Anda di halaman 1dari 41

STUDI KASUS

SKIZOFRENIA PARANOID PADA IBU RUMAH TANGGA


DENGAN FAKTOR RISIKO EKSTERNAL DITINJAU
MELALUI PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA
DI PUSKESMAS KECAMATAN KEMAYORAN

KELOMPOK 1
Disusun oleh:

Atika Lailana Qomarianty


(1102014047)

Pembimbing:

dr. Yusnita, M.Kes, DipIDK

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JANUARI 2019
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul “SKIZOFRENIA


PARANOID PADA IBU RUMAH TANGGA DENGAN FAKTOR RISIKO
EKSTERNAL DITINJAU MELALUI PENDEKATAN KEDOKTERAN
KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN KEMAYORAN” ini telah
disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah
satu tugas Kepaniteraan Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

Jakarta, Januari 2019


Pembimbing,

dr. Yusnita, M.Kes, DipIDK

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaykum wa Rahmatullahii wa Barakatuuh


Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur senantiasa kami ucapkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada tim
penulis sehingga laporan Studi Kasus pasien yang berjudul "SKIZOFRENIA
PARANOID PADA IBU RUMAH TANGGA DENGAN FAKTOR RISIKO
EKSTERNAL DITINJAU MELALUI PENDEKATAN KEDOKTERAN
KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN KEMAYORAN” dapat
diselesaikan dengan baik.
Penulisan dan penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas
kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI. Penulis juga berharap agar laporan ini dapat berguna sebagai
salah satu sumber pengetahuan bagi pembaca, terutama pengetahuan tentang Ilmu
Kesehatan Masyarakat mengenai penanganan penyakit dengan pendekatan secara
holistik. Pasien dalam laporan hasil studi kasus ini adalah salah satu pasien dari
Puskesmas Kecamatan Kemayoran ketika penulis ditugaskan di puskesmas tersebut
pada periode 24 Desember 2018 – 25 Januari 2019.
Penyelesain laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen pembimbing,
staf pengajar, dokter dan tenaga medis Puskesmas, serta orang-orang sekitar yang
terkait. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. dr. Yusnita, M.Kes, DipIDK, selaku dosen pembimbing dan koordinator
Kepaniteraan Kedokteran Keluarga bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas YARSI yang telah membimbing dan memberi masukan yang
bermanfaat.
2. dr. Erlina Wijayanti, MPH, DipIDK, selaku kepala bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Universitas YARSI.
3. dr. Dini Widianti, selaku koordinator Kepaniteraan Kedokteran Komunitas
bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas YARSI.

2
4. DR. Rifqatussa’adah, SKM, M.Kes, DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes,
dr. Maya Trisiswati, M.KM selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
5. drg. Lindawati, M.Kes selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Kemayoran.
6. dr. Nurul Inayah dan seluruh tenaga kesehatan Puskesmas Kecamatan
Kemayoran yang telah memberikan bimbingan kepada penulis untuk
kelancaran proses penulisan laporan ini
7. Seluruh rekan sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama
sehingga tersusun laporan ini

Jakarta, Januari 2019

Penulis

3
BAB I
BERKAS PASIEN

1.1. IDENTITAS PASIEN


Nama Puskesmas : Puskesmas Kecamatan Kemayoran
Nama : Ny. H
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 7 Mei 1986
Agama : Islam
Suku : Betawi
Pendidikan Terakhir : Tidak lulus SMA
Status Pernikahan : Menikah
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Jl. Kemayoran Barat 6/6
Jenis Pembayaran : BPJS PBI
Tanggal Pemeriksaan : 4 Januari 2019

1.2 ANAMNESIS
Autoanamnesis : Pada tanggal 4 Januari 2019 pukul 16.00
WIB di Poli Jiwa Puskesmas Kecamatan
Kemayoran
Alloanamnesis : Pada tanggal 8 Januari 2019 di rumah pasien

A. Keluhan Utama
Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan Kemayoran ditemani anaknya
untuk melanjutkan pengobatan
B. Keluhan Tambahan
Pasien kadang-kadang merasa sulit tidur
C. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien Ny. H, 33 tahun, datang ke Puskesmas Kecamatan
Kemayoran ditemani anaknya pada tanggal 04 Januari 2019 untuk
4
melanjutkan pengobatan. Pasien merasa sudah ada perbaikan dalam dirinya.
Namun terkadang pasien merasa sulit tidur dikarenakan kadang-kadang
masih mendengar bisikan yang mengganggunya dan merasa gelisah.
Pasien ingin melanjutkan pengobatannya agar bisikan yang didengar
bisa hilang sempurna dan tidak mengalami kesulitan tidur. Pasien khawatir
apabila ia tidak meneruskan pengobatan, pasien akan kambuh dan tidak
dapat mengurus anaknya kembali. Pasien berharap penyakit yang
dialaminya ini dapat terkontrol sehingga tidak perlu dirawat inap seperti
sebelumnya dan agar keluhan yang dirasakan hilang dengan sempurna.
Pasien dan keluarga awalnya menganggap penyakit ini merupakan
kejadian magis yang dikirimkan seseorang yang tidak menyukainya
sehingga hanya dibawa ke “orang pintar”. Namun setelah tidak ada
perubahan, pasien berobat ke dokter, lalu setelah mengonsumsi obat pasien
mulai menganggap kalau penyakitnya merupakan gangguan medis dan
merupakan cobaan dari Allah SWT yang harus ia lalui. Sebelum sakit pasien
sangat jarang beribadah baik sholat 5 waktu atau pun membaca Al-Quran,
namun setelah sakit pasien menjadi sedikit rajin beribadah dan selalu berdoa
untuk kesembuhannya.
D. Riwayat Gangguan Dahulu
1. Gangguan Psikiatri
Keluhan pertama kali dirasakan pada tahun 2004 saat pasien bercerai
dengan suami pertama pasien. Pasien menjadi sering bengong, tidak dapat
melakukan aktivitas apa pun sendiri, terkadang berbicara sendiri, sering
mendengar bisikan seperti orang mengobrol, mengomentari dirinya, dan
menyuruh pasien untuk pergi dari rumah. Pasien juga sering mencium bau
darah yang tidak tahu dari mana asalnya. Saat itu keluarga pasien tidak
mengerti keadaan pasien sehingga membawa pasien ke “orang pintar”
karena mendengar pendapat dari keluarga besar bahwa pasien telah diguna-
guna oleh seseorang yang tidak menyukainya.
Keluarga pasien mengatakan bahwa selama 5 tahun (2004-2009)
pasien tidak pernah dibawa ke dokter, pasien terkadang terlihat sedikit
5
membaik dengan sendirinya namun untuk melakukan aktivitas sehari-hari
masih perlu bantuan orang lain. Saat tahun 2009, pasien mulai dibawa ke
rumah sakit oleh suami kedua pasien untuk berobat. Selama pengobatan,
pasien mulai dapat terkontrol dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari
dengan mandiri, pasien juga merasa keluhan-keluhannya mulai berkurang.
Pasien mengatakan obat yang diberikan saat itu ada dua macam, namun
pasien tidak ingat nama obatnya. Obat tersebut dua-duanya dimakan dua
kali sehari dan berukuran kecil berwarna putih.
Saat tahun 2013, pasien curiga dengan suaminya bahwa suaminya
selingkuh dari dirinya dan dari istri pertama suaminya. Pasien mengatakan
saat itu ia mendengar bisikan perempuan yang mengatakan bahwa suaminya
sudah tidak cinta lagi padanya. Pasien juga mengatakan bahwa saat pasien
melihat tetangga-tetangganya mengobrol ia merasa bahwa dirinya sedang
dibicarakan karena tetangganya tidak menyukai dirinya. Keluarga pasien
mengatakan bahwa pasien kembali sering berbicara sendiri dan menjadi
sering marah-marah dan mengamuk, sehingga pasien dibawa oleh
keluarganya ke RS Duren Sawit dan dirawat inap selama hampir 1 bulan.
Setelah dirawat, pasien menjadi terkontrol kembali dan rutin berobat
ke rumah sakit. Dikarenakan letak rumah sakit yang agak jauh dari rumah
sehingga pada tahun 2015 pasien mulai berobat ke Puskesmas Kecamatan
Kemayoran.
2. Gangguan Medik
Pasien tidak pernah menderita penyakit medis yang berat hingga
menjalani perawatan di rumah sakit. Tidak terdapat riwayat gangguan
syaraf, kejang/epilepsi, maupun kelainan bawaan. Pasien tidak memiliki
riwayat trauma kepala dan tumor otak.
3. Gangguan Zat Psikoaktif dan Alkohol
Pasien tidak memiliki riwayat konsumsi rokok, alkohol, ataupun zat
adiktif lainnya.

6
E. Riwayat Kehidupan Pribadi
 Riwayat Perkembangan Pribadi
a. Masa Prenatal dan perinatal
Pasien lahir di Jakarta pada tanggal 7 Mei 1986. Pasien
merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara. Pasien merupakan
anak yang direncanakan dan diinginkan. Saat mengandung pasien,
ibunya merasa tidak ada masalah. Pasien lahir spontan dalam
keadaan sehat dan langsung menangis. Ibu pasien tidak ingat berat
pasien saat lahir. Riwayat komplikasi kelahiran, trauma, dan cacat
bawaan disangkal.
b. Masa kanak awal (0-3 tahun)
Pasien diasuh oleh kedua orangtuanya. Selama masa ini, proses
perkembangan dan pertumbuhan sesuai dengan usianya dalam hal
perkembangan berbicara, berjalan, bergerak motorik maupun
sensorik. Pasien tidak pernah mendapat sakit berat, demam tinggi,
kejang, ataupun terjatuh hingga pingsan. Tidak ada kelainan perilaku
yang menonjol.
c. Masa kanak pertengahan (3-11 tahun)
Pasien tergolong anak yang aktif, baik, dan mudah bergaul. Pasien
merupakan anak yang mempunyai beberapa teman dekat di sekolah.
Pasien mengatakan tidak ada keluhan mengikuti pelajaran, patuh,
dan tidak memiliki masalah yang berat saat sekolah. Pasien juga tidak
pernah sakit parah, terjatuh hingga pingsan, demam, maupun kejang
pada masa ini.
d. Masa kanak akhir dan remaja (12-18 tahun)
Prestasi pasien di sekolah baik, tidak pernah tinggal kelas. Pada
saat SMP pasien mengaku memiliki beberapa teman dekat. Ia tidak
pernah terlibat dalam suatu masalah dengan teman maupun tetangga.
Pasien melanjutkan sekolahnya sampai jenjang SMA namun tidak
lulus dikarenakan saat berusia 17 tahun pasien telah menikah.

7
e. Masa dewasa (>18 tahun)
Pasien telah menikah dan semangat dalam bekerja serta mandiri.
 Riwayat Pendidikan
a. SD : Pasien menyelesaikan pendidikan SD tanpa pernah tinggal
kelas.
b. SMP : Pasien menyelesaikan pendidikan SMP tanpa pernah
tinggal kelas.
c. SMA : Pasien tidak menyelesaikan pendidikan SMA.
 Riwayat Pekerjaan
Pada tahun 2002 pasien pernah bekerja sebagai salah satu karyawan
perusahaan konveksi di Jakarta namun beberapa bulan setelah menikah
ia berhenti dari pekerjaannya. Pada tahun 2016, pasien pernah bekerja
di perusahaan percetakan dan berhenti bekerja setelah 1 tahun.
 Kehidupan Beragama
Pasien merupakan penganut agama Islam, namun jarang beribadah
baik sholat 5 waktu atau pun membaca Al-Quran.
 Kehidupan Sosial
Pasien merupakan pribadi yang mampu berinteraksi sosial di
lingkungan sekitarnya.
 Kehidupan Perkawinan
Pasien menikah pertama kali pada tahun 2002 ketika pasien berusia
17 tahun namun bercerai pada tahun 2004 dikarenakan suami
meninggalkan pasien. Dari pernikahan pertama, didapatkan 2 anak,
yaitu 1 anak laki-laki yang lahir pada tahun 2002 dan 1 anak perempuan
yang lahir pada tahun 2004. Pasien menikah kembali pada tahun 2009
dengan laki-laki yang sudah beristri. Dari pernikahan kedua, didapatkan
2 anak perempuan yang lahir pada tahun 2010 dan 2014. Kehidupan
rumah tangga pasien rukun baik dengan suami maupun istri pertama
suami pasien. Namun, pasien tidak tinggal bersama dengan suaminya.
Suami pasien hanya berkunjung ke rumah pasien namun tidak rutin dan
tidak pernah menginap.
8
 Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah berurusan dengan aparat penegak hukum dan
tidak pernah terlibat dalam proses peradilan yang terkait dengan
hukum.
F. Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak kelima dari tujuh bersaudara. Pasien memiliki 4
kakak laki-laki, namun 1 sudah meninggal, dan 2 adik laki-laki. Pasien
merupakan anak perempuan satu-satunya. Saat ini pasien tinggal bersama
ibu, anak, saudara-saudaranya, serta keponakan-keponakannya. Tidak ada
yang memiliki riwayat penyakit seperti pasien di dalam keluarganya.
G. Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupannya
Pasien menyadari bahwa pasien sakit dan ingin berobat serta pasien
mengetahui penyebab pasien sakit apa.
H. Impian, Fantasi, dan Nilai-nilai Pasien
Pasien ingin berguna bagi keluarga dan tidak merepotkan keluarga.
I. Riwayat Kebiasaan
Pasien terbiasa menghabiskan waktunya di dalam rumah. Setiap hari
pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga dan terkadang membantu
kakaknya berdagang bakmi di depan gang rumahnya. Pasien biasanya
makan 3 kali dalam sehari dan mengonsumsi air putih mencapai 7 gelas
sehari. Pasien biasa tidur kurang lebih jam dua belas malam. Pasien tidak
pernah berolahraga.

