PENYUSUN:
Waode Fitriani, S.Ked
K1A1 14 047
PEMBIMBING:
dr. Junuda RAF, M.Kes, Sp.KJ
Telah menyelesaikan tugas Referat Gambaran Agresifitas Dan Perilaku Sexual Masyarakat
Pesisir Madura dalam rangka kepaniteraan klinik pada Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas
Kedokteran Universitas Halu Oleo
B. Tujuan Penelitian
C. Manfaat Penelitian
2. Faktor Eksternal
B. Wilayah Pesisir5
Wilayah pesisir merupakan daerah peralihan laut dan
daratan. Kondisi tersebut menyebabkan wilayah pesisir
mendapatkan tekanan dari berbagai aktivitas dan fenomena di darat
maupun di laut. Fenomena yang terjadi di daratan antara lain abrasi,
banjir dan aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat yaitu
pembangunan permukiman, pembabatan hutan untuk persawahan,
pembangunan tambak dan sebagai yang pada akhirnya memberi
dampak pada ekosistem pantai. Demikian pula fenomena-fenomena
di laut, seperti pasang surut air laut, gelombang badai dan
sebagainya. Faktor alam lainnya yang juga menyebabkan kerusakan
lingkungan adalah gempa dan gelombang tsunami dikarenakan
rusaknya ekosistem pesisir sehingga tidak ada penghalang sebagai
peredam gelombang tsunami.5,6
Secara umum, aktivitas masyarakat pesisir meliputi aktivitas
ekonomi berupa kegiatan perikanan yang memanfaatkan lahan
darat, lahan air, dan laut terbuka; kegiatan pariwisata dan rekreasi
yang memanfaatkan lahan darat, lahan air, dan objek di bawah air;
kegiatan transportasi laut yang memanfaatkan lahan darat dan
alokasi ruang di laut untuk jalur pelayaran, kolam pelabuhan dan
lain-lain; kegiatan indutri yang memanfaatkan lahan darat; kegiatan
pertambangan yang memanfaatkan lahan darat dan laut; kegiatan
pembangkit energi yang menggunakan lahan darat dan laut;
kegiatan industri maritim yang memanfaatkan lahan darat dan laut,
pemukiman yang memanfaatkan lahan darat untuk perumahan dan
fasilitas pelayanan umum; dan kegiatan pertanian dan kehutanan
yang memanfaatkan lahan darat5,6.
Aktivitas ekonomi yang dilakukan bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan ketergantungannya
terhadap kondisi lingkungan dan sumber daya alam yang ada di
sekitarnya, pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup dan
sumberdaya alam, lembaga sosial aktivitas, ekonomi pendidikan,
kesehatan dan lain-lain (Bengen, 2002). Namun demikian, setiap
aktivitas dan perilaku manusia berpengaruh terhadap lingkungan.7,8
BAB III
METODE PENELITIAN
E. HASIL PENELITIAN4,9,10
F. PEMBAHASAN
Agresifitas merupakan setiap tindakan yang dimaksudkan untuk
menyakiti atau melukai orang lain Tidak hanya menyakiti secara fisik,
melainkan juga secara mental mendefinisikan agresi sebagai “segala bentuk
perilaku yang dimaksud untuk menyakiti seorang, baik secara fisik maupun
mental. Secara lebih rini, agresifitas dibagi menjadi empat bagian yaitu agresi fisik,
agresi verbal, kemarahan (anger), dan permusuhan (hostility). Karenanya, semua
orang berpotensi untuk memilikinya namun dalam tingkatan yang berbeda-beda. Hal
itu dikarenakan agresifitas seseorang bisa dipengaruhi banyak hal seperti : biologis,
faktor eksternal, dan belajar.9,10
Factor eksternal salah satunya adalah lingkungan geografis meliputi cuaca,
suhu udara, kebisingan, dan kepadatan aktifitas. Menurut De Jonge (2011),
kemiskinan penduduk serta keadaan yang relatif terisolasi secara geografis dan
sosial menjadi sebab karakter orang Madura terbentuk. Salah satu ciri yang
dilekatkan pada orang Madura adalah sikap kasar dan mudah marah dibandingkan
dengan orang dari suku berbeda. Apakah orang-orang Madura benar mudah marah,
hal itu dapat dilihat dari tingkat agresifitas mereka. Seberapa sering masyarakat
Madura memiliki maksud dan bertindak dengan tujuan untuk menyakiti atau
melukai orang lain.
Dari ketiga hasil penelitian diatas, didapatkan bahwa tingkat aggresifitas
sangat berpengaruh terhadap lingkungan tempat tinggal dan suku. Pada suku Madura
memiliki suatu kebiasaan leluhur yaitu Carok yang memberikan dampak tindakan
kekerasan, sehingga setiap suku memiliki tingkat aggresifitas yang berbeda seperti
yang telah dijelaskan diatas. Aggresifitas juga dapat berpengaruh tehadap pekerjaan,
dimana pada penelitian yang membandingkan tingkat aggresifitas nelayan dan
pedalaman hasilnya ada perbedaan. Hal ini dikarenakan, pekerjaannya yang sebagai
nelayan mengharuskan nelayan berbicara lebih keras daripada masyarakat
pedalaman. Agresi verbal dan kemarahan pada nelayan tersebut sering juga dipicu
oleh faktor-faktor eksternal seperti tekanan untuk menjual habis ikan. Saat ikan tidak
laku, ia akan membusuk.10,11
Aggresifitas pada anak dapat terjadi oleh beberapa factor selain factor
lingkungan, pendidikan sekolah dan orang tua sangat berpengengaruh terhadap
perilaku seorang anak. Sehingga, perlunya pendidikan yang lebih baik disekolah
dan peran orang tua dalam mendidik anaknya harus lebih di perbaiki. Seorang anak
adalah peniru yang baik, sehingga apabila kita sebagai guru dan orang tua jika
memberikan contoh yang baik, maka sikap anak tersebut akan baik. Begitupun
sebaliknya apabila ia diberi contoh yang buruk makan perilakunya juga akan buruk.
BAB IV
Penutup
A. Simpulan
10. Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur. 2016. Profil Desa
Pesisir Provinsi Jawa Timur (Kepulauan Madura) Vol 3. CV. Vox
Consultindo. Surabaya