Tugas Cece
Tugas Cece
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah hukum kesehatan dengan judul perjanjin
terapeutik
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Filsafat adalah proses berfikir secara radikal, sistematika, dan universal terhadap segala
yang ada dan yang mungkin ada. Dengan kata lain berfilsafat berarti berfikir secara radikal
(mendasar, mendalam, sampai kea rah akar-akarnya), sistematika (teratur, runtut, logis dan tidak
serampangan) untuk mencapai kebenaran universal (umum, terintegral, dan tidak khusus serta
tidak persial). Dan yang di kaji dalam filsafat adalah segala sesuatu yang ada secara keseluruhan
meliputi objek material dan objek formal. Objek material filsafat ialah segala sesuatu yang
menjadi masalah, segala sesuatu yang dimasalahkan oleh filsafat. Objek formal ialah usaha untuk
mencari keterangan secara radikal (sedalam-dalamnya, sampai keakarnya) tentang objek material
filsafat. Sedangkan fungsi filsafat ialah memenuhi harapan-harapan manusia semaksimal
mungkin dengan pemikiran manusia itu sendiri. Untuk manusia yang berfilsafat memiliki cirri
seperti berfikir radikal, mencari asa, memburuh kebenaran, mencari kejelasan dan berfikir
rasional.
Munculnya pemikiran berfilsafat tidak lepas dari peradaban Yunani. Pasalnya dinegeri
itulah filsafat lahir dan berkembang pesat sampai sekarang. Untuk filsuf pertama yang muncul di
Yunani adalah Thales. Sedangkan faktor yang mempengaruhi munculnya filsafat ialah mitos
bangsa Yunani, kesusastraan Yunani, dan pengaruh ilmu pengetahuan. Untuk membedakan
aliran atau memetakan filsafat maka filsafat membagi masa atau zaman menjadi beberapa masa,
diantaranya:
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
A. ZAMAN YUNANI
Pada zaman Yunani ini terbagi menjadi dua periode, yaitu: periode Yunani Kuno dan
Periode Yunani Klasik. Periode Yunani Kuno diisi oleh ahli pikir alam (Thales, Anaximandros,
Pythagoras, Xenophanes, dan Democritos). Sedangkan pada periode Yunani Klasik diisi oleh
ahli pikir seperti Socrates, Platoo, Aristoteles.
1.Yunani kuno
Periode Yunani Kuno ini lazim disebut periode filsafat alam. Dikatakan demikian, karena
pada periode ini ditandai dengan munculnya para ahli pikir alam, di mana arah dan perhatian
pemikirannya kepada apa yang diamati disekitarnya. Mereka membuat pernyataan-pernyataan
tentang gejala alam yang bersifat filsafati (berdasarkan akal pikir) dan tidak berdasarkan pada
mitos. Mereka mencari asas yang pertama dari alam semesta (arche) yang bersifat mutlak, yang
berada di belakang segala sesuatu yang serba berubah. Tokoh filsuf dalam kategori ini meliputi.
2. yunani klasik
Pada periode Yunani Klasik ini perkembangan filsafat menunjukkan kepesatan, yaitu
ditandainya semakin besar minat orang terhadap filsafat. Aliran yang mengawali periode Yunani
Klasik ini adalah Sofisme. Penamaan aliran Sofisme ini berasal dari kata sophos yang artinya
cerdik pandai. Keberadaan Sofisme ini dengan keahliannya dalam bidang-bidang bahasa, politik,
retorika, dan terutama memaparkan tentang kosmos dan kehidupan manusia di masyarakat
sehingga keberadaan Sofisme ini dapat membawa perubahan budaya dan peradaban Athena.
Kaum Sofis juga memusatkan perhatian pemikirannya kepada manusia. Yang paling
penting dengan munculnya Sofisme ini adalah mempunyai peran yang sangat penting dalam
rangka menyiapkan kelahiran pemikiran filsafat Yunani Klasik yang dipelopori Socrates, Plato,
dan Aristoteles.
B. ADAB PERTENGAHAN
Pada masa ini filsafat lebih bercorak “theosentris”. Artinya para filsuf dalam periode ini
menjadikan filsafat sebagai abdi agama atau filsafat diarahkan pada masalah ketuhanan. Suatu
karya filsafat dinilai benar sejauh tidak menyimpang dari ajaran agama. Oleh karena itu filsafat
barat abad pertengahan ini dapat disebut sebagai “abad gelap”, dengan menerima ajaran gereja
Masa Abad Pertengahan ini terbagi menjadi dua masa yaitu: masa Patristik dan masa
Skolastik. Sedangkan Masa Skolastik terbagi menjadi Skolastik Awal, Skolastik Puncak, dan
Skolastik Akhir.
