Anda di halaman 1dari 8

Kamera

Fungsi Kamera

Kamera adalah salah satu alat yang digunakan manusia untuk merekam suatu kejadian atau

peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat berbagai jenis kamera yang memiliki kelebihan

masing-masing. Kamera video dipakai dalam pengambilan gambar untuk siaran televisi atau

pembuatan film. Kamera elektronik (autofokus) lebih mudah dipakai karena tanpa pengaturan

lensa. Dewasa ini sudah ada kamera digital yang data gambarnya tidak perlu melalui proses

pencetakan melainkan dapat dilihat atau diolah melalui komputer.

Pada awalnya kamera dirancang oleh Mande Daguerre yaitu seorang seniman dari prancis. Dia

merancang “diograma” yang merupakan barisan lukisan yang dipertunjukan dengan bantuan

efek cahaya, yang sekarang disebut kamera. Tingkat pertama perancangan kamera yang

dilakukannya tidak berhasil. Kemudian ia bertemu dengan Joseph Nicephore dan menjelang

tahun 1873 dia berhasil mengembangkan sistem praktis fotografi yang disebutnya

“daguerreotype” yang sudah dipakai pada saat itu. Sistem kamera daguerre tersebut kemudian

dikembangkan oleh penyempurna selanjutnya sehingga kamera yang digunakan di jaman

sekarang sudah begitu canggih dan modern.

Komponen Kamera

Bagian-bagian penting dari kamera dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Keterangan :

a. Lensa cembung (elements of lens) yaitu bagian kamera yang berfungsi untuk membentuk

bayangan dari benda yang difoto.

b. Diafragma yang dikontrol celah (Aperture-controldiaphragm) yaitu bagian kamera yang

berfungsi untuk membuat sebuah celah atau lubang yang dapat diatur luasnya.

c. Penutup (shutter) yaitu bagian kamera yang berfungsi sebagai jalan cahaya yang menuju ke

pelat film.

d. Bayangan nyata (real image) merupakan bayangan yang dihasilkan yang bersifat nyata dan

terbalik menumbuk film.

e. Film yang dibukakan (CCD array) yaitu bagian kamera yang berfungsi sebagai perekam

bayangan.

Prinsip kerja kamera

Saat cahaya bergerak dari sebuah medium ke medium yang lain, maka kecepatan cahaya akan

berubah. Kecepatan cahaya akan lebih besar jika cahaya bergerak di udara dibandingkan
ketika bergerak di dalam kaca. Dengan demikian, sebuah lensa menyebabkan kecepatan

cahaya melambat.

Ketika gelombang cahaya memasuki sekeping kaca dengan sudut tertentu, satu bagian dari

gelombang tersebut akan mencapai kaca lebih dahulu dibandingkan dengan bagian yang

lainnya. Akibatnya, bagian yang pertama kali memasuki kaca akan mengalami perlambatan

lebih dahulu sebelum bagian yang lainnya. Peristiwa seperti ini juga akan terjadi pada saat kita

mendorong sebuah troli belanja dari lantai pavement bersemen ke atas tanah berumput. Jika

kita mendorong troli memasuki daerah berumput dari arah sudut tertentu terhadap batas

permukaan pavement dan rumput seperti pada gambar berikut ini, maka kita akan melihat

bahwa roda sebelah kanan akan pertama kali menyentuh rumput. Kecepatan roda yang di atas

rumput sedikit akan melambat dibandingkan dengan kecepatan roda sebelah kiri yang masih

berada di atas lantai pavement. Karena roda di sebelah kiri, yang masih di atas pavement

bergerak lebih cepat, maka troli Anda akan membelok ke kanan.

Hal yang sama terjadi pada gelombang cahaya yang bergerak dari udara ke lensa. Ketika

cahaya sampai ke lensa dengan sudut tertentu, maka lintasan cahaya akan membelok ke arah

tertentu. Lintasan cahaya akan kembali membelok setelah keluar dari lensa karena bagian

cahaya yang memasuki udara akan bergerak lebih cepat dibandingkan dengan bagian cahaya

lainnya. Pada sebuah lensa konvergen atau lensa cembung, salah satu atau kedua sisi kaca
lensa dibuat lebih tipis dibandingkan bagian tengahnya. Hal ini berarti cahaya yang bergerak

melewati bagian ini akan membelok ke arah pusat lensa. Pada sebuah lensa cembung rangkap,

seperti lensa yang digunakan untuk kaca pembesar, cahaya akan melengkung baik pada saat

memasuki lensa maupun pada saat meninggalkan lensa.

