Anda di halaman 1dari 11

1.

Pengertian Badan atau Lembaga Nirlaba Yang Bergerak Dalam Bidang Pendidikan dan/atau Bidang
Penelitian dan Pengembangan

Badan atau Lembaga Nirlaba Yang Bergerak Dalam Bidang Pendidikan dan/atau Bidang Penelitian dan
Pengembangan yang dimaksud adalah :

Badan atau lembaga nirlaba yang telah terdaftar pada instansi yang membidanginya (Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Nasional) .

Badan atau nirlaba tersebut diatas biasanya berbentuk yayasan atau lembaga pendidikan.

Perlakuan Perpajakan Badan atau lembaga nirlaba Yang Bergerak Dalam Bidang Pendidikan dan/atau
Bidang Penelitian dan Pengembangan adalah sebagai berikut :

PPh Badan tarif pajak pasal 17 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dengan memperhatikan peraturan pajak tentang perhitungan
PPh Badan atas Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam
bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan pengembangan.

PPh Pasal 21 dikenakan atas objek PPh Pasal 21 .

PPh Pasal 23 dikenakan objek PPh Pasal 23.

PPh Pasal 4 ayat 2 dikenakan objek PPh Pasal 4 ayat 2.

Artikel Yang Perlu Diketahui :

Artikel Tentang PPh Badan

Referensi :

Pasal 4 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan (PPh)

Peraturan Menteri Keuangan No.80/PMK.03/2009 tentang Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan
atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan
pengembangan dikecualikan dari objek pajak penghasilan.

Peraturan Dirjend Pajak No.44/PJ./2009 tentang Pelaksanaan pengakuan Sisa lebih yang diterima atau
diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang
penelitian dan pengembangan dikecualikan dari objek pajak penghasilan.

2. Contoh Objek PPh Badan Untuk Yayasan Yang Bergerak Dibidang Pendidikan
Yang termasuk Objek PPh Badan (tidak final) Untuk Yayasan Yang Bergerak Dibidang Pendidikan antara
lain :

Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh yayasan atau organisasi yang sejenis dari
penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia. (Penjelasan
Pasal 4 ayat 3 huruf f Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan)

Penghasilan yang diterima atau diperoleh dari usaha, pekerjaan, kegiatan, atau jasa.

Sewa dan imbalan lain sehubungan dengan penggunaan harta (selain tanah dan atau bangunan).

Keuntungan dari pengalihan harta, termasuk keuntungan pengalihan harta yang semula berasal dari
bantuan, sumbangan atau hibah.

Pembagian keuntungan dari kerja sama usaha.

Uang pendaftaran dan uang pangkal.

Uang seleksi penerimaan siswa/mahasiswa/peserta pendidikan.

Uang pembangunan gedung/pengadaan prasarana atau pembayaran lainnya dengan nama apapun yang
berkaitan dengan keberadaan siswa/ mahasiswa/peserta pendidikan.

Uang SPP, uang SKS, uang ujian, uang kursus, uang seminar/lokakarya, dan sebagainya.

Penghasilan dari kontrak kerja dalam bidang penelitian dan sebagainya.

Penghasilan lainnya yang dikaitkan dengan jasa penyelenggaraan pengajaran/ pendidikan/pelatihan


dengan nama dan dalam bentuk apapun.

Yang termasuk Objek PPh Badan (final) Untuk Yayasan Yang Bergerak Dibidang Pendidikan antara lain :

Bunga deposito, bunga obligasi, diskonto SBI dan bunga lainnya;

Sewa dan imbalan lain sehubungan dengan penggunaan harta (sewa tanah dan atau bangunan).

Perhitungan Pajak Penghasilan

Perhitungan Pajak Penghasilan untuk Wajib Pajak Badan yang bergerak dibidang pendidikan adalah
berdasarkan Tarif Pajak Pasal 17 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan.

Pajak Penghasilan berdasarkan PP Nomor 46 Tahun 2013 Tanggal 12 Juni 2013 Tentang PPh Atas
Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima Atau DiperolehWajib Pajak Yang Memiliki Peredaran Bruto
Tertentu tidak dapat diberlakukan terhadap penghasilan yang diterima oleh Wajib Pajak Badan yang
bergerak dibidang pendidikan
3. Contoh Bukan Objek PPh Badan Untuk Yayasan Yang Bergerak Dibidang Pendidikan

Yang Bukan termasuk Objek PPh Badan Untuk Yayasan Yang Bergerak Dibidang Pendidikan antara lain :

Bantuan atau sumbangan (bukan dari siswa atau mahasiswa).

Harta hibahan yang diterima oleh yayasan atau organisasi yang sejenis sebagai badan keagamaan atau
badan pendidikan atau badan social. sepanjang tidak ada hubungannya dengan usaha, pekerjaan,
kepemilikan, atau penguasaan antara pihak yang memberi dengan pihak yang menerima. Apabila
bantuan, sumbangan atau hibah tersebut berupa harta yang dapat disusutkan atau diamortisasi, harta
tersebut harus dibukukan oleh pihak yang menerima sesuai dengan nilai sisa buku pihak yang
memberikan.

Bantuan atau sumbangan dari Pemerintah.

Contoh :

Yayasan Kuncup Melati adalah yayasan yang bergerak dibidang pendidikan dengan mengelola Sekolah
Dasar SD. Harapan Bangsa.

Pada bulan Maret Tahun 2018 Yayasan Kuncup Melati menerima bantuan dari pemerintah sebesar
Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

Bantuan tersebut bukan objek Pajak Penghasilan bagi Yayasan Kuncup Melati.

Artikel Yang Perlu Diketahui :

Artikel Tentang PPh Badan

Referensi :

Undang-Undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan (PPh)

PMK Nomor 80/PMK.03/2009 Tentang Sisa Lebih Yang Diterima atau Diperoleh Badan atau Lembaga
Nirlaba Yang Bergerak Dalam Bidang Pendidikan dan/atau Bidang Penelitian dan Pengembangan
Dikecualikan Dari Objek Pajak Penghasilan.

PER-44/PJ.2009 Tanggal 24 Juli 2016 Tentang Pelaksanaan Pengakuan Sisa Lebih Yang Diterima atau
Diperoleh Badan atau Lembaga Nirlaba Yang Bergerak Dalam Bidang Pendidikan dan/atau Penelitian dan
Pengembangan Dikecualikan Dari Objek Pajak Penghasilan.

SE-34/PJ.4/1995 Tentang Perlakuan Pajak Penghasilan bagi Yayasan atau Organisasi Yang Sejenis.

SE-39/PJ.4/1995 Tentang Penyuluhan Perlakuan Pajak Penghasilan Bagi Yayasan atau Organisasi Yang
Sejenis.
4. Contoh Biaya Yang Boleh dikurangkan dari Penghasilan Bruto Untuk Yayasan Yang Bergerak Dibidang
Pendidikan

Biaya Yang Boleh dikurangkan dari Penghasilan Bruto Untuk Yayasan Yang Bergerak Dibidang Pendidikan
antara lain :

Gaji/tunjangan/honorarium pimpinan / dosen / pengajar/karyawan.

Biaya umum/administrasi/alat tulis menulis kantor;

Biaya publikasi/iklan/promosi;

Biaya kendaraan;

Biaya kemahasiswaan;

Biaya ujian semester;

Biaya sewa gedung & utilities (listrik, telepon, air);

Biaya laboratorium;

Biaya penyelenggaraan asrama;

Bunga bank dan biaya-biaya bank lainnya;

Biaya pemeliharaan kampus;

Biaya penyusutan (kecuali penyusutan Atas pengeluaran untuk pembangunan dan pengadaan sarana
dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan yang berasal dari sisa lebih
yang mendapatkan fasilitas tidak terkena PPh Badan)

Kerugian karena penjualan/pengalihan harta;

Biaya penelitian dan pengembangan;

Biaya bea siswa dan pelatihan dosen/pengajar/karyawan;

Biaya pembelian buku perpustakaan dan alat-alat olah raga & peraga;

Subsidi/bea siswa bagi siswa yang kurang mampu;

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) bagi yang terkena.


Artikel Yang Perlu Diketahui :

Artikel Tentang PPh Badan

Artikel Tentang Pajak

Referensi :

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan (PPh)

PMK Nomor 80/PMK.03/2009 Tanggal 22 April 2009 Tentang Sisa lebih yang diterima atau diperoleh
badan atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan
pengembangan dikecualikan dari objek pajak penghasilan.

PER-44/PJ.2009 Tentang Pelaksanaan pengakuan sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau
lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan
dikecualikan dari objek pajak penghasilan.