1.3 STATUS MENTAL


A. DEKSRIPSI UMUM
1. Penampilan
Pasien perempuan berumur 33 tahun dengan penampakan fisik
sesuai dengan usianya. Kulit berwarna coklat. Pasien memiliki rambut
panjang, lurus, dan hitam. Pada saat wawancara, pasien berpakaian rapi
dan bersih. Pasien cukup baik dalam merawat diri dan menjaga
kebersihan.
9
2. Perilaku dan aktivitas psikomotor
a. Selama wawancara: Pasien duduk dengan tenang di hadapan
pemeriksa. Pasien menatap wajah pemeriksa saat diajak berbicara
dan bisa mempertahankannya. Tidak terdapat perlambatan gerakan,
kejang, maupun kekakuan gerakan. Semua pertanyaan dapat dijawab
oleh pasien.
b. Sesudah wawancara: Pasien menjabat tangan pemeriksa saat
diminta bersalaman untuk mengakhiri percakapan, lalu berjalan
keluar ruangan.
3. Sikap terhadap pemeriksa
Selama wawancara pasien menunjukkan kontak mata yang baik dan
bersikap kooperatif dalam menjawab pertanyaan dari pemeriksa.
B. ALAM PERASAAN (EMOSI)
1. Mood : Eutim (saat pemeriksaan)
2. Afek : Luas (saat pemeriksaan)
3. Keserasian : Serasi (saat pemeriksaan)
C. PEMBICARAAN
1. Cara berbicara: Pasien menjawab semua pertanyaan yang diajukan
dengan jelas. Bicara pasien spontan, artikulasi jelas, intonasi jelas, dan
volume keras.
2. Gangguan berbicara: Tidak terdapat hendaya atau gangguan
berbicara.
D. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi:
- Halusinasi auditorik: Pasien kadang-kadang masih mendengar
bisikan.
- Riwayat halusinasi auditorik: berbicara sendiri, sering mendengar
bisikan orang mengobrol, mengomentari dirinya, dan menyuruh
pasien untuk pergi dari rumah serta mendengar bisikan perempuan
yang mengatakan bahwa suaminya sudah tidak cinta lagi padanya.

10
- Riwayat Halusinasi Olfaktori: Pasien sering mencium bau darah
yang tidak tahu dari mana asalnya.
2. Ilusi: Tidak ada
3. Depersonalisasi: Tidak ada
4. Derealisasi: Tidak ada
E. PIKIRAN
1. Arus pikir
Produktivitas : Cukup ide
Kontinuitas : Koheren
Hendaya Bahasa : Tidak ada
2. Isi Pikir
Preokupasi : Tidak ada
Waham :
- Riwayat waham curiga: Pasien curiga dengan suaminya bahwa
suaminya selingkuh dari dirinya dan dari istri pertama suaminya.
- Riwayat waham rujukan: Pasien mengatakan bahwa saat pasien
melihat tetangga-tetangganya mengobrol ia merasa bahwa dirinya
sedang dibicarakan karena tetangganya tidak menyukai dirinya.
Obsesi : Tidak ada
Kompulsi : Tidak ada
Fobia : Tidak ada
F. SENSORIUM DAN KONGNISI
1. Taraf Pendidikan: SMP
2. Pengetahuan Umum: Baik (Pasien mengetahui presiden saat ini
adalah jokowi dan gubernur DKI Jakarta saat ini adalah Anies
Baswedan)
3. Kecerdasan: Baik
4. Konsentrasi: Baik (Pasien dapat menghitung mundur 10-1)
5. Kesadaran: Composmentis
6. Orientasi

11
a. Waktu : Baik (Pasien dapat menyebutkan pemeriksaan pada
sore hari)
b. Tempat : Baik (Pasien tahu bahwa sekarang berada di
puskesmas)
c. Orang : Baik (Pasien dapat mengenal dirinya dan orang
sekitar)
7. Daya Ingat
Jangka Panjang : Baik (Pasien dapat mengingat tanggal kelahiran
pasien)
Jangka Pendek : Baik (Pasien dapat mengingat menu makan paginya
dan kegiatan yang ia lakukan sebelum ke puskesmas)
Segera : Baik (Pasien dapat menyebutkan kembali 3 benda
yang disebutkan oleh pemeriksa)
8. Pikiran abstrak : Baik (Pasien dapat menyebutkan persamaan buah
apel dan jeruk)
9. Visuospasial : Baik (Pasien mampu menggambar jam disertai
angkanya yang diinstruksikan pemeriksa)
10. Kemampuan menolong diri : Baik (Pasien tidak membutuhkan
bantuan orang lain untuk makan, mandi, serta berganti pakaian)
G. PENGENDALIAN IMPULS
Baik, selama pemeriksaan dilakukan pasien bersikap tenang dan tidak
menunjukkan gejala agresif.
H. DAYA NILAI
1. Daya nilai sosial : Baik (pasien bersikap baik kepada perawat dan
dokter, dan terhadap pasien lain yang ada di ruang tunggu)
2. Uji daya nilai : Baik (Pasien mengatakan bahwa permusuhan
adalah hal yang tidak baik)
3. RTA : Terganggu
I. TILIKAN : Derajat 6

J. RELIABILITAS
12
Pemeriksa memperoleh kesan bahwa keseluruhan jawaban pasien dapat
dipercaya.

1.4 PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan Umum: Tampak sakit ringan
2. Kesadaran: Compos Mentis
3. Tanda-tanda Vital
TD: 100/70 mmHg
RR: 20 x/menit
HR: 86 x/menit
Suhu: 36,6 oC
4. Status Generalis
a. Kepala
- Bentuk: Normocephal
- Rambut: Hitam, tidak mudah dicabut
b. Mata : Konjungtiva pucat (-), sklera ikterik (-), refleks
cahaya (+/+) pupil bulat isokor 3/3 mm
c. Mulut : dalam batas normal
d. Telinga : dalam batas normal
e. Leher : Trakea di tengah, pembesaran kelenjar getah bening
(-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
f. Thorax :
- Cor :
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis teraba di sela iga V midklavikula kiri
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : Bunyi jantung I/II reguler, murmur (-), gallop (-)
- Pulmo :
Inspeksi : Pergerakan dada simetris dalam keadaan statis dan
dinamis, tidak terdapat retraksi intercostae dan suprasternal

13
Palpasi : Fremitus taktil dan fremitus vokal simetris kanan
dan kiri, tidak teraba massa, dan pelebaran sela iga
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru, peranjakan paru –
hati (+)
Auskultasi : Vesikuler di seluruh lapang paru, wheezing -/-,
rhonki -/-
g. Abdomen :
Inspeksi : Simetris, kelainan kulit (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), nyeri ketuk (-),
hepatomegali (-), splenomegali (-)
Perkusi : Timpani di semua lapang abdomen, nyeri ketuk (-)
h. Ekstremitas : Akral hangat, edema (-/-/-/-), sianosis (-/-/-/-)
5. Status Gizi
Berat badan : 95 kg
Tinggi badan : 154 cm

IMT = BB (kg) : TB (m)2 = 95 : (1,54)2 = 40 kg/m2


Berdasarkan IMT, maka pasien termasuk obesitas derajat II.

14
BAB II
BERKAS KELUARGA

2.1 Profil Keluarga


2.1.1 Karakteristik Keluarga
A. Identitas Kepala Keluarga: Ibu Pasien bernama Ny. Y berusia 61 tahun.
B. Struktur Komposisi Keluarga:
Kedudukan Keterangan
No Nama dalam Jenis Umur Pendidika Pekerjaa Tambahan
Keluarga Kelami n n
n
1. Ny. Y Kepala P 61 th Lulus SD IRT Ibu Pasien
Keluarga
2. Tn. S Anak L 39 th Lulus SMA Pedagang Saudara
Pasien
3. Ny. F Menantu P 37 th Lulus SMA IRT Saudara Ipar
Pasien
4. An. Cucu L 11 th SD Pelajar Keponakan
M Pasien
5. Ny. H Anak P 33 th Tidak lulus IRT Pasien
SMA
6. An. Cucu L 16 th SMA Pelajar Anak Pasien
FM
7. An. N Cucu P 14 th SMP Pelajar Anak Pasien
8. An. Cucu P 8 th SD Pelajar Anak Pasien
AM
9. An. Cucu P 4 th - - Anak Pasien
SA