Hal ini akan menyebabkan perubahan lintasan cahaya yang berasal dari sebuah benda.

Sebuah sumber cahaya –misalnya lilin– memancarkan cahaya ke segala arah. Berkas cahaya

semuanya berangkat dari titik yang sama –yaitu dari titik nyala lilin– dan akan menyebar secara

konstan. Sebuah lensa cembung dapat menangkap berkas-berkas cahaya ini dan

mengarahkannya sehingga berkas cahaya tersebut kembali konvergen ke sebuah titik. Pada

titik dimana berkas cahaya tersebut konvergen, kita akan mendapatkan bayangan real dari lilin

tersebut.

2. Proyektor
Fungsi dan Komponen Proyektor
Proyektor adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan suatu bayangan yang lebih besar dari
objek aslinya pada layar. Objek tersebut berupa gambar dan tulisan. Bagian-bagian dari proyektor
yakni cermin cekung, lensa cembung, lensa plankonveks, dan lensa proyektor lampu.

Gambar 3. Proyektor
Penjelasan mengenai bagian – bagian proyektor sebagai berikut:
a. Lampu proyektor merupakan bagian utama. Lampu itu sangat kuat memancarkan cahaya.
b. Film adalah rekaman bayangan yang akan diproyeksikan
c. Cermin cekung, ditempatkan disebelah lampu berfungsi untuk mengumpulkan cahaya agar daya
pancar sinar proyektor lebih kuat terkumpul pada slide.
d. Lensa kondensor, ditempatkan antara lampu dan film berfungsi untuk mengarahkan cahaya dari
sumber agar memasuki lensa proyeksi.

e. Lensa proyeksi, ditempatkan paling luar dan menuju layar proyeksi. Lensa proyeksi merupakan
lensa cembung yang berfungsi sebagai pembalik untuk memperoleh bayangan pada layar dari slide
yang dipasang terbalik.
f. Slide adalah benda yang diproyeksikan
Sistem Kerja Proyektor
Proses kerja proyektor diawali dengan cahaya yang masuk dari sumber cahaya melewati film.
Sumber cahaya tersebut berasal dari bola lampu pijar pada proyektor. Cahaya yang masuk melewati
film itu dhkan oleh lensa kondensor sehingga kebanyakan cahaya itu memasuki lensa proyeksi.
Kemudian cahaya itu juga dikumpulkan oleh cermin cekung dan dipantulkan pada lensa proyeksi
lebih kuat, Kemudian lensa proyeksi akan mengumpulkan cahaya pada layar untuk membentuk
bayangan tajam, bayangan yang dibentuk adalah nyata, terbalik dan diperbesar dari film pada layar.
lensa kondensor yang. Proyeksi ukuran bayangan yang dibentuk pada layar ditentukan oleh posisi
dan pemfokusan dari lensa proyeksi tersebut.
Proyektor dibedakan menjadi dua, yaitu Diaskop dan Episkop. Diaskop adalah alat untuk
memproyeksikan bayangan nyata dari sebuah gambar diapositif. Sedangkan Episkop adalah
proyektor untuk memproyeksikan gambar-gambar tidak tembus cahaya. dengan sifat bayangan tegak
diperbesar. Episkop biasanya digunakan oleh seniman lukis untuk mereproduksikan lukisan,
misalnya untuk membuat gambar pada billboard atau papan reklame. Gambar yang akan
diproyeksikan, misalnya sebuah foto diletakkan di meja objek, kemudian seberkas cahaya yang
berasal dari dua buah lampu L1 dan L2 dipantulkan oleh gambar itu. Seterusnya, cahaya tersebut
ditangkap dan dipantulkan oleh cermin datar ke lensa proyektor. akhirnya, terbentuk bayangan sejati
dan diperbesar pada layar.
Salah satu bagian dari diaskop adalah proyektor OHP. Proyektor OHP biasanya digunakan dalam
ruang kelas untuk menghasilkan bayangan tegak berdiri pada sebuah layar proyeksi. Prinsip kerjanya
sama dengan proyektor biasa akan tetapin setelah cahaya meninggalkan lensa proyeksi terdapat
cermin datar miring yang memantulkan dan membalikan bayangan yang terbalik sehingga menjadi
tegak pada layar. Pada OHP cahaya dari lampu itu diarahkan juga oleh potongan plastic jernih yang
tembus cahaya(biasanya lensa Fresnel) menuju lensa proyeksi

