Setelah mempelajari semua kegiatan belajar, silahkan Ibu/Bapak kerjakan tugas akhir berikut:
1. Rumuskanlah kompetensi guru secara utuh?
2. Menghadapi abad 21 ini keterampilan belajar apa yang harus dimiliki oleh guru dan siswa?
3. Buatlah rancangan strategi pengembangan guru berkelanjutan?
b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhak mulia.
Kompetensi inti kepribadian sebagai berikut:
1) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia,
Secara rinci sub kompetensi sebagai berikut:
(a) Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat,
daerah asal, dan gender,
(b) Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan norma sosial yang berlaku
dalam masyarakat, serta kebudayaan nasional Indonesia yang beragam.
2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik
dan masyarakat, Secara rinci sub kompetensi sebagai berikut:
(a) Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi,
(b) Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia,
(c) Berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat di
sekitarnya.
3) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, Secara
rinci sub kompetensi sebagai berikut:
(a) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil,
(b) Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa.
4) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa
percaya diri, Secara rinci sub kompetensi sebagai berikut:
(a) Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi,
(b) Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri, Bekerja mandiri secara professional.
5) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru. Secara rinci sub kompetensi sebagai berikut:
(a) Memahami kode etik profesi guru,
(b) Menerapkan kode etik profesi guru,
(c) Berperilaku sesuai dengan kode etik guru.
c. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidian, orang tua siswa, dan masyarakat sekitar. Kompetensi sosial penting dimiliki bagi
seorang pendidik yang profesinya senantiasa berinteraksi dengan human (manusia) lain.
Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator sebagai berikut:
1) Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis
kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi, seperti;
(a) Bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman sejawat dan lingkungan
sekitar dalam melaksanakan pembelajaran,
(b) Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta
didik dan lingkungan sekolah karena perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar
belakang keluarga, dan status sosial-ekonomi.
2) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua, dan masyarakat, kemampuan ini ditunjukan dengan cara;
(a) Berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya secara santun,
empatik dan efektif,
(b) Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat secara santun, empatik,
dan efektif tentang program pembelajaran dan kemajuan peserta didik,
(c) Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program pembelajaran
dan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik.
3) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki
keragaman sosial budaya. Kompetensi ini penting dikuasai oleh pendidik, apalagi jika tugas
tidak ditempatkan di daerah asal. Kemampuan ini ditunjukan dengan;
(a) Beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka meningkatkan efektivitas
sebagai pendidik, termasuk memahami bahasa daerah setempat,
(b) Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk mengembangkan dan
meningkatkan kualitas pendidikan di daerah yang bersangkutan.
4) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan
atau bentuk lain, seperti;
(a) Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah lainnya
melalui berbagai media dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan,
(b) Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran kepada komunitas profesi sendiri
secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
d. Kompetensi Keprofesian
Kompetensi professional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan substansi isi materi
pembelajaran, dan substansi keilmuan yang menaungi materi dalam kurikulum, serta menambah
wawasan keilmuan. Berikut dijabarkan kompetensi dan sub-kompetensi professional:
1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata
pelajaran yang diampu sesuai jenjang pendidikan. Kemampuan ini sangat penting dimiliki
bagi seorang guru sebab apa yang akan disampaikan guru kepada siswa berupa ilmu
pengetahuan yang dikuasai oleh guru.
2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan
yang diampu, seperti;
(a) Memahami standar kompetensi mata pelajaran,
(b) Memahami kompetensi dasar mata pelajaran,
(c) Memahami tujuan pembelajaran mata pelajaran.
3) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif, seperti:
(a) Memilih materi mata pelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik
(b) Mengolah materi mata pelajaran secara integratif dan kreatif sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik.
4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif,
seperti;
(a) Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus-menerus,
(b) Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan,
(c) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan,
(d) Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber.
5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan
mengembangkan diri, seperti;
(a) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi,
(b) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri.
Abad 21 menuntut perubahan peran guru lebih kepada kontekstualisasi informasi dan mengajarkan
nilai nilai-nilai etika, budaya, kebijaksanaan, pengalaman, empati sosial, sikap-sikap, dan
keterampilan esensial abad 21 yaitu kolaborasi, komunikasi, berpikir kritis, dan kreativitas (4C).
