Anda di halaman 1dari 11

DCP 3 (1) (2014)

Developmental and Clinical Psychology


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/dcp

SUICIDE IDEATION PADA REMAJA DI KOTA SEMARANG

Jeli Pratiwi  , Anna Undarwati

Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keparahan dan intensitas suicide ideation yang
Diterima Agustus 2014 terjadi pada remaja serta faktor-faktor yang mempengaruhi suicide ideation pada remaja khususnya
Disetujui September 2014 di kota Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja di Kota Semarang yang berusia 12
Dipublikasikan Oktober sampai 22 tahun dan masih menempuh pendidikan baik di tingkat SMP dan SMA sederajat serta
2014 di Perguruan Tinggi. Teknik sampling yang digunakan diantaranya: teknik sampel random, sampel
________________ proporsional,dan accidental sampling. Metode pengumpulan data dengan memodifikasi pada
Keywords: Columbia-Suicide Severity Rating Scale (C-SSRS) disertai sebuah pertanyaan terbuka untuk
suicide ideation, adolescent. mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi suicide ideation. Hasil penelitian menunjukkan sekitar
____________________ satu per tiga remaja dari 442 responden memiliki atau pernah mengalami suicide ideation. Secara
umum keparahan suicide ideation yang dialami responden belum termasuk dalam kategori serius
dengan intensitas rendah. Berbagai faktor yang mempengaruhi suicide ideation pada remaja, seperti:
masalah keluarga, percintaan, tekanan psikologis, permasalahan yang dihadapi, kurang
memperoleh perhatian, masalah di sekolah, pertemanan, harga diri rendah, tekanan sosial dan
ekonomi, bosan hidup, putus asa, kesehatan, kematian seseorang, takut masa depan, dan
kegagalan. Diketahui pula metode dalam suicide ideation seperti dengan overdosis obat, melompat
dari ketinggian, menggunakan senjata tajam, bunuh diri di jalan, gantung diri, menenggelamkan
diri, tidak makan, dan menghentikan pengobatan.

Abstract
___________________________________________________________________
The purpose of this research is to know the severity and intensity of suicide ideation happens to adolescent as
well as the factors that influence suicide ideation in adolescent particularly in Semarang city. The population
in this research were adolescents in Semarang aged 12 to 22 years old and still studying at both the junior and
senior high school or equivalent and at college. The sampling techniques used include: random sampling
technique, the sample proportionate, and accidental sampling. Method of collecting data by modifying the
Columbia Suicide Severity Rating Scale (C-SSRS) accompanied by an open question to find out the factors
that influence suicide ideation. The results showed about one-third of the 442 respondents have or had
experienced suicide ideation. In general, the severity of suicide ideation experienced by respondents are not
included in the serious category of low intensity. Various factors influencing suicide ideation in adolescent, such
as: family issues, romance, psychological distress, problems encountered, less gained the attention, problems at
school, friendship, low self esteem, social and economic pressures, bored, hopeless, health, death of a person, fear
of the future, and failure. Also known as a method in suicide ideation with a drug overdose, jumping from a
height, using a sharp weapon, commits suicide in the street, hanging himself, drown himself, not eating, and
stopping treatment.

© 2014 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6358
Gedung A1 Lantai 2 FIP Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: jeli_qshineseta@yahoo.com

24
Jeli Pratiwi / Developmental and Clinical Psychology 3 (1) (2014)

PENDAHULUAN

Berdasarkan laporan World Health usaha bunuh diri daripada gerak isyarat bunuh
Organization (WHO) yang dirilis pada 7 diri.
September 2012, menjelang peringatan hari Bunuh diri merupakan suatu perbuatan
pencegahan bunuh diri internasional pada yang dilakukan dengan sengaja untuk
tanggal 10 September, sekitar satu juta orang mengambil jiwa sendiri (Kartono, 2000:142).
bunuh diri setiap tahun. Laporan tersebut Berkaitan dengan itu, Hadriami (2006:207)
menunjukkan bahwa terjadi satu kasus bunuh menyatakan bahwa tindakan bunuh diri selalu
diri setiap 40 detik (Priscillia, 2012). Secara didahului dengan adanya suicide ideation.
global, kasus bunuh diri menjadi penyebab Istilah suicide ideation mengacu pada
kematian kedua seluruh dunia di kalangan pemikiran bahwa hidup ini tidak layak dijalani,
remaja berusia 15-19 tahun, dengan mulai dari intensitas pikiran yang hanya sekilas
sekurangnya 100.000 remaja bunuh diri setiap sampai yang secara nyata dipikirkan dengan
tahun (Priscillia, 2012). baik mengenai rencana untuk membunuh diri
Januari sampai Juni 2011, 17 dari 23 anak sendiri, atau obsesi yang lengkap dengan
yang mencoba bunuh diri ditemukan meninggal merusak diri sendiri. Pikiran ini tidak jarang
dunia dengan kondisi tidak wajar terjadi pada anak muda (Scanlan dan Purcell,
(Manumoyoso, 2012). Ketua Komisi Nasional n.d).
Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, Senin Beberapa hasil penelitian berikut
23 Juli 2012 di Jakarta mengungkapkan pada menunjukkan faktor-faktor yang berkaitan
kurun Januari sampai Juni 2012, tercatat 20 dengan fenomena bunuh diri (percobaan bunuh
kasus percobaan bunuh diri oleh anak berusia 13 diri, menyakiti diri, rencana, ancaman, dan
sampai 17 tahun, dimana tujuh diantaranya suicide ideation) khususnya pada remaja. Faktor-
dapat diselamatkan. Menurut Komnas faktor tersebut antara lain: depresi, dimana
Perlindungan Anak, dari 37 kasus bunuh diri di sebagian besar anak muda dan anak-anak yang
tahun 2012, hampir 50 % akibat putus cinta (Nn, memiliki suicide ideation merasa tertekan dan
2012). memenuhi kriteria diagnosis depresi (Carlson
Bunuh diri semakin meningkat pada dan Cantwell, 1982; Vinas, et al, 2002; Nock
remaja. Pendapat ini didukung oleh hasil dan Kazdin, 2002; Yip, et al, 2004; Evans,
penelitian Carlson dan Cantwell (1982) yaitu Hawton, dan Rodham, 2004; Maras, et al,
bahwa suicide ideation yang parah meningkat 2011), keputusasaan (Carlson dan Cantwell,
sekitar pubertas dan berkorelasi dengan depresi 1982; Vinas, et al, 2002; Nock dan Kazdin,
yang semakin parah pula. Senada dengan hal 2002; Lai Kwok dan Shek, 2008), pikiran negatif
tersebut, penelitian Vinas, et al (2002) dan anhedonia (Nock dan Kazdin, 2002), serta
menunjukkan bahwa selama masa kanak-kanak harga diri rendah dapat menambah risiko untuk
risiko bunuh diri dan usaha bunuh diri sangat suicide ideation (Vinas, et al, 2002; Maras, et al,
rendah, sedangkan selama masa remaja risiko 2011). Selain itu, masalah dalam keluarga
ini meningkat. seperti: riwayat psikopatologi keluarga, adanya
Santrock (2007:22) menyatakan bahwa riwayat bunuh diri keluarga, disfungsi keluarga,
remaja perempuan lebih sering melakukan disharmonis keluarga, kontrol yang berlebihan
percobaan bunuh diri sementara remaja laki-laki juga berkaitan dengan suicide ideation remaja
lebih berhasil dalam bunuh diri tersebut. (Carlson dan Cantwell, 1982; Vinas, et al, 2002;
Penelitian Nock dan Kessler (2006) dengan hasil Yip, et al, 2004; Evans, Hawton, dan Rodham,
bahwa perempuan lebih banyak melakukan self 2004; Herba, et al, 2008; Maras, et al, 2011).
injury daripada laki-laki. Namun, laki-laki yang Faktor lain yang turut mempengaruhi
melakukan self injury lebih mungkin melakukan suicide ideation pada remaja adalah: bullying
dimana menjadi faktor risiko potensial terhadap

25
Jeli Pratiwi / Developmental and Clinical Psychology 3 (1) (2014)

depresi, suicide ideation, dan percobaan bunuh SMK Swadaya, SMA Mataram, SMA N 06,
diri pada remaja baik yang menjadi korban, SMA N 11, serta mahasiswa di Universitas
pelaku, serta yang paling bermasalah adalah Negeri Semarang. Jumlah data valid sebanyak
yang menjadi korban maupun pelaku bullying 442 dari 456 responden. Teknik sampling yang
(Klomek, et al, 2007; Herba, et al, 2008). digunakan diantaranya: teknik sampel random
Pelecehan fisik dan seksual (Evans, Hawton, untuk menentukan sekolah yang akan dilakukan
dan Rodham, 2004), adanya masalah di sekolah penelitian, teknik sampel proporsional untuk
seperti: prestasi akademik buruk, kehadiran menentukan jumlah responden pada setiap
sekolah yang kurang, dan sikap negatif terhadap tingkat pendidikan, serta teknik accidental
sekolah (Evans, Hawton, dan Rodham, 2004), sampling untuk menentukan sampel di tingkat
meminum alkohol (Yip, et al, 2004), serta Perguruan Tinggi.
perfeksionisme (Flamenbaum dan Holden, n.d) Teknik pengumpulan data
juga menjadi faktor yang mempengaruhi suicide Instrumen yang digunakan untuk
ideation. mengumpulkan data pada penelitian ini adalah
Studi pendahuluan pada penelitian ini skala suicide ideation yang memodifikasi pada
dilakukan melalui wawancara sederhana yang Columbia-Suicide Severity Rating Scale (C-SSRS)
dilakukan secara bertahap.Studi pendahuluan oleh Posner, et al (2011) disertai sebuah
dilakukan terhadap 10 orang remaja putri pertanyaan terbuka untuk mengetahui faktor-
berusia 19 sampai 22 tahun di Kota faktor yang mempengaruhi suicide ideation.
Semarang.Hasil dari studi pendahuluan
diketahui enam dari 10 remaja putri tersebut HASIL DAN PEMBAHASAN
menyatakan pernah memiliki keinginan untuk
mati bahkan ada pula yang telah memiliki Berdasarkan data dari 442 responden,
pikiran untuk bunuh diri (suicide ideation). sebanyak 133 responden pernah memiliki suicide
Hampir semua remaja yang mengalami ideation. Suicide ideation yang dimiliki responden
suicide ideation pada studi pendahuluan ini tergolong dalam tiga jenis yaitu: hanya
dihadapkan pada lebih dari satu permasalahan. keinginan untuk mati oleh 78 responden atau
Adanya depresi, putus asa, perasaan sendiri dan 17,65 %, keinginan untuk mati disertai pikiran
tidak ada yang memahami serta tidak adanya bunuh diri oleh 44 responden atau 9,95 %, serta
dukungan dari pihak lain juga turut menguatkan hanya pikiran untuk bunuh diri oleh 11
timbulnya suicide ideation. responden atau 2,49 %. Sisanya sebanyak 309
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk responden atau sebesar 69,91 % responden tidak
mengetahui keparahan dan intensitas suicide memiliki suicide ideation.
ideation pada remaja serta faktor-faktor yang Pembagian jenis suicide ideation yang
mempengaruhi suicide ideation pada remaja di dialami responden tersebut sesuai dengan
kota Semarang. pengertian suicide ideation dalam penelitian ini,
yaitu yang diartikan sebagai keinginan untuk
METODE PENELITIAN mati maupun pikiran untuk melukai atau
membunuh diri sendiri dengan tujuan untuk
Populasi dan sampel mengakhiri penderitaan atas permasalahan
Populasi dalam penelitian ini adalah hidup yang dihadapi.Intensitas dari keinginan
seluruh remaja di Kota Semarang yang berusia atau pikiran tersebut dapat hanya sekilas saja
12 sampai 22 tahun dan masih menempuh maupun telah sampai pada rencana mendalam
pendidikan baik di tingkat SMP/ sederajat, mengenai perilaku bunuh diri yang sebenarnya,
SMA/ sederajat, maupun di Perguruan Tinggi. serta merupakan tingkat terendah dari rangkaian
Responden dalam penelitian ini diwakili oleh perilaku bunuh diri.
siswa di SMP Barunawati, MTs N 02, SMP Ibu Sesuai dengan apa yang dikatakan Freud
Kartini, SMP N 30, SMP N 37, SMK N 10, dalam Hall dan Lindzey (2003:73) bahwa

26
Jeli Pratiwi / Developmental and Clinical Psychology 3 (1) (2014)

manusia memiliki hasrat untuk mati yang tidak baru kemudian terlintas di pikiran mereka
disadarinya. Oleh karena itu, ketika manusia mengenai bagaimana mereka dapat mengakhiri
khususnya remaja dihadapkan pada persoalan penderitaan dengan cara mengakhiri kehidupan
tertentu secara tidak sadar akan terlintas di yaitu dengan jalan bunuh diri.
pikiran mereka mengenai keinginan untuk mati Gambaran Suicide Ideation Ditinjau dari
guna mengakhiri rasa sakit atau penderitaan Jenis Kelamin Responden
yang mereka alami. Setelah keinginan untuk Gambaran suicide ideation ditinjau dari
mati tersebut muncul dan semakin menguat, jenis kelamin responden disajikan pada tabel 1.

Tabel 1. Gambaran Suicide Ideation Ditinjau dari Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase (%) Suicide Ideation


Frekuensi %
Laki-laki 175 39,59 % 33 24,81 %
Perempuan 267 60,41 % 100 75,19 %
Total 442 100,00 % 133 100,00 %

Hasil dari penelitian ini menunjukkan penelitian yang dilakukan Vinas, et al (2002).
bahwa sucide ideation lebih banyak terjadi pada Selain itu, hasil penelitian menyebutkan bahwa
remaja perempuan daripada remaja laki-laki, risiko percobaan bunuh diri pada perempuan
yaitu sebanyak 100 responden perempuan atau lebih tinggi daripada laki-laki (Nock dan
75,19 % dari total 133 responden yang memiliki Kazdin, 2002; Klomek, et al, 2007; Burton, et al,
atau pernah mengalami suicide ideation. Hasil 2011).
yang menunjukkan suicide ideation lebih Gambaran Suicide Ideation Ditinjau dari
banyak terjadi pada perempuan sesuai dengan Usia dan Tingkat Pendidikan Responden
pendapat Maramis (2009:430) yang mengatakan Gambaran suicide ideation ditinjau dari
bahwa angka bunuh diri pada wanita lebih besar usia dan tingkat pendidikan responden disajikan
daripada pria di semua negara dan di sepanjang pada tabel 2 dan tabel 3.
masa. Pendapat ini sejalan pula dengan hasil

Tabel 2. Gambaran Suicide Ideation Ditinjau dari Usia Responden

Usia Frekuensi Prosentase Suicide Ideation


(%) Frekuensi %
12-15 141 31,90 % 22 16,54 %
15-18 155 35,07 % 56 42,11 %
18-22 146 33,03 % 55 41,35 %
Total 442 100,00 % 133 100,00 %

Berdasarkan hasil penelitian diketahui (mudah tersinggung atau marah serta mudah
responden yang memiliki atau pernah sedih atau murung), sedangkan pada remaja
mengalami suicide ideation lebih banyak terjadi akhir telah lebih mampu dalam mengendalikan
pada mereka yang termasuk remaja pertengahan emosinya. Bertentangan dengan pendapat Yusuf
yaitu 56 responden atau 42,11 % dan remaja (2009:197) yang menyebutkan emosi remaja
akhir sebanyak 55 responden atau 41,35 %. awal bersifat negatif dan temperamental, hasil
Dilihat dari segi usia, menurut Yusuf penelitian ini menunjukkan suicide ideation justru
(2009:197) perkembangan emosi pada usia lebih banyak terjadi pada remaja menengah dan
remaja awal bersifat negatif dan temperamental remaja akhir. Bahasan mengenai usia ini juga

27
Jeli Pratiwi / Developmental and Clinical Psychology 3 (1) (2014)

berkaitan dengan tingkat pendidikan responden, bangku SMA serta remaja akhir umumnya telah
dimana pada remaja awal umumnya masih duduk di bangku Perguruan Tinggi.
duduk di bangku SMP, remaja menengah di

Tabel 3. Gambaran Suicide Ideation Ditinjau dari Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat Frekuensi Prosentase Suicide Ideation


Pendidikan (%) Frekuensi %
SMP/ sederajat 150 33,94 % 22 16,54 %
SMA/ sederajat 142 32,12 % 54 40,60 %
Perguruan Tinggi 150 33,94 % 57 42,86 %
Total 442 100,00 % 133 100,00 %

Hasil menunjukkan suicide ideation lebih yang menunjukkan bahwa suicide ideation lebih
banyak terjadi pada remaja yang tengah duduk banyak terjadi pada remaja yang lebih tua
di bangku SMA/ sederajat yaitu sebanyak 54 sejalan dengan pendapat Maramis (2009:430)
responden atau 40,60 % dan di Perguruan mengenai faktor yang mempengaruhi bunuh diri
Tinggi sebanyak 57 responden atau 42,86 %. dimana disebutkan bahwa angka bunuh diri
Suicide ideation lebih banyak terjadi pada remaja meningkat dengan bertambahnya usia. Selain itu
SMA/ sederajat dan Perguruan Tinggi diduga penelitian Carlson dan Cantwell (1982) serta
dikarenakan beban masalah yang dialami Vinas, et al (2002) juga menyatakan hal yang
remaja yang lebih tua jauh lebih besar dibanding senada.
mereka yang lebih muda (remaja awal). Hasil
Gambaran Keparahan dan Intensitas mengalami suicide ideation dalam kategori serius
Suicide Ideation apabila memperoleh skor empat atau lima dari
Mengenai keparahan dari suicide ideation skala pengukuran mengenai keparahan suicide
yang dialami responden, seseorang dikatakan ideation yang mengacu pada C-SSRS ini.

Tabel 4. Gambaran Keparahan Suicide Ideation

Kategori keparahan Skor Frekuensi Prosentase


Belum serius 1–3 114 85,71 %
Serius 4–5 19 14,29 %
Total 133 100,00 %

Aspek keparahan meliputi: keinginan sebagian besar responden tidak atau belum
untuk mati, pikiran bunuh diri aktif yang tidak termasuk dalam kategori serius yakni sebanyak
spesifik, pikiran bunuh diri dengan metode 114 responden atau 85,71 %. Meskipun seperti
tertentu tanpa niat melakukan, pikiran bunuh itu, kebutuhan untuk intervensi kesehatan
diri tanpa rencana tertentu namun dengan niat mental sesungguhnya tetap diperlukan.
untuk melakukan, serta pikiran bunuh diri Sementara itu gambaran intensitas suicide
dengan rencana dan niat melakukannya. ideation dapat dilihat pada tabel 5.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tingkatan keparahan suicide ideation yang dialami

28
Jeli Pratiwi / Developmental and Clinical Psychology 3 (1) (2014)

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Intensitas Suicide Ideation

Kelas
Kriteria Frekuensi Prosentase (%)
Interval
Sangat rendah < 5 20 15,04 %
Rendah 6 – 10 87 65,41 %
Sedang 11 – 15 19 14,29 %
Tinggi 16 – 20 7 05,26 %
Sangat tinggi 21 – 25 0 00,00 %
Total 133 100,00 %

Intensitas suicide ideation meliputi lima mempengaruhi munculnya suicide ideation


hal, yaitu: frekuensi, jangka waktu, khususnya yang terjadi pada remaja. Sebagai
pengendalian, alat untuk mengatasi, serta alasan contoh adalah penelitian Carlson dan Cantwell
yang mendasari. Secara umum intensitas suicide (1982), Vinas, et al (2002), Yip, et al (2004),
ideation yang dialami para remaja tersebut Evans, Hawton, dan Rodham (2004), Herba, et
termasuk dalam kategori rendah yaitu 87 al, (2008), Jorgensen, et al (2010), Maras, et al
responden atau 65,41 %. (2011), serta penelitian Almeida, et al (2012)
Berdasarkan penjabaran di atas dapat mengenai masalah dalam keluarga dalam
diketahui bahwa keparahan maupun intensitas mempengaruhi suicide ideation. Faktor keluarga
suicide ideation setiap individu dapat berbeda- menjadi penting dikarenakan keluarga
beda. Perbedaan ini dapat dikarenakan beberapa merupakan tempat dimana individu khususnya
hal salah satunya adalah karakteristik remaja menghabiskan sebagian besar waktunya.
kepribadian individu, dimana dalam penelitian Selain itu keluarga juga menjadi tempat utama
ini tidak dilakukan penelitian mendalam dan pertama individu dalam memperoleh
mengenai pengaruh karakteristik kepribadian pengalaman maupun dalam hal pembentukan
terhadap suicide ideation. Berkaitan dengan diri.
hubungan antara suicide ideation dengan Faktor kedua mengenai percintaan.
karakteristik kepribadian, penelitian Adi (2007) Menurut Hurlock (n.d:213) masalah yang
menunjukkan bahwa kecenderungan bunuh diri berkaitan dengan percintaan merupakan
tinggi pada remaja dengan kepribadian masalah yang pelik pada periode ini. Terkait
neurotisme, sementara penelitian Desianty dengan faktor kedua tersebut dapat terjadi
(2010) menunjukkan suicide ideation siswa dikarenakan pada masa ini remaja cenderung
dengan tipe kepribadian introvert lebih tinggi memuja hubungan cinta mereka secara “agak
dibanding yang berkepribadian extrovert. berlebihan” sehingga ketika terjadi suatu
Gambaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi masalah di dalam hubungan tersebut mereka
Suicide Ideation cenderung meresponnya secara emosional.
Faktor-faktor yang mempengaruhi suicide Sebagaimana disebut oleh Zulkifli (2005:66)
ideation pada remaja yang ditemukan dalam bahwa salah satu karakteristik remaja adalah
penelitian ini antara lain: masalah keluarga, memiliki emosi meluap-luap dan masih begitu
percintaan, tekanan psikologis, masalahan yang labil.
dihadapi, kurang memperoleh perhatian, Faktor ketiga adalah tekanan psikologis.
masalah di sekolah, pertemanan, harga diri Menurut Hurlock (n.d:208) remaja cenderung
rendah, tekanan sosial dan ekonomi, bosan memandang dirinya dan orang lain seperti yang
hidup, putus asa, kesehatan, kematian ia inginkan, bukan seperti apa yang sesungguhya
seseorang, takut masa depan, dan kegagalan. terjadi sehingga menyebabkan meningginya
Banyak penelitian yang mengungkap emosi. Tekanan psikologis berkaitan dengan
pentingnya faktor keluarga dalam faktor lain yang mempengaruhi suicide ideation,

29
Jeli Pratiwi / Developmental and Clinical Psychology 3 (1) (2014)

yakni kegagalan dalam meraih keinginan. Hal Sementara untuk masalah pertemanan
ini berkaitan pula dengan perfeksionisme. menurut Zulkifli (2005:67) bahwa remaja dalam
Penelitian Flamenbaum dan Holden (n.d) kehidupan sosial sangat tertarik pada kelompok
menyebutkan bahwa secara umum sebayanya. Hal ini berarti remaja menganggap
perfeksionisme mempengaruhi suicide ideation penting hubungannya dengan teman-temannya,
dan perilaku bunuh diri. disamping keluarga dan hubungan
Faktor keempat berkaitan dengan percintaannya.
masalah yang dihadapi. Timbulnya masalah dan Harga diri rendah sebagai faktor ke
respon dalam menghadapi masalah ini berkaitan delapan yang mempengaruhi suicide ideation.
dengan kemampuan memecahkan masalah. Harga diri rendah yang terungkap seperti:
Penelitian Burton, et al (2011) menyatakan merasa tidak berguna, merasa malu, merasa
rendahnya kemampuan memecahkan masalah bodoh, merasa serba kurang, iri atas
berkaitan dengan tingginya suicide ideation. kebahagiaan orang, serta merasa hanya
Individu yang memiliki kemampuan baik dalam menyusahkan orang lain. Penelitian Vinas, et al
memecahkan masalah cenderung merespon (2002), Bhar, et al (2008), dan Maras, et al
masalah dengan lebih baik. Mereka akan lebih (2011) menyebutkan harga diri rendah dapat
logis dalam mencari jalan keluar. Berbeda menambah risiko untuk suicide ideation.
dengan yang tidak memiliki kemampuan cukup Faktor lain yang mempengaruhi suicide
baik dalam memecahkan masalah, mereka akan ideation serta diduga turut mempengaruhi
cenderung emosional dan terlalu cepat untuk munculnya sikap rendah diri adalah masalah
putus asa dan menyerah. sosial dan ekonomi. Hasil mengenai masalah
Faktor kelima adalah kurangnya sosial dalam mempengaruhi munculnya suicide
memperoleh perhatian. Kurangnya perhatian ideation senada dengan hasil penelitian Lai
berkaitan dengan dukungan sosial yang Fong, Shah, dan Maniam (2012) dan Linker, et
diperoleh. Sebagaimana hasil penelitian al, (2012). Sementara itu, untuk masalah
Almeida, et al (2012) yang menyebutkan bahwa ekonomi dalam mempengaruhi suicide ideation
dukungan sosial yang buruk merupakan faktor senada dengan penelitian Almeida, et al (2012).
terbesar dalam meningkatkan suicide ideation. Tanpa uang yang cukup individu terbatas dalam
Perhatian atau dukungan sosial menjadi penting memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Tak hanya
terutama ketika seseorang sedang mengalami itu, hinaan dan perasaan diremehkan juga sering
keterpurukan atau masalah. Individu akan dialami oleh mereka dengan perekonomian
cenderung lebih kuat ketika ada seseorang rendah.
menemaninya maupun untuk mendengarkan Faktor kesebelas adalah keputusasaan.
keluh kesahnya. Hal ini berbeda dengan Banyak penelitian menunjukkan tingginya
individu yang hanya sendiri dalam menghadapi tingkat putus asa yang berulang mencerminkan
permasalahan dikarenakan beban, rasa sakit usaha bunuh diri yang fatal (Carlson dan
bahkan kemarahan yang dirasakan seolah-olah Cantwell, 1982; Beck, 1985; Vinas, et al, 2002;
hanya dipikulnya sendiri sehingga menyerah Nock dan Kazdin, 2002; Lai Kwok dan Shek,
pada hidup mungkin terlintas pada pikiran. 2008).
Faktor berikutnya yang mempengaruhi Hal lain yang menjadi faktor yang
munculnya suicide ideation adalah masalah di mempengaruhi munculnya suicide ideation pada
sekolah dan masalah pertemanan. Sebagaimana responden adalah mengenai kesehatan.
penelitian Evans, Hawton, dan Rodham (2004) Kesehatan yang buruk merupakan salah satu
yang menyebutkan masalah di sekolah faktor utama dalam meningkatkan suicide
merupakan salah satu faktor yang terkait dengan ideation (Almeida, et al, 2012). Sementara dalam
fenomena bunuh diri termasuk di dalamnya temuan Yip, et al (2004) kesehatan yang buruk
suicide ideation. menjadi faktor risiko dalam percobaan bunuh
diri. Pengaruh kesehatan yang buruk terhadap

30
Jeli Pratiwi / Developmental and Clinical Psychology 3 (1) (2014)

suicide ideation dapat dikarenakan bahwa Suicide ideation muncul biasanya tidak
kesehatan yang buruk akan dapat membatasi hanya dikarenakan oleh satu permasalahan yang
kehidupan individu seperti dalam berhubungan dihadapi, namun juga didukung oleh beberapa
dengan orang lain maupun untuk melakukan faktor lain. Seperti hasil pada penelitian ini
aktivas-aktivitas tertentu.Terkadang individu dimana keluarga menjadi faktor utama yang
yang menderita sakit juga harus mematuhi mempengaruhi suicide ideation, kemungkinannya
aturan-aturan, dimana hal-hal tersebut dapat adalah bahwa individu yang bersangkutan tidak
menyebabkan timbulnya kebosanan dan hanya memiliki masalah di dalam keluarganya
mengurangi tingkat kebahagiaan. Selain itu, namun juga dapat dipengaruhi oleh faktor lain
sakit yang dirasakan dapat menguatkan seperti ada konflik dengan teman, kekasih, gagal
keinginan individu untuk menghentikan rasa meraih apa yang diinginkan, masalah di sekolah
sakit yang dialami sehingga terlintas suicide maupun di lingkungan sosialnya. Selain itu,
ideation. berbagai faktor seperti kondisi ekonomi,
Faktor lain yang mempengaruhi kesehatan, dan tidak adanya dukungan atau
munculnya suicide ideation responden adalah kurangnya perhatian yang diperoleh juga turut
karena bosan hidup, dimana responden mendorong munculnya suicide ideation.
menyatakan hal-hal seperti: tidak ada alasan Faktor-faktor yang mempengaruhi suicide
untuk hidup dan tidak ada semangat untuk ideation pada remaja pada penelitian ini apabila
hidup. Kematian seseorang yang disayang baik dibandingkan dengan faktor-faktor yang
orang tua, keluarga, maupun kekasih, ketakutan mempengaruhi suicide ideation pada penelitian
akan masa depan, serta kegagalan dalam meraih terdahulu secara ringkas dapat dilihat pada
keinginan juga menjadi faktor-faktor munculnya gambar berikut:
suicide ideation.

Penelitian terdahulu Hasil penelitian

Gangguan kejiwaa Depresi


Usia&jenis kelamin
Karakteristik kepribadian Keluarga Masalah percintaan
Masalah yg dihadapi Tekanan psikologis
Gen & keturunan Kurang perhatian Masalah pertemanan
Masalah sekolah Bosan hidup
Perfeksionism Perilaku Harga diri rendah Kematian seseorang
Sosial Takut pd masa depan
agresif Riwayat percobaan Ekonomi Kegagalan
Putus asa
bunuh diri Bullying Kesehatan

Pelecehan seksual/ fisikPraktik

keagamaan Penyalahgunaan obat &alkoholPikiran


negatif & anhedoniaRuminasi

Gambar 1. Perbandingan hasil penelitian dengan penelitian terdahulu

31
Jeli Pratiwi / Developmental and Clinical Psychology 3 (1) (2014)

Berdasarkan gambar 1 diketahui faktor- menayangkan berita-berita terkait kasus bunuh


faktor yang mempengaruhi suicide ideation pada diri. Melalui berita-berita di media massa,
remaja yang merupakan temuan baru atau yang remaja dapat terinspirasi manakala suicide
berbeda dengan hasil penelitian terdahulu antara ideation muncul dipikiran mereka dan
lain: masalah percintaan, tekanan psikologis, menganggap cara-cara tersebut tepat dan
masalah pertemanan, bosan hidup, kematian mungkin akan menimbulkan sensasi tersendiri.
seseorang, takut akan masa depan, serta gagal
mencapai keinginan.Faktor-faktor ini dapat SIMPULAN
diperdalam melalui penelitian lanjutan dalam
pengaruhnya terhadap suicide ideation yang Hasil penelitian menunjukkan sekitar satu
terjadi pada remaja. per tiga remaja dari 442 responden memiliki
atau pernah mengalami suicide ideation baik
Gambaran Metode yang Digunakan hanya berupa keinginan untuk mati, pikiran
dalam Suicide Ideation untuk bunuh diri, maupun keinginan untuk mati
Hasil lain yang diketahui dalam penelitian sekaligus pikiran bunuh diri. Secara umum
ini adalah mengenai cara-cara yang dipikirkan keparahan suicide ideation yang dialami
remaja mengenai bunuh diri. Penelitian Sudhita responden belum termasuk dalam kategori serius
(n.d) dengan judul Perilaku Bunuh Diri di serta intensitas berada dalam kategori rendah.
Kalangan Pelajar (Analisis Deskriptif Suicide ideation banyak terjadi pada remaja
Pemberitaan Bali Post Tahun 2006-2009), perempuan dan terjadi lebih banyak pada remaja
menyebutkan cara bunuh diri yang digunakan pertengahan dan remaja akhir di tingkat
para pelajar tersebut adalah dengan gantung diri pendidikan SMA/ sederajat dan Perguruan
dan minum air sepuh. Sementara pada penelitian Tinggi.
ini cara-cara yang diungkap responden antara Berbagai faktor yang mempengaruhi
lain: dengan mengkonsumsi obat-obatan dalam suicide ideation pada remaja, seperti: masalah
dosis tinggi baik untuk obat penenang maupun keluarga, percintaan, tekanan psikologis,
pil ekstasi. Terkait dengan penyalahgunaan masalahan yang dihadapi, kurang perhatian,
obat-obatan, remaja nekat mengkonsumsi pil masalah di sekolah, pertemanan, harga diri
ekstasi sebagai cara atau upaya untuk rendah, tekanan sosial dan ekonomi, bosan
melupakan masalah. Sebagaimana dikatakan hidup, putus asa, kesehatan, kematian
oleh Djiwandono (2009:113-114) bahwa seseorang, takut masa depan, dan kegagalan.
penyebab lain dari penyalahgunaan obat dan Diketahui pula metode dalam suicide ideation
alkohol adalah keinginan remaja untuk lari dari seperti dengan over dosis obat, melompat dari
konflik-konflik batin serta permasalahan hidup ketinggian, menggunakan senjata tajam, bunuh
yang dihadapi. diri di jalan, gantung diri, menenggelamkan diri,
Cara lain yang terungkap adalah dengan tidak makan, dan menghentikan pengobatan.
melompat dari ketinggian seperti dari gedung, Saran dari penelitian ini antara lain:
tebing, dan jembatan, mengiris pergelangan kepada remaja diharapkan lebih mampu berpikir
tangan atau urat nadi, pikiran untuk melakukan kritis terutama ketika menghadapi
bunuh diri di jalan seperti dengan menutup mata permasalahan, melakukan aktivitas yang bernilai
ketika sedang mengendarai motor maupun positif, dan mengembangkan hubungan sosial
untuk menabrakkan diri ke mobil, gantung diri, positif. Bagi Pihak sekolah terutama melalui
menghanyutkan diri ke sungai atau laut, tidak peran guru BK dapat melakukan pendekatan
makan, maupun dengan menghentikan seperti dengan membuka bahasan terkait
pengobatan. masalah-masalah yang dialami remaja dan
Pikiran mengenai cara-cara yang ingin melakukan diskusi bersama, serta memberikan
digunakan untuk bunuh diri ini dapat jalan kepada siswa untuk melakukan konsultasi
dipengaruhi oleh media massa yang atau konseling kepada guru BK ketika

32
Jeli Pratiwi / Developmental and Clinical Psychology 3 (1) (2014)

menghadapi masalah. Bagi peneliti selanjutnya Hadriami, E. 2006.Keputusasaan dan Bunuh


dapat mengkombinasikan variabel suicide ideation Diri.Psikodimensi, 5/2: 207-214
dengan variabel lain seperti faktor-faktor yang Hall, C.S. dan G. Lindzey. 2003. Psikologi Kepribadian
1: Teori-teori Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta:
mempengaruhi suicide ideation seperti dalam
Kanisius
temuan penelitian ini.
Herba, C.M., R.F. Ferdinand, T. Stijnen, R. Veenstra,
A.J. Oldehinkel, J. Ormel, dan F.C. Verhulst.
DAFTAR PUSTAKA 2008. Victimisation and Suicide Ideation in
the Trails Study: Specific Vulnerabilities of
Adi, G.E.S. 2007. Sikap Bunuh Diri pada Remaja Victims. Journal of Child Psychology and
Ditinjau dari Karakteristik Kepribadian. Psychiatry. 49/8:867-876
Skripsi Universitas Katolik Soegijapranata Hurlock, E.B. (n.d) Psikologi Perkembangan: Suatu
Almeida, O.P., B. Draper, J. Snowdon, N.T. pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (edisi
Lautenschlager, J. Pirkis, G. Byrne, M. Sim, kelima). Jakarta: Erlangga
N. Stocks, L. Flicker, dan J.J. Pfaff. 2012. Jorgensen, E.L., S.L. Jorgensen, M.P. Heard, dan
Factors Associated with Suicidal Thoughts in L.B. Withbeck. 2010.Suicidal Ideation among
A Large Community Study of Older Adults. Homeless Youth: The Impact of Family
The British Journal of Psychiatry.201:466-472 Dysfunction, Morbidity and Deliberate Self-
Beck, A.T., R.A. Steer, M. Kovacs, dan B. Garrison. harm. Journal of Adolescent
1985. Hopelessness and Eventual Suicide:A Kartono, K. 2000. Hygiene Mental.Bandung: Mandar
10-Year Prospective Study of Patients Maju
Hospitalized With Suicidal Ideation. American Klomek, A.B., F. Marrocco, M. Kleinman, I.S.
Journal of Psychiatry.142: 559-563 Schonfeld, dan M.S. Gould. 2007. Bullying,
Bhar, S., M.G. Holloway, G. Brown, dan A.T. Beck. Depression, and Suicidality in adolescents.
2008. Self Esteem and Suicide Ideation in Journal American Academy of Child and
Psychiatric Outpatients. Suicide and Life- Adolescent Psychiatry.46/1
Threatening Behaviour.38/5 Lai Fong, C., S.A. Shah, dan T. Maniam. 2012.
Burton, C.Z., L. Vella, J.A. Weller, dan E.W. Predictors of Suicidal Ideation Among
Twamley. 2011. Differential Effects of Depressed Inpatients in Malaysian Sample.
Executive Functioning on Suicide Attempts. Suicidology Online.3:33-41
Journal Neuropsychiatry Clin Neurosci.23/2:173- Lai Kwok, S.Y.C. dan D.T.L. Shek. 2008.
179 Hopelessness, Family Functioning and
Carlson, G.A. dan D.P Cantwell. 1982. Suicidal Suicidal Ideation Among Chinese Adolescents
Behavior and Depression in Children and in Hong Kong. The Open Family Studies
Adolescents. Journal of the American Academy of Journal.1: 49-55
Child Psychiatry, 21/4: 361-368 Linker, J., N.A. Gillespie, H. Maes, L. Eaves, dan
Desianty, S. 2010. Perbedaan Suicide Ideation pada J.L. Silberg. 2012. Suicidal Ideation,
Siswa yang Akan Menghadapi UN Ditinjau Depression, and Conduct Disorder in a
dari Tipe Kepribadian Introvert dan Sample of Adolescent and Young Adult
Ekstravert. Skripsi Universitas Katolik Twins. Suicide Life Threatening
Soegijapranata Behavior.42/4:426-436
Djiwandono, S.E.W. 2009.Psikologi Pendidikan (edisi Manumoyoso, A.H. 2012. Jagalah Anak dari
revisi). Jakarta: Grasindo Keinginan Bunuh Diri.Kompas.com. 23 Juli.
Evans, E., K. Hawton, dan K. Rodham. 2004. Online (diunduh 04/11/13)
Factors Associated with Suicidal Phenomena Maramis, W.F. 2009.Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa
in Adolescents: A Systematic Review of (edisi kedua, cetakan pertama). Surabaya:
Population- Based Studies. Clinical Psychology Airlangga University Press
Review.24: 957-979 Maras, J.S., O. Dukic, J. Markovic, dan M. Biro.
Flamenbaum, R. dan R.R. Holden. 2007. Psychache Family and Individual Factors of Suicidal
as a Mediator in the Relationship Between Ideation in
Perfectionism and Suicidality. Journal of Adolescents.PSIHOLOGIJA.44/3:245-260
Counseling Psychology.54/1: 51-61

33
Jeli Pratiwi / Developmental and Clinical Psychology 3 (1) (2014)

Nn. 2012.Menyedihkan.50 Persen Remaja Bunuh Santrock, J.W. 2007a. Perkembangan Anak (edisi
Diri Karena Cinta.Kabar Siang. TV One. 22 ketujuh jilid dua). Jakarta: Erlangga
November Scanlan, F. dan R. Purcell.n.d Myth Buster: Suicidal
Nock, M.K. dan A.E. Kazdin. 2002. Examination of Ideation. National Youth Mental Health
Affective, Cognitive, and Behavioral Factors Foundation.Online (diunduh 02/11/13)
and Suicide Related Outcomes in Children Sudhita, I.W.R. (n.d) Perilaku Bunuh Diri di
and Young Adolescents. Journal of Clinical Kalangan Pelajar (Analisis Deskriptif
Child and Adolescents Psychology. 31/1:48-58 Pemberitaan Bali PostTahun 2006-2009).
Nock, M.K. dan R.C. Kessler. 2006. Prevalence of ISSN 1829-5282, 25-40
and Risk Factors for Suicide Attempts Versus Vinas, F., J. Canals, M.E. Gras, C. Ros, dan E.D.
Suicide Gestures: Analysis of the National Llaberia. 2002. Psychological and Family
Comorbidity Survey. Journal of Abnormal Factors Associated with Suicidal Ideation in
Psychology.115/3:616-623 Pre-Adolescents. The Spanish Journa of
Posner, K., G.K Brown, B. Stanley, D.A. Brent, K.V. Psychology.5/1:20-28
Yershova, M.A. Oquendo, G.W. Currier, Yip, P.S.F., K.Y. Liu, T.H. Lam, S.M. Stewart, E.
G.A. Melvin, L. Greenhill, S. Shen, dan J.J. Chen, dan S. Fan. 2004. Suicidality Among
Mann. 2011. The Columbia–Suicide Severity High School Student in Hong Kong, SAR.
Rating Scale: Initial Validity and Internal Suicide and Life-Threatening Behaviour.34/3:
Consistency Findings From Three Multisite 284-297
Studies With Adolescents and Adults. Yusuf, Syamsu LN.2009. Psikologi Perkembangan Anak
Amerycan Journal of Psychiatry. 168/2:1266- dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya
1277 Zulkifli. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung:
Priscillia, E. 2012.1 Orang Tewas Bunuh Diri Setiap Remaja Rosdakarya
40 Detik.Jaringnews.com. 10 September. Online
(diunduh 30/10/13)

34

Anda mungkin juga menyukai