1. Masa patristic
Istilah patristic berasal dari kata Latin pater atau bapak, yang artinya para pemimpin
gereja. Para pemimpin gereja ini dipilih dari golongan atas dan atau golongan ahli pikir. Dari
golongan ahli pikir inilah menimbulkan sikap yang beragam pemikirannya. Mereka ada yang
menolak filsafat Yunani dan ada yang menerimanya. Bagi mereka yang menolak, alasannya
karena beranggapan bahwa sudah mempunyai sumber kebenaran yaitu firman Tuhan, tidak
dibenarkan apabila mencari sumber kebenaran yang lain seperti dari filsafat Yunani. Bagi
mereka yang menerimanya sebagai alasannya beranggapan bahwa walaupun telah ada sumber
kebenaran yaitu firman Tuhan, tetapi tidak ada jeleknya menggunakan filsafat Yunani hanya
diambil methodosnya saja (tata cara berfikir). Juga, walaupun filsafat Yunani sebagai kebenaran
manusia, tetapi manusia juga sebagai ciptaan tuhan. Jadi, mereka menerima filsafat Yunani
diperbolehkan selama dalam hal-hal tertentu tidak bertentangan dengan agama.
Akibatnya muncul upaya untuk membela agama Kristen, yaitu para apologis (pembela
iman Kristen) dengan kesadarannya membela iman Kristen dari serangan filsafat Yunan.para
pembela iman Kristen tersebut adalah Justinus Martir, Klemens, Tertullianus, Augustinus, dan
Johanes Scotus Eriugena.
a. Justinus Martir
Menurut pendapatnya, agma Kristen bukan agama baru karena Kristen lebih tua dari
filsafat Yunani, dan Nabi Musa dianggap sebagai awal kedatangan Kristen. Padahal, Musa hidup
sebelum Socrates dan Plato. Jadi, agama Kristen lebih bermutu dibanding dengan filsafat
Yunani. Demikian pembelaan Justinus Martir.
2. Masa skolastik
Istilah skolastik adalah kata sifat yang berasal dari kata school, yang berarti sekolah. Jadi,
skolastik adalah aliran atau yang berkaitan dengan sekolah. Perkataan skolastik merupakan corak
khas dari sejarah filsafat abad pertengahan. Terdapat beberapa pengertian dari corak khas
skolastik yaitu sebagai berikut: pertama, adalah sifat yang mempunyai corak semata-mata
agama. Kedua, adalah filsafat yang mengabdi kepada teologi filsafat yang rasional memecahkan
persoalan-persoalan mengenai berfikir, sifat ada, kejasmanian, kehormatan, dan baik buruk.
Ketiga, adalah dipengaruhi oleh ajaran gereja.
Faktor skolastik ini dapat berkembang dan tumbuh karena beberapa faktor diantaranya faktor
religius dan faktor ilmu pengetahuan suatu sistem filsafat yang termasuk jajaran pengetahuan
alam kodrat. Keempat, adalag filsafat nasrani karena.
C. ZAMAN MODERN
Bertrand Russell (1979 : 479) menyatakan bahwa dalam sejarah, sebuah masa secara
umum dapat dinyatakan sebagai masa “Modern” dapat dilibat dari berbagai sisi adanya
perubahan mental yang menunjukkan perbedaan bila dibanding dengan masa pertengahan.
Paling tidak pebedaan itu tampak dalam dua hal yang sangat penting, yaitu pertama
berkurangnya cengkraman kekuasaan, dan kedua bertambah kuatnya otoritas ilmu pengetahuan.
Filsafat modern dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu :
1. Rasionaalisme, empirisme, dan kritisme
Rasionalisme adalah paham yang mengatakan bahwa akal itulah alat pencari dan
pengukur pengtahuan, contohnya orang yang memikirkan sesuatu hal dengan berdasarkan fakta
yang ada . Empirisme adalah paham filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar ialah yang
logis dan ada bukti empiris, contohnya orang yang benar-benar mengalami secara nyata suatu
kejadian tertentu, dan Kritisisme adalah menolak paham yang menyangkut penerapan dan
pengetahuan berdasarkan alasan-alasan, contohnya orang yang mengalami sesuatu hal namun
berdasarkan pemikiran juga.
Dialektika adalah ilmu pengetahuan tentang hukum yang paling umum yang mengatur
perkembangan alam, masyarakat, dan pemikiran, contohnya sebagaimana aturan-aturan
dimasyarakat ataupun norma-norma. Dan Idealisme adalah suatu keyakinan atas suatu hal yang
dianggap benar oleh individu yang bersangkutan dengan bersumber dari pengalaman,
pendidikan, dan kebiasaan, contohnya lebih kepada wahyu ataupun aturan dari tuhan.
Fenomenologi adalah sebuah studi dalam bidang filsafat yang mempelajari manusia
sebagai sebuah fenomena, contohnya manusia mengalami berbagai fenomena mulai kelahiran
sampai kepada kematian. Dan Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang pahamnya berpusat
pada manusia individu yang bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas tanpa memikirkan
secara mendalam mana yang benar dan mana yang tidak benar, contohnya orang yang hanya
memikirkan hal-hal sementara saja namun tidak mendalami hal tersebut apakah baik atau buruk.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jadi, Periodisasi Filsafat mulai dari zaman Yunani Kuno dan Klasik telah mengalami
perkembangan yang cukup pesat dari pemikiran alam sampai kepada mansia itu sendiri, namun
ketika memasuki Abad pertengahan Filsafat mengalami kesulitan untuk berkembang diakibatkan
terbelenggu oleh Agama di masa Patristik dan Skolastik singkatnya mengalami stagnasi, namun
sekian lama peradaban akhirnya muncul Zaman Modern bahwa dapat dilihat dari berbagai sisi
adanya perubahan mental yang memunjukkan perbedaan bila dibanding dengan masa
pertengahan.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan ………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA