KELOMPOK 1
Disusun oleh:
Pembimbing:
1
KATA PENGANTAR
2
4. DR. Rifqatussa’adah, SKM, M.Kes, DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes,
dr. Maya Trisiswati, M.KM selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
5. drg. Lindawati, M.Kes selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Kemayoran.
6. dr. Nurul Inayah dan seluruh tenaga kesehatan Puskesmas Kecamatan
Kemayoran yang telah memberikan bimbingan kepada penulis untuk
kelancaran proses penulisan laporan ini
7. Seluruh rekan sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama
sehingga tersusun laporan ini
Penulis
3
BAB I
BERKAS PASIEN
1.2 ANAMNESIS
Autoanamnesis : Pada tanggal 4 Januari 2019 pukul 16.00
WIB di Poli Jiwa Puskesmas Kecamatan
Kemayoran
Alloanamnesis : Pada tanggal 8 Januari 2019 di rumah pasien
A. Keluhan Utama
Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan Kemayoran ditemani anaknya
untuk melanjutkan pengobatan
B. Keluhan Tambahan
Pasien kadang-kadang merasa sulit tidur
C. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien Ny. H, 33 tahun, datang ke Puskesmas Kecamatan
Kemayoran ditemani anaknya pada tanggal 04 Januari 2019 untuk
4
melanjutkan pengobatan. Pasien merasa sudah ada perbaikan dalam dirinya.
Namun terkadang pasien merasa sulit tidur dikarenakan kadang-kadang
masih mendengar bisikan yang mengganggunya dan merasa gelisah.
Pasien ingin melanjutkan pengobatannya agar bisikan yang didengar
bisa hilang sempurna dan tidak mengalami kesulitan tidur. Pasien khawatir
apabila ia tidak meneruskan pengobatan, pasien akan kambuh dan tidak
dapat mengurus anaknya kembali. Pasien berharap penyakit yang
dialaminya ini dapat terkontrol sehingga tidak perlu dirawat inap seperti
sebelumnya dan agar keluhan yang dirasakan hilang dengan sempurna.
Pasien dan keluarga awalnya menganggap penyakit ini merupakan
kejadian magis yang dikirimkan seseorang yang tidak menyukainya
sehingga hanya dibawa ke “orang pintar”. Namun setelah tidak ada
perubahan, pasien berobat ke dokter, lalu setelah mengonsumsi obat pasien
mulai menganggap kalau penyakitnya merupakan gangguan medis dan
merupakan cobaan dari Allah SWT yang harus ia lalui. Sebelum sakit pasien
sangat jarang beribadah baik sholat 5 waktu atau pun membaca Al-Quran,
namun setelah sakit pasien menjadi sedikit rajin beribadah dan selalu berdoa
untuk kesembuhannya.
D. Riwayat Gangguan Dahulu
1. Gangguan Psikiatri
Keluhan pertama kali dirasakan pada tahun 2004 saat pasien bercerai
dengan suami pertama pasien. Pasien menjadi sering bengong, tidak dapat
melakukan aktivitas apa pun sendiri, terkadang berbicara sendiri, sering
mendengar bisikan seperti orang mengobrol, mengomentari dirinya, dan
menyuruh pasien untuk pergi dari rumah. Pasien juga sering mencium bau
darah yang tidak tahu dari mana asalnya. Saat itu keluarga pasien tidak
mengerti keadaan pasien sehingga membawa pasien ke “orang pintar”
karena mendengar pendapat dari keluarga besar bahwa pasien telah diguna-
guna oleh seseorang yang tidak menyukainya.
Keluarga pasien mengatakan bahwa selama 5 tahun (2004-2009)
pasien tidak pernah dibawa ke dokter, pasien terkadang terlihat sedikit
5
membaik dengan sendirinya namun untuk melakukan aktivitas sehari-hari
masih perlu bantuan orang lain. Saat tahun 2009, pasien mulai dibawa ke
rumah sakit oleh suami kedua pasien untuk berobat. Selama pengobatan,
pasien mulai dapat terkontrol dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari
dengan mandiri, pasien juga merasa keluhan-keluhannya mulai berkurang.
Pasien mengatakan obat yang diberikan saat itu ada dua macam, namun
pasien tidak ingat nama obatnya. Obat tersebut dua-duanya dimakan dua
kali sehari dan berukuran kecil berwarna putih.
Saat tahun 2013, pasien curiga dengan suaminya bahwa suaminya
selingkuh dari dirinya dan dari istri pertama suaminya. Pasien mengatakan
saat itu ia mendengar bisikan perempuan yang mengatakan bahwa suaminya
sudah tidak cinta lagi padanya. Pasien juga mengatakan bahwa saat pasien
melihat tetangga-tetangganya mengobrol ia merasa bahwa dirinya sedang
dibicarakan karena tetangganya tidak menyukai dirinya. Keluarga pasien
mengatakan bahwa pasien kembali sering berbicara sendiri dan menjadi
sering marah-marah dan mengamuk, sehingga pasien dibawa oleh
keluarganya ke RS Duren Sawit dan dirawat inap selama hampir 1 bulan.