B. Mata
Fungsi Mata
Mata adalah alat optik manusia dan hewan lainnya. Mata manusia terpasang pada tulang rongga mata
dengan tiga pasang otot-otot mata yang berfungsi untuk menggerakkan bola mata ke kiri, kanan, atas
dan ke bawah. Mata manusia berfungsi sebagai alat atau indra penglihatan dan dapat dipandang
sebagai alat optik yang sangat penting bagi manusia. Bentuk mata kita hampir bulat seperti bola, dan
diameternya kira-kira 1 inci. Lengkungan bagian depannya agak lebih tajam dan diliputi oleh
membran yang kuat dan tembus cahaya.
Manusia diciptakan dengan kesempurnaanya, yaitu memiliki akal dan indera sebagai alat manusia

untuk menjalani kehidupan. Setiap manusia memiliki alat optik tercanggih yang pernah ada, yaitu

mata. Mata merupakan bagian dari pancaindra yang berfungsi untuk melihat. Allah SWT

menciptakan mata untuk membantu kita menikmati keindahan alam, melihat teman-teman,

mengamati benda-benda di sekeliling, dan masih banyak lagi yang dapat kita nikmati melalui mata.

Tidak dapat kita bayangkan bila manusia tidak mempunyai mata atau mata kita buta, tentu dunia ini

terlihat gelap gulita

Komponen Mata
Bagian-bagian penting dari mata dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 4. Diagram mata.


Keterangan :
1. Kornea (cornea): Kornea merupakan lapisan mata paling depan (terluar) dan keras, berfungsi
untuk melindungi bagian-bagian mata yang lunak dan sensitif. Tebalnya 0,5 mm.
2. Pupil: Pupil adalah celah berbentuk lingkaran yang berfungsi agar cahaya dapat masuk ke dalam
mata. Lebar pupil diatur oleh iris. Saat cahaya terang pupil menguncup dan pada saat cahaya gelap
pupil melebar.
3. Iris: Iris adalah selaput berwarna hitam dan biru, yang berfungsi mengatur besar dan kecilnya
pupil.
4. Lensa mata(crystalline lens): terdiri dari kristal(terbuat dari bahan bening/optis yang elastik),
mempunyai dua permukaan dengan jari-jari kelengkungan 7,8 mm. Lensa berfungsi membiaskan
sinar pada benda sehingga menghasilkan bayangan pada retina, dan memfokuskan objek pada
berbagai jarak.
5. Aqueous humour: cairan di depan lensa mata atau dibelakang kornea, berfungsi untuk membiaskan
cahaya ke dalam mata.
6. Viterous humour: cairan di dalam bola mata, berfungsi untuk meneruskan cahaya dari lensa
menuju retina
7. Retina: berfungsi sebagai layar tempat terbentuknya bayangan benda yang dilihat. Retina
merupakan bagian mata yang penuh syaraf yang sensitif terhadap cahaya. Dari retina ini akan
dilanjutkan ke syaraf optikus. Bayangan yang jatuh pada retina bersifat nyata, diperkecil dan terbalik.
Permukaan retina terdiri dari berjuta-juta sel

Sistem Kerja Mata


Proses melihat berawal dari seberkas sinar datang dari objek menuju mata, kemudian dibiaskan oleh
lensa mata sehingga terbentuk bayangan nyata dan terbalik di retina. Oleh syaraf penglihatan yang
ada pada retina hal itu diteruskan keotak sehingga terjadi kesan melihat.
Pada retina terdapat cekungan yang dinamakan Bintik Kuning dan di pusat bintik kuning tersebut
syaraf penglihatan paling peka dibandingkan tempat lain padaretina. Pada bagian yang paling peka
tersebut indera penglihatan paling kuat dandinamakan Fovea. Agar mata dapat melihat objek secara
jelas, bayangan objek tersebut haruslah tepat berada di tempat itu.
Jika bayangan suatu objek terbentuk di daerah syaraf optik, maka objek tersebuttidak terlihat. Daerah
ini dinamakan Bintik Buta. Jumlah cahaya yang masuk kemata diatur oleh pupil yang bertindak
sebagai diafragma. Ukuran lubang pupil dapatmembesar atau mengecil tergantung kuat lemahnya
cahaya yang menuju ke mata. Jika cahaya yang menuju ke mata terlalu kuat (terang), lubang pupil
mengecil dan sebaliknya jika cahaya yang menuju ke mata lemah (redup) lubang pupil membesar.
Dalam keseharian, mata harus mengamati objek-objek yang jaraknya berbeda-bedadari yang sangat

