Dokumen - Tips - Notulen Rapat Fmea
Dokumen - Tips - Notulen Rapat Fmea
MANAJEMEN RISIKO
Rapat dimulai dengan persentasi tim manajemen risiko mengenai proses FMEA,
penyusunan jadwal dan materi kegiatan selanjutnya.
Dr Mendle
Bagaimana alur ini sama untuk pasien askes, BPJS, asuransi suasta atau
mandiri?
Prof. Iskandar
Saya kurang setuju kalau billing termasuk ke dalam Front office.
Bukankah pasien kontak dengan billing setelah semua pelayanan selesai? Kalau
kita memasukkan ke dalam alur, menurut saya issue akan melebar. Lebih baik
kita membatasi konteks front office pada pelayanan sebelum pasien bertemu
dengan DPJP.
Misrah, S.Kep
Saya lebih setuju dengan Prof. Iskandar. Dari presentasi Prof Iskandar yang saya
tangkap, seharusnya FMEA membahas mengenai 1 titik, bukan sistem seperti
yang kita lakukan. Kalau kita membahas sampai pasien membayar, bukankah
pembahasan kita akan semakin melebar?
Dr. Michael
Baik setuju, Sebaiknya FMEA front office hanya terdiri dari proses
pendaftaran, admisi, rekam medis, dan skrining. Mari kita buat alur proses front
office yang dijalani oleh pasien.
Misrah, S.Kep
Berikut alur rawat jalan yang di jalani pasien:
1. Pasien masuk gedung poli rawat jalan
2. Pasien masuk mengambil nomer antri dan menjalani skrining, yang
dilakukan oleh perawat.
3. Lalu pasien mengantri loket pendaftaran pasien rawat jalan
4. Dilakukan verivikasi dokumen rekam medis pasien oleh rekam medis dan
ASKES.
5. Pasien menunggu di ruang tunggu sampai status rekam medis pasien
disatukan dengan SEP
6. Pasien menuju poli rawat jalan.
Selanjutnya ada baiknya kita langsung lihat di lokasi bagaimana proses yang
terjadi di poli rawat jalan saat ini.
Prof Iskandar
Saya setuju, agar kita lebih terbayang mengenai proses yang terjadi, mari
kita lihat studi lapangan.
Berdasarkan hasil rapat dan studi lapangan, FMEA Front office terdiri dari
bagian : pendaftaran, admisi, rekam medis, dan skrining. Dengan alur proses
sebagi berikut : Pasien masuk gedung poli rawat jalan
1. Pasien masuk mengambil nomer antri dan menjalani skrining, yang
dilakukan oleh perawat.
2. Lalu pasien mengantri loket pendaftaran pasien rawat jalan
3. Dilakukan verivikasi dokumen rekam medis pasien oleh rekam medis dan
ASKES.
4. Pasien menunggu di ruang tunggu sampai status rekam medis pasien
disatukan dengan SEP
5. Pasien menuju poli rawat jalan.
Mengetahui, Notulene
Ketua Tim Manajemen Risiko
Rapat dimulai dengan persentasi tim manajemen risiko mengenai proses FMEA,
yakni penyusunan desain baru proses.
Prof. Dr Iskandar
Setelah selesai melakukan brainstorming failure mode, pengisian work
sheet, serta menentukan PIS pada rapat sebelumnya. Hari ini kita akan
membahas action plan/ renacana tindakan yang dapat dilakukan untuk
menanggulangi risiko yang terjadi, berdasarkan analisa fishbone.
Mari kita lakukan brainstorming rencana tindakan apa saja yang dapat
kita tambahkan untuk hal tersebut. Tentunya kita dapat menimbang aspek
“pareto” dalam memilih tindakan yang dipilih agar efektif dapat berpengaruh
terhadap sebanyak-banyaknya terhadap analisa penyebab fish bone.
Aswin, ST
Apabila kita melihat analisa fish bone, ada baiknya kita melakukan desain
baru ruangan yang ada, dengan mengefektifkan serta mengatur ulang front
office kita. Berikut yang menurut saya perlu dilakukan, penambahan pintu
masuk, perubahan lokasi customer service, penambahan tempat skrining,
Pemisahan pasien rawat inap, dan rawat jalan, penambahan loket pendaftaran,
perluasan ruang tunggu, perbaikan sirkulasi udara.
