PENDAHULUAN
2.3. Tujuan
2.3.1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari makalah ini adalah diharapkan penulis mampu memahami
konsep dasar dari Diabetes Mellitus.
2.3.2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan umum dari makalah ini adalah diharapkan penulis mampu memahami :
1. Pengertian Diabetes Mellitus
2. Etiologi Diabetes Mellitus
3. Patofisiologi Diabetes Mellitus
4. Tanda dan gejala Diabetes Mellitus
5. Pemeriksaan diagnosis yang dilakukan pada Diabetes Mellitus
6. Komplikasi dari Diabetes Mellitus
7. Penatalaksanaan pada Diabetes Mellitus
2.4. Manfaat
a. Bagi Penulis
Manfaat bagi penulis diharapkan penulis dapat lebih memahami tentang konsep
Diabetes Mellitus.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Manfaat praktis bagi instansi akademik yaitu dapat digunakan sebagai referensi bagi
institusi pendidikan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang Diabetes
Militus.
c. Bagi Pembaca
Manfaat penulisan karya ilimah bagi pembaca yaitu menjadi sumber referensi dan
informasi bagi orang yang membaca karya tulis ini menjadi lebih mengetahui dan
memahami Diabetes Militus.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Konsep dasar
2.1.1. Pengertian
Diabetes Mellitus (DM) atau penyakit gula atau kencing manis adalah
penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal
(hiperglikemia) akibat tubuh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif.
Tingkat kadar glukosa darah dapat menentukan apakah seseorang memderita
Diabetes Mellitus atau tidak (Hasdinah, 2012).
komplikasi.
melahirkan.
2.1.2. Etiologi
1) Kelainan genetik
DM dapat diwariskan dari orangtua kepada anak. Gen penyebab DM
akan dibawa oleh anak jika orangtuanya menderita diabetes melitus.
2) Usia
Usia seseorang setelah > 40 tahun akan mengalami penurunan
fisiologis. Penurunan ini yang akan beresiko pada penurunan fungsi
endokrin pankreas untuk memproduksi insulin.
3) Pola hidup dan pola makan
4) Obesitas
Seseorang dengan berat badan > 90 kg cenderung memiliki peluang
lebih besar untuk terkena penyakit diabetes melitus.
5) Gaya hidup stress
Stress akan meningkatkan kerja metabolisme dan meningkatkan kebutuhan
akan sumber energi yang berakibat pada kenaikan kerja pankreas sehingga
pankreas mudah rusak dan berdampak pada penurunan insulin.
6) Penyakit dan infeksi pada pankreas
Mikroorganisme seperti bakteri dan virus dapat menginfeksi pankreas
sehingga menimbulkan radang pankreas. Hal itu menyebabkan sel β
pada pankreas tidak bekerja secara optimal dalam mensekresi insulin.
7) Obat-obatan yang dapat merusak pankreas
Bahan kimiawi tertentu dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan
radang pankreas. Peradangan pada pankreas dapat menyebabkan
pankreas tidak berfungsi secara optimal dalam mensekresikan hormon
yang diperlukan untuk metabolism dalam tubuh, termasuk hormon
insulin.
2.1.3. Patofisiologi
2. Liver
3. Otot
4. Sel lemak
5. Usus
Glukosa yang ditelan secara langsung atau rute oral lebih memicu
respon insulin jauh lebih besar dibandingkan jika diberikan melalui rute
intravena. Efek yang dikenal sebagai efek incretin ini diperankan oleh
dua hormon GLP-1 (Glucagon-like polypeptide-1) dan GIP (glucose-
dependent insulinotrophic polypeptide atau disebut juga gastic
inhibitory polypeptide). Saluran pencernaan mempunyai peran dalam
penyerapan karbohidrat melalui kinerja ensim alfa-glukosidase yang
memecah polisakarida menjadi monosakarida yang kemudian diserap
oleh usus dan berakibat meningkatkan glukosa darah setelah makan.
Obat yang bekerja untuk menghambat kinerja ensim alfa- glukosidase
adalah akarbosa.
7. Ginjal
8. Otak
Insulin merupakan penekan nafsu makan yang kuat. Pada individu yang
memiliki berat badan berlebih atau obesitas baik yang diabetes melitus
maupun yang non diabetes melitus, didapatkan hiperinsulinemia yang
merupakan kompensasi dari resistensi insulin. Obat yang bekerja di jalur
ini adalah GLP-1 agonis, amylin dan bromokriptin.
2.1.4. Tanda dan Gejala
d. Nafsu makan bertambah namun berat badan turun secara cepat yaitu
antara (5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu) dan mudah lelah
a. Sering kesemutan
d. Sering kram
e. Mudah mengantuk
f. Kelelahan
TTGO (mg/dL)
Diabetes ≥ 6,5 ≥ 126 mg/dL ≥ 200 mg/dL
Prediabetes 5,7-6,4 100-125 140-199
Normal < 5,7 < 100 < 140
2.1.6. Komplikasi
Menurut Perkeni (2015), diabetes tidak terkontrol dengan baik akan
menimbulkan komplikasi akut dan kronis, komplikasi diabetes melitus dapat
dibagi menjadi 2 kategori, yaitu :
1. Komplikasi akut
a. Hipoglikemia
b. Hiperglikemia
2. Komplikasi kronis
2.1.7. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Umum
Perlu dilakukan evaluasi medis yang lengkap pada pertemuan
pertama. Menurut ADA (2017) komponen evaluasi medis diabetes
komprehensif terbagi menjadi tiga, yaitu:
4. Palpasi tiroid
a. Inspeksi
C. Evaluasi Laboratorium
a. Profil lipid puasa, termasuk kolesterol total, LDL, dan HDL dan
trigliserida, sesuai kebutuhan
b. Tes fungsi hati
g. Elektrokardiogram
2. Penatalaksanaan Khusus
a. Edukasi
a) Karbohidrat
b) Lemak
c) Protein
d) Natrium
e) Serat
f) Pemanis alternatif
1. Jenis kelamin
2. Umur
4. Stress metabolik
5. Berat badan
e. Terapi farmakologis
a. Insulin
d) Krisis hiperglikemia
c. Terapi kombinasi
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1. Simpulan
Diabetes Mellitus (DM) atau penyakit gula atau kencing manis adalah penyakit
yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal (hiperglikemia)
akibat tubuh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. Tingkat kadar glukosa
darah dapat menentukan apakah seseorang memderita Diabetes Mellitus atau tidak
(Hasdinah, 2012).
Penyakit diabetes melitus di tandai dengan adanya resistensi insulin perifer, gangguan
HGP (Hepatic Glucose Production), penurunan fungsi sel beta, dan akhirnya menuju ke
kerusakan total dari sel beta. Menurut Perkeni (2015), menyebutkan bahwa resistensi
insulin pada otot dan liver serta kegagalan sel beta pankreas telah dikenal sebagai
patofisiologi kerusakan sentral dari diabetes melitus.
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Rumahorbo, H. 1999. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta:
EGC.
Smaltzer, S. C & Bare, B. G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: EGC