dekat sampai yang sangat jauh dari mata. Dengan menerapkan prinsip pembentukan bayangan oleh

lensa cembung pada mata kita, maka lensa mata harus dapat membentuk bayangan dari objek yang

dilihat pada bintik kuning(tepatnya pada Fovea). Agar bayangan selalu terbentuk pada bintik kuning,

meskipun objek yang dilihat berada di dekat maupun jauh dari mata, maka lensa mata harus harus

mengubah kecembungannya. Untuk melihat objek yang sangat dekat, otot mata harus semakin

tegang sehingga lensa mata makin cembung (berakomodasi). Sedangkan pada waktu melihat objek

yang letaknya jauh, otot mata tidak perlu tegang (otot mata dalam kondisi rileks).

C. Lensa Pembesar
Fungsi dan Komponen Lensa Pembesar
Lensa pembesar atau disebut juga lup (kaca pembesar) adalah alat optik yang terdiri dari sebuah
lensa cembung (lensa konvergen) yang digunakan untuk mengamati benda-benda kecil sehingga
tampak lebih besar dan jelas. Lensa pembesar ditemukan oleh seorang ilmuan muslim berkebangsaan
arab yakni Abu Ali al-Hasan Ibn Al-Haitham.
Gambar 10. Lensa Pembesar

Sistem Kerja Lensa Pembesar


Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kita menginginkan banyak detil dari benda kecil yang kita
lihat, namun kemampuan mata normal tidak mampu untuk menjangkaunya. Besar dan banyaknya
detil dari benda yang kita lihat, bergantung dari ukuran bayangan yang dibentuk pada retina. Ukuran
bayangan pada retina ini bergantung pada sudut yang dibentuk oleh benda pada mata. Sebagai
contoh, sebuah pensil yang dipegang pada jarak 30 cm dari mata tampak dua kali lebih tinggi
dibandingkan dengan pensil yang dipegang pada jarak 60 cm. Hal ini terjadi karena pada kasus pensil
yang dipegang pada jarak 30 cm, sedut yang dibentuk oleh benda pada mata dua kali lebih besar dari
pada besar sudut yang dibentuk pada posisi pensil 60 cm dari depan mata (Gambar 12.a dan 12.b).
Dengan kata lain, untuk mendapatkan detil benda yang lebih banyak, dapat dilakukan dengan
mendekatkan benda tersebut kemata agar terbentuk sudut yang lebih besar. Akan tetapi, terdapat
keterbatasan dimana mata normal manusia hanya dapat berakomodasi maksimum pada titik
dekatnya, yakni sekitar 25 cm. Maka digunakanlah lensa pembesar untuk mengatasi keterbatasan
tersebut.

Gambar 12. a. Sudut θ yang dibuat lebih besar; b. Sudut θ yang dibuat lebih kecil.
Dengan menggunakan lensa pembesar, ukuran semua benda dapat diperbesar untuk memungkinkan
benda dibawa lebih dekat kemata dan dengan demikian akan memperbesar ukuran bayangan pada
retina. Bayangan yang dihasilkan oleh lensa pembesar bersifat maya, tegak dan diperbesar.
Pada Gambar 12.a, benda dilihat pada titik dekat mata normal tanpa menggunakan bantuan lensa

pembesar. Sedangkan pada Gambar 12.b, benda dilihat pada titik fokus atau sebelah dalamnya.

Kemudian lensa konvergen membentuk bayangan maya, yang paling tidak harus berada 25 cm dari

mata agar mata terfokus padanya. Jika dilakukan sebuah perbandingan antara keadaan pada Gambar

13.a dan

Anda mungkin juga menyukai