Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

MENUMBUH-KEMBANGKAN KESADARAN
PEMAHAMAN DAN SIKAP KEBHINEKAAN
SEBAGAI UPAYA MENJAGA KEUTUHAN BANGSA
(NKRI)

Disusun oleh

Rafly Kurnia P. 4.12.15.0.23


Riskia Jordy 4.12.15.0.24
Sandra Puspitasari 4.12.15.0.25
Yashinta Pratiwi 4.12.15.0.26

PROGRAM STUDI PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1


1.2. Tujuan ....................................................................................................... 2
1.3. Manfaat ..................................................................................................... 2

BAB II ISI DAN PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Toleransi ................................................................................. 3


2.2. Faktor Internal dan Eksternal Yang Mempengaruhi Sikap Toleransi
Dalam Individu ......................................................................................... 3
2.3. Fungsi Toleransi........................................................................................ 4
2.4. Keunggulan Negara Indonesia Dengan Keanekaragamannya .................. 5
2.5. Tantangan Terhadap Keanekaragaman Yang Dimiliki Bangsa Indonesia 6
2.6. Pancasila Sebagai Jalan Keluar Tantangan Multikulturalisme di
Indonesia .................................................................................................. 7
2.7. Reintegrasi Sebagai Upaya Menghadapi Tantangan Keanekaragaman
Indonesia .................................................................................................. 8

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan ............................................................................................. 9


3.2. Saran ....................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keanekaragaman atau yang sering disebut dengan multikulturalisme adalah istilah


yang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam
kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang
penerimaan terhadap adanya keragaman, dan berbagai macam budaya yang ada
dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan
dan politik yang dianut masing-masing individu.

Keanekaragaman bangsa Indonesia dilatarbelakangi oleh jumlah suku-suku


bangsa di Indonesia yang sangat banyak, dimana setiap suku bangsa tersebut
mempunyai ciri tersendiri, baik dalam aspek sosial maupun budaya. Menurut
sensus BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2010, jumlah suku bangsa di Indonesia
lebih dari 300 suku bangsa atau kelompok etnik, atau lebih tepatnya mencapai
1.340 suku bangsa. Hal ini dapat diartikan jika setiap suku bangsa tersebut
memiliki tradisi masing-masing, maka Indonesia ada dan berkembang bermacam-
macam budaya yang memiliki ciri khas yang berbeda antara satu suku bangsa
dengan suku bangsa yang lain.

Asas Bhineka Tunggal Ika merupakan asas yang mengandung makna “berbeda-
beda tetapi tetap satu jua”, dimana asas ini menyatakan bahwa meskipun manusia
itu berbeda latar belakangnya, namun tetap satu jiwa dalam Indonesia. Adanya
sikap toleransi dalam diri setiap manusia harus mulai ditumbuhkan sejak individu
tersebut mulai mengenal lingkungan sekitarnya. Peran keluarga menjadi sangat
penting dalam pengembangan sikap toleransi tersebut dalam diri anak.

Di tengah-tengah ancaman disintegrasi yang dihadapi bangsa Indonesia,


diperlukan upaya untuk terus menerus merawat keberagaman itu. Perbedaan ras,
suku bangsa, agama, dan budaya tidak menyebabkan keadaan terpecah belah,
tetapi justru memperkuat harmoni sosial. Bangsa Indonesia yang terdiri dari
berbagai suku, agama, ras, budaya, dan bahasa sudah sejak dulu memiliki sikap
saling menghormati. Hal itu telah terbukti dengan kelahiran Sumpah Pemuda pada

1
28 Oktober 1928. Namun saat ini bangsa Indonesia sedang diuji kedewasaan dan
keragamannya dengan maraknya kasus intoleransi dan berbagai kasus SARA.

Kebhinekaan berupa sifat nyata bangsa Indonesia yang sering dibanggakan namun
sekaligus juga memprihatinkan. Hal ini dikarenakan mengatur masyarakat yang
heterogen jauh lebih sulit dibandingkan dengan mengatur masyarakat homogen.