SE-34/PJ.4/1995 tentang Perlakuan Pajak Penghasilan bagi yayasan atau organisasi yang sejenis.

No.SE-39/PJ.4/1995 tentang Penyuluhan Perlakuan Pajak Penghasilan bagi yayasan atau organisasi yang
sejenis

5. Pengertian Sisa Lebih Yang Diterima atau Diperoleh Badan atau Lembaga Nirlaba Yang Bergerak Dalam
Bidang Pendidikan dan/atau Bidang Penelitian dan Pengembangan

Setiap Badan atau Lembaga Nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan, penelitian dan
pengembangan mempunyai kewajiban menyelenggakan pembukuan sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan dan sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
Dengan menyelenggarakan pembukuan maka akan dapat diketahui berapa laba atau keuntungan dari
kegiatan di bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan tersebut.

Perhitungan Pajak Penghasilan atas laba dari kegiatan di bidang pendidikan, penelitian dan
pengembangan ditentukan atas Sisa Lebih dari kegiatan tersebut yang dilaporkan dalam laporan
keuangan.

Pengertian Sisa Lebih adalah :

selisih dari seluruh penerimaan yang merupakan objek Pajak Penghasilan selain penghasilan yang
dikenakan Pajak Penghasilan tersendiri, dikurangi dengan pengeluaran untuk biaya operasional sehari-
hari badan atau lembaga nirlaba.

Biaya operasional sehari-hari badan atau lembaga nirlaba adalah :

biaya yang mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan usaha atau kegiatan
untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang merupakan objek Pajak Penghasilan
selain penghasilan yang dikenakan Pajak Penghasilan tersendiri.

Atau dengan kata lain sisa lebih adalah selisih dari penghasilan objek pajak non final dikurangi biaya
untuk mendapatkan penghasilan objek pajak non final tersebut.

Artikel Yang Perlu Diketahui :

Artikel Tentang PPh Badan

Referensi :

Pasal 4 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan (PPh)

PMK Nomor 80/PMK.03/2009 Tentang Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga
nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan pengembangan
dikecualikan dari objek pajak penghasilan.

PER-44/PJ./2009 Tentang Pelaksanaan pengakuan Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau
lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan pengembangan
dikecualikan dari objek pajak penghasilan.
6. Perlakuan Pajak Penghasilan (PPh) Badan atas Laba Neto Yayasan (Badan atau Lembaga Nirlaba) Yang
Bergerak Dalam Bidang Pendidikan dan/atau Bidang Penelitian dan Pengembangan

Yayasan (Badan atau Lembaga Nirlaba) Yang Bergerak Dalam Bidang Pendidikan dan/atau Bidang
Penelitian dan Pengembangan mendapatkan fasilitas perpajakan berupa pengecualian pengenaan pajak
atas sisa lebih yang diterima atau diperoleh (laba neto kena pajak ) sepanjang sisa lebih tersebut
ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatan pendidikandan/atau penelitian dan
pengembangan yang diselenggarakan bersifat terbuka kepada pihak manapun dan memenuhi syarat
tertentu lainnya.

Penanaman kembali sisa lebih dimaksud harus direalisasikan paling lama dalam jangka waktu 4 (empat)
tahun sejak sisa lebih (laba neto kena pajak) tersebut diterima atau diperoleh.

Pengenaan Pajak Penghasilan bagi Yayasan tidak berlaku ketentuan dalam PP nomor 46 Tahun 2013,
sehingga berapapun Peredaran Usaha Yayasan tersebut, maka perhitungan Pajak Penghasilan Badan
tidak dihitung berdasarkan PP nomor 46 tahun 2013.

Perhitungan Pajak Penghasilan Badan dihitung berdasarkan Pasal 17 dan 31E Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan.

Pajak Penghasilan dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak yaitu PPh Pasal 25/29.

Contoh Pengenaan Pajak Penghasilan bagi Yayasan Yang Bergerak Dibidang Pendidikan :

Yayasan Kuncup Mekar adalah lembaga nirlaba yang bergerak dibidang pendidikan (mempunyai
Perguruan Tinggi).

Berikut tiga contoh perlakuan pajak atas laba neto dengan tiga kasus berbeda :

Misalkan Laba neto Yayasan Kuncup Mekar Tahun 2017 sebesar Rp.500.000.000,- dengan peredaran
bruto Rp.6.000.000.000,00, maka selama empat tahun atas laba neto tersebut tidak akan terkena PPh
Pasal 25/29 Badan sepanjang memenuhi syarat antara lain digunakan untuk membangun/mengadakan
sarana dan prasarana dan/atau penelitian dan pengembangan yang diselenggarakan bersifat terbuka
kepada pihak manapun.

