1. Rumah sakit C adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis dasar dan 4 (empat) spesialis penunjang
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat medik. d. rumah sakit umum kelas
jalan, dan gawat darurat. D adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan
Fungsi : medik sedikitnya 2 (dua) spesialis dasar.
a. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan
standar pelayanan rumah sakit; b. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan Pmk no 56 2014 tntang klasifikasi dn perizinan rs
perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga
sesuai kebutuhan medis; c. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya 2. pengertian
manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan .1. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan; dan d. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan jalan, dan gawat darurat.
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan 2. Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman
UU no 44 tahun 2009 tentang rs bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian.
3. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada
Klasifikasi rs pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti
1.klasifikasi berdasarkan kepemilikan, terdiri dari: a. rumah sakit pemerintah, terdiri untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
dari: 4. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada apoteker, baik
• rumah sakit yang langsung dikelola oleh Departemen Kesehatan. • rumah sakit dalam bentuk paper maupun electronik untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi
pemerintah daerah. • rumah sakit militer. • rumah sakit Badan Usaha Milik Negara pasien sesuai peraturan yang berlaku.
(BUMN). 5. Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika.
b. rumah sakit yang dikelola oleh masyarakat (swasta). 2. klasifikasi berdasarkan 6. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk
jenis pelayanan, terdiri dari mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
2 jenis: penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan
a. rumah sakit umum, memberi pelayanan kepada berbagai penderita dengan berbagai kontrasepsi untuk manusia.
penyakit. 7. Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang tidak
b. rumah sakit khusus, memberi pelayanan diagnosa dan pengobatan untuk penderita mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan
dengan kondisi medik tertentu baik bedah maupun non bedah, contoh: rumah sakit meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia, dan/atau
kanker maupun rumah sakit jantung. membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
3. klasifikasi berdasarkan afiliasi pendidikan, terdiri dari 2 jenis: 8. Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk penggunaan sekali
a. rumah sakit pendidikan, yaitu rumah sakit yang menyelenggarakan program latihan pakai (single use) yang daftar produknya diatur dalam peraturan perundang-undangan.
untuk berbagai profesi. 9. Instalasi Farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang menyelenggarakan seluruh
b. rumah sakit nonpendidikan, yaitu rumah sakit yang tidak memiliki program kegiatan pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit.
pelatihan profesi dan tidak ada kerjasama rumah sakit dengan universitas. Rumah 10. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah
sakit umum pemerintah pusat dan daerah diklasifikasikan menjadi rumah sakit kelas mengucapkan sumpah jabatan apoteker.
A, B, C, dan D. Klasifikasi tersebut didasarkan pada unsur pelayanan, ketenagaan, 11. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker dalam menjalani
fisik dan peralatan (Siregar dan Amalia, 2004). Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, dan Analis
a. rumah sakit umum kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas Farmasi.
dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis dasar, 5 (lima) 12. Direktur Jenderal adalah direktur jenderal pada Kementerian Kesehatan yang
spesialis penunjang medik, 12 (dua belas) spesialis lain dan 13 (tiga belas) bertanggung jawab di bidang kefarmasian dan alat kesehatan.
subspesialis. 13. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan yang selanjutnya disingkat Kepala BPOM
b. rumah sakit umum kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan adalah Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang mempunyai tugas untuk
kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis dasar, 4 (empat) melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengawasan obat dan makanan
spesialis penunjang medik, 8 (delapan) spesialis lain dan 2 (dua) subspesialis dasar. c. 14. Tenaga Kefarmasian adalah tenaga yang melakukan Pekerjaan Kefarmasian, yang
rumah sakit umum kelas terdiri atas Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian.
2
15. Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu Sediaan b. pelayanan farmasi klinik.
Farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluranan obat,
pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta (2) Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional. : a. pemilihan; b. perencanaan kebutuhan; c. pengadaan; d. penerimaan; e. penyimpanan; f.
16. Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika. pendistribusian; g. pemusnahan dan penarikan; h. pengendalian; dan i. administrasi.
17. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang (3) Pelayanan farmasi klinik meliputi: a. pengkajian dan pelayanan Resep; b. penelusuran
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. riwayat penggunaan Obat; c. rekonsiliasi Obat; d. Pelayanan Informasi Obat (PIO); e.
18. Sumber daya di bidang kesehatan adalah segala bentuk dana, tenaga, perbekalan konseling; f. visite; g. Pemantauan Terapi Obat (PTO); h. Monitoring Efek Samping Obat
kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan serta fasilitas pelayanan kesehatan dan (MESO); i. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO); j. dispensing sediaan steril; dan k.
teknologi yang dimanfaatkan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang dilakukan Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD).
oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
19. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang diperlukan untuk 4. Undang – undang
menyelenggarakan upaya kesehatan. 4 1. uu no 44 tahun 20009 tentang rumah
20. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika. 2. permenkes no 11 tahun 2016, rawat jalan dn rawat inap dirs.
21. Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang tidak 3.permenkes no 56 tahun 2014, klasifikasi dannizin rumah sakit
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan 4.permenkes no 72 tahun 2016, standar pelfar di rs
meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia, dan/atau 5. permenkes 66 tahun 2016, k3rs
membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh. 6.pp 51 2009, tenaga kefarmasian
22. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan 7. uu 36 tahun 2014, tenaga kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan 8.permenkes no 75 thn 2014, puskesmas
yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. 9.permenkes no 9 tahun 2014, klinik
23. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat. 8. PENGGOLONGAN OBAT
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk Permenkes RI Nomor 949/Menkes/Per/ VI/2000 penggolongan obat dimaksudkan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka peningkatan keamanan dan ketepatan penggunaan serta pengamanan distribusi.
penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan Penggolongan obat ini terdiri dari : obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek, obat
kontrasepsi, untuk manusia. keras, psikotropika dan narkotika.
24. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang 1. OBAT BEBAS
secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai obat bebas adalah obat yang dapat dijual bebas kepada umum tanpa resep dokter,
dengan norma yang berlaku di masyarakat. tidak termasuk dalam daftar narkotika, psikotropika, obat keras, obat bebas terbatas
25. Teknologi kesehatan adalah segala bentuk alat dan/atau metode yang ditujukan untuk dan sudah terdaftar di Depkes RI.
membantu menegakkan diagnosa, pencegahan, dan penanganan permasalahan kesehatan Contoh : Minyak Kayu Putih, Tablet Parasetamol, tablet Vitamin C, B Compleks, E
manusia. dan Obat batuk hitam
26.Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan PEnandaan obat bebas diatur berdasarkan SK Menkes RI Nomor 2380/A/SK/VI/1983
secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan tentang tanda khusus untuk untuk obat bebas dan untuk obat bebas terbatas.
Tanda khusus untuk obat bebas yaitu bulatan berwarna hijau dengan garis tepi warna
derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan,
hitam, seperti terlihat pada gambar berikut :
pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat.
27. Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan. 2. Obat Bebas Terbatas
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI yang menetapkan obat-obatan ke
3. standar pelayanan kefarmasian di rs dalam daftar obat “W” (Waarschuwing) memberikan pengertian obat bebas terbatas
1) Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi standar: adalah obat keras yang dapat diserahkan kepada pemakainya tanpa resep dokter, bila
a. pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai; dan penyerahannya memenuhi persyaratan sebagai berikut :
3
1. Obat tersebut hanya boleh dijual dalam bungkusan asli dari pabriknya atau Daftar Obat Wajib Apotek No. 2 Keputusan Menteri Kesehatan No.
pembuatnya. 1176/Menkes/SK/X/1999 tentang Daftar Obat Wajib Apotek No. 3
2. Pada penyerahannya oleh pembuat atau penjual harus mencantumkan tanda
peringatan. Tanda peringatan tersebut berwarna hitam,berukuran panjang 5 cm,lebar 2 DAFTAR OBAT KERAS YANG DAPAT DISERAHKAN TANPA RESEP
cm dan memuat pemberitahuan berwarna putih sebagai berikut : DOKTER OLEH APOTEKER DI APOTIK DAFTAR OBAT WAJIB APOTEK
(DOWA) I
Aminofilin Supp. maks 3 supp. Asam Mefenamat maks 20 tab sirup 1 botol
Asetilsistein maks 20 dus Astemizole Betametason maks 1 tube Bisakodil Supp. maks
3 supp. Bromhexin maks 20 tab sirup 1 botol Desoksimetason maks 1 tube
Dexchlorpheniramine maleat Difluocortolon maks 1 tube Dimethinden maleat
Ekonazol maks 1 tube Eritromisin maks 1 botol Framisetna SO4 maks 2 lembar
Fluokortolon maks 1 tube Fopredniliden maks 1 tube Gentamisin SO4 maks 1 tube
Glafenin maks 20 tab Heksakklorofene maks 1 botol Hexetidine maks 1 botol
Hidrokortison maks 1 tube Hidroquinon maks 1 tube Hidroquinon dgn PABA maks 1
tube Homochlorcyclizin HCl Karbosistein maks 20 tab sirup 1 botol Ketotifen maks
10 tab sirup 1 botol Kloramfenikol maks 1 tube Lidokain HCl maks 1 tube
Linestrenol 1 siklus Mebendazol maks 6 tab sirup 1 botol Mebhidrolin maks 20 tab
Metampiron maks 20 tab sirup 1 botol
Contoh: Codein, Buprenorfin, Etilmorfina, Kodeina, Nikokodina, Polkodina, Propiram, dan ada 13 PERBEDAAN FORMULARIUM RS DAN FORMULARIUM NASIONAL
(tiga belas) macam termasuk beberapa campuran lainnya. FORMULARIUM RS :FORMULARIUM himpunan obat yang diterima/ disetujui
oleh Panitia farmasi dan Terapi untuk digunakan di RS pada batas waktu tertentu.
5. PSIKOTROPIKA Formularium adalah dokumen yang selalu diperbaharui secara terus menerus, yang
Menurut UU No.5 Tahun 1997 psikotropika digolongkan menjadi: berisi sediaan-sediaan obat yang terpilih dan informasi tambahan penting lainnya yang
a. Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk merefleksikan pertimbangan klinik mutakhir staf medik rumah sakit.
tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi
sangat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh: etisiklidina, FORMULARIUM NASIONAL : Formularium Nasional (Fornas) adalah daftar obat
tenosiklidina, dan metilendioksi metilamfetamin (MDMA). yang disusun berdasarkan bukti ilmiah mutakhir oleh Komite Nasional Penyusunan
b. Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat Fornas. Obat yang masuk dalam daftar obat Fornas adalah obat yang paling
digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai berkhasiat, aman, dan dengan harga terjangkau
potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh: amfetamin,
deksamfetamin, metamfetamin, dan fensiklidin. DOEN : Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) merupakan daftar obat terpilih yang
c. Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan paling dibutuhkan dan diupayakan tersedia di unit pelayanan kesehatan sesuai dengan
banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta fungsi dan tingkatannyA.
mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh:
amobarbital, pentabarbital, dan siklobarbital.
d. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan
sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh:
diazepam, estazolam, etilamfetamin, alprazolam.