Irfa’i *
Poltekkes Kemenkes Banjarmasin, Jl.HM.Cokrokusumo 2A Banjarbaru, Indonesia.
*Surel: m.irfai1@poltekkes-banjarmasin.ac.id
Abstract
The main issue in the perspective expectation of tidal landfill is that it has great potential in polluting the environment.
One of the pollutants caused by Landfill is the formation of leachate. Leachate management can be done by way of
reduction of organic waste through sorting on landfill. Leachate management of leach without intervention obtained
effluen leachate processed processing Leachate Processing does not meet the quality standards. Modeling of leachate
management without intervention resulted that the COD concentration effluent of Leachate Processing Installation from
2015 onwards exceeded quality standard of waste. Result of simulation of leachate management model with
intervention of organic waste reduction at fraction of 40% got effluent COD concentration of Leachate Processing
Installation fulfill requirement until year 2021, while at fraction of organic waste reduction 50% got COD concentration
effluent Leachate Treatment Plant (LTP) fulfill requirement until modeling year (2025).
organik, luas tempat pengumpulan lindi, lama hujan yang tinggi yang tidak dapat ditampung oleh
penyimpanan lindi, penyaluran lindi dan Instalasi pengolahan lindi. Kondisi ini menyebabkan
kemampuan Instalasi pengolah lindi. Pengolah lindi lindi menyebar ke lingkungan. Kondisi wilayah
juga dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas lindi, pasang surut juga mempengaruhi pola penyebaran
jenis dan tahapan pengolahan yang dipakai dalam polutan.
pengolahan lindi. Effluen pengolahan lindi harus
sesuai dengan standart mutu kualitas limbah cair 2. METODE
yang diperbolehkan untuk dibuang di lingkungan.
Keberadaan lindi di daerah landfill dipengaruhi Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
oleh arah aliran air tanah, kecepatan air tanah, metode survei. Survei ini dilakukan untuk meneliti
porositas tanah serta kualitas dan kuantitas lindi aspek fisik TPA sebagai tempat penampungan
polutan (Damanhuri et al. 2010). Aliran air sampah dan lindi, kuantitas dan kualitas sampah,
permukaan juga memiliki peran di TPA lindi kuantitas dan kualitas lindi, serta kemampuan
penyebaran. Penyebaran melalui aliran air instalasi pengolahan lindi dalam mengolah lindi.
permukaan dipengaruhi oleh infrasctruture TPA Asumsi asumsi pemodelan dilakukan dengan
yang tidak cukup memadai. Kebocoran tanggul pendekatan data sebagai berikut (Tabel 1) :
pelindung lindi mengakibatkan penyebaran lindi ke.
Rembesan lindi ke lingkungan tidak terkirakan yang
disebabkan adanya limpasan air akibat intensitas
Tabel 1. Formula/asumption in management leachate model with removal organic waste intervention
Jumlah sampah yang masuk ke TPA sejumlah komposisi sampah, densitas dan kepadatan
dilakukan untuk media fisik untuk menjadi tempat sampah serta kualitas lindi TPA dilakukan dengan
untuk budidaya limbah juga jumlah limbah dan pengambilan sampel dan pemeriksaan lindi.
ulasan karakteristik. Survei juga dilakukan terhadap Pengukuran kualitas lindi didahului dengan
kondisi TPA pengendapan terutama pasang dan pengambilan dan pemeriksaan lindi yang baru
terjadinya mereda air permukaan, jenis tanah, terbentuk, lindi yang berada pada unit pengolahan
potensi banjir dan faktor intensitas hujan. Perolehan anaerobic, lindi yang berada di unit pengolahan
data primer berupa: Pengukuran volume sampah, fakultatif, serta lindi yang berada pada unit
pengolahan land treatment (effluent IPAL). Jumlah merupakan salah satumodel yang digunakan untuk
sampel yang diambil sebanyak 72 sampel. membuat dan melakukan simulasi model system
Sampling kualitas lindi didahului dengan pembuatan dynamic dan simulasi rancangan bisnis. Simulasi
sumur untuk pengambilan sampel air. Penentuan didefinisikan sebagai tiruan perilaku suatu
titik sampel dilakukan secara linier dari sumber fenomena gejala atau proses dalam sistem.
(TPA) dengan jarak 0 meter, 50 meter, 100 meter, Simulasi bertujuan untuk menjelaskan gejala atau
150 meter dan 200 meter kearah pasang dan proses dan menghasilkan analisis serta peramalan
kearah surut. Sedangkan pengambilan sampel air gejala inter aksi perilaku elemen atau proses
sungai dilakukan pada titik aliran bagian hulu dan tersebut di masa yang akan datang (Muhammad et
pada titik bagian hilir pada sungai di sekitar TPA. al. 2001).