Setelah dirawat, pasien menjadi terkontrol kembali dan rutin berobat
ke rumah sakit. Dikarenakan letak rumah sakit yang agak jauh dari rumah
sehingga pada tahun 2015 pasien mulai berobat ke Puskesmas Kecamatan
Kemayoran.
2. Gangguan Medik
Pasien tidak pernah menderita penyakit medis yang berat hingga
menjalani perawatan di rumah sakit. Tidak terdapat riwayat gangguan
syaraf, kejang/epilepsi, maupun kelainan bawaan. Pasien tidak memiliki
riwayat trauma kepala dan tumor otak.
3. Gangguan Zat Psikoaktif dan Alkohol
Pasien tidak memiliki riwayat konsumsi rokok, alkohol, ataupun zat
adiktif lainnya.
6
E. Riwayat Kehidupan Pribadi
Riwayat Perkembangan Pribadi
a. Masa Prenatal dan perinatal
Pasien lahir di Jakarta pada tanggal 7 Mei 1986. Pasien
merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara. Pasien merupakan
anak yang direncanakan dan diinginkan. Saat mengandung pasien,
ibunya merasa tidak ada masalah. Pasien lahir spontan dalam
keadaan sehat dan langsung menangis. Ibu pasien tidak ingat berat
pasien saat lahir. Riwayat komplikasi kelahiran, trauma, dan cacat
bawaan disangkal.
b. Masa kanak awal (0-3 tahun)
Pasien diasuh oleh kedua orangtuanya. Selama masa ini, proses
perkembangan dan pertumbuhan sesuai dengan usianya dalam hal
perkembangan berbicara, berjalan, bergerak motorik maupun
sensorik. Pasien tidak pernah mendapat sakit berat, demam tinggi,
kejang, ataupun terjatuh hingga pingsan. Tidak ada kelainan perilaku
yang menonjol.
c. Masa kanak pertengahan (3-11 tahun)
Pasien tergolong anak yang aktif, baik, dan mudah bergaul. Pasien
merupakan anak yang mempunyai beberapa teman dekat di sekolah.
Pasien mengatakan tidak ada keluhan mengikuti pelajaran, patuh,
dan tidak memiliki masalah yang berat saat sekolah. Pasien juga tidak
pernah sakit parah, terjatuh hingga pingsan, demam, maupun kejang
pada masa ini.
d. Masa kanak akhir dan remaja (12-18 tahun)
Prestasi pasien di sekolah baik, tidak pernah tinggal kelas. Pada
saat SMP pasien mengaku memiliki beberapa teman dekat. Ia tidak
pernah terlibat dalam suatu masalah dengan teman maupun tetangga.
Pasien melanjutkan sekolahnya sampai jenjang SMA namun tidak
lulus dikarenakan saat berusia 17 tahun pasien telah menikah.
7
e. Masa dewasa (>18 tahun)
Pasien telah menikah dan semangat dalam bekerja serta mandiri.
Riwayat Pendidikan
a. SD : Pasien menyelesaikan pendidikan SD tanpa pernah tinggal
kelas.
b. SMP : Pasien menyelesaikan pendidikan SMP tanpa pernah
tinggal kelas.
c. SMA : Pasien tidak menyelesaikan pendidikan SMA.
Riwayat Pekerjaan
Pada tahun 2002 pasien pernah bekerja sebagai salah satu karyawan
perusahaan konveksi di Jakarta namun beberapa bulan setelah menikah
ia berhenti dari pekerjaannya. Pada tahun 2016, pasien pernah bekerja
di perusahaan percetakan dan berhenti bekerja setelah 1 tahun.
Kehidupan Beragama
Pasien merupakan penganut agama Islam, namun jarang beribadah
baik sholat 5 waktu atau pun membaca Al-Quran.
Kehidupan Sosial
Pasien merupakan pribadi yang mampu berinteraksi sosial di
lingkungan sekitarnya.
Kehidupan Perkawinan
Pasien menikah pertama kali pada tahun 2002 ketika pasien berusia
17 tahun namun bercerai pada tahun 2004 dikarenakan suami
meninggalkan pasien. Dari pernikahan pertama, didapatkan 2 anak,
yaitu 1 anak laki-laki yang lahir pada tahun 2002 dan 1 anak perempuan
yang lahir pada tahun 2004. Pasien menikah kembali pada tahun 2009
dengan laki-laki yang sudah beristri. Dari pernikahan kedua, didapatkan
2 anak perempuan yang lahir pada tahun 2010 dan 2014. Kehidupan
rumah tangga pasien rukun baik dengan suami maupun istri pertama
suami pasien. Namun, pasien tidak tinggal bersama dengan suaminya.
Suami pasien hanya berkunjung ke rumah pasien namun tidak rutin dan
tidak pernah menginap.
8
Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah berurusan dengan aparat penegak hukum dan
tidak pernah terlibat dalam proses peradilan yang terkait dengan
hukum.
F. Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak kelima dari tujuh bersaudara. Pasien memiliki 4
kakak laki-laki, namun 1 sudah meninggal, dan 2 adik laki-laki. Pasien
merupakan anak perempuan satu-satunya. Saat ini pasien tinggal bersama
ibu, anak, saudara-saudaranya, serta keponakan-keponakannya. Tidak ada
yang memiliki riwayat penyakit seperti pasien di dalam keluarganya.
G. Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupannya
Pasien menyadari bahwa pasien sakit dan ingin berobat serta pasien
mengetahui penyebab pasien sakit apa.
H. Impian, Fantasi, dan Nilai-nilai Pasien
Pasien ingin berguna bagi keluarga dan tidak merepotkan keluarga.
I. Riwayat Kebiasaan
Pasien terbiasa menghabiskan waktunya di dalam rumah. Setiap hari
pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga dan terkadang membantu
kakaknya berdagang bakmi di depan gang rumahnya. Pasien biasanya
makan 3 kali dalam sehari dan mengonsumsi air putih mencapai 7 gelas
sehari. Pasien biasa tidur kurang lebih jam dua belas malam. Pasien tidak
pernah berolahraga.
10
- Riwayat Halusinasi Olfaktori: Pasien sering mencium bau darah
yang tidak tahu dari mana asalnya.
2. Ilusi: Tidak ada
3. Depersonalisasi: Tidak ada
4. Derealisasi: Tidak ada
E. PIKIRAN
1. Arus pikir
Produktivitas : Cukup ide
Kontinuitas : Koheren
Hendaya Bahasa : Tidak ada
2. Isi Pikir
Preokupasi : Tidak ada
Waham :
- Riwayat waham curiga: Pasien curiga dengan suaminya bahwa
suaminya selingkuh dari dirinya dan dari istri pertama suaminya.
- Riwayat waham rujukan: Pasien mengatakan bahwa saat pasien
melihat tetangga-tetangganya mengobrol ia merasa bahwa dirinya
sedang dibicarakan karena tetangganya tidak menyukai dirinya.
Obsesi : Tidak ada
Kompulsi : Tidak ada
Fobia : Tidak ada
F. SENSORIUM DAN KONGNISI
1. Taraf Pendidikan: SMP
2. Pengetahuan Umum: Baik (Pasien mengetahui presiden saat ini
adalah jokowi dan gubernur DKI Jakarta saat ini adalah Anies
Baswedan)
3. Kecerdasan: Baik
4. Konsentrasi: Baik (Pasien dapat menghitung mundur 10-1)
5. Kesadaran: Composmentis
6. Orientasi
11
a. Waktu : Baik (Pasien dapat menyebutkan pemeriksaan pada
sore hari)
b. Tempat : Baik (Pasien tahu bahwa sekarang berada di
puskesmas)
c. Orang : Baik (Pasien dapat mengenal dirinya dan orang
sekitar)
7. Daya Ingat
Jangka Panjang : Baik (Pasien dapat mengingat tanggal kelahiran
pasien)
Jangka Pendek : Baik (Pasien dapat mengingat menu makan paginya
dan kegiatan yang ia lakukan sebelum ke puskesmas)
Segera : Baik (Pasien dapat menyebutkan kembali 3 benda
yang disebutkan oleh pemeriksa)
8. Pikiran abstrak : Baik (Pasien dapat menyebutkan persamaan buah
apel dan jeruk)
9. Visuospasial : Baik (Pasien mampu menggambar jam disertai
angkanya yang diinstruksikan pemeriksa)
10. Kemampuan menolong diri : Baik (Pasien tidak membutuhkan
bantuan orang lain untuk makan, mandi, serta berganti pakaian)
G. PENGENDALIAN IMPULS
Baik, selama pemeriksaan dilakukan pasien bersikap tenang dan tidak
menunjukkan gejala agresif.
H. DAYA NILAI
1. Daya nilai sosial : Baik (pasien bersikap baik kepada perawat dan
dokter, dan terhadap pasien lain yang ada di ruang tunggu)
2. Uji daya nilai : Baik (Pasien mengatakan bahwa permusuhan
adalah hal yang tidak baik)
3. RTA : Terganggu
I. TILIKAN : Derajat 6
J. RELIABILITAS
12
Pemeriksa memperoleh kesan bahwa keseluruhan jawaban pasien dapat
dipercaya.
13
Palpasi : Fremitus taktil dan fremitus vokal simetris kanan
dan kiri, tidak teraba massa, dan pelebaran sela iga
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru, peranjakan paru –
hati (+)
Auskultasi : Vesikuler di seluruh lapang paru, wheezing -/-,
rhonki -/-
g. Abdomen :
Inspeksi : Simetris, kelainan kulit (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), nyeri ketuk (-),
hepatomegali (-), splenomegali (-)
Perkusi : Timpani di semua lapang abdomen, nyeri ketuk (-)
h. Ekstremitas : Akral hangat, edema (-/-/-/-), sianosis (-/-/-/-)
5. Status Gizi
Berat badan : 95 kg
Tinggi badan : 154 cm
14
BAB II
BERKAS KELUARGA
15
C. Bentuk Keluarga
Bentuk keluarga ini termasuk ke dalam keluarga extended, karena
pasien tinggal dengan ibunya dan kakaknya yang telah berkeluarga dan
memiliki anak.