Apabila pada tahun 2018 ternyata sebagian laba neto tersebut misalnya sebesar Rp.200.000.000,-
digunakan untuk kegiatan selain membangun/ mengadakan sarana dan prasarana dan/atau penelitian
dan pengembangan yang diselenggarakan bersifat terbuka kepada pihak manapun. Maka atas laba neto
sebesar Rp.200.000.000,- dikenakan PPh Badan (Pasal 25/29) untuk tahun pajak diperolehnya laba neto
tersebut yaitu tahun 2017, sehingga untuk SPT Tahunan PPh Badan Tahun 2017 harus dilakukan
pembetulan dan menyetorkan PPh Pasal 25/29 Badan yang terutang tersebut.

Contoh ketiga apabila ternyata setelah lewat empat tahun sejak laba neto diperoleh ternyata Yayasan
Kuncup Mekar tidak menggunakan laba neto sebesar Rp.300.000.000,- untuk membangun/ mengadakan
sarana dan prasarana dan/atau penelitian dan pengembangan yang diselenggarakan bersifat terbuka
kepada pihak manapun, maka atas laba neto sebesar Rp.300.000.000,- dikenakan PPh Badan (Pasal
25/29) pada tahun pajak berikutnya setelah lewat jangka waktu 4 (empat) tahun (empat tahun sejak
tahun 2017) yaitu tahun pajak 2020.

Artikel Yang Perlu Diketahui :

Artikel Tentang PPh Badan

Artikel Tentang Pajak

Referensi :

Pasal 4 ayat 3 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan (PPh)

PMK Nomor 80/PMK.03/2009 tentang Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga
nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan pengembangan
dikecualikan dari objek pajak penghasilan.

PER-44/PJ./2009 tentang Pelaksanaan pengakuan Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau
lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan pengembangan
dikecualikan dari objek pajak penghasilan.

7. Syarat Yayasan (Badan atau Lembaga Nirlaba) Yang Bergerak Dalam Bidang Pendidikan dan/atau
Bidang Penelitian dan Pengembangan Mendapatkan Fasilitas Perpajakan

Syarat Yayasan (Badan atau Lembaga Nirlaba) Yang Bergerak Dalam Bidang Pendidikan dan/atau Bidang
Penelitian dan Pengembangan Mendapatkan Fasilitas Perpajakan berupa pengecualian pengenaan pajak
atas sisa lebih yang diterima atau diperoleh (laba neto kena pajak ) Dalam Bidang Pendidikan dan/atau
Bidang Penelitian dan Pengembangan adalah :
Sisa lebih yang diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang ditanamkan kembali dalam bentuk
pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan
pengembangan yang diselenggarakan bersifat terbuka kepada pihak manapun dan telah mendapat
pengesahan dari instansi yang membidanginya, dalam jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun sejak
diperolehnya sisa lebih tersebut.

Badan atau lembaga nirlaba (yayasan) wajib menyampaikan pemberitahuan mengenai rencana fisik
sederhana dan rencana biaya pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan
dan/atau penelitian dan pengembangan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak
terdaftar dengan tindasan kepada instansi yang membidanginya.

Pemberitahuan disampaikan bersamaan dengan penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak


Penghasilan tahun pajak diperolehnya sisa lebih tersebut atau paling lama sebelum pembangunan dan
pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan dimulai,
dalam jangka waktu 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut.

Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba setiap tahun yang akan digunakan
untuk pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan
pengembangan dialihkan ke akun dana pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan
pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan.

Pembukuan atas penggunaan dana pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan
pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan pada tahun berjalan dilakukan dengan mendebet
akun aktiva dan akun dana pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan
dan/atau penelitian dan pengembangan serta mengkredit akun kas atau utang dan akun modal badan
atau lembaga nirlaba.

Atas pengeluaran untuk pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan
dan/atau penelitian dan pengembangan yang berasal dari sisa lebih tersebut diatas tidak boleh dilakukan
penyusutan.

Badan atau lembaga nirlaba (yayasan) tersebut tidak termasuk dalam kriteria Wajib Pajak Badan yang
dikenakan PPh Pasal 4 ayat 2 berdasarkan PP Nomor 46 Tahun 2013.