Guru harus terus belajar dalam konteks Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) meliputi
pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif. Penting bagi guru selalu melakukan refleksi
pembelajaran, mengidentifikasi masalah, merancang tindakan, melaksanakan mengevaluasi hasil
dan tindaklanjut sebagai bagian dari kebiasaaan pengembangan keprofesian bekelanjutan.
Perkembangan massif Teknologi Informasi dan Komunikasi membawa perubahan pola-pola
pembelajaran sehingga guru dituntut mampu menyesuaikan mode-mode pembelajaran baru. Penting
bagi guru memiliki ICT literacy dan paket pengetahuan dalam mengintegrasikan kemampuan
pedagogis, penguasaan materi, dan cara pembelajarannya. Guru adalah pengembang gagasan dan
ide bagi transformasi pendidikan bukan sekedar pelaksana kurikulum.
2. Keterampilan belajar yang harus dimiliki oleh guru dan siswa untuk menghadapi abad 21
a. Keterampilan yang harus dimiliki oleh guru di abad 21
1) Keterampilan pedagogis; mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis,
kebiasaan mencipta, dan menyelesaikan persoalan kompleks di kehidupannya. Upaya harus
sekuat kemauan guru dalam usaha menmfasilitasi peserta didik menguasai materi.
2) Keterampilan melakukan penilaian terhadap dampak pembelajaran menggunakan beragam
pendekatan dan metode. Penilaian mencakup kemajuan belajar didasarkan standar kompetensi
nasional dalam kurikulum, pencatatan sistematis pencapaian belajar, melaksanakan penilaian
otentik, merumuskan pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur kemajuan belajar peserta didik,
dan mengelola umpan balik dari hasil penilaian. Pembelajaran abad 21 banyak dimediasi
teknologi karena itu dalam penilaian bisa menggunakan bantuan teknologi. Contoh; dalam
penerapan e-learning berbasis moodle guru dapat menggunakan learning management system
(LMS) termasuk dalam penilaian atas tugas-tugas belajar, memberikan umpan balik, mengolah
nilai dan fitur lain yang memudahkan aspek pengelolaan dan pengolahan nilai.
3) Keterampilan mengelola suasana pembelajaran; proses pembelajaran adalah respon budaya
dimana pada konteks tatap muka langsung guru mengelola kelas yang menjamin adanya
motivasi, saling berkomunikasi langsung, dan disiplin belajar. Pada konteks pembelajaran
berbasis teknologi (dimediasi teknologi) guru perlu mengembangkan keterampilan cara
menjaga motivasi dan menghindarkan perilaku-perilaku menyimpang. Contoh; pada
pembelajaran e-learning guru harus mampu mengelola forum diskusi online atau yang
sederhana forum diskusi melalui whatsapp.
4) Keterampilan profesional; guru dihadapkan pada tuntutan mengantarkan peserta didik
memiliki kecakapan abad 21 (konsep 4C), di era dimana keterampilan tingkat medium
tergantikan keterampilan tingkat tinggi yang mengutamakan kreativitas. Menghadapi situasi
ini guru perlu melengkapi diri dengan rentang keterampilan yang memadai, penguasaan
materi, dan pengalaman praktis. Keterampilan ini membawa peserta didik memenuhi
kualifikasi di bidang pekerjaan dan kehidupan era ekonomi berbasis pengetahuan atau
ekonomi era inovasi. Perkembangan masif mode pembelajaran dan jaringan komunikasi
membawa konsekwensi perubahan cara bekerja dan cara berinteraksi para guru, khususnya
dalam menggunakan perangkat (tool) berbasis ICT dan penerapan paradigma baru
pembelajaran.
Drs. MARYANI
WIWIT RAHAYU
NIP. 19690610 199512 1 004
Keterangan:
1. Rencana kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang dilakukan oleh guru sendiri
2. Rencana kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang dilakukan dengan guru
disekolah yang sama
3. Rencana kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang dilakukan di sekolah
4. Rencana kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang dilakukan di KKG/MGMP
5. Rencana kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang dilakukan oleh pihak luar
sekolah
6. Kebutuhan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang belum dapat dipenuhi
(diajukan/dikoordinasikan oleh Disdik untuk pertimbangan)