Miniriset
Miniriset
Kelompok :
1. ANDHIKA HENNY NUSANTARI / F0312009
2. APRILIA AYU SETYAWATI / F0312019
3. ROSITA PUTRI DIANI / F0312109
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan mini research yang berjudul “ Pengaruh Metode
Mengajar Dosen dan Suasana Kelas terhadap Tingkat Pemahaman Mahasiswa”.
Penulisan makalah ini merupakan tugas akhir yang diberikan dalam mata kuliah
Statistik Induktif di Universitas Sebelas Maret Jurusan Akuntansi.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan mini research ini.
Penulis berharap, semoga mini research ini dapat berguna bagi banyak pihak.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam mini riset
ini adalah :
a. Bagaimana pengaruh metode mengajar dosen terhadap tngkat pemahaman
mahasiswa terhadap suatu mata kuliah?
b. Bagaimana pengaruh kondisi atau suasana kelas tempat belajar terhadap tingkat
pemahaman mahasiswa terhadap suatu mata kuliah?
3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari mini riset ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh metode mengajar dosen terhadap
tngkat pemahaman mahasiswa terhadap suatu mata kuliah.
b. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pengaruh kondisi atau suasana kelas
tempat belajar terhadap tingkat pemahaman mahasiswa terhadap suatu mata
kuliah.
4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari mini riset ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi Mahasiswa
Dapat mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi tingkat pemahaman dalam
kegiatan perkuliahan sehingga mahasiswa bisa mencari solusi sendiri ketika faktor
faktor tersebut mempengaruhi konsentrasi saat perkuliahan berlangsung dan dengan
demikian mahasiswa tetap bisa memahami mata kuliah yang disampaikan dosen
meskipun banyak faktor pengganggu disekitar.
b. Bagi Dosen
Dosen bisa mengetahui apakah metode pembelajaran yang digunakan saat ini sudah
dapat diterima oleh mahasiswa apa malah justru menjadi beban bagi mahasiswa.
Dan apakah selama mengajar materi yang disampaikan dapat dipahami dengan jelas
oleh mahasiswa.
5
5. Metodologi Penelitian
a. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Penelitian ini adalah penelitian dengan pengujian hipotesis yang menjelaskan
apakah metode mengajar dosen dan suasana kelas mempengaruhi tingkat
pemahaman mahasiswa. Metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah
dengan menyebar kuesioner kepada sekumpulan responden. Populasi yang menjadi
objek penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sebelas Maret Fakultas
Ekonomi. Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel acak,
yaitu responden diambil secara acak tidak terikat oleh suatu aturan.
b. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data primer, yaitu data yang didapatkan dari survei
yang dilakukan melalui kuesioner yang disebar kepada responden. Kuesioner yang
dipakai adalah tipe pilihan dengan skala yang diberi skor (nilai) tiap kategorinya :
- 1 ( sangat tidak setuju ),
- 2 ( tidak setuju ),
- 3 ( agak setuju ),
- 4 ( setuju ),dan
- 5 ( sangat setuju ).
BAB II
6
PEMBAHASAN
1. Hipotesis Statistik
H0 = metode pengajaran dan suasana kelas berpengaruh negatif terhadap tingkat
pemahaman mahasiswa
H1 = metode pengajaran dan suasana kelas berpengaruh positif terhadap tingkat
pemahaman mahasiswa
3. Analisis Data
a. Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
7
sebesar 9,00 dan nilai minimum metode sebesar 2,00 . Diperoleh mean dari suasana
sebesar 7,6667 dengan standar deviasi sebesar 3,25188 , dengan nilai maksimum
14,00 dan nilai minimum 3,00 . Dari data tersebut juga diperoleh mean dari
pemahaman sebesar 14,2000 dengan standar deviasi sebesar 1,97222 , nilai
maksimum sebesar 18,00 dan nilai minimum sebesar 11,00 .
b. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidak suatu kuisioner. Uji
validitas mengukur apakah pertanyaan yang digunakan dalam kuisioner betul-
betul dapat mengukur apa yang hendak diukur. Dalam mengukur validitas dalam
penelitian ini digunakan teknik Pearson Correlation. Suatu item dikatakan valid
apabila signifikansi < 0,05 atau Pearson Correlation >0,03.
