OLEH:
PEMBIMBING:
dr. Denny Mathius, Sp.F., M. Kes
FAKULTAS KEDOKTERAN
KENDARI
2020
HALAMAN PENGESAHAN
Fakultas : Kedokteran
Halu Oleo
Menyetujui,
Pembimbing
A. PENDAHULUAN
Kekerasan fisik adalah salah satu penyebab terbanyak cedera kepala
serius pada bayi dan anak. Kecurigaan kearah kekerasaan fisis harus
dipertimbangkan jika ditemukan anak usia kurang dari satu tahun mengalami
cedera intracranial. Shaken baby syndrome adalah salah satu bentuk dari
tertinggi.1
yang disertai dengan perdarahan pada sisi bola mata bagian dalam dan
kadang luka-luka lain. Kerusakan pada otak tersebut disebabkan oleh karena
kekerasan pada anak yang disertai dengan ancaman dan guncangan yang
dalam belajar, cacat secara fisik, kebutaan total atau parsial, kerusakan
pendengaran, cacat suara atau cara bicara, cacat teori, kelumpuhan, tingkah
orang tua atau pengasuh secara sengaja ataupun tidak sengaja. Bayi
rengekan. Sindrom ini biasanya dialami oleh anak berusia dibawah satu tahun
shaken baby syndrome. didasarkan pada trias gejala klinis yakni perdarahan
seperti memar atau patah tulang tidak selalu diperlukan dalam membuat
diagnosis. 1
Paris yang meninggal karena kekerasan fisik. Pada tahun 1964, John Caffey
tanpa penyebab atau mekanisme cedera yang jelas. Guthkelch (1971), seorang
oleh guncangan secara manual terhadap bayi, tanpa adanya benturan kepala
C. EPIDEMIOLOGI
Shaken baby syndrome adalah salah satu bentuk kekerasan fisis pada
Kekerasan menjadi penyebab ketiga cedera kepala anak setelah jatuh dan
umur kurang dari satu tahun. Insiden shaken baby syndrome berkisar antara
20-30 kasus per 100.000 anak usia dibawah satu tahun, dengan
terkait dengan tangisan lama dan sulit dihentikan yang umum terjadi pada
anak kurang dari 1 tahun, dengan peningkatan mulai usia 1 bulan dan
didapatkan pada kelompok usia 1-2 bulan terkait dengan kerentanan anak
pada usia yang lebih muda. Anak yang lebih tua lebih mungkin bertahan
meningkat pada bulan pertama setelah lahir, puncaknya pada bulan kedua,
dan menurun setelahnya. Hal Ini diekspresikan dalam grafik di bawah ini,
yang menunjukkan jam normal bayi yang menangis sejak lahir sampai usia
3 bulan. 5
orang tua dan pengasuh yang mungkin tidak mengerti bahwa tangisan
sebagai masalah sehingga menjadi faktor risiko paling umum untuk SBS.
Masalah menangis juga terkait dengan penyapihan dini dari ASI,
Lima belas hingga tiga puluh lima persen orang tua melaporkan
Masalah tidur yang umum terjadi termasuk kesulitan membuat bayi tidur
masalah tidur bayi dapat mengurangi tingkat depresi orang tua sangat
keadaan yang terus berlanjut melalui ritme sirkadian dan tidak dapat
berada pada risiko yang lebih tinggi untuk sindrom bayi terguncang atau
gerakan linear dari otak, seperti ketika jatuh, dan biasanya relative ringan,
dengan gejala paling berat berupa fraktur tengkorak. Shakem baby syndrome
menggerakan otak dari aksis sentral atau hubungannya dengan batang otak.
cukup keras. 1
bayi yang tidak terkendali, karena otot leher bayi yang belum cukup kuat
menopang kepala. Kepala bayi yang relative berat dan besar dibandingkan
ukuran tubuhnya. Selain itu, otak bayi memerlukan ruang untuk tumbuh
sehingga terdapat rongga atau celah antara tengkorak dan otak. Pergerakan
otak dalam ruang subdural ini dapat menyebabkan peregangan dan robekan
pada bridging vein yang memanjang dari korteks sampai kesinus vena duralis.
bahwa pada shaken baby syndrome, cedera awal diakibatkan oleh hipoksia.
