Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya Panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Berkat
dan RahmatNya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan sebaik
baiknya.

Dalam makalah ini dibahas tentang”PENDIRIAN APOTEK”.saya juga menyadari


bahwa tugas makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dalam pembuatan suatu
makalah.Untuk itu saya mengharapkan saran dan kritik agar saya dapat
menyempurnakan tugas makalah ini di masa yang akan datang.

Dengan demikian, saya sampaikan terima kasih yang sebesar-besarNya.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi semuanya dan dapat dijadikan pengetahuan.

Yogyakarta,01
November 2012

Penulis

MARIA L.
KUMANIRENG
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan
penyaluran perbekalan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Salah
satu realisasi pembangunan dibidang farmasi oleh pemerintah dan swasta adalah
dengan menyediakan sarana pelayanan kesehatan salah satunya adalah apotek.

Jadi apotek adalah suatu jenis bisnis eceran (retail) yang komoditasnya (barang yang
diperdagangkan) terdiri dari perbekalan farmasi (obat dan bahan obat) dan perbekalan
kesehatan (alat kesehatan). Sebagai perantara, apotek dapat mendistribusikan
perbekalan farmasi dan perbekalan kesehatan dari supplier kepada konsumen, memiliki
beberapa fungsi kegiatan yaitu : pembelian, gudang, pelayanan dan penjualan,
keuangan, dan pembukuan, sehingga agar dapat di kelola dengan baik, maka seorang
Apoteker Pengelola Apotek (APA) disamping ilmu kefarmasian yang telah dikuasai, juga
diperlukan ilmu lainnya seperti ilmu Pemasaran (marketing) dan ilmu akuntansi
(accounting). Apotek bukanlah suatu badan usaha yang semata-mata hanya mengejar
keuntungan saja tetapi apotek mempunyai fungsi sosial yang menyediakan, menyimpan
dan menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu baik dan terjamin keabsahannya.

Apotek rakyat dibentuk untuk memperluas akses obat murah dan terjamin kepada
masyarakat. Selain memperluas akses, apotek rakyat bertujuan untuk menertibkan
peredaran obat-obat palsu dan ilegal, serta memberikan kesempatan pada apoteker
untuk memberikan pelayanan kefarmasian.
Dalam upaya usaha untuk memajukan kesejahteraan umum yang berarti mewujudkan
suatu tingkat kehidupan secara optimal, yang memenuhi kebutuhan manusia termasuk
kesehatan, maka dibuatlah proposal pendirian Apotek Rakyat di desa Prawatasari yang
diharapkan dapat menyebarkan obat secara merata sehingga akan memudahkan
masyarakat untuk mendapatkan obat yang bermutu dengan harga yang terjangkau.

Dengan demikian, seorang (APA) dalam menjalankan profesi apotekernya di apotek tidak
hanya pandai sebagai penanggung jawab teknis kefarmasian saja, melainkan juga dapat
mengelola apotek sesuai dengan prinsip-prinsip bisnis tanpa memberikan keuntungan
kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan (stake holder) semata melainkan juga
memiliki fungsi sosoial di masyarakat.

1.2. TUJUAN

Tujuan pendirian apotek antara lain :

1. Tempat pengabdian profesi apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan.

2. Sarana farmasi yang melakukan peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran dan


penyerahan obat dan bahan obat.

3. Meningkatkan kesehatan masyarakat setempat khususnya dan masyarakat pada


umumnya.

4. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penggunaan obat secara rasional


dalam praktek pengobatan sendiri (swamedikasi).

5. Memberikan keringanan biaya bagi rakyat kurang mampu di daerah desa Prawatasari
dalam bentuk subsidi obat
BAB 11

PEMBAHASAN

2.1.PENGELOLAAN FUNGSI APOTEK

Faktor yang harus diperhatikan dalam pendirian suatu apotek meliputi :

1. Pemilihan lokasi

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi apotek :

a. Letaknya strategis

b. Penduduk yang cukup padat

c. Daerah yang ramai

d. Dekat dengan tempat praktek dokter

e. Keadaan sosial ekonomi masyarakat sekitarnya.

2. Syarat pendirian apotek berdasar Kepmenkes meliputi :


a. Fotokopi SIK atau SP

b. Fotokopi KTP dan surat Pernyataan tempat tinggal secara nyata

c. Fotokopi denah bangunan surat yang menyatakan status bangunan dalam bentuk akte
hak milik

d. Daftar Asisten Apoteker (AA) dengan mencantumkan nama, alamat, tanggal lulus dan
SIK

e. Asli dan fotokopi daftar terperinci alat perlengkapan apotek

f. Surat Pernyataan APA tidak bekerja pada perusahaan farmasi dan tidak menjadi APA di
Apotek lain

g. Asli dan fotokopi Surat Izin atas bagi PNS, anggota ABRI dan pegawai instansi
pemerintah lainnya

h. Akte Perjanjian kerjasama APA dan PSA

i. Pernyataan PSA tidak terlibat pelanggaran PerUndang-Undangan farmasi.