Correlations
8
m1 m2 m3 m4 m5 totalmetode
Pearson Correlation 1 ,324 ,163 -,201 ,206 ,501**
m1 Sig. (2-tailed) ,080 ,390 ,286 ,276 ,005
N 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,324 1 ,011 ,185 ,324 ,623**
m2 Sig. (2-tailed) ,080 ,955 ,328 ,080 ,000
N 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,163 ,011 1 ,245 ,231 ,584**
m3 Sig. (2-tailed) ,390 ,955 ,191 ,219 ,001
N 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation -,201 ,185 ,245 1 ,172 ,510**
m4 Sig. (2-tailed) ,286 ,328 ,191 ,364 ,004
N 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,206 ,324 ,231 ,172 1 ,664**
m5 Sig. (2-tailed) ,276 ,080 ,219 ,364 ,000
N 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,501** ,623** ,584** ,510** ,664** 1
Totalmetode Sig. (2-tailed) ,005 ,000 ,001 ,004 ,000
N 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
9
s1 s2 s3 s4 s5 totalsuasana
Pearson Correlation 1 ,709** ,593** -,415* -,752** ,626**
s1 Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,022 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,709** 1 ,853** -,356 -,641** ,835**
s2 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,053 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,593** ,853** 1 -,264 -,477** ,885**
s3 Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,159 ,008 ,000
N 30 30 30 30 30 30
* *
Pearson Correlation -,415 -,356 -,264 1 ,458 ,039
s4 Sig. (2-tailed) ,022 ,053 ,159 ,011 ,839
N 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation -,752** -,641** -,477** ,458* 1 -,316
s5 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,008 ,011 ,089
N 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,626** ,835** ,885** ,039 -,316 1
totalsuasana Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,839 ,089
N 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
10
p1 p2 p3 p4 p5 totalpaham
Pearson Correlation 1 ,207 ,107 -,086 ,407* ,688**
p1 Sig. (2-tailed) ,272 ,574 ,650 ,026 ,000
N 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,207 1 ,082 -,282 -,233 ,357
p2 Sig. (2-tailed) ,272 ,667 ,131 ,215 ,053
N 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,107 ,082 1 -,098 ,131 ,459*
p3 Sig. (2-tailed) ,574 ,667 ,606 ,490 ,011
N 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation -,086 -,282 -,098 1 ,265 ,284
p4 Sig. (2-tailed) ,650 ,131 ,606 ,158 ,129
N 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,407* -,233 ,131 ,265 1 ,654**
p5 Sig. (2-tailed) ,026 ,215 ,490 ,158 ,000
N 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation ,688** ,357 ,459* ,284 ,654** 1
Totalpaham Sig. (2-tailed) ,000 ,053 ,011 ,129 ,000
N 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
c. Uji Reliabilitas
11
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur apakah suatu kuisioner mempunyai
peran sebagai indikator dari variabel . Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau
handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu. Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan uji statistik
Cronbach’s Alpha dari masing masing instrumen dalam satu variabel. Suatu
variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,6 . Hasil
pengujian reliabilitas dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut :
Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
,607 9
Item-Total Statistics
Scale Mean Scale Corrected Cronbach's
if Item Variance if Item-Total Alpha if Item
Deleted Item Deleted Correlation Deleted
m3 23,8333 17,316 ,241 ,593
m5 25,3000 19,390 ,017 ,647
s1 24,9333 14,961 ,527 ,510
s2 24,5333 13,499 ,620 ,468
s3 24,6667 13,057 ,643 ,455
p1 23,3333 17,885 ,292 ,581
p2 23,4667 18,533 ,154 ,611
p3 22,8333 20,213 -,019 ,637
p5 25,2333 18,944 ,100 ,623
12
Dari pengujian yang telah dilakukan, diperoleh hasil seperti dalam data di atas.
Data yang diperoleh tersebut telah mengalami beberapa kali penghilangan item agar
meperoleh Cronbach’s Alpha terbesar yaitu sebesar 0,607, sehingga data tersebut
bisa dikatakan reiabel karena nilai Cronbach’s Alpha > 0,6 dengan diperoleh
beberapa item dari tiap variabel. Data tersebut sudah dapat digunakan untuk
pengujian regresi.
13
Dari kedua hasil pengujian diatas, data sudah dapat dikatakan normal
karena dalam histogram terbentuk bell shaped yang tidak condong ke arah
tertentu. Selain itu pengujian dengan menggunakan Normal Probability Plot
14
menunjukkan bahwa titik-titik data berada tidak jauh dari garis lurus yang
melalui titik 0.
- Uji multikolinearitas
Multikolinearitas merupakan hubungan linier antar variabel independen,
apabila satu variabel independen berubah akan merubah variabel independen
lain. Uji multikolinaritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi
terdapat korelasi antar-variabel independen. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen, namun memiliki
hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. . Metode yang
digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dalam penelitian ini yaitu
dengan melihat besarnya nilai tolerance dan nilai VIF . multikolinearitas terjadi
bila nilai tolerance mendekati 1 dan nilai VIF < 10 , maka tidak terjadi
multikolinearitas antar-variabel independen.
