Anda di halaman 1dari 2

*Sharing Economy Dibalik Konsep Kegiatan Berbasis Kerjasama Masyarakat Desa.

Jika kita melihat konsep dibalik kegiatan tersebut diatas merupakan konsep ekonomi yang sedang dijalani
saat ini. Konsep tersebut disebut Ekonomi Konsumsi Bersama atau sebutan. Sharing Economy bisa
didefinisikan sebagai konsep kegiatan yang dapat memberikan akses kepada sumber daya yang dimiliki
organisasi atau masyarakat desa pada umumnya untuk dikonsumsi atau dimanfaatkan bersama dengan
tujuan keuntungannya akan menjadi milik bersama yang akan digunakan sebagai pembangunan
kesejahteraan masyarakat di wilayah itu.

Sharing Economy memiliki semangat untuk melakukan tindakan efisiensi sumber daya dengan cara
melakukan distribusi bahan-bahan konsumsi bersama-sama, sehingga bisa didapatkan barang konsumsi
dengan harga yang lebih murah dari harga eceran dan keuntungannya dapat digunakan sebagai tabungan
masyarakat yang mengkonsumsi barang tersebut.

Misalnya yang dilakukan oleh komunitas masyarakat desa Ciampea Udik yang tergabung dalam Organisasi
Masyarakat BMI (Barisan Masyarakat Indonesia) melakukan pendistribusian barang-barang kebutuhan
rumah tangga dengan cara kolektif dan diurus oleh pengurus ekonomi organisasinya. Hal yang
dilakukannya adalah mencoba memotong rantai distribusi yang panjang, karena hal itu yang
menyebabkan harga barang akan lebih murah. Tetapi BMI menjualnya kepada kolektif konsumennya
dengan harga yang sama dengan harga pasar sehingga keuntungannya akan menjadi keuntungan kolektif
(bersama) yang akan diproses menjadi modal dalam kegiatan ekonomi yang lebih luasnya dan menjawab
masalah ekonomi ditingkat kolektif konsumennya.

Begitulah gambaran singkat dari Sharing Economy. Sesuai namanya, Sharing berarti berbagi dan Economy
berarti ekonomi. Maksudnya adalah adanya nilai ekonomi yang kemudian digunakan atau dibagikan
fungsinya secara bersama-sama agar lebih efisien. Oleh sebab itu, kegiatan Sharing Economy sudah
seharusnya memiliki kepercayaan serta reputasi yang tinggi.

Contoh pertama :
Jika jumlah kolektif konsumen 4.000

Kolektif Ekonomi BMI menjual paket kebutuhan sebesar Rp. 100.000,- yang dimana dalam 1 paket ada
keuntungan Kolektif Ekonomi sebesar Rp. 100.000,-. Maka dalam 1 putaran pendistribusian barang
kebutuhan mendapatkan Keuntungan Kolekif sebesar Rp. 40.000.000,-.

Jika dalam 1 bulan dilakukan pendistribusian sebanyak 1 kali memperoleh keuntungan kolektif
Rp. 40.000.000,- , maka dalam 12 bulan akan mengumpulkan keuntungan kolektif sebesar Rp.
480.000.000,-. Jumlah itu akan dapat menjalankan program ekonomi yang akan menuju kesejahteraan
masyarakat desa dan kolektif konsumen dari kegiatan Sharing Ekonomi ini.

Bagaimana mengolah keuntungan kolektif sebesar Rp. 480.000.000,- agar menjadi program kerja yang
dapat mengentaskan kemiskinan masyarakat di Desa ???

Dengan keuntungan kolektif sebesar Rp. 480.000.000,-.(*_Empat ratus delapan puluh juta rupiah_*) Jika
dalam masa periode 6 tahun pemerintahan Desa sama dengan keuntungan kolektif milik kolektif
konsumen desa sebesar Rp. 2.880.000.000 ( *_Dua milyar delapan ratus delapan puluh juta rupiah_*)
maka Desa dapat melakukan beberapa hal ;

1. membangun sekolah gratis untuk semua warganya ;


2. Pelayanan kesehatan gratis yang layak ;
3. Membuka lapangan kerja bagi warga desa;
4. Pendistribusian Sembako murah dan berkualitas.

Agar hal ini dapat berjalan baik maka tentunya ada beberapa hal yang harus benar-benar diperhatikan
yakni;

1. Kepercayaan
2. Legalitas
3. transparansi

Masyarakat desa dan Desa akan maju sejahtera jika benar-benar bekerjasama dan berjuang bersama
untuk kesejahteraan ekonomi dan kemandirian politik bersama.

Anda mungkin juga menyukai