Prof Iskandar
Menurut saya juga kita perlu melakuan pebaikan SDM pada bagian
skrining kita yakni petugas skrining adalah dokter umum.
Ratno
Kalo begitu sebaiknya juga perlu kita melakukan percepatan proses
rekam medis, bagaimana kalau kita mengunakan sistem barcode untuk
penyatuan SEP dengan rekam medis agar lebih cepat.
Dr. Ida
Saya usul juga Prof, bagaimana klo kita juga menambahkan alur pasien
khusus untuk pasien dengan kebutuhan khusus. Untuk mengurangi risiko
panjangnya antrian dan mengurangi stress pasien dengan kebutuhna khusus.
Dr. Cherry
Bagaimana dengan rencana tindakan kita untuk mengurangi risiko infeksi
penyakit. Apa ada baiknya kita memberikan APD pada pasien dengan kecurigaan
TB atau infeksi menular lainnya
Prof Iskandar
Bagus sekali usul yang diberikan. Lalu bagaimana dengan rencana
tindakan kita untuk meningkatkan komunikasi efektif pada front office kita?
Rosmawati
Bagaimana kalau kita mengadakan pelatihan komunikasi efektif, secara
rutin, setiap hari rabu? Bagaimana Prof.
Prof Iskandar
Bagus sangat baik usulnya. Baik terimakasih atas perhatiannya , samapi
jumpa di rapat selanjutnya.
Mengetahui, Notulene
Ketua Tim Manajemen Risiko
Pelatihan komunikasi Pelatihan komunikasi efektif pada seluruh pejabat, struktural, dan staf Rosmawati
medis. Maret 2015
efektif
NOTULEN RAPAT
MANAJEMEN RISIKO
Prof Iskandar
Terimakasih atas kedatangan saudara sekalian. Pada hari ini kita sama-
sama akan melihat kemajuan dari masing masing PIC.
Aswin
Sudah kami selesaikan rancang bangun dari ruang rawat inap yang baru.
Adapun perubahananya adalah Ruang poli klinik gigi dan mulut akan kami
pindahkan, dan ruangan poliklinik gigi dan mulut di jebol dan diperluas menjadi
tempat pengaduan masyarakat dan admisi. Lalu diefektivitas luas ruang tunggu.
Adanya penambahan dua pintu akses masuk, Jadi adanya pemisahan jalur pasien
masuk, pasien lama dan pasien baru.
Misrah
Kami mengusulkan untuk petugas skrining dilakukan oleh dokter umum.
Ratno
Kami sdh mulai mengunakan sistem barcode dalam penyatuan SEP dan
rekam medis. Jadi ada perbaiakan dari kecepatan proses rekam medis. Berikut
kami lampiran alur baru proses rekam medis.
Rosmawati
Sudah dilakukan pelatihan komunikasi efektif terhadap pejabat,
struktural dan staf medis. Dari hasil tersebut didapati minat yang meningkat atas
pelatihan tersebut.
Prof Iskandar
Terimakasih atas laporan dari saudara sekalian. Selanjutnya perlu kita
pikirkan adalah bagaimana monitor terhadap rencana tindakan yang akan kita
lakukan.
Misrah
Saat ini yang dapat kita dapat lakukan survey adalah waktu yang
dibutuhkan pasien mulai dari waktu pendaftaran sampai rekam medis pasien
medis sampai di poliklinik.
Prof Iskandar
Menurut saya itu bisa dilakukan, namun ada baiknya kita menilai RPN
(Risk Priority Numbers) setelah rencana tindakan baru yang kita lakukan.
Mengetahui, Notulene
Ketua Tim Manajemen Risiko
KANTOR
KA. IRJ
REKAM MEDIS
REKAM MEDIS
POLI METHADONE
PUSAT PENERIMAAN PASIEN
PUSAT PENERIMAAN
POLI OBGYN
RUANG
POLI GIGI & MULUT
POLI VERIF. TUNGGU
PASIEN
PSIKIATRI ASKES PASEIN
CUST. SERVICE
PENG. MASYA-
RAKAT
POLI
KECANTIKAN
POLI PSIKIATRI
REKAM MEDIS
POLI METHADON
RUANGTUNGGU
REKAM MEDIS
PASIEN
ADMISI & PENGADUAN BPJS
RUANGTRANSIT MASYARAKAT VERIFIKATOR POLI OBGYN
ASKES PENDAFTARANPASIENRAWATJALAN