Dari data yang telah diuji dan terlihat pada tabel diatas diketahui bahwa
data tersebut lulus uji multikolinearitas dengan nilai tolerance mendekati 1 dan
nilai VIF < 10. Sehingga menunjukkan bahwa modal sendiri dan modal
pinjaman tidak memiliki hubungan atau keterkaitan yang saling mempengaruhi.
- Uji Heteroskedastisitas
Agar memenuhi kriteria BLUE, maka residual/error dalam model regresi harus
mempunyai varian yang sama (homokedastis). Heteroskedastisitas umumnya
ditemui pada data cross-section. Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas
dengan menggunakan scatterplot, data dikatakan homokedastis apabila titik-
titik data tidak membentuk pola tertentu.
15
Suatu data dikatakan lulus uji heteroskedastisitas ketika plot data tersebut
tidak membentuk suatu pola atau menyebar. Dan berdasarkan gambar tersebut
diatas dapat dilihat bahwa data memenuhi syarat uji heteroskedastisitas karena
plot data tersebut tidak berpola.
- Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan hubungan antara data di suatu waktu dengan data di
waktu lainnya. Autokorelasi terjadi pada data time series.Untuk mendeteksi
adanya autokorelasi dapat digunakan uji Durbin Watson, dimana nanti nilai
DW dibandingkan dengan Tabel Durbin Watson. Dalam beberapa buku
dinyatakan bahwa data terbebas dari masalah autokorelasi jika nilai DW
mendekati 2.
Model Summaryb
Mode R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-
l Square the Estimate Watson
1 ,171a ,029 -,043 2,01399 1,764
a. Predictors: (Constant), suasana, metode
16
b. Dependent Variable: pemahaman
Dalam data tersebut tidak terjadi hubungan antara data ketika penelitian
dilakukan dengan data tahun tahun sebelumnya. Hal ini terlihat dari nilai Durbin
Watson data sebesar 1,764. Syarat suatu data tidak berautokorelasi adalah ketika
nilai Durbin Watson mendekati 2.
.
Bagian ini menggambarkan tingkat signifikansi. Dari uji ANOVA atau F-test,
didapat F sebesar 0,405 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,671. Karena
probabilitas (tingkat signifikansi) ini lebih besar daripada 0,05 maka model regresi
ini tidak bisa dipakai untuk memprediksi tingkat pemahaman mahasiswa. Dapat
disimpulkan bahwa metode mengajar dosen dan suasana kelas tidak secara
bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat pemahaman mahasiswa.
f. Analisis Regresi
17
Model Summaryb
Dalam tabel juga terlihat nilai r square sebesar 0,29. Itu artinya adalah pemahaman
mahasiswa terhadap satu mata kuliah dipengaruhi oleh metode mengajar dosen dan
suasana kelas sebesar 2,9 %. Sedangkan 97,1% dipengaruhi oleh faktor lain diluar
metode dan suasana atau kondisi kelas. Std.Error of the Estimate yang nilainya
2,01399 menggambarkan tingkat ketepatan predeksi regresi, dimana semakin kecil
angkanya maka semakin baik prediksinya.
18
Koefisien regresi suasana adalah positif 0,104, ini menunjukkan bahwa
variabel suasana berpengaruh positif terhadap tingkat pemahaman.
Koefisien regresi variabel metode mengajar dosen bernilai negatif -0,044.
Hal ini menunjukkan bahwa jika metode mengajar dosen diganti atau diubah akan
mengurangi resiko ketidakpahaman atas apa yang disampaikan dosen.
Sedangkan uji-t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap
variabel independen.
1. Hipotesis yang dibangun adalah sebagai berikut:
Ho = Koefisien Regresi Tidak Signifikan
Hi = Koefisien Regresi Signifikan
2. Pengambilan keputusan (berdasarkan probabilitas, lihat kolom Sig.) adalah
sebagai berikut:
Jika Sig. > 0,05 maka Ho diterima
Jika Sig. < 0,05 maka Ho ditolak , Hi diterima
3. Kesimpulan hipotesis
Terlihat bahwa pada kolom Sig. untuk kedua variabel tersebut yaitu, metode
sebesar 0,849 dan suasana sebesar 0,378 mempunyai angka signifikansi >
0,05. Dengan demikian Ho diterima dan Hi ditolak atau dengan kata lain kedua
variabel tersebut tidak cukup signifikan mempengaruhi tingkat pemahaman
mahasiswa.
19
BAB III
KESIMPULAN
20
KUISIONER
Pengaruh Metode Mengajar Dosen dan Suasana Kelas Tempat Mahasiswa Belajar
terhadap Tingkat Pemahaman Mahasiswa terhadap suatu Mata Kuliah
Kriteria Penilaian :
- Sangat setuju =5
- Setuju =4
- Agak Setuju =3
- Tidak Setuju =2
- Sangat Tidak Setuju = 1
21
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Loan admini
22