Badan atau lembaga nirlaba (yayasan) wajib membuat :

pernyataan bahwa : Sisa lebih akan digunakan untuk pembangunan gedung dan prasarana pendidikan
dan/atau penelitian dan pengembangan paling lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih
tersebut dan Sisa lebih tidak digunakan pada tahun diperolehnya tersebut akan digunakan untuk
pembangunan gedung dan prasarana pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan paling lama 4
(empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut yang merupakan lampiran dalam Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan untuk tahun pajak diperolehnya sisa lebih.

Pencatatan tersendiri atas sisa lebih yang diterima dan yang digunakan setiap tahun.
Laporan mengenai penyediaan dan penggunaan sisa lebih dan menyampaikannya kepada Kepala Kantor
Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar dalam lampiran Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan

Artikel Yang Perlu Diketahui :

Artikel Tentang PPh Badan

Artikel Tentang Pajak

Referensi :

Pasal 4 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan (PPh)

PP Nomor 46 Tahun 2013 Tanggal 12 Juni 2013 Tentang PPh Atas Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima
Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu

PMK Nomor 80/PMK.03/2009 tentang Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga
nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan pengembangan
dikecualikan dari objek pajak penghasilan.

PER-44/PJ./2009 tentang Pelaksanaan pengakuan Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau
lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan pengembangan
dikecualikan dari objek pajak penghasilan.

8.

Pembangunan dan Pengadaan Sarana dan Prasarana yang dilakukan Badan atau Lembaga Nirlaba Yang
Bergerak Dalam Bidang Pendidikan dan/atau Bidang Penelitian dan Pengembangan

Sisa lebih yang diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang ditanamkan kembali dalam bentuk
pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan
pengembangan yang diselenggarakan bersifat terbuka kepada pihak manapun dan telah mendapat
pengesahan dari instansi yang membidanginya, dalam jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun sejak
diperolehnya sisa lebih tersebut dikecualikan sebagai objek Pajak Penghasilan.

Pengertian Pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana adalah pembelian, pengadaan dan/atau
pembangunan fisik sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan
yang meliputi :

Pembelian atau pembangunan gedung dan prasarana kegiatan pendidikan, penelitian dan
pengembangan termasuk pembelian tanah sebagai lokasi pembangunan gedung dan prasarana tersebut.
Pengadaan sarana dan prasarana kantor, laboratorium dan perpustakaan

Pembelian atau pembangunan asrama mahasiswa, rumah dinas, guru, dosen atau karyawan, dan sarana
prasarana olahraga, sepanjang berada dilingkungan atau lokasi lembaga pendidikan formal.

Contoh :

Yayasan Mulia adalah Yayasan yang mempunyai kegiatan dibidang pendidikan, khususnya pendidikan
Sekolah setingkat SD (Sekolah Dasar).

Yayasan Mulia pada tanggal 30 April 2018 melaporkan SPT Tahunan PPh Badan Tahun Pajak 2017 dengan
Sisa Lebih atau Laba Kena Pajak sebesar Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

Yayasan Mulia pada tanggal 25 Mei 2018 berencana menggunakan dana Sisa Lebih atau Laba Kena Pajak
sebesar Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) untuk membangun ruang kelas baru.

Atas Sisa Lebih atau Laba Kena Pajak sebesar Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) tidak dikenakan
Pajak Penghasilan PPh Badan.

Artikel Yang Perlu Diketahui :

Artikel Tentang PPh Badan

Referensi :

Pasal 4 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan (PPh)

PMK Nomor 80/PMK.03/2009 Tanggal 22 April 2009 Tentang Sisa Lebih Yang Diterima Atau Diperoleh
Badan atau Lembaga Nirlaba Yang Bergerak Dalam Bidang Pendidikan dan/atau Bidang Penelitian dan
Pengembangan Dikecualikan Dari Objek Pajak Penghasilan.

PER-44/PJ./2009 Tanggal 24 Juli 2009 Tentang Pelaksanaan Pengakuan Sisa Lebih Yang Diterima atau
Diperoleh Badan atau Lembaga Nirlaba Yang Bergerak Dalam Bidang Pendidikan dan/atau Bidang
Penelitian dan Pengembangan Dikecualikan Dari Objek Pajak Penghasilan.

Anda mungkin juga menyukai