P1bbaersyaratan Perizinan Pendirian Apotekpppp

Menurut KepMenKes RI No.1332/Menkes/SK/X/2002, disebutkan bahwa


persyaratan-persyaratan apotek adalah sebagai berikut:

a).Untuk mendapatkan izin apotek, apoteker atau apoteker yang bekerjasama dengan
pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap dengan tempat,
perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan perbekalan farmasi yang lain yang
merupakan milik sendiri atau milik pihak lain.
b).Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan pelayanan komoditi
yang lain di luar se

c).Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi yang lain di luar sediaan
farmasi.

Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam pendirian apotek adalah:

a).Lokasi dan Tempat, Jarak antara apotek tidak lagi dipersyaratkan, namun
sebaiknya tetap mempertimbangkan segi penyebaran dan pemerataan pelayanan
kesehatan, jumlah penduduk, dan kemampuan daya beli penduduk di sekitar lokasi
apotek, kesehatan lingkungan, keamanan dan mudah dijangkau masyarakat dengan
kendaraan.

b).Bangunan dan Kelengkapan, Bangunan apotek harus mempunyai luas dan


memenuhi persyaratan yang cukup, serta memenuhi persyaratan teknis sehingga dapat
menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi apotek serta memelihara mutu
perbekalan kesehatan di bidang farmasi. Bangunan apotek sekurang-kurangnya terdiri
dari : ruang tunggu, ruang administrasi dan ruang kerja apoteker, ruang penyimpanan
obat, ruang peracikan dan penyerahan obat, tempat pencucian obat, kamar mandi dan
toilet. Bangunan apotek juga harus dilengkapi dengan : Sumber air yang memenuhi
syarat kesehatan, penerangan yang baik, Alat pemadam kebakaran yang befungsi baik,
Ventilasi dan sistem sanitasi yang baik dan memenuhi syarat higienis, Papan nama yang
memuat nama apotek, nama APA, nomor SIA, alamat apotek, nomor telepon apotek.

c).Perlengkapan Apotek, Apotek harus memiliki perlengkapan, antara lain:

>.Alat pembuangan, pengolahan dan peracikan seperti timbangan, mortir, gelas ukur dll.

>.Perlengkapan dan alat penyimpanan, dan perbekalan farmasi, seperti lemari obat
dan lemari pendingin.

>.Wadah pengemas dan pembungkus, etiket dan plastik pengemas.

>.Tempat penyimpanan khusus narkotika, psikotropika dan bahan beracun.


>.Buku standar Farmakope Indonesia, ISO, MIMS, DPHO, serta kumpulan peraturan
per-UU yang berhubungan dengan apotek.

>.Alat administrasi, seperti blanko pesanan obat, faktur, kwitansi, salinan resep dan lain-
lain.

Prosedur perizinan apotek:

Untuk mendapatkan izin apotek, APA atau apoteker pengelola apotek yang bekerjasama
dengan pemilik sarana harus siap dengan tempat, perlengkapan, termasuk sediaan
farmasi dan perbekalan lainnya. Surat izin apotek (SIA) adalah surat yang diberikan
Menteri Kesehatan RI kepada apoteker atau apoteker bekerjasama dengan pemilik
sarana untuk membuka apotek di suatu tempat tertentu.
Wewenang pemberian SIA dilimpahkan oleh Menteri Kesehatan kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota wajib melaporkan
pelaksanaan pemberian izin, pembekuan izin, pencairan izin, dan pencabutan izin apotek
sekali setahun kepada Menteri Kesehatan dan tembusan disampaikan kepada Kepala
Dinas Kesehatan Propinsi.

Sesuai dengan Keputusan MenKes RINo.1332/MenKes/SK/X/2002 Pasal 7 dan 9


tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek, yaitu:
a).Permohonan izin apotek diajukan kepada Kepala Kantor Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.

b).Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 6 hari setelah


menerima permohonan dapat meminta bantuan teknis kepada Kepala Balai POM
untuk melakukan pemeriksaan setempat terhadap kesiapan apotek untuk melakukan
kegiatan.

c).Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai POM selambat-lambatnya 6


hari kerja setelah permintaan bantuan teknis dari Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota melaporkan hasil pemeriksaan.