15
C. Bentuk Keluarga
Bentuk keluarga ini termasuk ke dalam keluarga extended, karena
pasien tinggal dengan ibunya dan kakaknya yang telah berkeluarga dan
memiliki anak.
D. Tahapan Siklus Keluarga
Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga dikutip dari Duvall
(1984) tahapan siklus keluarga pasien termasuk ke dalam tahap V, yaitu
keluarga dengan anak remaja (anak tertua berumur 13-20 tahun).
E. Dinamika Keluarga
Ny. H tinggal bersama ibunya yang bernama Ny. Y, saudaranya Tn. S,
saudara iparnya Ny. F, keponakannya, dan 4 orang anaknya. Ny. H tidak
tinggal dengan suaminya. Ny. H dan suaminya jarang bertemu karena
suaminya tinggal dengan istri pertamanya, sehingga Ny. H merasa kurang
diperhatikan. Komunikasi antara anggota keluarga serumah terjalin dengan
baik namun komunikasi dengan suami terbilang jarang. Pengambilan
keputusan dalam melakukan sesuatu dilakukan dengan musyawarah
keluarga yang serumah namun jarang melibatkan suami Ny. H.
F. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Biologis
Keluarga ini mampu meneruskan keturunan sebagai generasi
selanjutnya. Ny. H hingga saat ini masih mampu bereproduksi.
b. Fungsi Psikologis
Masing-masing anggota keluarga saling menyayangi. Keluarga Ny.
H memiliki semangat yang tinggi dalam mengurus pasien baik dalam
kegiatan sehari-hari mapun untuk pengobatan. Hubungan antara Ny. H
dengan ibu, saudara, keponakan, dan anaknya sangat dekat. Intensitas
Ny. H bertemu dengan suaminya tergolong jarang. Komunikasi antara
Ny. H dan suami terjalin kurang baik. Apabila Ny. H ada masalah, Ny.
H jarang menceritakannya kepada suami, Ny. H lebih sering bercerita
dengan ibunya. Permasalahan ini menjadi beban pikiran bagi Ny. H
sehingga ia sering menangis.
16
c. Fungsi Sosial
Lingkungan tempat Ny. H tinggal termasuk lingkungan padat
penduduk yang kurang bersih di dalam sebuah gang kecil yang hanya
cukup untuk dilewati 1 motor. Ny. H cukup sering berkomunikasi
dengan tetangga sekitar di waktu senggang.
d. Fungsi Pendidikan
Keluarga Ny. H menyadari akan pentingnya mengenyam pendidikan
setinggi mungkin namun karena terbatasnya biaya mereka tidak mampu
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pendidikan
terakhir Ny. H adalah tidak lulus SMA, Ny. Y adalah lulus SD, Tn. S
dan Ny. F adalah lulus SMA, sementara anak ketiga dan keponakan
pasien Ny. H masih SD, anak kedua Ny. H masih SMP, dan anak
pertama Ny. H masih SMA.
e. Fungsi Ekonomi
Keluarga Ny. H termasuk keluarga dengan ekonomi menengah ke
bawah. Ny. H tidak bekerja. Penghasilan keluarga ini didapat dari
penghasilan Tn. S yang didapatkan per hari melalui berdagang yaitu
Rp250,000,- dan uang per bulan yang diberikan oleh suami Ny. H
sebesar Rp1.500.000,- cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
selama 1 bulan walaupun terkadang pas-pasan. Kebutuhan biaya
berobat keluarga Ny. H menggunakan BPJS.
f. Budaya
Sebagian besar penduduk di sekitar rumah Ny. H adalah suku
betawi. Ny. H dan keluarga juga merupakan suku betawi. Namun ibu
Ny. H merupakan suku Sunda. Keluarga Ny. H dapat tinggal dan
bersosialisasi dengan baik kepada warga sekitar.
g. Fungsi Spiritual
Ibu Ny. H rajin melaksanakan ibadah baik sholat 5 waktu maupun
membaca Al-Quran. Namun selain ibu Ny. H tidak rajin melaksanakan
ibadah. Sebelum sakit, Ny. H sangat jarang beribadah baik sholat 5
waktu atau pun membaca Al-Quran, namun setelah sakit Ny. H menjadi
17
sedikit rajin beribadah dan selalu berdoa untuk kesembuhannya.
Pengajaran agama kepada anak-anak keluarga ini kurang diperhatikan.
G. Genogram

Keterangan:

2.2 Penilaian Satus Sosial dan Kesejahteraan Hidup


2.2.1 Lingkungan Tempat Tinggal
Tabel 2.1 Lingkungan Tempat Tinggal
Status Kepemilikan: Rumah Pribadi Ny. Y

Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan

Luas Rumah: 28 m2 Keluarga Ny. H tinggal di rumah pribadi


bersama ibu, saudara, saudara ipar,
Jumlah penghuni dalam rumah: 9 orang
keponakan, dan anak-anaknya. Rumah
18
Luas halaman rumah: tidak ada, langsung jalan tinggal Ny. H berada dalam lingkungan
gang rumah yang padat. Rumah kurang nyaman
Bertingkat untuk ditempati oleh 9 orang anggota
Lantai rumah: keramik keluarga. Ketersediaan air bersih,
Dinding rumah: tembok jamban keluarga, serta tempat
Jamban keluarga: ada pembuangan sampah kurang baik.
Penerangan listrik: 224 watt
Ketersediaan air bersih: Ada
Tempat pembuangan sampah: Ada

2.2.2 Penilaian Rumah Sehat


Tabel 2.2 Penilaian Rumah Sehat
NO KOMPONEN KRITERIA NILAI BOBOT NxB
(N) (B)
RUMAH YG
DINILAI
KOMPONEN RUMAH
31

1 Langit-langit a. Tidak ada 0


b. Ada, kotor, sulit dibersihkan, dan rawan 1 1 31
kecelakaan
c. Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 2
2 Dinding a. Bukan tembok (terbuat dari anyaman 1
bambu/ilalang)
b. Semi permanen/setengah tembok/pasangan bata 2
atau batu yang tidak diplester/papan yang tidak
kedap air
c. Permanen (Tembok/pasangan batu bata yang 3 3 93
diplester) papan kedap air.
3 Lantai a. Tanah 0
b. Papan/anyaman bambu dekat dengan 1
tanah/plesteran yang retak dan berdebu.
c. Diplester/ubin/keramik/papan (rumah panggung). 2 2 62
4 Jendela kamar tidur a. Tidak ada 0

19
NO KOMPONEN KRITERIA NILAI BOBOT NxB
(N) (B)
RUMAH YG
DINILAI
b. Ada 1 1 31
5 Jendela ruang keluarga a. Tidak ada 0
b. Ada 1 1 31
6. Ventilasi a. Tidak ada
b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas lantai 1 1 31
c. Ada, lubang ventilasi > 10% dari luas lantai 2
7 Lubang asap dapur a. Tidak ada 0
b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas lantai 1 1 31
dapur
b. Ada, lubang ventilasi dapur > 10% dari luas lantai 2
dapur asap keluar dengan sempurna) atau ada
exhaust fan atau ada peralatan lain yang sejenis.
8 Pencahayaan a. Tidak terang, tidak dapat dipergunakan untuk 0
membaca
b. Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk 1 1 31
membaca dengan normal
c. Terang dan tidak silau sehingga dapat 2
dipergunakan untuk membaca dengan normal

II SARANA SANITASI 25
1 Sarana Air Bersih a. Tidak ada 0
(SGL/SPT/PP/KU/PAH). b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi 1
syarat kesh.
c. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesh. 2
d. Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat 3
kesehatan
e. Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat kesh. 4 4 100
2 Jamban (saran pembua- a. Tidak ada. 0
ngan kotoran). b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, disalurkan 1
ke sungai / kolam
c. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, disalurkan ke 2
sungai atau kolam
d. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, septic tank 3

