Anda di halaman 1dari 4

Kota Blitar merupakan sebuah kota yang terletak di bagian selatan Provinsi Jawa Timur, Indonesia.

Kota ini terletak sekitar 167 km sebelah selatan Surabaya. Kota Blitar terkenal sebagai tempat
kelahiran dan dimakamkannya presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno.
Selain disebut sebagai Kota Patria, kota ini juga disebut sebagai Kota PETA (Pembela Tanah Air)
karena di bawah kepimpinananSuprijadi, Laskar PETA melakukan perlawanan terhadap Jepang untuk
pertama kalinya pada tanggal 14 Februari 1945 yang menginspirasi timbulnya perlawanan menuju
kemerdekaan di daerah lain.

Kota Blitar mulai berstatus gemeente (kotapraja) pada tanggal 1 April 1906 berdasarkan
peraturanStaatsblad van Nederlandsche Indie No. 150/1906. Pada tahun itu, juga dibentuk beberapa
kota lain di Pulau Jawa, antara lain Batavia, Buitenzorg, Bandoeng, Cheribon, Magelang, Samarang,
Salatiga,Madioen, Malang, Soerabaja, dan Pasoeroean.

Dengan statusnya sebagai gemeente, selanjutnya di Blitar juga dibentuk Dewan Kotapradja Blitar
yang beranggotakan 13 orang dan mendapatkan subsidi sebesar 11.850 gulden dari Pemerintah
Hindia-Belanda. Untuk sementara, jabatan burgemeester (wali kota) dirangkap oleh Residen Kediri.

Selanjutnya, berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang No. 17/1950, Kota Blitar ditetapkan
sebagai daerah kota kecil dengan luas wilayah 16,1 km². Dalam perkembangannya, luas wilayah
Kotamadya Blitar ditambah menjadi 32,58 km² serta dikembangkan dari satu menjadi tiga kecamatan
dengan 20 kelurahan. Terakhir,berdasarkan Undang-Undang No. 22/1999, nama Kotamadya Blitar
diubah menjadi Kota Blitar
Potensi pariwisata Kota Blitar tidak lepas dari nilai-nilai sejarah yang masih kental tergurat di kota
yang pernah menjadi salah satu tempat dengan semangat kepahlawanan pejuang bangsa. Nama-nama
besar seperti Adipati Aryo Blitar, Proklamator Bung Karno, Shodancho Suprijadi, dan lain sebagainya
menjadi inspirasi yang ikut mewarnai dinamika, arah, dan kemajuan kota yang sedang tumbuh ini.

Dalam upaya membangun iklim yang kondusif, didukung oleh sistem perdagangan barang dan jasa
unggulan, pemerintah Kota Blitar memilih sektor pariwisata sebagai primadona untuk
mengembangkan ekonomi daerah. Beberapa tempat tujuan wisata yang ada di Blitar, dari waktu ke
waktu kian dibenahi dan diperkaya guna meningkatkan potensi wisata di Kota Blitar.

Sejarah Kota Blitar1


Kota Blitar merupakan sebuah kota yang terletak di bagian selatan Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
Kota ini terletak sekitar 167 km sebelah selatan Surabaya. Kota Blitar terkenal sebagai tempat
kelahiran dan dimakamkannya presiden pertama Republik Indonesia,Ir. Soekarno.Selain disebut
sebagai Kota Patria, kota ini juga disebut sebagai Kota PETA (Pembela Tanah Air) karena di bawah
kepimpinananSuprijadi, Laskar PETA melakukan perlawanan terhadap Jepang untuk pertama kalinya
pada tanggal 14 Februari 1945 yang menginspirasi timbulnya perlawanan menuju kemerdekaan di
daerah lain.