d).Dalam hal pemerikasaan dalam ayat (2) dan (3) tidak dilaksanakan, apoteker
pemohon dapat membuat surat pernyataan siap melakukan kegiatan kepada Kepala
Kantor Dinas Kesehatan setempat dengan tembusan kepada Kepala Dinas Propinsi.
e).Dalam jangka 12 hari kerja setelah diterima laporan pemeriksaan sebagaimana ayat
(3) atau persyaratan ayat (4), Kepala Dinas Kesehatan setempat mengeluarkan surat izin
apotek.

f).Dalam hasil pemerikasaan tim Dinas Kesehatan setempat atau Kepala Balai POM
dimaksud (3) masih belum memenuhi syarat Kepala Dinas Kesehatan setempat dalam
waktu 12 hari kerja mengeluarkan surat penundaan.

g).Terhadap surat penundaan sesuai dengan ayat (6), apoteker diberikan kesempatan
untuk melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi selambat-lambatnya dalam waktu
satu bulan sejak tanggal surat penundaan.

h).Terhadap permohonan izin apotek bila tidak memenuhi persyaratan sesuai pasal (5)
dan atau pasal (6), atau lokasi apotek tidak sesuai dengan permohonan, maka Kepala
Dinas Kesehatan Dinas setempat dalam jangka waktu selambat-lambatnya 12 hari kerja
wajib mengeluarkan surat penolakan disertai dengan alasan-alasannya.

2.2. NAMA APOTEK

Nama apotek yang didirikan adalah Apotek “PRAWATA FARMA” yang terletak di Jl. Slamet
Riyadi No.20 desa prawatasari, Sukoharjo.

1. Apoteker Pengelola Apotek (APA), yang juga bertindak sebagai Pemilik Sarana
Apotek I (PSA I)

Nama : Astri Kartika, S.Farm., Apt.

Alamat : Krapyak Rt.01/X prawatasari, Sukoharjo.


2. Pemilik Sarana Apotek II (PSA II)

Nama : Tejo Sutejo

Alamat : Jl. Slamet Riyadi No.20 prawatasari, Sukoharjo.

2.3. ALAT DAN PERBEKALAN FARMASI YANG DIPERLUKAN.

Alat dan perbekalan yang diperlukan untuk pendirian suatu apotek adalah
1. Bangunan, terdiri dari :

a. Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien

b. Tempat mendisplai informasi, brosur bagi pasien

c. Ruang tertutup untuk konseling

d. Ruang peracikan dan penyerahan obat

e. Toilet

2. Kelengkapan bangunan apotek

a. Sumber air

b. Sumber penerangan

c. Alat pemadam

d. Ventilasi

e. Sanitasi

f. Papan nama APA

g. Billboard nama apotek

3. Perlengkapan kerja
a. Alat pengolahan / peracikan :

1) Batang pengaduk

2) Cawan penguap

3) Corong

4) Gelas ukur, gelas piala

5) Kompor / pemanas

6) Labu Erlenmeyer

7) Mortir

8) Penangas air

9) Panci

10) Rak tempat pengering

11) Spatel logam / tanduk / gelas/ porselen

12) Thermometer

13) Timbangan milligram + anak timbangan (ditera)

14) Timbangan gram + anak timbangan (ditera)

b. Wadah

1) Pot / botol

2) Kertas perkamen

3) Klip dan kantong plastic

4) Etiket (biru dan putih)

c. Tempat penyimpanan
1) Lemari / rak obat

2) Lemari narkotika

3) Lemari psikotropika

4) Lemari bahan berbahaya

5) Kulkas

4. Perlengkapan Administrasi

a. Blanko surat pesanan

b. Blanko faktur penjualan

c. Blanko nota penjualan

d. Blanko salinan resep

e. Blanko laporan narkotika dan psikotropika

f. Buku catatan pembelian

g. Buku catatan penjualan

h. Buku catatan keuangan

i. Buku catatan narkotika dan psikotropika

j. Buku catatan racun dan bahan berbahaya

k. Kartu stok obat

5. Kelengkapan buku pedoman

a. Buku standar yang wajib :

1) Farmakope Indonesia edisi terakhir

2) Kumpulan peraturan / UU
b. Buku lainnya :

1) IMMS, ISO edisi terbaru

2) Pharmakologi dan terapi

2.4. TENAGA KERJA.

Selain Apoteker Pengelola Apotek, dibutuhkan beberapa tenaga kerja yaitu :

Asisten Apoteker : 2 orang

Tenaga administrasi / kasir / obat bebas : 1 orang

Pembantu umum : 1 orang

Masing-masing tenaga kerja mempunyai tugas, tanggung jawab dan wewenang sesuai
dengan peranannya di dalam apotek.