Kebhinekaan dapat menjadi tantangan atau ancaman, karena dengan adanya


kebinekaan tersebut mudah membuat orang menjadi berbeda pendapat yang pada
akhirnya dapat lepas kendali, memiliki rasa kedaerahan atau kesukuan yang
sewaktu-waktu bisa menjadi ledakan yang akan mengancam integrasi atau
persatuan dan kesatuan bangsa.

1.2 Tujuan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Menambah pengetahuan masyarakat Indonesia tentang keunggulan dan
keanekaragaman bangsa Indonesia serta tantangan yang muncul sebagai akibat
dari keanekaragaman tersebut.
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjunjung tinggi semboyan
Bhineka Tunggal Ika dan menghargai keanekaragaman suku, bangsa, ras dan
agama yang ada di Indonesia.

1.3 Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah tentang sikap toleransi ini adalah :


a. Meminimalisir adanya perpecahan masyarakat di Indonesia.
b. Mempererat tali silaturahmi.
c. Pembangunan negara akan lebih terjamin dalam pelaksanaanya.
d. Menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2
BAB II

ISI DAN PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Toleransi

Toleransi awalnya berasala dari bahasa Latin, “tolerare” yang berarti menahan
diri, bersikap sabar, membiarkan orang berpendapat lain, dan memiliki hati yang
lapang bagi orang lain yang memiliki pendapat berbeda. Kata toleransi sendiri
juga dalam bahasa inggris dikenal sebagai “tolerance” (Wibowo, 2009)

Istilah toleransi mencakup banyak bidang. Salah satunya adalah toleransi


beragama, yang merupakan sikap saling menghormati dan menghargai antar
penganut agama lain, seperti :
a. tidak memaksakan orang lain untuk menganut agama kita;
b. tidak mencela atau menghina agama lain dengan alasan apapun; serta
c. tidak melarang ataupun mengganggu umat agama lain untuk beribadah
sesuai agama dan kepercayaannya.

Perkembangan zaman yang tidak dibarengi dengan pemahaman moral menjadi


penyebab utama meningkatnya intoleransi beragama di sekitar kita, terbukti
menurut penelitian yang dilakukan SETARA Institute pada tahun 2015 indeks
skor kota intoleran terendah adalah pada kota Tasikmalaya dengan skor 4.00
sedangkan pada 2017 skor terendah adalah DKI Jakarta dengan skor 2.30.

2.2 Faktor Internal dan Eksternal Yang Mempengaruhi Sikap Toleransi


Dalam Individu

Banyak faktor yang dapat memengaruhi kesadaran dalam menumbuhkan sikap


toleransi. Faktor tersebut secara garis besar dibedakan menjadi 2 macam, yaitu
faktor internal (yang terdapat dalam diri seseorang) dan faktor eksternal (faktor
yang berasal dari lingkungan sekitar / dari luar diri kita).

Adapun bentuk faktor internal adalah sebagai berikut :


a. Adanya sikap tidak peduli pada perbedaan yang ada, dan menginginkan cara
pandangnya sendiri yang diterima oleh masyarakat luas.

3
b. Kurangnya pemahaman yang mendalam mengenai maksud Tuhan
menciptakan berbagai macam ajaran agama adalah untuk saling melengkapi
antara satu dengan yang lain dalam suatu pemikiran, bukan untuk saling
menghakimi.
c. Adanya sikap fanatik dalam diri seseorang. Fanatik merupakan sifat yang
tidak dapat menerima sama sekali terhadap perbedaan ajaran agama yang
ada. Orang yang memiliki karakterisik seperti ini tidak segan-segan
menghakimi setiap orang yang memiliki sudut pandang yang berlainan
dengan sudut pandang yang dimilikinya berdasarkan ajaran agama yang
dipeluknya.