Kota Blitar mulai berstatus gemeente (kotapraja) pada tanggal 1 April 1906 berdasarkan
peraturanStaatsblad van Nederlandsche Indie No. 150/1906. Pada tahun itu, juga dibentuk beberapa
kota lain di Pulau Jawa, antara lain Batavia, Buitenzorg, Bandoeng, Cheribon, Magelang, Samarang,
Salatiga,Madioen, Malang, Soerabaja, dan Pasoeroean.Dengan statusnya sebagai gemeente,
selanjutnya di Blitar juga dibentuk Dewan Kotapradja Blitar yang beranggotakan 13 orang dan
mendapatkan subsidi sebesar 11.850 gulden dari Pemerintah Hindia-Belanda. Untuk sementara,
jabatan burgemeester (wali kota) dirangkap oleh Residen Kediri.
Selanjutnya, berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang No. 17/1950, Kota Blitar
ditetapkan sebagai daerah kota kecil dengan luas wilayah 16,1 km². Dalam perkembangannya, luas
wilayah Kotamadya Blitar ditambah menjadi 32,58 km² serta dikembangkan dari satu menjadi tiga
kecamatan dengan 20 kelurahan. Terakhir,berdasarkan Undang-Undang No. 22/1999, nama
Kotamadya Blitar diubah menjadi Kota Blitar
Potensi pariwisata Kota Blitar tidak lepas dari nilai-nilai sejarah yang masih kental tergurat di
kota yang pernah menjadi salah satu tempat dengan semangat kepahlawanan pejuang bangsa. Nama-
nama besar seperti Adipati Aryo Blitar, Proklamator Bung Karno, Shodancho Suprijadi, dan lain
sebagainya menjadi inspirasi yang ikut mewarnai dinamika,arah, dan kemajuan kota yang sedang
tumbuh ini.
Dalam upaya membangun iklim yang kondusif, didukung oleh sistem perdagangan barang
dan jasa unggulan, pemerintah Kota Blitar memilih sektor pariwisata sebagai primadona untuk
mengembangkan ekonomi daerah. Beberapa tempat tujuan wisata yang ada di Blitar, dari waktu ke
waktu kian dibenahi dan diperkaya guna meningkatkan potensi wisata di Kota Blitar.

Sejarah Kota Blitar2


Kota Blitar merupakan sebuah kota yang Selanjutnya, berdasarkan ketentuan
terletak di bagian selatan Provinsi Jawa Timur, dalam Undang-Undang No. 17/1950, Kota
Indonesia. Kota ini terletak sekitar 167 km Blitar ditetapkan sebagai daerah kota kecil
sebelah selatan Surabaya. Kota Blitar terkenal dengan luas wilayah 16,1 km². Dalam
sebagai tempat kelahiran dan dimakamkannya perkembangannya, luas wilayah Kotamadya
presiden pertama Republik Indonesia,Ir. Blitar ditambah menjadi 32,58 km² serta
Soekarno.Selain disebut sebagai Kota Patria, dikembangkan dari satu menjadi tiga
kota ini juga disebut sebagai Kota PETA kecamatan dengan 20 kelurahan.
(Pembela Tanah Air) karena di bawah Terakhir,berdasarkan Undang-Undang No.
kepimpinananSuprijadi, Laskar PETA 22/1999, nama Kotamadya Blitar diubah
melakukan perlawanan terhadap Jepang untuk menjadi Kota Blitar
pertama kalinya pada tanggal 14 Februari 1945
Potensi pariwisata Kota Blitar tidak
yang menginspirasi timbulnya perlawanan
lepas dari nilai-nilai sejarah yang masih kental
menuju kemerdekaan di daerah lain.
tergurat di kota yang pernah menjadi salah
satu tempat dengan semangat kepahlawanan
Kota Blitar mulai berstatus gemeente pejuang bangsa. Nama-nama besar seperti
(kotapraja) pada tanggal 1 April 1906 Adipati Aryo Blitar, Proklamator Bung Karno,
berdasarkan peraturanStaatsblad van Shodancho Suprijadi, dan lain sebagainya
Nederlandsche Indie No. 150/1906. Pada menjadi inspirasi yang ikut mewarnai
tahun itu, juga dibentuk beberapa kota lain di dinamika,arah, dan kemajuan kota yang
Pulau Jawa, antara lain Batavia, Buitenzorg, sedang tumbuh ini.
Bandoeng, Cheribon, Magelang, Samarang,
Dalam upaya membangun iklim yang
Salatiga,Madioen, Malang, Soerabaja, dan
kondusif, didukung oleh sistem perdagangan
Pasoeroean.Dengan statusnya sebagai
barang dan jasa unggulan, pemerintah Kota
gemeente, selanjutnya di Blitar juga dibentuk
Blitar memilih sektor pariwisata sebagai
Dewan Kotapradja Blitar yang beranggotakan
primadona untuk mengembangkan ekonomi
13 orang dan mendapatkan subsidi sebesar
daerah. Beberapa tempat tujuan wisata yang
11.850 gulden dari Pemerintah Hindia-
ada di Blitar, dari waktu ke waktu kian
Belanda. Untuk sementara, jabatan
dibenahi dan diperkaya guna meningkatkan
burgemeester (wali kota) dirangkap oleh
potensi wisata di Kota Blitar.
Residen Kediri.