D. Tahapan Siklus Keluarga
Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga dikutip dari Duvall
(1984) tahapan siklus keluarga pasien termasuk ke dalam tahap V, yaitu
keluarga dengan anak remaja (anak tertua berumur 13-20 tahun).
E. Dinamika Keluarga
Ny. H tinggal bersama ibunya yang bernama Ny. Y, saudaranya Tn. S,
saudara iparnya Ny. F, keponakannya, dan 4 orang anaknya. Ny. H tidak
tinggal dengan suaminya. Ny. H dan suaminya jarang bertemu karena
suaminya tinggal dengan istri pertamanya, sehingga Ny. H merasa kurang
diperhatikan. Komunikasi antara anggota keluarga serumah terjalin dengan
baik namun komunikasi dengan suami terbilang jarang. Pengambilan
keputusan dalam melakukan sesuatu dilakukan dengan musyawarah
keluarga yang serumah namun jarang melibatkan suami Ny. H.
F. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Biologis
Keluarga ini mampu meneruskan keturunan sebagai generasi
selanjutnya. Ny. H hingga saat ini masih mampu bereproduksi.
b. Fungsi Psikologis
Masing-masing anggota keluarga saling menyayangi. Keluarga Ny.
H memiliki semangat yang tinggi dalam mengurus pasien baik dalam
kegiatan sehari-hari mapun untuk pengobatan. Hubungan antara Ny. H
dengan ibu, saudara, keponakan, dan anaknya sangat dekat. Intensitas
Ny. H bertemu dengan suaminya tergolong jarang. Komunikasi antara
Ny. H dan suami terjalin kurang baik. Apabila Ny. H ada masalah, Ny.
H jarang menceritakannya kepada suami, Ny. H lebih sering bercerita
dengan ibunya. Permasalahan ini menjadi beban pikiran bagi Ny. H
sehingga ia sering menangis.
16
c. Fungsi Sosial
Lingkungan tempat Ny. H tinggal termasuk lingkungan padat
penduduk yang kurang bersih di dalam sebuah gang kecil yang hanya
cukup untuk dilewati 1 motor. Ny. H cukup sering berkomunikasi
dengan tetangga sekitar di waktu senggang.
d. Fungsi Pendidikan
Keluarga Ny. H menyadari akan pentingnya mengenyam pendidikan
setinggi mungkin namun karena terbatasnya biaya mereka tidak mampu
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pendidikan
terakhir Ny. H adalah tidak lulus SMA, Ny. Y adalah lulus SD, Tn. S
dan Ny. F adalah lulus SMA, sementara anak ketiga dan keponakan
pasien Ny. H masih SD, anak kedua Ny. H masih SMP, dan anak
pertama Ny. H masih SMA.
e. Fungsi Ekonomi
Keluarga Ny. H termasuk keluarga dengan ekonomi menengah ke
bawah. Ny. H tidak bekerja. Penghasilan keluarga ini didapat dari
penghasilan Tn. S yang didapatkan per hari melalui berdagang yaitu
Rp250,000,- dan uang per bulan yang diberikan oleh suami Ny. H
sebesar Rp1.500.000,- cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
selama 1 bulan walaupun terkadang pas-pasan. Kebutuhan biaya
berobat keluarga Ny. H menggunakan BPJS.
f. Budaya
Sebagian besar penduduk di sekitar rumah Ny. H adalah suku
betawi. Ny. H dan keluarga juga merupakan suku betawi. Namun ibu
Ny. H merupakan suku Sunda. Keluarga Ny. H dapat tinggal dan
bersosialisasi dengan baik kepada warga sekitar.
g. Fungsi Spiritual
Ibu Ny. H rajin melaksanakan ibadah baik sholat 5 waktu maupun
membaca Al-Quran. Namun selain ibu Ny. H tidak rajin melaksanakan
ibadah. Sebelum sakit, Ny. H sangat jarang beribadah baik sholat 5
waktu atau pun membaca Al-Quran, namun setelah sakit Ny. H menjadi
17
sedikit rajin beribadah dan selalu berdoa untuk kesembuhannya.
Pengajaran agama kepada anak-anak keluarga ini kurang diperhatikan.
G. Genogram
Keterangan:
19
NO KOMPONEN KRITERIA NILAI BOBOT NxB
(N) (B)
RUMAH YG
DINILAI
b. Ada 1 1 31
5 Jendela ruang keluarga a. Tidak ada 0
b. Ada 1 1 31
6. Ventilasi a. Tidak ada
b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas lantai 1 1 31
c. Ada, lubang ventilasi > 10% dari luas lantai 2
7 Lubang asap dapur a. Tidak ada 0
b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas lantai 1 1 31
dapur
b. Ada, lubang ventilasi dapur > 10% dari luas lantai 2
dapur asap keluar dengan sempurna) atau ada
exhaust fan atau ada peralatan lain yang sejenis.