Sedangkan bentuk dari faktor eksternal yaitu lingkungan yang terdekat misalnya
keluarga atau teman kurang dapat menanamkan rasa toleransi antara sesama.
Pada akhirnya, seseorang tersebut akan terpengaruh dari sikap itu dan menjadi
radikal terhadap perbedaan yang ada.

2.3 Fungsi Toleransi

Manusia adalah makluk individu yang memiliki cara berfikir yang berbeda namun
di dalam kehidupan sehari-hari tidak akan mungkin bisa lepas dari yang namanya
beradaptasi, bergaul atau bersosialisasi dengan manusia yang lainnya. Di dalam
hidup bersosisalisasi dangat dibutuhkan sikap toleransi agar didapatkan pergaulan
yang penuh dengan suasana dan rasa saling menghargai, saling menghormati dan
saling merasa sebagai saudara.

Fungsi toleransi dalam kehidupan antara lain :

a. Terhindar dari perpecahan


Sikap toleransi yang tinggi yaitu saling menghormati, saling menghargai dan
mengabaikan perbedaan dapat menghindari terjadinya pertikaian, permusuhan,
peperangan dan perpecahan yang dapat memicu konflik di dalam negara, kondisi
ini dapat mengancam keutuhan persatuan negara Indonesia.

4
b. Meningkatkan rasa persaudaraan
Sikap toleransi dapat menimbulkan rasa saying dan menigkatkan rasa
persaudaraan antara umat beragama. Kondisi ini dapat membuat terhindar adanya
kesalah pahaman dan pertikaian yang tidak perlu.

c. Meningkatan kekuatan dalam iman


Tradisi yang berbeda dapat membuat orang lain ingin mengetahui dan
mempelajari tradisi daerah lain. Hal ini dapat menumbuhkan rasa bangga
seseorang terhadap negara yang memiliki keanekaragaman agama, tradisi, dan
budaya yang tidak dimiliki bangsa lain. Menghormati agama orang lain dan
menghargai perbedaan tradisi dapat meningkattkan kekuatan dalam iman dan
lebih menyadari bahwa rasa persaudaraa sangat dibutuhkan dalam pergaulan.

d. Meningkatkan rasa nasionalisme


Jika sikap toleransi yang positif diterapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh
semua masyarakat Indonesia maka akan meningkatkan rasa nasionalisme terhadap
bangsa dan negara. Karena bangsa yang maju adalah banga yang paling bisa
menerima perbedaan satu orang dengan orang yang lainya tanpa harus merasa
paling benar.

e. Meruntuhkan rasa yang paling benar pada diri sendiri


Sikap toleransi akan menghindarkan seseorang untuk bersika egois dan merasa
diri paling benar. Sikap toleransi dapat membuat manusia lebih cedas dalam
berfikir positif. Sikap seperti inii adalah yang paling banyak disukai masyarakat
dan tak her ajika sesorang memiliki sikap toleransi yang kuat menjadi seorang
pemimpin yang adil.

2.4 Keunggulan Negara Indonesia Dengan Keanekaragamannya

Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri


keberadaannya. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain
kebudayaan kelompok suku bangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari
berbagai kebudayaan daerah. Kebudayaan daerah ini bersifat kewilayahan yang
merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok suku bangsa yang ada
di daerah tersebut. Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga

5
mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga
menambah ragam dan jenis kebudayaan.

Berkembangnya dan meluasnya agama-agama besar di Indonesia juga turut


mendukung perkembangan kebudayaan yang pada akhirnya mencerminkan
kebudayaan agama tertentu. Bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu
negara dengan tingkat keanekaragaman budaya yang sangat tinggi.

Keanekaragaman Indonesia dapat dikatakan suatu keunggulan jika dibandingkan


dengan negara lainnya.keunggulan-keunggulan dari keanekaragaman Indonesia
antara lain :
a. Keanekaragaman kebudayaan sangat menarik dan dapat dijadikan objek
pariwisata.
b. Keanekaragaman budaya daerah dapat membantu meningkatkan
pengembangan kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila.
c. Tertanamnya sikap untuk saling menghormati dan menghargai antar suku
yang berbeda.
d. Indonesia memiliki bahasa daerah yang beraneka ragam.
e. Indonesia memiliki keanekaragaman suku, bangsa dan budaya yang terdapat
dalam kehidupan masyarakatnya, dan keragaman tersebut dapat kita satukan
dalam satu kesatuan Bhineka Tunggal Ika.

2.5 Tantangan Terhadap Keanekaragaman Yang Dimiliki Bangsa


Indonesia

Tantangan yang muncul akibat keanekaragaman yang ada di Indonesia adalah


sebagai berikut :

a. Konflik
Konflik adalah proses social disosiatif yang dapat menyebabkan perpecahan
dalam masyarakat karena ketidakselarasan dan ketidakseimbangan dalam suatu
hubungan masyarakat. Konflik yang terjadi dapat berupa konflik antar suku, antar
tas, agama maupun konflik antar golongan yang memiliki keyakinan yang
berbeda.

6
b. Integritas karena keterpaksaan
Integritas karena keterpaksaan terjadi karena suatu ketergantungan dan mau tidak
mau antar lapisan masyarakat harus saling berhubungan untuk memenuhi
kebutuhan. Namun dalam integrasi yang terjadi karena paksaan, ada upaya antar
kelompok untuk mendominasi satu sama lain.

Contoh dari integrasi karena keterpaksaan dalam kehidupan sehari-hari terjadi


pada saat demonstrasi yang ricuh, kemudian polisi akan memberikan peringatan
dengan gas air mata yang bertujuan mengatur para demonstran untuk
menyampaikan aspirasi secara tertib dan sesuai hukum.

c. Disintegrasi
Disintegritas adalah suau keadaan dimana tidak ada keserasian pada bagian-
bagian dari suatu kesatuan masyarakat. Sebagai contoh akibat dari adanya
pembangunan dimana hanya kelas atas yang menguasai pembangunan, akibatnya
kelas menengah dan bawah akan mengalami eksploitasi dan diskriminasi di
bidang social, ekonomi dan politik. Kesenjangan inilah yang akan mempengaruhi
pola hidup dan pola hubungan antar kelompok.

2.6 Pancasila Sebagai Jalan Keluar Tantangan Multikulturalisme di


Indonesia

Sebagai bangsa yang majemuk, Indonesia memerlukan sesuatu yang dapat


menyatukan segala macam perbedaan yang ada. Selama ini unsur pemersatu
Indonesia adalah Pancasila yang sekaligus merupakan titik puncak kebudayaan
dan peradaban Indonesia.

Ide-ide yang berasal dari Pancasila adalah ide-ide asasi hidup kenegaraan.
Menegara berarti mengadakan tata tertib umum dan menciptakan kemakmuran
bersama. Aktivitas yang dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat ditentukan
oleh demokrasi. Demokrasi adalah suatu hal yang fundamentak sebab menentukan
sifat dan bentuk Negara.

Penyampaian ide-ide Pancasila kepada masyarakat dapat melalui sosialisasi lewat


pendidikan dengan tiga jalur pendekatan pengembangan, yaitu pendekatan

7
pengembangan pendidikan, pengembangan sosial budaya dan pengembangan
yang dipengaruhi oleh kekuasaan.

2.7 Reintegrasi Sebagai Upaya Menghadapi Tantangan Keanekaragaman


Indonesia

Reintegrasi adalah suatu proses pembentukan nilai-nilai dan norma-norma baru


agar serasi dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang telah mengalami
perubahan. Reintegrasi bertujuan untuk membangun kembali integrasi dengan
nilai dan norma baru yang lebih relevan dengan masyarakat sehingga akan tercipta
keharmonisan dan keserasian di antara para kelompok masyarakat yang bersifat
multikultural.

Dalam proses reintegrasi maka diperlukan cara-cara mengatasi konflik yang


pernah terjadi dan upaya untuk mencegah kembali terjadinya konflik yaitu :
a. memberikan pendidikan multikultural,
b. menjaga keharmonisan yang dapat digali dari kearifan budaya yang dimiliki,
c. mengembangkan kesadaran sosial dan peranan individu,
d. menyikapi perbedaan secara lebih terbuka,
e. menanamkan semangat kebersamaan sebagai satu kesatuan bangsa yang
multikultural,
f. bersedia untuk hidup berdampingan secara damai dengan masyarakat atau
kelompok lain,
g. saling menghargai dan toleransi,
h. menerima perubahan kondisi sosial secara tenang dan kritis,
i. mengakui identitas budaya lain.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dengan keanekaragamn suku, bangsa, ras dan agama yang dimiliki oleh Indonesia
merupakan keunggulan sekaligus tantangan. Tantangan-tantangan yang muncul
akibat keanekaragaman bangsa Indonesia tersebut antara lain terjadinya konflik,
integrasi karena keterpaksaan dan disintegrasi.
Untuk menghadapi tantangan sebagai dampak keanekaragaman yang dimiliki
Indonesia dapat dilakukan dengan upaya terintegrasi dan menanamkan nilai-nilai
Pancasila yang merupakan ideologi yang menjadi dasar hidup kenegaraan.

3.2 Saran
Perbedaan merupakan keadaan yang harus diterima oleh semua manusia dalam
kehidupannya. Oleh karena itu, keanekaragaman yang ada dalam masyarakat
Indonesia sungguh merupakan tantangan yang menuntut upaya sungguh-sungguh
dalam bentuk transformasi kesadaran multikultural. Suatu kesadaran yang
diarahkan kepada identitas nasional, integrasi nasional dan kesadaran
menempatkan agama untuk kesatuan bangsa. Dengan demikian, kesatuan
Indonesia dapat ditegakkan sejalan dengan semangat kebersamaan yang
terkandung dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika.

9
DAFTAR PUSTAKA

Faridah, Ika Fatmawati. 2013. “Toleransi Antarumat Beragama Masyarakat


Perumahan”. Komunitas. Volume 5. Nomor 1.

Gerintya, Scholastica. 2018. Benarkah Intoleransi Antar-Umat Beragama


Meningkat?. https://tirto.id/benarkah-intoleransi-antar-umat-beragama-
meningkat-cEPz. Diakses pada tanggal 26 Maret 2019.

Hadi, Sofyan. 2013. Manfaat Keberagaman Budaya.


http://serdadubudayaku.blogspot.com/2013/09/manfaat-keberagaman-
budaya.html. Diakses pada tanggal 27 Maret 2019.

Resti, Mifta. 2012. Keragaman Sosial Budaya Masyarakat Indonesia.


http://miftaresti.blogspot.com/2012/11/keragaman-sosial-budaya-
masyarakat.html. Diakses pada tanggal 27 Maret 2019.

Sumendra, Wayan. 2013. Keberagaman Budaya (Budaya 2).


https://wayansumendra.wordpress.com/2013/08/25/keragaman-budaya-
budaya-2/. Diakses pada tanggal 27 Maret 2019.

Susilowati, Endang dan Noor Naelil Masruroh. 2018. “Merawat Kebhinekaan


Menjaga Keindonesiaan: Belajar Dari Nilai Keberagaman dan Kebersatuan
Masyarakat Pulau”. Citra Lekha. Volume 3. Nomor 1.

Tasidola. 2018. Manfaat Pentingnya Toleransi Antar Umat Beragama.


http://tasidola.com/profile-and-news/manfaat-pentingnya-toleransi-antar-umat-
beragama. Diakses pada tanggal 26 Maret 2019.

Wikipedia. Toleransi. https://id.wikipedia.org/wiki/Toleransi. Diakses pada


tanggal 26 Maret 2019.

10

Anda mungkin juga menyukai