Sejarah Kota Blitar3


ota Blitar merupakan sebuah kota Selanjutnya, berdasarkan ketentuan

K yang terletak di bagian selatan


Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota
ini terletak sekitar 167 km sebelah selatan
dalam Undang-Undang No. 17/1950, Kota
Blitar ditetapkan sebagai daerah kota kecil
dengan luas wilayah 16,1 km². Dalam
Surabaya. Kota Blitar terkenal sebagai tempat perkembangannya, luas wilayah Kotamadya
kelahiran dan dimakamkannya presiden Blitar ditambah menjadi 32,58 km² serta
pertama Republik Indonesia,Ir. dikembangkan dari satu menjadi tiga
Soekarno.Selain disebut sebagai Kota Patria, kecamatan dengan 20 kelurahan.
kota ini juga disebut sebagai Kota PETA Terakhir,berdasarkan Undang-Undang No.
(Pembela Tanah Air) karena di bawah 22/1999, nama Kotamadya Blitar diubah
kepimpinananSuprijadi, Laskar PETA menjadi Kota Blitar
melakukan perlawanan terhadap Jepang untuk
Potensi pariwisata Kota Blitar tidak
pertama kalinya pada tanggal 14 Februari 1945
lepas dari nilai-nilai sejarah yang masih kental
yang menginspirasi timbulnya perlawanan
tergurat di kota yang pernah menjadi salah
menuju kemerdekaan di daerah lain.
satu tempat dengan semangat kepahlawanan
pejuang bangsa. Nama-nama besar seperti
Kota Blitar mulai berstatus gemeente Adipati Aryo Blitar, Proklamator Bung Karno,
(kotapraja) pada tanggal 1 April 1906 Shodancho Suprijadi, dan lain sebagainya
berdasarkan peraturanStaatsblad van menjadi inspirasi yang ikut mewarnai
Nederlandsche Indie No. 150/1906. Pada dinamika,arah, dan kemajuan kota yang
tahun itu, juga dibentuk beberapa kota lain di sedang tumbuh ini.
Pulau Jawa, antara lain Batavia, Buitenzorg,
Dalam upaya membangun iklim yang
Bandoeng, Cheribon, Magelang, Samarang,
kondusif, didukung oleh sistem perdagangan
Salatiga,Madioen, Malang, Soerabaja, dan
barang dan jasa unggulan, pemerintah Kota
Pasoeroean.Dengan statusnya sebagai
Blitar memilih sektor pariwisata sebagai
gemeente, selanjutnya di Blitar juga dibentuk
primadona untuk mengembangkan ekonomi
Dewan Kotapradja Blitar yang beranggotakan
daerah. Beberapa tempat tujuan wisata yang
13 orang dan mendapatkan subsidi sebesar
ada di Blitar, dari waktu ke waktu kian
11.850 gulden dari Pemerintah Hindia-
dibenahi dan diperkaya guna meningkatkan
Belanda. Untuk sementara, jabatan
potensi wisata di Kota Blitar.
burgemeester (wali kota) dirangkap oleh
Residen Kediri.

Sejarah Kota Blitar4

Anda mungkin juga menyukai