2.5. STRATEGI DAN INOVASI.

Dalam rangka mengembangkan usaha perapotekan ini diperlukan strategi inovasi


khusus, sehingga nantinya diharapkan mampu mempertahankan eksistensi apotek
PRAWATA FARMA dan mampu memajukan apotek dengan membuka cabang-cabang baru
di daerah lain. Adapun strategi yang ditempuh antara lain :

1. Menyediakan jasa konseling secara gratis oleh APA.

2. Menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan oleh pasien. Jika obat yang dibutuhkan
pasien tidak ada maka berusaha mengambil di apotek lain, diusahakan agar pasien
pulang mendapat obat yang diperlukan tanpa copie resep.

3. Monitoring pasien. Monitoring dilakukan terhadap pasien via telepon, terutama untuk
pasien dengan penyakit kronis. Hal ini dilakukan untuk mengontrol keadaan pasien dan
meningkatkan kepercayaan pasien terhadap apotek.
4. Fasilitas yang menarik. Ruang tunggu dibuat senyaman mungkin dengan fasilitas AC,
TV, tempat duduk yang nyaman, majalah kesehatan, Koran dan tabloid serta tempat
parkir yang luas.

5. Kerjasama dengan praktek dokter

6. Menerima pelayanan resep dengan sistem antar jemput (dengan catatan masih dalam
wilayah Kartasura)

7. Memberikan bantuan rakyat bagi masyrakat yang kurang mampu dalam bentuk
subsidi obat serta bekerjasama dengan kelurahan setempat.

2.6. STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN APOTEK.

Modal diperoleh dari kerjasama :

I. Astri Kartika, S. Farm., Apt. Rp. 100.000.000;

II. Tejo Sutejo Rp. 100.000.000;

1. Modal

a. Modal tetap Rp. 30.000.000;

– Perlengkapan penunjang

(Mebeler, kulkas)

– Perlengkapan apotek Rp. 20.000.000;

– Biaya perizinan Rp. 2.000.000;

– Kendaraan Rp. 7.000.000;

b. Modal Operasional Rp. 121.000.000;


Cadangan modal Rp. 20.000.000; +

Total Modal Rp. 200.000.000;

2. Rencana anggaran dan pendapatan tahun ke-


1

a. Biaya rutin bulanan

1). Tenaga kerja

– Apoteker (1 orang) Rp. 1.500.000;

– Asisten Apoteker (2 orang) Rp. 1.000.000;

– Tenaga administrasi / penjualan bebas Rp. 400.000;

– Pembantu umum Rp. 300.000; +

Rp. 3.200.000;

2). Biaya lain-lain

– Administrasi Rp. 500.000;

– Listrik, telepon Rp. 600.000;

– Lain-lain Rp. 800.000; +

Rp. 1.900.000;
b. Biaya rutin tahun ke-1

1). Biaya bulanan 12 x Rp. 5.100.000; Rp. 61.200.000;

2). Tunjangan hari raya (1 bulan gaji) Rp. 3.200.000; +

Rp. 64.400.000;

3. Proyeksi Pendapatan

a. Pendapatan tahun ke-1

Pada tahun pertama dipromosikan resep masuk 10 lembar / hari


dengan

harga rata-rata perlembar diperkirakan Rp. 75.000; dengan


demikian

akan diperoleh pendapatan pada tahun pertama sebagai berikut :

– Penjualan resep tahun I


(10x25x12)xRp.75.000; Rp. 225.000.000;

– Penjualan bebas 25x12xRp. 350.000; Rp. 105.000.000;

– Penjualan lain (OWA) 25x12xRp. 100.000; Rp. 30.000.000;+

Total Rp. 360.000.000;

b. Pengeluaran tahun ke-1

– Pembelian obat resep Rp. 100.000.000;

– Pembelian obat bebas Rp. 50.000.000;


– Pembelian OWA Rp. 40.000.000;

– Pengeluaran rutin tahun I Rp. 70.000.000;+

Total Rp. 260.000.000;

c. Perkiraan laba rugi tahun ke I

Pendapatan tahun I Rp. 360.000.000;

Pengeluaran tahun I Rp. 260.000.000; –

Laba sebelum pajak Rp. 100.000.000;

Pajak pendapatan (10%) Rp. 15.000.000; –

Laba netto Rp. 85.000.000;

4. Perhitungan batas laba / rugi (BEP) tahun I

Pay back periode = 2, 3 tahun

a. ROI = 42.5%

b. BEP = 143.111.111 / tahun

= 11.925.925 / bulan

= 397.530 / hari

c. Prosentase BEP = 40.25 %

d. Kapasitas = 40.25% x ( 10x25x12 )

= 1207 lembar / tahun

= 100 lembar / bulan


= 4 lembar / hari.

Anda mungkin juga menyukai