20
NO KOMPONEN KRITERIA NILAI BOBOT NxB
(N) (B)
RUMAH YG
DINILAI
e. Ada, leher angsa, septic tank. 4 4 100

3 Sarana Pembuangan a. Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur di 0


halaman
Air Limbah (SPAL) b. Ada, diresapkan tetapi mencemari sumber air 1
(jarak sumber air dan jarak dengan sumber air <10
m)
c. Ada, dialirkan ke selokan terbuka 2 2 50
d. Ada, diresapkan dan tidak mencemari sumber air 3
(jarak dengan sumber air > 10m).
e. Ada, dialirkan ke selokan tertutup (saluran kota) 4
untuk diolah lebih lanjut)

4 Saran Pembuangan a. Tidak ada 0


Sampah/Tempat Sampah b. Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutup 1 1 25
c. Ada, kedap air dan tidak bertutup 2
d. Ada, kedap air dan bertutup. 3

III PERILAKU
44
PENGHUNI

1 Membuka Jendela a. Tidak pernah dibuka 0 0


Kamar Tidur b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari dibuka 2

2 Membuka jendela a. Tidak pernah dibuka 0


Ruang Keluarga b. Kadang-kadang 1 1 44
c. Setiap hari dibuka 2

3 Mebersihkan rumah a. Tidak pernah 0


dan halaman b. Kadang-kadang 1 1 44
c. Setiap hari 2
4 Membuang tinja bayi a. Dibuang ke sungai/kebun/kolam sembarangan 0

21
NO KOMPONEN KRITERIA NILAI BOBOT NxB
(N) (B)
RUMAH YG
DINILAI
dan balita ke jamban b. Kadang-kadang ke jamban 1
c. Setiap hari dibuang ke jamban 2 2 88
5 Membuang sampah a. Dibuang ke sungai / kebun / kolam sembarangan 0
pada tempat sampah b. Kadang-kadang dibuang ke tempat sampah 1 1 44
c. Setiap hari dibuang ke tempat sampah. 2
TOTAL HASIL PENILAIAN 836

Keterangan:
Hasil Penilaian: Nilai x Bobot
I. Komponen Rumah = 11 x 31 = 341
II. Sarana Sanitasi = 11 x 25 = 275
III. Perilaku penghuni = 5 x 44 = 220
Total = 836
Kriteria
1. Rumah Sehat : 1.068 – 1.200
2. Rumah Tidak Sehat : < 1068
Kesimpulan: Rumah Ny. H (total skor 836) termasuk dalam
kategori rumah tidak sehat dengan kurangnya 3 faktor yang medukung
rumah sehat, yaitu komponen fisik rumah, sarana sanitasi, dan perilaku
penghuni.
2.2.3. Kepemilikan barang - barang berharga
 Kendaraaan: Tidak ada
 Elektronik: 1 buah televisi, 5 buah kipas angin
 Peralatan Rumah Tangga: 1 buah kompor gas, 1 buah kulkas, 1
buah setrikaan, 1 buah rice cooker, 1 buah dispenser.

22
2.2.4. Denah Rumah

Gambar 2.1 Denah Rumah

2.3 Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga


2.3.1 Perilaku terhadap Sakit dan Penyakit
Jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit, keluarga ibu Ny. H
selalu berobat ke Puskesmas Kecamatan Kemayoran karena harganya yang
terjangkau dan juga karena tempatnya yang tidak jauh dari rumah.
2.3.2 Perilaku terhadap Pelayanan Kesehatan
Seluruh anggota keluarga Ny. H sudah memakai kartu Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dalam pengobatan. Jarak dari rumah
ke puskesmas terjangkau dengan menggunakan kendaraan umum. Keluarga
Ny. H merasa cukup puas dengan pelayanan puskesmas.
2.3.3 Perilaku terhadap Makanan
Keluarga Ny. H memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari. Menu
makanan biasanya dimasak sendiri di rumah. Untuk bahan makanan yang
23
akan diolahnya Ny. H membelinya dari pasar tradisional. Keluarga Ny. H
tidak melarang anak-anak di keluarganya untuk mengonsumsi jajanan
sembarangan yang dijual di sekitar rumah. Keluarga Ny. H juga tidak selalu
mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.
2.3.4 Perilaku terhadap Lingkungan Kesehatan
Keluarga Ny. H tinggal di rumah milik pribadi yang berada di
lingkungan yang padat. Rumah tersebut terasa kurang nyaman untuk
ditempati sembilan orang anggota keluarga. Ny. H selalu menjaga
kebersihan rumahnya, menurutnya jika lingkungan tidak bersih beresiko
untuk menjadi sarang penyakit. Untuk kegiatan bersih-bersih rumah
dilakukan bergiliran pada setiap anggota keluarga yang tinggal di rumah.

2.4 Sarana Pelayanan Kesehatan


Tabel 2.3 Pelayanan Kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai pusat Angkutan umum Letak Puskesmas
pelayanan kesehatan Kecamatan cukup dekat
dari tempat tinggal pasien.
Tarif pelayanan kesehatan Tanpa biaya Untuk biaya pengobatan
murah karena ditanggung
oleh BPJS
Kualitas pelayanan Cukup memuaskan -
kesehatan

2.5 Pola Konsumsi Makan Keluarga


2.5.1 Kebiasaan Makan
Keluarga Ny. H makan sebanyak 3 kali sehari; makan pagi, siang,
malam hari dengan menu makanan yang bervariasi dan dimasak sendiri dan
kadang membeli di warung makan. Menu makanan seperti ikan, tempe,
tahu, telur, sayuran dan sesekali mengonsumsi ayam. Keluarga Ny. H juga
sesekali memakan snack di pagi atau sore hari. Keluarga Ny. H jarang
mengonsumsi buah-buahan dan susu.

24
2.5.2 Penerapan Pola Gizi Seimbang
Menu makanan keluarga Ny. H setiap harinya yaitu nasi, ikan, telur,
tahu, tempe, sayuran dan jarang menyantap buah. Ada pun 10 pesan gizi
seimbang departemen kesehatan adalah:
1. Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan
2. Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan
3. Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein
tinggi
4. Biasakan mengonsumsi aneka ragam makanan pokok
5. Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak
6. Biasakan Sarapan
7. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman
8. Biasakan membaca label pada kemasan pangan
9. Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir
10. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan
normal
Dari 10 pesan gizi seimbang pasien belum memenuhi gizi seimbang
tersebut karena pada poin 1, 2, 5, 8, 9, dan 10 pasien belum memenuhi kriteria
tersebut.

Tabel 2.4 Food Recall Tanggal 5 Januari 2019


Waktu Nama Masakan Bahan Berat (g) URT Energi Protein Lemak Karbohidrat
Makanan (kkal) (g) (g) (g)
Pagi Nasi Goreng Nasi 100 3/4 gls 175 4 - 40
Telur ayam 55 1 btr 75 7 5 -
Minyak 10 2 sdt 100 - 10 -
goreng
Subtotal 350 11 15 40
Snack - - - - - - -
pagi
Siang Nasi Nasi 200 1 1/2 gls 350 8 - 80
Ikan lele goreng Ikan lele 80 1 ekor sdg 100 14 4 -

25
Waktu Nama Masakan Bahan Berat (g) URT Energi Protein Lemak Karbohidrat
Makanan (kkal) (g) (g) (g)
Minyak 10 2 sdt 100 - 10 -
goreng
Tumis Sawi Sawi 100 25 1 - 5
Minyak 10 2 sdt 100 - 10 -
goreng
Subtotal 675 23 24 85
Snack Pisang goreng Pisang kepok 180 4 bh 200 - - 48
siang keju
Tepung 100 10 sdm 350 8 - 80
Terigu
Gula 13 1 sdm 50 - - 12
Minyak 15 3 sdt 150 - 15 -
goreng
Keju 35 1 ptg kcl 125 7 6 10
Subtotal 875 15 21 150
Malam Nasi Nasi 100 ¾ gls 175 4 - 40
Tempe Goreng Tempe 50 2 ptg sdg 75 5 3 7
Minyak 10 2 sdt 100 - 10 -
goreng
Sayur Bening Bayam 100 25 1 - 5
Jagung 100 25 1 - 5
Minyak 2,5 ½ sdt 25 - 2,5 -
Subtotal 425 11 15,5 57
Total 2.325 60 75,5 332

Tabel 2.5 Food Recall Tanggal 6 Januari 2019


Waktu Nama Masakan Bahan Berat (g) URT Energi Protein Lemak Karbohidrat
Makanan (kkal) (g) (g) (g)
Pagi Nasi uduk Nasi 100 3/4 gls 175 4 - 40
Santan 40 1/3 gls 50 - 5 -
Orek tempe Tempe 50 2 ptg sdg 75 5 3 7
Minyak 10 2 sdt 100 - 10 -
goreng
Bihun Bihun 50 ½ gls 175 4 - 40

26
Waktu Nama Masakan Bahan Berat (g) URT Energi Protein Lemak Karbohidrat
Makanan (kkal) (g) (g) (g)
Minyak 10 2 sdt 100 - 10 -
goreng
Subtotal 675 13 28 87
Snack Biskuit Biskuit 40 4 bh bsr 175 4 - 40
pagi
Subtotal 175 4 - 40
Siang Nasi Nasi 200 1 1/2 gls 350 8 - 80
Ikan tongkol Ikan tongkol 40 1 ptg sdg 50 7 2 -
goreng
Minyak 10 2 sdt 100 - 10 -
goreng
Subtotal 500 15 12 80
Snack Singkong goreng Singkong 120 1 ½ ptg 175 4 - 40
siang
Minyak 15 3 sdt 150 - 15 -
goreng
Subtotal 325 4 15 40
Malam Nasi Nasi 100 ¾ gls 175 4 - 40
Tahu Goreng Tahu 110 1 bj bsr 75 5 3 7
Minyak 10 2 sdt 100 - 10 -
goreng
Tempe goreng Tempe 50 2 ptg sdg 75 5 3 7
Minyak 10 2 sdt 100 - 10 -
goreng
Subtotal 525 14 26 54
Total 2.200 50 81 301

Tabel 2.6 Food Recall Tanggal 7 Januari 2019


Waktu Nama Masakan Bahan Berat (g) URT Energi Protein Lemak Karbohidrat
Makanan (kkal) (g) (g) (g)
Pagi Nasi Nasi 100 3/4 gls 175 4 - 40
Telur dadar Telur ayam 110 2 btr 150 14 10 -
Minyak 15 3 sdt 150 - 15 -
goreng

27
Waktu Nama Masakan Bahan Berat (g) URT Energi Protein Lemak Karbohidrat
Makanan (kkal) (g) (g) (g)
Daun 100 25 1 - 5
bawang
Subtotal 500 19 25 45
Snack - - - - - - -
pagi
Siang Nasi Nasi 200 1 1/2 gls 350 8 - 80
Tahu goreng Tahu 110 1 bj bsr 75 5 3 7
Minyak 10 2 sdt 100 - 10 -
goreng
Sayur asem Kacang 100 25 1 - 5
panjang
Labu siam 100 25 1 - 5
Jagung muda 100 25 1 - 5
Nangka 100 50 3 - 10
muda
Kacang 15 2 sdm 75 5 3 7
tanah
Pepaya muda 100 25 1 - 5
Daun 100 50 3 - 10
melinjo
Buah 100 50 3 - 10
melinjo
Subtotal 850 31 16 144
Snack - - - - - - - -
siang
Malam Nasi Nasi 100 ¾ gls 175 4 - 40
Sate ayam Daging ayam 80 2 ptg sdg 100 14 4 -
Kacang 15 2 sdm 75 5 3 7
tanah
Minyak 10 2 sdt 100 - 10 -
goreng
(untuk
kacang
tanah)
Subtotal 450 23 17 47

28
Waktu Nama Masakan Bahan Berat (g) URT Energi Protein Lemak Karbohidrat
Makanan (kkal) (g) (g) (g)
Total 1.800 73 58 236

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa pasien mendapat total kalori per
hari:
Tanggal 5 Januari 2019: 2.325 kkal
Tanggal 6 Januari 2019: 2.200 kkal
Tanggal 7 Januari 2019: 1.800 kkal
Rata-rata asupan kalori pasien selama 3 hari adalah 2.108 kkal.
Keterangan:
Rata-rata asupan kalori yang dikonsumsi selama 3 hari adalah 2.108 kkal,
dengan rata-rata asupan harian untuk karbohidrat 289,7 g, protein 61 g, dan
lemak 71,5 g.
 Perhitungan status gizi Ny. H
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 33 thn
BB : 95 kg
TB : 154 cm
IMT : BB (kg) : TB (m)2 = 40; status gizi: obesitas derajat II.
 Cara menghitung berat badan ideal (BBI) perempuan, menurut Broca adalah:
Berat Badan Ideal (kg) = TB – 100 (pasien usia < 40 tahun)
= 154 – 100 = 54 kg
 Kebutuhan Kalori Basal (KKB) berdasarkan rumus Broca adalah:
KKB = BBI x 25 kkal
KKB = 54 x 25 kkal = 1.350 kkal/hari
 Koreksi atau Penyesuaian:
- Aktivitas ringan + 10% = 1.350 kkal x 10% = + 135 kkal
- BB obesitas – 20% = 1.350 kkal x 20% = - 270 kkal
 Total kebutuhan kalori per hari = KKB + Koreksi aktivitas ringan – Koreksi
BB obesitas = 1.350 + 135 – 270 = 1.215 kkal

29
 Kebutuhan zat gizi:
- Karbohidrat : 60% x 1.215 kkal = 729 kkal
- Protein : 15% x 1.215 kkal = 182,25 kkal
- Lemak : 25% x 1.215 kkal = 303,75 kkal
 Interpretasi terhadap food recall pasien:
Setelah menghitung kebutuhan kalori, juga dengan melihat food recall
pasien selama 3 hari sebelum dilakukan home visit maka disimpulkan bahwa
setiap harinya menu makan pasien lebih dari jumlah energi/kalori yang
dibutuhkan setiap harinya namun belum mencakupi gizi seimbang.

2.6 Pola Dukungan Keluarga


a. Faktor Pendukung Terselesaikannya Masalah Dalam Keluarga
1. Ny. H sadar akan penyakit yang dideritanya
2. Keluarga Ny. H memiliki BPJS sehingga tidak dikenakan biaya untuk
berobat
3. Keluarga Ny. H mendukung ia untuk minum obat teratur
4. Lokasi rumah Ny. H dekat dengan puskesmas yang memudahkan
keluarga untuk mendapatkan akses layanan kesehatan baik, dapat
dijangkau dengan menggunakan kendaraan umum
5.
b. Faktor Penghambat Terselesaikannya Masalah Dalam Keluarga
1. Ny. H jarang bertemu dan berkomunikasi dengan suaminya
2. Suami Ny. H tidak pernah menemani Ny. H untuk pergi kontrol ke
poli jiwa

2.7 Identifikasi Permasalahan yang Didapatkan dalam Keluarga


Ada beberapa permasalahan yang dapat ditemukan pada keluarga ini yaitu:
1. Di dalam keluarga, selain ibu dari Ny. H tidak rajin melaksanakan
ibadah baik sholat 5 waktu atau membaca Al-Quran
2. Ny. H tidak tinggal bersama dengan suaminya dan jarang bertemu serta
berkomunikasi sehingga Ny. H merasa kurang diperhatikan dan apabila
30
Ny. H ada masalah, Ny. H jarang bercerita kepada suaminya
3. Ny. H tidak pernah berolahraga
4. Keluarga Ny. H tinggal di lingkungan yang padat penduduk dan kurang
bersih
5. Rumah keluarga Ny. H tidak memenuhi kriteria rumah sehat yang
terlihat dari hasil penilaian kriteria rumah sehat dimana jumlah nilai
yang didapat di bawah kategori rumah sehat dan rumah tersebut terasa
kurang nyaman untuk ditempati sembilan orang anggota keluarga
6. Keluarga Ny. H menyadari akan pentingnya mengenyam pendidikan
setinggi mungkin namun karena terbatasnya biaya (termasuk keluarga
dengan ekonomi menengah ke bawah) mereka tidak mampu untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
7. Keluarga Ny. H tidak melarang anak-anak di keluarganya untuk
mengonsumsi jajanan sembarangan yang dijual di sekitar rumah
8. Keluarga Ny. H juga jarang mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan
9. Keluarga Ny. H jarang mengonsumsi buah-buahan dan susu
10. Keluarga Ny. H belum menerapkan 10 pesan gizi seimbang

BAB III

31
DIAGNOSIS HOLISTIK

3.1 Aspek Personal


1. Alasan Kedatangan:
 Melanjutkan pengobatan untuk menghilangkan keluhan sulit tidur dan
bisikan yang terkadang masih terdengar.
2. Kekhawatiran:
 Khawatir apabila tidak meneruskan pengobatan, maka akan kambuh
dan tidak dapat mengurus anaknya kembali.
3. Harapan:
 Penyakit yang dialaminya dapat terus terkontrol sehingga tidak perlu
dirawat inap seperti sebelumnya.
4. Persepsi medis:
 Awalnya pasien menganggap penyakit ini merupakan kejadian magis
yang dikirimkan seseorang yang tidak menyukainya. Namun setelah
berobat ke dokter, pasien mulai menganggap kalau penyakitnya
merupakan gangguan medis.
5. Aspek religi:
 Pasien percaya bahwa penyakitnya ini merupakan cobaan dari Allah
SWT yang harus ia lalui. Sebelum sakit pasien sangat jarang
beribadah baik sholat 5 waktu atau pun membaca Al-Quran, namun
setelah sakit pasien menjadi sedikit rajin beribadah dan selalu berdoa
untuk kesembuhannya.

3.2 Aspek Klinis


Diagnosis Kerja: F20.0 Skizofrenia Paranoid
Diagnosis Banding: F25 Gangguan Skizoafektif

3.3 Aspek Internal


1. Genetik: Tidak ada
2. Kebiasaan:
32
 Pasien belum menerapkan 10 pesan gizi seimbang
 Pasien jarang mengonsumsi buah-buahan
 Pasien jarang mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
 Pasien tidak pernah berolahraga

3.4 Aspek Eksternal (Psikososial)


1. Keadaan rumah pasien yang termasuk kategori rumah tidak sehat
2. Suami pasien jarang bertemu dan berkomunikasi dengan pasien serta
tidak pernah menemani pasien untuk pergi kontrol ke poli jiwa
3. Selain ibu dari pasien, keluarga pasien tidak rajin melaksanakan ibadah
baik sholat 5 waktu atau membaca Al-Quran

3.5 Aspek Fungsional


Digolongkan pada tingkat ke 1 berdasarkan urutan ICPC, yaitu pasien
masih dapat melakukan aktivitas sehari-harinya tanpa bantuan orang lain.

33
3.6 Rencana Penatalaksanaan
Tabel 3.1 Rencana Penatalaksanaan
Aspek Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang di Harapkan Follow Up
Aspek  Alasan Kedatangan:  Menjelaskan kepada Pasien Pada saat  Pasien memahami  Pasien sudah mengerti
Personal Melanjutkan pengobatan untuk pasien mengenai home visit dengan baik tentang tentang penyakit yang
menghilangkan keluhan sulit penyakitnya, yaitu faktor- penyakit yang sedang dialaminya dan
tidur dan bisikan yang terkadang faktor yang dapat dideritanya dan mengerti apa saja
masih terdengar menyebabkan terjadinya mengetahui faktor- faktor yang dapat
penyakit tersebut serta faktor yang dapat menyebabkannya serta
gejala akibat yang terjadi menyebabkan gejala akibat yang
dari penyakitnya tersebut terjadinya penyakit terjadi dari
tersebut serta gejala penyakitnya tersebut
akibat yang terjadi dari
penyakitnya tersebut
 Kekhawatiran:  Menjelaskan kepada Pasien Pada saat  Pasien tidak khawatir  Pasien tidak khawatir lagi
Khawatir apabila tidak pasien pentingnya rutin home visit dan menjadi lebih dengan kemungkinan
meneruskan pengobatan, maka kontrol kesehatannya ke tenang dan rutin kontrol kekambuhannya serta
akan kambuh dan tidak dapat poli jiwa di puskesmas kesehatannya ke poli bersedia rutin kontrol
mengurus anaknya kembali karena risiko kekambuhan jiwa di Puskesmas kesehatannya ke poli jiwa
dapat dicegah apabila Kemayoran serta di Puskesmas Kemayoran
diobati secara teratur serta minum obat secara dan minum obat secara
dengan adanya dukungan teratur teratur
keluarga

 Harapan:  Menjelaskan kepada Pasien Pada saat  Pasien mengetahui  Pasien rutin meminum
Penyakit yang dialaminya dapat pasien bahwa penyakitnya home visit bahwa bahwa obat secara teratur
terus terkontrol sehingga tidak dapat terkontrol dan penyakitnya dapat
keluhan yang dirasakan terkontrol dan keluhan

34
Aspek Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang di Harapkan Follow Up
perlu dirawat inap seperti dapat berkurang apabila yang dirasakan dapat
sebelumnya rutin meminum obat secara berkurang apabila rutin
teratur meminum obat secara
teratur
 Persepsi Medis:  Menjelaskan kepada Pasien Pada saat  Pasien mengetahui  Pasien mengerti bahwa
Awalnya pasien menganggap pasien bahwa penyakitnya home visit bahwa penyakitnya ini penyakitnya ini
penyakit ini merupakan kejadian ini bukan merupakan bukan merupakan disebabkan akibat stress
magis yang dikirimkan kejadian magis, melainkan kejadian magis, saat perceraian pada
seseorang yang tidak gangguan medis bagian melainkan gangguan pernikahan pertamanya
menyukainya. Namun setelah kejiwaan akibat beberapa medis bagian kejiwaan
berobat ke dokter, pasien mulai faktor, dalam kasus ini akibat beberapa faktor,
menganggap kalau penyakitnya ialah faktor lingkungan dalam kasus ini ialah
merupakan gangguan medis yaitu pengalaman stress faktor lingkungan yaitu
saat perceraian pada pengalaman stress saat
pernikahan pertama pasien perceraian pada
pernikahan pertama
pasien
 Aspek Religi:  Memotivasi pasien untuk Pasien Pada saat  Pasien sabar dan ikhlas  Pasien sudah sabar dan
Pasien percaya bahwa selalu ber-Khusnuzon dan home visit terhadap apa yang ikhlas terhadap apa yang
penyakitnya ini merupakan ikhlas serta sabar terhadap terjadi terjadi
cobaan dari Allah SWT yang apa yang terjadi  Pasien rajin  Pasien masih belum rajin
harus ia lalui. Sebelum sakit  Memotivasi pasien untuk melaksanakan ibadah melaksanakan ibadah
pasien sangat jarang beribadah rajin melaksanakan Ibadah sholat 5 waktu, sholat 5 waktu dan
baik sholat 5 waktu atau pun sholat 5 waktu, membaca membaca Al-Quran, membaca Al-Quran,
membaca Al-Quran, namun Al-Quran, dan terus berdoa dan terus berdoa namun terus berdoa
setelah sakit pasien menjadi memohon kesembuhan memohon kesembuhan memohon kesembuhan
sedikit rajin beribadah dan

35
Aspek Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang di Harapkan Follow Up
selalu berdoa untuk
kesembuhannya

Aspek Diagnosis Kerja: F20.0 Skizofrenia  Pemberian antipsikotik: Pasien Puskesmas  Keluhan-keluhan  Pasien sudah mulai jarang
Klinik Paranoid Risperidone 2x2 mg pasien yaitu mendengar bisikan dan
Diagnosis Banding: F25 Gangguan Clozapine 1x25 mg mendengar bisikan dan tidak sulit tidur
Skizoafektif sulit tidur dapat
berkurang
Aspek  Pasien belum menerapkan 10  Menjelaskan kepada Pasien Pada saat  Pasien mengetahui 10  Pasien sudah mengetahui 10
Risiko pesan gizi seimbang pasien mengenai 10 pesan home visit pesan gizi seimbang pesan gizi seimbang namun
Internal gizi seimbang dan dan menerapkannya belum mulai
menyarankannya untuk menerapkannya secara
menerapkan 10 pesan sempurna
tersebut
 Pasien jarang mengonsumsi  Menjelaskan kepada Pasien Pada saat  Pasien memahami  Pasien sudah memahami
buah-buahan pasien pentingnya home visit pentingnya pentingnya mengonsumsi
mengonsumsi buah- mengonsumsi buah- buah-buahan setiap hari
buahan setiap hari untuk buahan setiap hari untuk menjaga kesehatan
menjaga kesehatan dan untuk menjaga namun belum rutin
menyarankan untuk kesehatan sehingga mengonsumsi buah-buahan
mengonsumsi buah- rutin mengonsumsi setiap hari
buahan setiap hari buah-buahan setiap hari
 Pasien jarang mencuci tangan  Menjelaskan kepada Pasien Pada saat  Pasien memahami  Pasien sudah memahami
sebelum dan sesudah makan pasien pentingnya mencuci home visit pentingnya mencuci memahami pentingnya
tangan sebelum dan tangan sebelum dan mencuci tangan sebelum
sesudah makan agar sesudah makan agar dan sesudah makan agar
terhindar dari penyakit terhindar dari penyakit terhindar dari penyakit dan
dan menyarankan untuk sehingga menjadi

36
Aspek Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang di Harapkan Follow Up
mencuci tangan sebelum selalu mencuci tangan sudah mulai mencuci tangan
dan sesudah makan sebelum dan sesudah sebelum dan sesudah makan
makan
 Pasien tidak pernah berolahraga  Menjelaskan kepada Pasien Pada saat  Pasien memahami  Pasien sudah memahami
pasien pentingnya home visit pentingnya pentingnya berolahraga
berolahraga dan berolahraga sehingga namun belum rutin
menyarankan untuk menjadi rutin berolahraga minimal 30
berolahraga minimal 30 berolahraga minimal menit sehari atau 3-5x
menit sehari atau 3-5x 30 menit sehari atau 3- dalam seminggu
dalam seminggu 5x dalam seminggu
Aspek  Keadaan rumah pasien yang  Menjelaskan kepada pasien Pasien dan Pada saat  Keluarga pasien  Keluarga sudah
Psikososial termasuk kategori rumah tidak dan keluarga mengenai keluarga home visit memahami tentang memahami tentang rumah
Keluarga sehat rumah sehat rumah sehat dan dapat sehat namun belum dapat
 Menyarankan pasien dan menerapkannya menerapkannya
keluarga untuk rutin  Keluarga menjaga  Kebersihan rumah terlihat
membersihkan rumah dan kebersihan rumah dan baik, namun jendela di
membuka jendela sehingga selalu membuka ruang keluarga masih
pasien terhindar dari jendela pada pagi hari jarang dibuka, hanya pintu
penyakit yang lainnya untuk menjaga saja yang sering dibuka
kesegaran udara di untuk keluar masuk udara
rumah
 Suami pasien jarang bertemu  Menyarankan kepada Suami Pada saat  Suami pasien lebih  Suami pasien belum
dan berkomunikasi dengan suami pasien agar lebih pasien home visit sering bertemu dan mencoba meluangkan
pasien serta tidak pernah sering bertemu dan (via berkomunikasi dengan waktunya untuk bertemu
menemani pasien untuk pergi berkomunikasi dengan telepon) pasien serta sesekali dan berkomunikasi dengan
kontrol ke poli jiwa pasien serta sesekali dapat dapat mengantar istrinya pasien, serta belum dapat
mengantar istrinya setiap setiap kali kontrol ke mengantar istrinya setiap
kali kontrol ke poli jiwa poli jiwa kali kontrol ke poli jiwa

37
Aspek Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang di Harapkan Follow Up
 Selain ibu dari pasien, keluarga  Memotivasi keluarga untuk Keluarga Pada saat  Keluarga menjadi rajin  Keluarga pasien sudah
pasien tidak rajin melaksanakan rajin melaksanakan Ibadah home visit melaksanakan Ibadah mulai rajin melaksanakan
ibadah baik sholat 5 waktu atau sholat 5 waktu serta sholat 5 waktu serta Ibadah sholat 5 waktu serta
membaca Al-Quran membaca Al-Quran membaca Al-Quran membaca Al-Quran
Aspek  Digolongkan pada tingkat ke 1  Menyarankan agar pasien Pasien Pada saat  Pasien kontrol rutin  Pasien sudah kontrol rutin
Fungsional berdasarkan urutan ICPC, yaitu kontrol rutin untuk home visit untuk menstabilkan untuk menstabilkan
pasien masih dapat melakukan menstabilkan keadaannya keadaannya keadaannya
aktivitas sehari-harinya tanpa  Mengingatkan untuk  Pasien makan makanan  Pasien belum makan
bantuan orang lain makan makanan dengan dengan gizi seimbang makanan dengan gizi
gizi seimbang  Pasien beristirahat yang seimbang
 Mengingatkan pasien agar cukup setiap harinya  Pasien sudah beristirahat
istirahat yang cukup setiap yang cukup setiap harinya
harinya

38
3.7 Prognosis
Ad vitam : ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam: dubia ad bonam

LAMPIRAN 1

39
DOKUMENTASI KEGIATAN

40

Anda mungkin juga menyukai