Parameter pencemar lindi yang dianalisis pada air Sebelum mensimulasikan model, terlebih
dalam penelitian ini adalah Biological Oksigen dahulu dilakukan penghubungan antara variable
Demand (BOD5), Chemical Oksigen demand satu dengan yang lainnya, sehingga membentuk
(COD), Total Disolved Solid (TDS), Besi (Fe) dan system yang dapat menirukan kondisi/system
NH3N. Sedangkan parameter pencemar lindi yang sebenarnya (Muhammad et al. 2001). Variabel
dianalisis pada tanah dalam penelitian ini adalah variabel tersebut akan digambarkan dengan
P2O5, SO4, Besi (Fe) larut dan N-HN4. Pengamatan beberapa simbul, yang utama adalah “flow symbol”
terhadap sebaran pencemar lindi dilakukan selama yang selalu dihubungkan dengan “level symbol” .
setahun. Data primer maupun sekunder dianalisa Program powersim bekerja membangun diagram
dan dirumuskan untuk menyatakan kualitas lindi di alir, diagram sebab akibat, pembuatan “time graph”
lingkungan sekitar TPA. dan “time table”, dimana menggambarkan perilaku
Pemodelan dilakukan dengan menggunakan model yang dibuat.
software powersim (power simulasi). Powersim
Gambar 1. Diagram lingkar sebab akibat model pengelolaan lindi dengan intervensi
Pada Gambar 1, Sampah terdiri dari sampah Peningkatan sampah pada TPA akan meningkatkan
organik maupun anorganik. Jenis dan jumlah kadar polutan yang berada di TPA termasuk
sampah akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas peningkatan COD pada lindi. Peningkatan
lindi. Peningkatan timbulan sampah akan kepekatan polutan pada lindi akan menyulitkan
meningkatkan jumlah sampah yang ada di TPA. dalam pengolahan lindi pada Instalasi Pengolahan
Lindi (IPL) di TPA. Kalau kemampuan pengolahan Effluen yang dikeluarkan IPL TPA Basirih melebihi
IPL mempunyai batas pengolahan dan jumlah baku mutu yang ditetapkan, yaitu COD <100 mg per
sampah selalu meningkat maka IPL tidak mampu liter (PP 3/2013). Penilaian juga dilakukan pada
mengolah lindi secara optimal dan effluen IPL tidak kualitas lindi di lingkungan sekitar TPA dengan baku
sesuai dengan baku mutu effluen. Dengan mutu untuk COD sebesar <300 mg per gram (PP
mengurangi sampah organik maka akan 82/2001). Berikut ini adalah hasil simuasi
mengurangi polutan (COD) pada lindi, sehingga pemodelan lindi tanpa intevensi.
beban IPL menjadi ringan dan kemampuan TPA
dalam mengolah lindi mempunyai umur lebih lama.
2025 759.886 716.339.544 140.620.704 6.965 174 pada kolom Effluent Quality, namun untuk standar
kualitas lingkungan lingkungan masih memenuhi
Berdasarkan tabel 2 diatas, proyeksi baku mutu lingkungan yang ditandai dengan hasil
pemodelan pengelolaan lindi tanpa intervensi <300 mg/l
didapatkan hasil sebagai berikut: Konsentrasi COD Model pengelolaan lindi tanpa intervensi pada
effluen IPL mulai tahun 2015 sampai dengan tahun TPA dapat dijelaskan dalam persamaan matematik
2025 melebihi baku mutu kualitas limbah. Pada sebagai berikut.
table tersebut ditandai dengan hasil >100 mg/l
Hasil simulasi ini menggambarkan bahwa pengomposan akan menurunkan kadar COD pada
kemampuan IPL TPA Basirih masih belum mampu lindi sampah. Simulasi pemodelan yang dilakukan
mengolah lindi dengan baik. Pengelolaan lindi berupa persentasi sampah organik yang diproses
belum dilakukan secara kontinu pada aspek proses untuk membuat kompos di TPA Basirih. Kegiatan
sampah mulai awal sampai akhir proses. Belum pengomposan berpengaruh terhadap konsentrasi
dilakukan pemilahan terhadap sampah organik pencemar dalam lindi. Dengan kegiatan
untuk komposting maupun belum beroperasinya IPL pengomposan akan menurunkan beban pencemar
secara optimal. yang harus diolah memalui IPL di TPA Basirih.