sering ditemukan pada bayi yang diguncang. Hasil otopsi menunjukan hal ini
mungkin diakibatkan oleh kerusakan batang otak yang khas dan disurigai
berkaitan dengan kondisi bayi dengan kepala yang relative besar disbanding
ukuran tubuh serta tonus otot leher yang lemah. Semakin muda bayi, semakin
besar risiko terjadinya cedera. Mekanisme terjadinya cedera otak pada shaken
proyektil, sulit menelan atau menghisap, sulit bernafas, kejang dan penurunan
kesadaran. Segera setelah kejadian, anak biasanya akan terlihat tidak seperti
biasanya. Gejala nonspesifik dapat menetap selama beberapa hari berupa sulit
makan, muntah, lemas atau mudah menangis. Gejala yang tidak spesifik
gangguan makan, atau kolik. Pada anak-anak ini, gejala dapat muncul
pola napas menjadi tidak teratur atau bahkan apnea. Trias gejala yang paling
ensefalopati. 1
1. Perdarahan subdural
yang memanjang dari korteks sampai ke sinus vena duralis. Perdarahan ini
dapat menjadi petunjuk yang jelas adanya guncangan, terutama jika tidak
pada fisura interhemisfer dan lebih jarang pada konveksitas hemisfer. Pada
MRI kepala bebrapa hari kemudia jika diperlukan. Pada gambar 3-5
Gambar 4. foto hasil otopsi bayi usia 4 bulan dengan perdarahan subdural
shaken baby syndrome (panah hitam) dan bridging vein (panah kuning)1
2. Perdarahan retina
pasti. Bebrapa teori berpendapat, pergerakan osilasi dari lensa dan vitreus
baby syndrome1
3. Ensefalopati
neurologis yang terjadi pada shaken baby syndrome, pada shaken baby
kesadaran.1,3
untuk mencari tanda-tanda kekerasan lain pada tubuh pasien seperti memar,
patah tulang rusuk, patah tulang panjang, atau cedera abdomen. Jika
akibat lanjutan cedera otak pada bayi. Tidak tersedianya MRI dibeberapa
perdarahan intracranial. 1
accidental. Fraktur tunggal atau multiple pada midshaft atau metafisis tulang
panjang atau tulang rusuk juga menunjukan hal yang sama. Pada pasien
tertentu pemeriksaan skeletal dapat diulang dua minggu lagi dengan tujuan
sebagai hematik tipis pada anak di bawah 1 tahun dan dapat meningkat
otak mengungkapkan cedera aksonal difus, yang paling sering terjadi pada
menyoroti proses perbaikan kronis di otak akibat makrofag dan astrosit yang
diaktifkan.8
oleh polisi dengan cerita keluarga dan riwayat kesehatan anak sejak lahir.
perdarahan di lapisan retinal dan ensefalopati difus serebral tidak spesifik dan
tidak ada temuan klinis atau otopsi yang patognomonik, diagnosis harus
dibuat dengan sangat hati-hati mengingat kedua diagnosis banding klinis dan
terjadi pada jenis trauma lain (jatuh tidak disengaja, melahirkan, setelah
metabolik atau idiopatik. Perdarahan retina awal adalah makula kecil, terletak
di satu lapisan retina, tetapi dengan evolusi parah meluas ke semua lapisan
namun hal ini harus dibedakan karena cedera aksonal difus awalnya dianggap
sebagai efek traumatis spesifik karena gerakan tidak terbatas dan rotasi kepala
penyakit lain yang lebih umum yang memengaruhi materi putih. Diantaranya
iskemia otak dan hipoksia. Dengan demikian, cedera aksonal difus adalah
istilah umum yang menyatakan semua jenis cedera aksonal baik dengan pola
sendi tulang rusuk dan lesi metafisis yang khas di tulang panjang, patah
dan dapat diartikan sebagai tanda-tanda kekerasan pada anak dalam kasus
C. LANDASAN HUKUM
Shaken Baby Sindrom dapat merusak sel-sel otak dan membuat otak
permanen pada otak. Ini masuk kategori penganiayaan anak (child abuse).
menghadapi anak yang terus menangis. Sesaat setelah diguncang, tangis bayi
makin menjadi dan perlahan tangis mereda karena otaknya rusak. Di sejumlah
negara, tidak sedikit orangtua yang dituntut dan dibawa ke pengadilan karena
tidak sah, misalnya memukul dengan tangan atau dengan segala macam
menentukan bahwa: (1). Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua,
wali atau pihak lain manapun yang bertanggung jawab atas pengasuhan,
lainnya. (2). Dalam hal orang tua, wali atau pengasuh anak melakukan
1. Pasal 59 menentukan:
kekerasan baik fisik dan atau mental. 2. Pasal 64 ayat (3) menentukan:
Akan tetapi jika kejahatan yang diterangkan dalam Pasal 364, 373, 379,
dan ayat pertama dari Pasal 407, dilakukan sebagai perbuatan yang
diteruskan dan jumlah dari harga kerugian atas kepunyaan orang lantaran
dihukum menurut ketentuan pidana dalam Pasal 362, 372, 378, dan 406.10
3. Pasal 69 menentukan:
(1) Perbandingan beratnya hukuman pokok yang tidak sejenis, ditentukan
oleh susunan dalam Pasal 10. (2) Dalam hal hakim boleh memilih antara
4. Pasal 80 menentukan:
(2) Sesudah cegahan itu maka mulailah tempo daluwarsa (lihat waktu)
yang baru.
karena ada perselisihan tentang hukum yang harus diputuskan lebih dulu
sementara.
6. Pasal 82 menentukan:
utama tak lain daripada denda, tiada berlaku lagi jika maksimum denda
harus diserahkan juga benda yang patut dirampas itu atau dibayar
harganya, yang ditaksir oleh amtenar yang tersebut dalam ayat pertama.
(4) Peraturan dalam pasal ini tidak berlaku bagi orang yang belum dewasa,
belas) tahun.10
DAFTAR PUSTAKA
intracranial pada shaken baby syndrome. PKB Ilmu Kesehatan Anak XV1.
2. Mian, et al. 2014. Shaken baby syndrome: A Review. Fetal and pediatric
pathology. ttps://www.researchgate.net/publication/271220486
Departement of health and human health center for disease control and
preventive.
2002;78:732–735
8. Dunchea RM, et al. 2017. Forensic and clinical diagnosis in "shaken baby
syndrome", between child abuse and iatrogenic abuse. Journal of Mind and
Indonedia
Perlindungan Anak