8 Pencahayaan a. Tidak terang, tidak dapat dipergunakan untuk 0
membaca
b. Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk 1 1 31
membaca dengan normal
c. Terang dan tidak silau sehingga dapat 2
dipergunakan untuk membaca dengan normal
II SARANA SANITASI 25
1 Sarana Air Bersih a. Tidak ada 0
(SGL/SPT/PP/KU/PAH). b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi 1
syarat kesh.
c. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesh. 2
d. Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat 3
kesehatan
e. Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat kesh. 4 4 100
2 Jamban (saran pembua- a. Tidak ada. 0
ngan kotoran). b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, disalurkan 1
ke sungai / kolam
c. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, disalurkan ke 2
sungai atau kolam
d. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, septic tank 3
20
NO KOMPONEN KRITERIA NILAI BOBOT NxB
(N) (B)
RUMAH YG
DINILAI
e. Ada, leher angsa, septic tank. 4 4 100
III PERILAKU
44
PENGHUNI
21
NO KOMPONEN KRITERIA NILAI BOBOT NxB
(N) (B)
RUMAH YG
DINILAI
dan balita ke jamban b. Kadang-kadang ke jamban 1
c. Setiap hari dibuang ke jamban 2 2 88
5 Membuang sampah a. Dibuang ke sungai / kebun / kolam sembarangan 0
pada tempat sampah b. Kadang-kadang dibuang ke tempat sampah 1 1 44
c. Setiap hari dibuang ke tempat sampah. 2
TOTAL HASIL PENILAIAN 836
Keterangan:
Hasil Penilaian: Nilai x Bobot
I. Komponen Rumah = 11 x 31 = 341
II. Sarana Sanitasi = 11 x 25 = 275
III. Perilaku penghuni = 5 x 44 = 220
Total = 836
Kriteria
1. Rumah Sehat : 1.068 – 1.200
2. Rumah Tidak Sehat : < 1068
Kesimpulan: Rumah Ny. H (total skor 836) termasuk dalam
kategori rumah tidak sehat dengan kurangnya 3 faktor yang medukung
rumah sehat, yaitu komponen fisik rumah, sarana sanitasi, dan perilaku
penghuni.
2.2.3. Kepemilikan barang - barang berharga
Kendaraaan: Tidak ada
Elektronik: 1 buah televisi, 5 buah kipas angin
Peralatan Rumah Tangga: 1 buah kompor gas, 1 buah kulkas, 1
buah setrikaan, 1 buah rice cooker, 1 buah dispenser.
22
2.2.4. Denah Rumah
24
2.5.2 Penerapan Pola Gizi Seimbang
Menu makanan keluarga Ny. H setiap harinya yaitu nasi, ikan, telur,
tahu, tempe, sayuran dan jarang menyantap buah. Ada pun 10 pesan gizi
seimbang departemen kesehatan adalah:
1. Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan
2. Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan
3. Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein
tinggi
4. Biasakan mengonsumsi aneka ragam makanan pokok
5. Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak
6. Biasakan Sarapan
7. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman
8. Biasakan membaca label pada kemasan pangan
9. Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir
10. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan
normal
Dari 10 pesan gizi seimbang pasien belum memenuhi gizi seimbang
tersebut karena pada poin 1, 2, 5, 8, 9, dan 10 pasien belum memenuhi kriteria
tersebut.
25
Waktu Nama Masakan Bahan Berat (g) URT Energi Protein Lemak Karbohidrat
Makanan (kkal) (g) (g) (g)
Minyak 10 2 sdt 100 - 10 -
goreng
Tumis Sawi Sawi 100 25 1 - 5
Minyak 10 2 sdt 100 - 10 -
goreng
Subtotal 675 23 24 85
Snack Pisang goreng Pisang kepok 180 4 bh 200 - - 48
siang keju
Tepung 100 10 sdm 350 8 - 80
Terigu
Gula 13 1 sdm 50 - - 12
Minyak 15 3 sdt 150 - 15 -
goreng
Keju 35 1 ptg kcl 125 7 6 10
Subtotal 875 15 21 150
Malam Nasi Nasi 100 ¾ gls 175 4 - 40
Tempe Goreng Tempe 50 2 ptg sdg 75 5 3 7
Minyak 10 2 sdt 100 - 10 -
goreng
Sayur Bening Bayam 100 25 1 - 5
Jagung 100 25 1 - 5
Minyak 2,5 ½ sdt 25 - 2,5 -
Subtotal 425 11 15,5 57
Total 2.325 60 75,5 332
26
Waktu Nama Masakan Bahan Berat (g) URT Energi Protein Lemak Karbohidrat
Makanan (kkal) (g) (g) (g)
Minyak 10 2 sdt 100 - 10 -
goreng
Subtotal 675 13 28 87
Snack Biskuit Biskuit 40 4 bh bsr 175 4 - 40
pagi
Subtotal 175 4 - 40
Siang Nasi Nasi 200 1 1/2 gls 350 8 - 80
Ikan tongkol Ikan tongkol 40 1 ptg sdg 50 7 2 -
goreng
Minyak 10 2 sdt 100 - 10 -
goreng
Subtotal 500 15 12 80
Snack Singkong goreng Singkong 120 1 ½ ptg 175 4 - 40
siang
Minyak 15 3 sdt 150 - 15 -
goreng
Subtotal 325 4 15 40
Malam Nasi Nasi 100 ¾ gls 175 4 - 40
Tahu Goreng Tahu 110 1 bj bsr 75 5 3 7
Minyak 10 2 sdt 100 - 10 -
goreng
Tempe goreng Tempe 50 2 ptg sdg 75 5 3 7
Minyak 10 2 sdt 100 - 10 -
goreng
Subtotal 525 14 26 54
Total 2.200 50 81 301
27
Waktu Nama Masakan Bahan Berat (g) URT Energi Protein Lemak Karbohidrat
Makanan (kkal) (g) (g) (g)
Daun 100 25 1 - 5
bawang
Subtotal 500 19 25 45
Snack - - - - - - -
pagi
Siang Nasi Nasi 200 1 1/2 gls 350 8 - 80
Tahu goreng Tahu 110 1 bj bsr 75 5 3 7
Minyak 10 2 sdt 100 - 10 -
goreng
Sayur asem Kacang 100 25 1 - 5
panjang
Labu siam 100 25 1 - 5
Jagung muda 100 25 1 - 5
Nangka 100 50 3 - 10
muda
Kacang 15 2 sdm 75 5 3 7
tanah
Pepaya muda 100 25 1 - 5
Daun 100 50 3 - 10
melinjo
Buah 100 50 3 - 10
melinjo
Subtotal 850 31 16 144
Snack - - - - - - - -
siang
Malam Nasi Nasi 100 ¾ gls 175 4 - 40
Sate ayam Daging ayam 80 2 ptg sdg 100 14 4 -
Kacang 15 2 sdm 75 5 3 7
tanah
Minyak 10 2 sdt 100 - 10 -
goreng
(untuk
kacang
tanah)
Subtotal 450 23 17 47
28
Waktu Nama Masakan Bahan Berat (g) URT Energi Protein Lemak Karbohidrat
Makanan (kkal) (g) (g) (g)
Total 1.800 73 58 236
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa pasien mendapat total kalori per
hari:
Tanggal 5 Januari 2019: 2.325 kkal
Tanggal 6 Januari 2019: 2.200 kkal
Tanggal 7 Januari 2019: 1.800 kkal
Rata-rata asupan kalori pasien selama 3 hari adalah 2.108 kkal.
Keterangan:
Rata-rata asupan kalori yang dikonsumsi selama 3 hari adalah 2.108 kkal,
dengan rata-rata asupan harian untuk karbohidrat 289,7 g, protein 61 g, dan
lemak 71,5 g.
Perhitungan status gizi Ny. H
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 33 thn
BB : 95 kg
TB : 154 cm
IMT : BB (kg) : TB (m)2 = 40; status gizi: obesitas derajat II.
Cara menghitung berat badan ideal (BBI) perempuan, menurut Broca adalah:
Berat Badan Ideal (kg) = TB – 100 (pasien usia < 40 tahun)
= 154 – 100 = 54 kg
Kebutuhan Kalori Basal (KKB) berdasarkan rumus Broca adalah:
KKB = BBI x 25 kkal
KKB = 54 x 25 kkal = 1.350 kkal/hari
Koreksi atau Penyesuaian:
- Aktivitas ringan + 10% = 1.350 kkal x 10% = + 135 kkal
- BB obesitas – 20% = 1.350 kkal x 20% = - 270 kkal
Total kebutuhan kalori per hari = KKB + Koreksi aktivitas ringan – Koreksi
BB obesitas = 1.350 + 135 – 270 = 1.215 kkal
29
Kebutuhan zat gizi:
- Karbohidrat : 60% x 1.215 kkal = 729 kkal
- Protein : 15% x 1.215 kkal = 182,25 kkal
- Lemak : 25% x 1.215 kkal = 303,75 kkal
Interpretasi terhadap food recall pasien:
Setelah menghitung kebutuhan kalori, juga dengan melihat food recall
pasien selama 3 hari sebelum dilakukan home visit maka disimpulkan bahwa
setiap harinya menu makan pasien lebih dari jumlah energi/kalori yang
dibutuhkan setiap harinya namun belum mencakupi gizi seimbang.
BAB III
31
DIAGNOSIS HOLISTIK
33
3.6 Rencana Penatalaksanaan
Tabel 3.1 Rencana Penatalaksanaan
Aspek Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang di Harapkan Follow Up
Aspek Alasan Kedatangan: Menjelaskan kepada Pasien Pada saat Pasien memahami Pasien sudah mengerti
Personal Melanjutkan pengobatan untuk pasien mengenai home visit dengan baik tentang tentang penyakit yang
menghilangkan keluhan sulit penyakitnya, yaitu faktor- penyakit yang sedang dialaminya dan
tidur dan bisikan yang terkadang faktor yang dapat dideritanya dan mengerti apa saja
masih terdengar menyebabkan terjadinya mengetahui faktor- faktor yang dapat
penyakit tersebut serta faktor yang dapat menyebabkannya serta
gejala akibat yang terjadi menyebabkan gejala akibat yang
dari penyakitnya tersebut terjadinya penyakit terjadi dari
tersebut serta gejala penyakitnya tersebut
akibat yang terjadi dari
penyakitnya tersebut
Kekhawatiran: Menjelaskan kepada Pasien Pada saat Pasien tidak khawatir Pasien tidak khawatir lagi
Khawatir apabila tidak pasien pentingnya rutin home visit dan menjadi lebih dengan kemungkinan
meneruskan pengobatan, maka kontrol kesehatannya ke tenang dan rutin kontrol kekambuhannya serta
akan kambuh dan tidak dapat poli jiwa di puskesmas kesehatannya ke poli bersedia rutin kontrol
mengurus anaknya kembali karena risiko kekambuhan jiwa di Puskesmas kesehatannya ke poli jiwa
dapat dicegah apabila Kemayoran serta di Puskesmas Kemayoran
diobati secara teratur serta minum obat secara dan minum obat secara
dengan adanya dukungan teratur teratur
keluarga
Harapan: Menjelaskan kepada Pasien Pada saat Pasien mengetahui Pasien rutin meminum
Penyakit yang dialaminya dapat pasien bahwa penyakitnya home visit bahwa bahwa obat secara teratur
terus terkontrol sehingga tidak dapat terkontrol dan penyakitnya dapat
keluhan yang dirasakan terkontrol dan keluhan
34
Aspek Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang di Harapkan Follow Up
perlu dirawat inap seperti dapat berkurang apabila yang dirasakan dapat
sebelumnya rutin meminum obat secara berkurang apabila rutin
teratur meminum obat secara
teratur
Persepsi Medis: Menjelaskan kepada Pasien Pada saat Pasien mengetahui Pasien mengerti bahwa
Awalnya pasien menganggap pasien bahwa penyakitnya home visit bahwa penyakitnya ini penyakitnya ini
penyakit ini merupakan kejadian ini bukan merupakan bukan merupakan disebabkan akibat stress
magis yang dikirimkan kejadian magis, melainkan kejadian magis, saat perceraian pada
seseorang yang tidak gangguan medis bagian melainkan gangguan pernikahan pertamanya
menyukainya. Namun setelah kejiwaan akibat beberapa medis bagian kejiwaan
berobat ke dokter, pasien mulai faktor, dalam kasus ini akibat beberapa faktor,
menganggap kalau penyakitnya ialah faktor lingkungan dalam kasus ini ialah
merupakan gangguan medis yaitu pengalaman stress faktor lingkungan yaitu
saat perceraian pada pengalaman stress saat
pernikahan pertama pasien perceraian pada
pernikahan pertama
pasien
Aspek Religi: Memotivasi pasien untuk Pasien Pada saat Pasien sabar dan ikhlas Pasien sudah sabar dan
Pasien percaya bahwa selalu ber-Khusnuzon dan home visit terhadap apa yang ikhlas terhadap apa yang
penyakitnya ini merupakan ikhlas serta sabar terhadap terjadi terjadi
cobaan dari Allah SWT yang apa yang terjadi Pasien rajin Pasien masih belum rajin
harus ia lalui. Sebelum sakit Memotivasi pasien untuk melaksanakan ibadah melaksanakan ibadah
pasien sangat jarang beribadah rajin melaksanakan Ibadah sholat 5 waktu, sholat 5 waktu dan
baik sholat 5 waktu atau pun sholat 5 waktu, membaca membaca Al-Quran, membaca Al-Quran,
membaca Al-Quran, namun Al-Quran, dan terus berdoa dan terus berdoa namun terus berdoa
setelah sakit pasien menjadi memohon kesembuhan memohon kesembuhan memohon kesembuhan
sedikit rajin beribadah dan
35
Aspek Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang di Harapkan Follow Up
selalu berdoa untuk
kesembuhannya
Aspek Diagnosis Kerja: F20.0 Skizofrenia Pemberian antipsikotik: Pasien Puskesmas Keluhan-keluhan Pasien sudah mulai jarang
Klinik Paranoid Risperidone 2x2 mg pasien yaitu mendengar bisikan dan
Diagnosis Banding: F25 Gangguan Clozapine 1x25 mg mendengar bisikan dan tidak sulit tidur
Skizoafektif sulit tidur dapat
berkurang
Aspek Pasien belum menerapkan 10 Menjelaskan kepada Pasien Pada saat Pasien mengetahui 10 Pasien sudah mengetahui 10
Risiko pesan gizi seimbang pasien mengenai 10 pesan home visit pesan gizi seimbang pesan gizi seimbang namun
Internal gizi seimbang dan dan menerapkannya belum mulai
menyarankannya untuk menerapkannya secara
menerapkan 10 pesan sempurna
tersebut
Pasien jarang mengonsumsi Menjelaskan kepada Pasien Pada saat Pasien memahami Pasien sudah memahami
buah-buahan pasien pentingnya home visit pentingnya pentingnya mengonsumsi
mengonsumsi buah- mengonsumsi buah- buah-buahan setiap hari
buahan setiap hari untuk buahan setiap hari untuk menjaga kesehatan
menjaga kesehatan dan untuk menjaga namun belum rutin
menyarankan untuk kesehatan sehingga mengonsumsi buah-buahan
mengonsumsi buah- rutin mengonsumsi setiap hari
buahan setiap hari buah-buahan setiap hari
Pasien jarang mencuci tangan Menjelaskan kepada Pasien Pada saat Pasien memahami Pasien sudah memahami
sebelum dan sesudah makan pasien pentingnya mencuci home visit pentingnya mencuci memahami pentingnya
tangan sebelum dan tangan sebelum dan mencuci tangan sebelum
sesudah makan agar sesudah makan agar dan sesudah makan agar
terhindar dari penyakit terhindar dari penyakit terhindar dari penyakit dan
dan menyarankan untuk sehingga menjadi
36
Aspek Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang di Harapkan Follow Up
mencuci tangan sebelum selalu mencuci tangan sudah mulai mencuci tangan
dan sesudah makan sebelum dan sesudah sebelum dan sesudah makan
makan
Pasien tidak pernah berolahraga Menjelaskan kepada Pasien Pada saat Pasien memahami Pasien sudah memahami
pasien pentingnya home visit pentingnya pentingnya berolahraga
berolahraga dan berolahraga sehingga namun belum rutin
menyarankan untuk menjadi rutin berolahraga minimal 30
berolahraga minimal 30 berolahraga minimal menit sehari atau 3-5x
menit sehari atau 3-5x 30 menit sehari atau 3- dalam seminggu
dalam seminggu 5x dalam seminggu
Aspek Keadaan rumah pasien yang Menjelaskan kepada pasien Pasien dan Pada saat Keluarga pasien Keluarga sudah
Psikososial termasuk kategori rumah tidak dan keluarga mengenai keluarga home visit memahami tentang memahami tentang rumah
Keluarga sehat rumah sehat rumah sehat dan dapat sehat namun belum dapat
Menyarankan pasien dan menerapkannya menerapkannya
keluarga untuk rutin Keluarga menjaga Kebersihan rumah terlihat
membersihkan rumah dan kebersihan rumah dan baik, namun jendela di
membuka jendela sehingga selalu membuka ruang keluarga masih
pasien terhindar dari jendela pada pagi hari jarang dibuka, hanya pintu
penyakit yang lainnya untuk menjaga saja yang sering dibuka
kesegaran udara di untuk keluar masuk udara
rumah
Suami pasien jarang bertemu Menyarankan kepada Suami Pada saat Suami pasien lebih Suami pasien belum
dan berkomunikasi dengan suami pasien agar lebih pasien home visit sering bertemu dan mencoba meluangkan
pasien serta tidak pernah sering bertemu dan (via berkomunikasi dengan waktunya untuk bertemu
menemani pasien untuk pergi berkomunikasi dengan telepon) pasien serta sesekali dan berkomunikasi dengan
kontrol ke poli jiwa pasien serta sesekali dapat dapat mengantar istrinya pasien, serta belum dapat
mengantar istrinya setiap setiap kali kontrol ke mengantar istrinya setiap
kali kontrol ke poli jiwa poli jiwa kali kontrol ke poli jiwa
37
Aspek Masalah Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang di Harapkan Follow Up
Selain ibu dari pasien, keluarga Memotivasi keluarga untuk Keluarga Pada saat Keluarga menjadi rajin Keluarga pasien sudah
pasien tidak rajin melaksanakan rajin melaksanakan Ibadah home visit melaksanakan Ibadah mulai rajin melaksanakan
ibadah baik sholat 5 waktu atau sholat 5 waktu serta sholat 5 waktu serta Ibadah sholat 5 waktu serta
membaca Al-Quran membaca Al-Quran membaca Al-Quran membaca Al-Quran
Aspek Digolongkan pada tingkat ke 1 Menyarankan agar pasien Pasien Pada saat Pasien kontrol rutin Pasien sudah kontrol rutin
Fungsional berdasarkan urutan ICPC, yaitu kontrol rutin untuk home visit untuk menstabilkan untuk menstabilkan
pasien masih dapat melakukan menstabilkan keadaannya keadaannya keadaannya
aktivitas sehari-harinya tanpa Mengingatkan untuk Pasien makan makanan Pasien belum makan
bantuan orang lain makan makanan dengan dengan gizi seimbang makanan dengan gizi
gizi seimbang Pasien beristirahat yang seimbang
Mengingatkan pasien agar cukup setiap harinya Pasien sudah beristirahat
istirahat yang cukup setiap yang cukup setiap harinya
harinya
38
3.7 Prognosis
Ad vitam : ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam: dubia ad bonam
LAMPIRAN 1
39
DOKUMENTASI KEGIATAN
40