Pengelolaan lindi dilakukan dengan urutan proses
3.2 Model Pengelolaan Lindi dengan Anaerobik-Fakultatif-Wetland pada IPL yang saat ini
Intervensi Pengurangan Sampah beroperasi. Model pengelolaan lindi dengan
Organik. intervensi pengurangan sampah organik disajikan
dalam Gambar 1.
Model pengelolaan lindi dengan intervensi Simulasi model dengan intervensi
pengurangan sampah organik dimaksudkan adanya pengurangan sampah organik dilakukan pada fraksi
upaya pengurangan sampah organik. Pengurangan 10%, 20%, 30%, 40% dan 50%. Berdasar hasil
bahan organik melalui kegiatan pemilahan untuk simulasi model pengelolaan lindi dengan intervensi
pengomposan dll terhadap sampah organik. pengurangan sampah organik menunjukkan
Pengurangan sampah organik melalui kegiatan sebagai berikut: Untuk fraksi 10%, 20% dan 30%
didapatkan konsentrasi COD effluen IPL melebihi
standart baku mutu effluen limbah. Untuk fraksi 2015 139,13 123,69 108,25 92,81 77,37
40% didapatkan konsentrasi COD efluen IPL 2016 140,80 125,17 109,55 93,92 78,29
2017 142,48 126,67 110,86 95,04 79,23
memenuhi persyaratan sampai tahun 2021, 2018 144,19 128,19 112,19 96,18 80,18
sedangkan untuk fraksi pengurangan sampah 2019 145,92 129,73 113,53 97,34 81,14
organik 50% didapatkan konsentrasi COD efluen 2020 147,67 131,28 114,89 98,50 82,11
IPL memenuhi persyaratan sampai tahun 2021 149,44 132,85 116,27 99,68 83,10
2022 151,23 134,45 117,66 100,88 84,09
pemodelan (2025). Standart baku mutu 2023 153,04 136,06 119,07 102,08 85,10
berdasarkan baku mutu effluen IPL (PP 3/2013) 2024 154,88 137,69 120,50 103,31 86,12
Trend peningkatan angka konsentrasi COD effluen 2025 156,74 139,34 121,84 104,55 87,15
IPL disajikan pada Gambar 3 berikut ini.
Hasil simulasi pemodelan pengelolaan lindi
dengan intervensi pengurangan sampah organik
dapat dijelaskan sebagai berikut: Simulasi
pengurangan sampah organik 10% menghasilkan
kadar COD effluen IPL sebesar 139,13 mg/l pada
tahun 2015 sampai 156,75 mg/l pada tahun 2025.
Simulasi pengurangan sampah organik 20%
menghasilkan kadar COD effluen IPL sebesar
123,69 mg/l pada tahun 2015 sampai 139,34 mg/l
pada tahun 2025. Simulasi pengurangan sampah
organik 30% menghasilkan kadar COD effluen IPL
sebesar 108,25 mg/l pada tahun 2015 sampai
Gambar 3. Grafik kadar COD pada model pengelolaan 121,94 mg/l pada tahun 2025. Simulasi
lindi dengan intervensi pengurangan sampah pengurangan sampah organik 40% menghasilkan
organik. kadar COD effluen IPL sebesar 92,81 mg/l pada
tahun 2015 sampai 104,55 mg/l pada tahun 2025.
Berdasarkan hasil simulasi pemodelan Simulasi pengurangan sampah organik 50%
pengelolaan lindi dengan intervensi pengurangan menghasilkan kadar COD effluen IPL sebesar 77,37
sampah organik 10%, 20% dan 30% (Gambar 3) mg/l pada tahun 2015 sampai 87,15 mg/l pada
didapatkan effluen lindi hasil olahan IPL yang tahun 2025.
dibuang ke lingkungan sekitar TPA Basirih tidak Hasil simulasi ini adalah : intervensi
memenuhi persyaratan standart (standart100 mg/l). pengurangan sampah organik 40% menghasilkan
Seperti yang terlihat pada grafik diatas, konsentrasi kadar COD efluen yang memenuhi persyaratan
COD pada tahun 2015 melebihi 100 mg/liter. Hasil baku mutu sampai tahun 2021. Untuk simulasi
simulasi pemodelan pengelolaan lindi dengan pengurangan sampah organik 50% menghasilkan
Intervensi pengurangan sampah organik 40% dan kadar COD efluen yang memenuhi persyaratan
50% didapatkan efluen lindi IPL yang dibuang ke baku mutu sampai tahun akhir pemodelan (2025).
lingkungan memenuhi persyaratan standar (standart Sedangkan untuk kualitas lingkungan, intervensi
100 mg/l). Berdasarkan baku mutu kualias air pengurangan bahan organik mempunyai hasil kadar
dilingkungan sekitar TPA Basirih, konsentrasi COD COD Effluen IPL memenuhi persyaratan baku mutu
masih memenuhi persyaratan baku mutu lingkungan.
lingkungan (standart 300 mg/l). Proyeksi Pengurangan sampah organik pada proses
konsentrasi COD effluen IPL pada tahun berikutnya pengelolaan lindi tidak serta merta dapat
semakin meningkat seiring dengan peningkatan menurunkan kadar efluen COD pada saat itu juga.
jumlah penduduk dan timbulan sampah di TPA Penurunan efluen COD dapat terjadi setelah
Basirih. Untuk melihat hasil simulasi dapat dilihat sejumlah bahan organik mengalami proses
pada Tabel 3 sebagai berikut: dekomposisi sampai menjadi bahan organik
sederhana. Terbentuknya lindi dengan kandungan
Tabel 3. Kadar COD pada model pengelolaan lindi bahan pencemar merupakan akumulasi proses
dengan intervensi pengurangan sampah dekomposisi sampah dari waktu ke waktu di TPA.
organik 10%, 20% dan 30%. Proses dekomposisi bahan organik memerlukan
waktu antara 60 s/d 90 hari (Tchobanoglous et al.
Kadar effluen COD dengan pengurangan
Tahun bahan organik (mg/l) 1993). Daur ulang dan pemulihan bahan dan energi
10% 20% 30% 40% 50% didorong untuk melindungi sumber daya alam dan
menghindari penggunaan lahan yang sia-sia (EEC Model pengelolaan lindi dengan intervensi
1999). Untuk meningkatkan effisiensi pengolahan pengurangan sampah organik pada TPA
lindi, dapat menambahkan unit pengolahan land Banjarmasin dapat dijelaskan dalam persamaan
aplication pada akhir proses (Hermana 2007). matematik sebagai berikut :
Review and opportunity. Journal of Hazardous Damanhuri E, Sian P, Padmi T. 2010 Pengelolaan
Materials, 150(3), 468–493. [PubMed] Sampah: Diktat Kuliah TL-3104. Program Studi
Ikem A, Osibanjo O, Sridhar MKC, Sobande A. 2002. Teknik Lingkungan, Fakultas Tekbik Sipil dan
Evaluation of groundwater quality characteristics Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, Bandung.
near two waste sites in Ibadan and Lagos, Nigeria. Muhammadi E, Aminullah, Soesilo B. 2001. Analisis
Journal Water, Air, and Soil Poll, 140, 307–333. Sistem Dinamis: Lingkungan Hidup, Sosial
Christensen TH, Kjeldsen P, Bjerg PL, Jensen DL, Ekonomi Manajemen. UMP Press, Jakarta.
Christensen JB, et al., 2001. Biogeochemistry of Forrester JW. 2007. System Dynamics - The Next Fifty
landfill leachate plumes. Applied Geochem., 16, Years. System Dynamics Review, 23(2-3), 359-
659-718. 370.
USEPA. 1984. A Ground Water Protection Strategy For PP 3/2013 [Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
The Environmental Protection Agency. United 03 Tahun 2013 tentang Baku Mutu Kualitas Limbah
States Environmental Protection Agency (USEPA), Cair TPA].
Office of Ground-Water Protection, Washington, PP 82/2001 [Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
DC. Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Mor S, Ravindra K, Dahiya RP, Chandra A. 2006. Kualitas Air].
Leachate characterization and assessment of Tchobanoglous G, Theisen H, Vigil S. 1993. Integrated
groundwater pollution near municipal solid waste Solid Waste Management, Engineering Principles
landfill site. Environ. Monit. Assess., 118, 435-456. and Management Issues. New York: McGraw-Hill,
Longe EO, Balogun MR. 2010. Groundwater quality Inc. pp. 381-417.
assessment near a municipal landfill, Lagos, Hermana J. 2007. Potensi Alternatif Pengolahan
Nigeria. Res. J. Applied Sci. Eng. Technol., 2, 39- Leachate Secara Kimiawi. Workshop Inovasi
44. Teknologi Pengolahan Sampah Direktorat
EEC. 1999. Council Directive on the Landfill of Waste. Pengembangan PLP, Direktorat Jenderal Cipta
99/31/EEC. Karya, Departemen PU.
-----