bangsa dan tanah air. Pada belakangan ini banyak pihak
mayoritas dan minoritas yang berperang, baik dalam fisik ataupun pendapat seperti pada
kasus mantan Gubenur DKI Jakarta Bapak Basuki Tjahaya Purnama atau Pak Ahok yang
menjadi kaum minoritas di Indonesia yang kurang didukung oleh pihak
Mayoritas.Dimanakah letak Bhineka Tunggal Ika yang tercantum dalam Sila ketiga tersebut?
Hal itu tentu saja tidak akan terjadi jika rakyat Indonesia mencintai keberagaman dan bangga
akan persatuan Indonesia.
Selanjutnya pada makna nilai Sila keempat yang mengandung arti Demokrasi
Indonesia.Seperti yang terjadi beberapa waktu yang lalu,banyak para wakil rakyat melakukan
musyawarah dengan mempertontonkan perilaku yang mencemaskan rakyat, ketika
menyelesaikan suatu masalah untuk kepentingan rakyat,perang mulut sampai adu jotos itu di
peragakan didepan kamera.Itulah yang disebut kedewasaan didalam demokrasi,kebebasan
berekspresi dan berpendapat benar-benar memang harus di terapkan oleh anggota
DPR,karena memang DPR itu adalah sebagai wakil rakyat.Hal itu menyimpang dari amanat
rakyat.Dimanakah letak Musyawarah yang tercantum dalam Sila keempat itu? Hal itu tentu
saja tidak akan terjadi jika mereka lebih mementingkan kepentingan rakyat dibandingkan
kepentingan diri sendiri.

Dan yang terakhir makna nilai Sila kelima yang mengandung arti perlakuan yang adil
di segala bidang kehidupan terutama didalam bidang politik, ekonomi dan sosial budaya.
Contoh kasus pencurian yang dilakukan nenek Minah di Sidoarjo, Jawa Tengah pada 02
Agustus 2015, ia memetik tiga buah kakao diperkebunan milik PT. Rumpun Sari Antan. Ia di
vonis hakim satu bulan lima belas hari dengan masa pencobaan selama tiga bulan. Sangat
mudah menjerat hukum terhadap orang susah seperti nenek Minah, namun hal ini tak berlaku
bagi para koruptor yang menjabat di negara ini. Sepertinya hukum dinegara ini lancip ke
bawah dan tumpul keatas. Dimanakah letak keadilan yang tercantum dalam Sila kelima? Hal
ini tidak akan terjadi jika penegak hukum tidak melupakan prinsip-prinsip keadilan sosial.

Pancasila sebagai sistem filsafat dapat terwujud apabila seluruh rakyat Indonesia
dapat mengamalkan kelima Sila Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
ESSAY KEWARGANEGARAN

FILSAFAT PANCASILA
DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 6

 LAURA JESISKA SITORUS (4153111040)


 RISTA MORA SIALLAGAN (4151111081)
 RIZA HANINA (4151111082)
 PEGGY PUSPITASARI (4151111071)
 PUTRI KESUMA DARMA (4151111074)
 YENI ERIKA SILABAN (4152111040)

MATEMATIKA DIK D 2015

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2017

DAFTAR PUSTAKA

Kaelan. 2000. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma.

Kendal. 1998. Social Problems in a Diverse Society. Boston : Allyn & Bacon

Purba, Edward dan Yusnadi. 2017. Filsafat Pendidikan. Medan : Unimed Press.

Pasaribu, Payerli. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan Edisi Revisi. Medan : Unimed


Press

Surajiyo. 2008. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia Suatu Pengantar.

Jakarta : Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai