Abstract
___________________________________________________________________
The purpose of this research is to know the severity and intensity of suicide ideation happens to adolescent as
well as the factors that influence suicide ideation in adolescent particularly in Semarang city. The population
in this research were adolescents in Semarang aged 12 to 22 years old and still studying at both the junior and
senior high school or equivalent and at college. The sampling techniques used include: random sampling
technique, the sample proportionate, and accidental sampling. Method of collecting data by modifying the
Columbia Suicide Severity Rating Scale (C-SSRS) accompanied by an open question to find out the factors
that influence suicide ideation. The results showed about one-third of the 442 respondents have or had
experienced suicide ideation. In general, the severity of suicide ideation experienced by respondents are not
included in the serious category of low intensity. Various factors influencing suicide ideation in adolescent, such
as: family issues, romance, psychological distress, problems encountered, less gained the attention, problems at
school, friendship, low self esteem, social and economic pressures, bored, hopeless, health, death of a person, fear
of the future, and failure. Also known as a method in suicide ideation with a drug overdose, jumping from a
height, using a sharp weapon, commits suicide in the street, hanging himself, drown himself, not eating, and
stopping treatment.
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6358
Gedung A1 Lantai 2 FIP Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: jeli_qshineseta@yahoo.com
24
Jeli Pratiwi / Developmental and Clinical Psychology 3 (1) (2014)
PENDAHULUAN
Berdasarkan laporan World Health usaha bunuh diri daripada gerak isyarat bunuh
Organization (WHO) yang dirilis pada 7 diri.
September 2012, menjelang peringatan hari Bunuh diri merupakan suatu perbuatan
pencegahan bunuh diri internasional pada yang dilakukan dengan sengaja untuk
tanggal 10 September, sekitar satu juta orang mengambil jiwa sendiri (Kartono, 2000:142).
bunuh diri setiap tahun. Laporan tersebut Berkaitan dengan itu, Hadriami (2006:207)
menunjukkan bahwa terjadi satu kasus bunuh menyatakan bahwa tindakan bunuh diri selalu
diri setiap 40 detik (Priscillia, 2012). Secara didahului dengan adanya suicide ideation.
global, kasus bunuh diri menjadi penyebab Istilah suicide ideation mengacu pada
kematian kedua seluruh dunia di kalangan pemikiran bahwa hidup ini tidak layak dijalani,
remaja berusia 15-19 tahun, dengan mulai dari intensitas pikiran yang hanya sekilas
sekurangnya 100.000 remaja bunuh diri setiap sampai yang secara nyata dipikirkan dengan
tahun (Priscillia, 2012). baik mengenai rencana untuk membunuh diri
Januari sampai Juni 2011, 17 dari 23 anak sendiri, atau obsesi yang lengkap dengan
yang mencoba bunuh diri ditemukan meninggal merusak diri sendiri. Pikiran ini tidak jarang
dunia dengan kondisi tidak wajar terjadi pada anak muda (Scanlan dan Purcell,
(Manumoyoso, 2012). Ketua Komisi Nasional n.d).
Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, Senin Beberapa hasil penelitian berikut
23 Juli 2012 di Jakarta mengungkapkan pada menunjukkan faktor-faktor yang berkaitan
kurun Januari sampai Juni 2012, tercatat 20 dengan fenomena bunuh diri (percobaan bunuh
kasus percobaan bunuh diri oleh anak berusia 13 diri, menyakiti diri, rencana, ancaman, dan
sampai 17 tahun, dimana tujuh diantaranya suicide ideation) khususnya pada remaja. Faktor-
dapat diselamatkan. Menurut Komnas faktor tersebut antara lain: depresi, dimana
Perlindungan Anak, dari 37 kasus bunuh diri di sebagian besar anak muda dan anak-anak yang
tahun 2012, hampir 50 % akibat putus cinta (Nn, memiliki suicide ideation merasa tertekan dan
2012). memenuhi kriteria diagnosis depresi (Carlson
Bunuh diri semakin meningkat pada dan Cantwell, 1982; Vinas, et al, 2002; Nock
remaja. Pendapat ini didukung oleh hasil dan Kazdin, 2002; Yip, et al, 2004; Evans,
penelitian Carlson dan Cantwell (1982) yaitu Hawton, dan Rodham, 2004; Maras, et al,
bahwa suicide ideation yang parah meningkat 2011), keputusasaan (Carlson dan Cantwell,
sekitar pubertas dan berkorelasi dengan depresi 1982; Vinas, et al, 2002; Nock dan Kazdin,
yang semakin parah pula. Senada dengan hal 2002; Lai Kwok dan Shek, 2008), pikiran negatif
tersebut, penelitian Vinas, et al (2002) dan anhedonia (Nock dan Kazdin, 2002), serta
menunjukkan bahwa selama masa kanak-kanak harga diri rendah dapat menambah risiko untuk
risiko bunuh diri dan usaha bunuh diri sangat suicide ideation (Vinas, et al, 2002; Maras, et al,
rendah, sedangkan selama masa remaja risiko 2011). Selain itu, masalah dalam keluarga
ini meningkat. seperti: riwayat psikopatologi keluarga, adanya
Santrock (2007:22) menyatakan bahwa riwayat bunuh diri keluarga, disfungsi keluarga,
remaja perempuan lebih sering melakukan disharmonis keluarga, kontrol yang berlebihan
percobaan bunuh diri sementara remaja laki-laki juga berkaitan dengan suicide ideation remaja
lebih berhasil dalam bunuh diri tersebut. (Carlson dan Cantwell, 1982; Vinas, et al, 2002;
Penelitian Nock dan Kessler (2006) dengan hasil Yip, et al, 2004; Evans, Hawton, dan Rodham,
bahwa perempuan lebih banyak melakukan self 2004; Herba, et al, 2008; Maras, et al, 2011).
injury daripada laki-laki. Namun, laki-laki yang Faktor lain yang turut mempengaruhi
melakukan self injury lebih mungkin melakukan suicide ideation pada remaja adalah: bullying
dimana menjadi faktor risiko potensial terhadap
25
Jeli Pratiwi / Developmental and Clinical Psychology 3 (1) (2014)
depresi, suicide ideation, dan percobaan bunuh SMK Swadaya, SMA Mataram, SMA N 06,
diri pada remaja baik yang menjadi korban, SMA N 11, serta mahasiswa di Universitas
pelaku, serta yang paling bermasalah adalah Negeri Semarang. Jumlah data valid sebanyak
yang menjadi korban maupun pelaku bullying 442 dari 456 responden. Teknik sampling yang
(Klomek, et al, 2007; Herba, et al, 2008). digunakan diantaranya: teknik sampel random
Pelecehan fisik dan seksual (Evans, Hawton, untuk menentukan sekolah yang akan dilakukan
dan Rodham, 2004), adanya masalah di sekolah penelitian, teknik sampel proporsional untuk
seperti: prestasi akademik buruk, kehadiran menentukan jumlah responden pada setiap
sekolah yang kurang, dan sikap negatif terhadap tingkat pendidikan, serta teknik accidental
sekolah (Evans, Hawton, dan Rodham, 2004), sampling untuk menentukan sampel di tingkat
meminum alkohol (Yip, et al, 2004), serta Perguruan Tinggi.
perfeksionisme (Flamenbaum dan Holden, n.d) Teknik pengumpulan data
juga menjadi faktor yang mempengaruhi suicide Instrumen yang digunakan untuk
ideation. mengumpulkan data pada penelitian ini adalah
Studi pendahuluan pada penelitian ini skala suicide ideation yang memodifikasi pada
dilakukan melalui wawancara sederhana yang Columbia-Suicide Severity Rating Scale (C-SSRS)
dilakukan secara bertahap.Studi pendahuluan oleh Posner, et al (2011) disertai sebuah
dilakukan terhadap 10 orang remaja putri pertanyaan terbuka untuk mengetahui faktor-
berusia 19 sampai 22 tahun di Kota faktor yang mempengaruhi suicide ideation.
Semarang.Hasil dari studi pendahuluan
diketahui enam dari 10 remaja putri tersebut HASIL DAN PEMBAHASAN
menyatakan pernah memiliki keinginan untuk
mati bahkan ada pula yang telah memiliki Berdasarkan data dari 442 responden,
pikiran untuk bunuh diri (suicide ideation). sebanyak 133 responden pernah memiliki suicide
Hampir semua remaja yang mengalami ideation. Suicide ideation yang dimiliki responden
suicide ideation pada studi pendahuluan ini tergolong dalam tiga jenis yaitu: hanya
dihadapkan pada lebih dari satu permasalahan. keinginan untuk mati oleh 78 responden atau
Adanya depresi, putus asa, perasaan sendiri dan 17,65 %, keinginan untuk mati disertai pikiran
tidak ada yang memahami serta tidak adanya bunuh diri oleh 44 responden atau 9,95 %, serta
dukungan dari pihak lain juga turut menguatkan hanya pikiran untuk bunuh diri oleh 11
timbulnya suicide ideation. responden atau 2,49 %. Sisanya sebanyak 309
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk responden atau sebesar 69,91 % responden tidak
mengetahui keparahan dan intensitas suicide memiliki suicide ideation.
ideation pada remaja serta faktor-faktor yang Pembagian jenis suicide ideation yang
mempengaruhi suicide ideation pada remaja di dialami responden tersebut sesuai dengan
kota Semarang. pengertian suicide ideation dalam penelitian ini,
yaitu yang diartikan sebagai keinginan untuk
METODE PENELITIAN mati maupun pikiran untuk melukai atau
membunuh diri sendiri dengan tujuan untuk
Populasi dan sampel mengakhiri penderitaan atas permasalahan
Populasi dalam penelitian ini adalah hidup yang dihadapi.Intensitas dari keinginan
seluruh remaja di Kota Semarang yang berusia atau pikiran tersebut dapat hanya sekilas saja
12 sampai 22 tahun dan masih menempuh maupun telah sampai pada rencana mendalam
pendidikan baik di tingkat SMP/ sederajat, mengenai perilaku bunuh diri yang sebenarnya,
SMA/ sederajat, maupun di Perguruan Tinggi. serta merupakan tingkat terendah dari rangkaian
Responden dalam penelitian ini diwakili oleh perilaku bunuh diri.
siswa di SMP Barunawati, MTs N 02, SMP Ibu Sesuai dengan apa yang dikatakan Freud
Kartini, SMP N 30, SMP N 37, SMK N 10, dalam Hall dan Lindzey (2003:73) bahwa
26
Jeli Pratiwi / Developmental and Clinical Psychology 3 (1) (2014)
manusia memiliki hasrat untuk mati yang tidak baru kemudian terlintas di pikiran mereka
disadarinya. Oleh karena itu, ketika manusia mengenai bagaimana mereka dapat mengakhiri
khususnya remaja dihadapkan pada persoalan penderitaan dengan cara mengakhiri kehidupan
tertentu secara tidak sadar akan terlintas di yaitu dengan jalan bunuh diri.
pikiran mereka mengenai keinginan untuk mati Gambaran Suicide Ideation Ditinjau dari
guna mengakhiri rasa sakit atau penderitaan Jenis Kelamin Responden
yang mereka alami. Setelah keinginan untuk Gambaran suicide ideation ditinjau dari
mati tersebut muncul dan semakin menguat, jenis kelamin responden disajikan pada tabel 1.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan penelitian yang dilakukan Vinas, et al (2002).
bahwa sucide ideation lebih banyak terjadi pada Selain itu, hasil penelitian menyebutkan bahwa
remaja perempuan daripada remaja laki-laki, risiko percobaan bunuh diri pada perempuan
yaitu sebanyak 100 responden perempuan atau lebih tinggi daripada laki-laki (Nock dan
75,19 % dari total 133 responden yang memiliki Kazdin, 2002; Klomek, et al, 2007; Burton, et al,
atau pernah mengalami suicide ideation. Hasil 2011).
yang menunjukkan suicide ideation lebih Gambaran Suicide Ideation Ditinjau dari
banyak terjadi pada perempuan sesuai dengan Usia dan Tingkat Pendidikan Responden
pendapat Maramis (2009:430) yang mengatakan Gambaran suicide ideation ditinjau dari
bahwa angka bunuh diri pada wanita lebih besar usia dan tingkat pendidikan responden disajikan
daripada pria di semua negara dan di sepanjang pada tabel 2 dan tabel 3.
masa. Pendapat ini sejalan pula dengan hasil
Berdasarkan hasil penelitian diketahui (mudah tersinggung atau marah serta mudah
responden yang memiliki atau pernah sedih atau murung), sedangkan pada remaja
mengalami suicide ideation lebih banyak terjadi akhir telah lebih mampu dalam mengendalikan
pada mereka yang termasuk remaja pertengahan emosinya. Bertentangan dengan pendapat Yusuf
yaitu 56 responden atau 42,11 % dan remaja (2009:197) yang menyebutkan emosi remaja
akhir sebanyak 55 responden atau 41,35 %. awal bersifat negatif dan temperamental, hasil
Dilihat dari segi usia, menurut Yusuf penelitian ini menunjukkan suicide ideation justru
(2009:197) perkembangan emosi pada usia lebih banyak terjadi pada remaja menengah dan
remaja awal bersifat negatif dan temperamental remaja akhir. Bahasan mengenai usia ini juga
27
Jeli Pratiwi / Developmental and Clinical Psychology 3 (1) (2014)
berkaitan dengan tingkat pendidikan responden, bangku SMA serta remaja akhir umumnya telah
dimana pada remaja awal umumnya masih duduk di bangku Perguruan Tinggi.
duduk di bangku SMP, remaja menengah di
Hasil menunjukkan suicide ideation lebih yang menunjukkan bahwa suicide ideation lebih
banyak terjadi pada remaja yang tengah duduk banyak terjadi pada remaja yang lebih tua
di bangku SMA/ sederajat yaitu sebanyak 54 sejalan dengan pendapat Maramis (2009:430)
responden atau 40,60 % dan di Perguruan mengenai faktor yang mempengaruhi bunuh diri
Tinggi sebanyak 57 responden atau 42,86 %. dimana disebutkan bahwa angka bunuh diri
Suicide ideation lebih banyak terjadi pada remaja meningkat dengan bertambahnya usia. Selain itu
SMA/ sederajat dan Perguruan Tinggi diduga penelitian Carlson dan Cantwell (1982) serta
dikarenakan beban masalah yang dialami Vinas, et al (2002) juga menyatakan hal yang
remaja yang lebih tua jauh lebih besar dibanding senada.
mereka yang lebih muda (remaja awal). Hasil
Gambaran Keparahan dan Intensitas mengalami suicide ideation dalam kategori serius
Suicide Ideation apabila memperoleh skor empat atau lima dari
Mengenai keparahan dari suicide ideation skala pengukuran mengenai keparahan suicide
yang dialami responden, seseorang dikatakan ideation yang mengacu pada C-SSRS ini.
Aspek keparahan meliputi: keinginan sebagian besar responden tidak atau belum
untuk mati, pikiran bunuh diri aktif yang tidak termasuk dalam kategori serius yakni sebanyak
spesifik, pikiran bunuh diri dengan metode 114 responden atau 85,71 %. Meskipun seperti
tertentu tanpa niat melakukan, pikiran bunuh itu, kebutuhan untuk intervensi kesehatan
diri tanpa rencana tertentu namun dengan niat mental sesungguhnya tetap diperlukan.
untuk melakukan, serta pikiran bunuh diri Sementara itu gambaran intensitas suicide
dengan rencana dan niat melakukannya. ideation dapat dilihat pada tabel 5.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tingkatan keparahan suicide ideation yang dialami
28
Jeli Pratiwi / Developmental and Clinical Psychology 3 (1) (2014)
Kelas
Kriteria Frekuensi Prosentase (%)
Interval
Sangat rendah < 5 20 15,04 %
Rendah 6 – 10 87 65,41 %
Sedang 11 – 15 19 14,29 %
Tinggi 16 – 20 7 05,26 %
Sangat tinggi 21 – 25 0 00,00 %
Total 133 100,00 %
29
Jeli Pratiwi / Developmental and Clinical Psychology 3 (1) (2014)
yakni kegagalan dalam meraih keinginan. Hal Sementara untuk masalah pertemanan
ini berkaitan pula dengan perfeksionisme. menurut Zulkifli (2005:67) bahwa remaja dalam
Penelitian Flamenbaum dan Holden (n.d) kehidupan sosial sangat tertarik pada kelompok
menyebutkan bahwa secara umum sebayanya. Hal ini berarti remaja menganggap
perfeksionisme mempengaruhi suicide ideation penting hubungannya dengan teman-temannya,
dan perilaku bunuh diri. disamping keluarga dan hubungan
Faktor keempat berkaitan dengan percintaannya.
masalah yang dihadapi. Timbulnya masalah dan Harga diri rendah sebagai faktor ke
respon dalam menghadapi masalah ini berkaitan delapan yang mempengaruhi suicide ideation.
dengan kemampuan memecahkan masalah. Harga diri rendah yang terungkap seperti:
Penelitian Burton, et al (2011) menyatakan merasa tidak berguna, merasa malu, merasa
rendahnya kemampuan memecahkan masalah bodoh, merasa serba kurang, iri atas
berkaitan dengan tingginya suicide ideation. kebahagiaan orang, serta merasa hanya
Individu yang memiliki kemampuan baik dalam menyusahkan orang lain. Penelitian Vinas, et al
memecahkan masalah cenderung merespon (2002), Bhar, et al (2008), dan Maras, et al
masalah dengan lebih baik. Mereka akan lebih (2011) menyebutkan harga diri rendah dapat
logis dalam mencari jalan keluar. Berbeda menambah risiko untuk suicide ideation.
dengan yang tidak memiliki kemampuan cukup Faktor lain yang mempengaruhi suicide
baik dalam memecahkan masalah, mereka akan ideation serta diduga turut mempengaruhi
cenderung emosional dan terlalu cepat untuk munculnya sikap rendah diri adalah masalah
putus asa dan menyerah. sosial dan ekonomi. Hasil mengenai masalah
Faktor kelima adalah kurangnya sosial dalam mempengaruhi munculnya suicide
memperoleh perhatian. Kurangnya perhatian ideation senada dengan hasil penelitian Lai
berkaitan dengan dukungan sosial yang Fong, Shah, dan Maniam (2012) dan Linker, et
diperoleh. Sebagaimana hasil penelitian al, (2012). Sementara itu, untuk masalah
Almeida, et al (2012) yang menyebutkan bahwa ekonomi dalam mempengaruhi suicide ideation
dukungan sosial yang buruk merupakan faktor senada dengan penelitian Almeida, et al (2012).
terbesar dalam meningkatkan suicide ideation. Tanpa uang yang cukup individu terbatas dalam
Perhatian atau dukungan sosial menjadi penting memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Tak hanya
terutama ketika seseorang sedang mengalami itu, hinaan dan perasaan diremehkan juga sering
keterpurukan atau masalah. Individu akan dialami oleh mereka dengan perekonomian
cenderung lebih kuat ketika ada seseorang rendah.
menemaninya maupun untuk mendengarkan Faktor kesebelas adalah keputusasaan.
keluh kesahnya. Hal ini berbeda dengan Banyak penelitian menunjukkan tingginya
individu yang hanya sendiri dalam menghadapi tingkat putus asa yang berulang mencerminkan
permasalahan dikarenakan beban, rasa sakit usaha bunuh diri yang fatal (Carlson dan
bahkan kemarahan yang dirasakan seolah-olah Cantwell, 1982; Beck, 1985; Vinas, et al, 2002;
hanya dipikulnya sendiri sehingga menyerah Nock dan Kazdin, 2002; Lai Kwok dan Shek,
pada hidup mungkin terlintas pada pikiran. 2008).
Faktor berikutnya yang mempengaruhi Hal lain yang menjadi faktor yang
munculnya suicide ideation adalah masalah di mempengaruhi munculnya suicide ideation pada
sekolah dan masalah pertemanan. Sebagaimana responden adalah mengenai kesehatan.
penelitian Evans, Hawton, dan Rodham (2004) Kesehatan yang buruk merupakan salah satu
yang menyebutkan masalah di sekolah faktor utama dalam meningkatkan suicide
merupakan salah satu faktor yang terkait dengan ideation (Almeida, et al, 2012). Sementara dalam
fenomena bunuh diri termasuk di dalamnya temuan Yip, et al (2004) kesehatan yang buruk
suicide ideation. menjadi faktor risiko dalam percobaan bunuh
diri. Pengaruh kesehatan yang buruk terhadap
30
Jeli Pratiwi / Developmental and Clinical Psychology 3 (1) (2014)
suicide ideation dapat dikarenakan bahwa Suicide ideation muncul biasanya tidak
kesehatan yang buruk akan dapat membatasi hanya dikarenakan oleh satu permasalahan yang
kehidupan individu seperti dalam berhubungan dihadapi, namun juga didukung oleh beberapa
dengan orang lain maupun untuk melakukan faktor lain. Seperti hasil pada penelitian ini
aktivas-aktivitas tertentu.Terkadang individu dimana keluarga menjadi faktor utama yang
yang menderita sakit juga harus mematuhi mempengaruhi suicide ideation, kemungkinannya
aturan-aturan, dimana hal-hal tersebut dapat adalah bahwa individu yang bersangkutan tidak
menyebabkan timbulnya kebosanan dan hanya memiliki masalah di dalam keluarganya
mengurangi tingkat kebahagiaan. Selain itu, namun juga dapat dipengaruhi oleh faktor lain
sakit yang dirasakan dapat menguatkan seperti ada konflik dengan teman, kekasih, gagal
keinginan individu untuk menghentikan rasa meraih apa yang diinginkan, masalah di sekolah
sakit yang dialami sehingga terlintas suicide maupun di lingkungan sosialnya. Selain itu,
ideation. berbagai faktor seperti kondisi ekonomi,
Faktor lain yang mempengaruhi kesehatan, dan tidak adanya dukungan atau
munculnya suicide ideation responden adalah kurangnya perhatian yang diperoleh juga turut
karena bosan hidup, dimana responden mendorong munculnya suicide ideation.
menyatakan hal-hal seperti: tidak ada alasan Faktor-faktor yang mempengaruhi suicide
untuk hidup dan tidak ada semangat untuk ideation pada remaja pada penelitian ini apabila
hidup. Kematian seseorang yang disayang baik dibandingkan dengan faktor-faktor yang
orang tua, keluarga, maupun kekasih, ketakutan mempengaruhi suicide ideation pada penelitian
akan masa depan, serta kegagalan dalam meraih terdahulu secara ringkas dapat dilihat pada
keinginan juga menjadi faktor-faktor munculnya gambar berikut:
suicide ideation.
31
Jeli Pratiwi / Developmental and Clinical Psychology 3 (1) (2014)
32
Jeli Pratiwi / Developmental and Clinical Psychology 3 (1) (2014)
33
Jeli Pratiwi / Developmental and Clinical Psychology 3 (1) (2014)
Nn. 2012.Menyedihkan.50 Persen Remaja Bunuh Santrock, J.W. 2007a. Perkembangan Anak (edisi
Diri Karena Cinta.Kabar Siang. TV One. 22 ketujuh jilid dua). Jakarta: Erlangga
November Scanlan, F. dan R. Purcell.n.d Myth Buster: Suicidal
Nock, M.K. dan A.E. Kazdin. 2002. Examination of Ideation. National Youth Mental Health
Affective, Cognitive, and Behavioral Factors Foundation.Online (diunduh 02/11/13)
and Suicide Related Outcomes in Children Sudhita, I.W.R. (n.d) Perilaku Bunuh Diri di
and Young Adolescents. Journal of Clinical Kalangan Pelajar (Analisis Deskriptif
Child and Adolescents Psychology. 31/1:48-58 Pemberitaan Bali PostTahun 2006-2009).
Nock, M.K. dan R.C. Kessler. 2006. Prevalence of ISSN 1829-5282, 25-40
and Risk Factors for Suicide Attempts Versus Vinas, F., J. Canals, M.E. Gras, C. Ros, dan E.D.
Suicide Gestures: Analysis of the National Llaberia. 2002. Psychological and Family
Comorbidity Survey. Journal of Abnormal Factors Associated with Suicidal Ideation in
Psychology.115/3:616-623 Pre-Adolescents. The Spanish Journa of
Posner, K., G.K Brown, B. Stanley, D.A. Brent, K.V. Psychology.5/1:20-28
Yershova, M.A. Oquendo, G.W. Currier, Yip, P.S.F., K.Y. Liu, T.H. Lam, S.M. Stewart, E.
G.A. Melvin, L. Greenhill, S. Shen, dan J.J. Chen, dan S. Fan. 2004. Suicidality Among
Mann. 2011. The Columbia–Suicide Severity High School Student in Hong Kong, SAR.
Rating Scale: Initial Validity and Internal Suicide and Life-Threatening Behaviour.34/3:
Consistency Findings From Three Multisite 284-297
Studies With Adolescents and Adults. Yusuf, Syamsu LN.2009. Psikologi Perkembangan Anak
Amerycan Journal of Psychiatry. 168/2:1266- dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya
1277 Zulkifli. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung:
Priscillia, E. 2012.1 Orang Tewas Bunuh Diri Setiap Remaja Rosdakarya
40 Detik.Jaringnews.com. 10 September. Online
(diunduh 30/10/13)
34