Anda di halaman 1dari 4

Perda No. 18 Tahun 2001 file:///media/cdrom0/18%20tahun%202001.

htm

Home
Galeri Foto
Galeri Video klip
Peraturan
Daerah
Tahun 2001
Tahun 2002
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN
Tahun 2003 NOMOR 18 TAHUN 2001
TENTANG
Tahun 2004
Tahun 2005 PENEMPATAN DAN PEMANFAATAN
TENAGA KERJA LOKAL BAGI PERUSAHAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PELALAWAN,

Menimbang :

1. bahwa berdasarkan fenomena tentang belum dimanfaatkannya tenaga kerja lokal secara optimal oleh berbagai
perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Pelalawan dan perlu pengaturan pemberdayaan tenaga kerja lokal;
2. bahwa akibat kurang dimanfaatkannya tenaga kerja lokal oleh perusahaan-perusahaan yang ada dapat
menimbulkan dampak negatif berupa kesenjangan ekonomi serta kecemburuan sosial antara karyawan
perusahaan dengan masyarakat tempatan bahkan dengan perusahaan bersangkutan;
3. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b perlu membentuk Peraturan
Daerah tentang Penempatan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja Lokal Bagi Perusahaan;

Mengingat :

1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom dalam Lingkungan Daerah
Propinsi Sumatera Tengah ( Lembaran Negara Tahun 1956 Nomor 25 );
2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1957 tentang Penyelesaian Perburuhan;
3. Undang-undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat,
Jambi, dan Riau ( Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1616 );
4. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1964 tentang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di Perusahaan Swasta;
5. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagaakerjaan (Lembaran Negara Tahun 1981
Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3201);
6. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja;
7. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1997 tentang Ketenagakerjaan;
8. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);
9. Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 165,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3889);
10. Undang-undang Nomor 53 tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu,
Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi,
Dan Kota Batam (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 181, Tambahan lembaran Negara Nomor 3902);
11. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten
Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi, Dan Kota Batam (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 80, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3968);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1958 tentang Penyerahan Kekuasaan Tugas dan Kewenangan
Mengurusi Urusan-urusan Kesejahteraan Buruh, Kesejateraan Penganggur dan Pemberian Kerja Kepada
Penganggur Kepada Daerah-daerah;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi
Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
14. Keputusan Presiden Nomor 04 Tahun 1999 tentang Wajib Lapor Lowongan Pekerjaan;
15. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan
Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah, dan Rancangan Keputusan Presiden;
16. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER-03/Men/1994 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial
Tenaga Kerja No. KEP. 15 A/MEN/1994 tentang Petunjuk Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial dan
Pemutusan Hubungan Kerja Ditingkat Perusahaan dan Pemerataan;
17. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 203/Men/1999 tentang Penempatan Tenaga Kerja di Dalam Negeri;
18. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP-150/MEN/2000 tentang Penyelesaian PHK dan Penetapan Uang
Pesangon, Uang Penghargaan, Masa Kerja dan Ganti Kerugian di Perusahaan;

Dengan Persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PELALAWAN

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN TENTANG PENEMPATAN DAN PEMANFAATAN TENAGA


KERJA LOKAL BAGI PERUSAHAAN.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Pelalawan.


2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif
Daerah.
3. Kepala Daerah adalah Bupati Pelalawan.
4. Dinas Tenaga Kerja adalah Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Pelalawan.
5. Badan hukum adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer,
perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau daerah dengan nama dan bentuk apapun, persekutuan,
perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis, lembaga, dana pensiun, bentuk
usaha tetap serta badan usaha lainnya.
6. Penyidik Pegawai Negeri Sipil adalah Penyidik Pegawai Negeri Sipil Kabupaten Pelalawan.
7. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Pelalawan.
8. Pengusaha adalah :
a. Orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang secara sendiri-sendiri menjalankan
perusahaan;
b. Orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan

1 of 4 02/09/09 11:47
Perda No. 18 Tahun 2001 file:///media/cdrom0/18%20tahun%202001.htm

perusahaan hukumnya sendiri;


c. Orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang berada di Kabupaten Pelalawan mewakili
perusahaan sebagaimana dimaksud dalam point a dan b di atas yang berkedudukan di luar wilayah
Indonesia.
9. Pengurus adalah orang yang ditunjuk untuk memimpin suatu perusahaan.
10. Pekerja adalah orang yang bekerja pada perusahaan dengan menerima upah yang berada dalam hubungan
kerja.
11. Tenaga kerja lokal adalah tenaga kerja yang berasal dari Kabupaten Pelalawan atau dari daerah lain yang lahir
di Kabupaten Pelalawan secara turun temurun atau berdomisili dalam jangka waktu tertentu atau berdasarkan
perkawinan campuran.
12. Antar Kerja adalah suatu mekanisme pelayanan kepada pencari kerja untuk memperoleh pekerjaan yang sesuai
dengan bakat, minat dan kemampuannya, baik untuk sementara waktu maupun tetap dan baik dalam hubungan
kerja maupun usaha mandiri serta pelayanan kepada pemberi kerja untuk memperoleh tenaga kerja yang sesuai
dengan kebutuhannya.
13. Pengantar kerja adalah petugas fungsional yang melaksanakan kegiatan antar kerja.
14. Antar Kerja Lokal ( AKL ) adalah antar kerja yang dilaksanakan untuk memberikan pelayanan kepada pencari kerja
dan memberi kerja yang masing-masing berdomisili dalam daerah kerja Dinas Tenaga Kerja Kabupaten
Pelalawan.
15. Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) adalah kerja yang dilaksanakan untuk memberikan pelayanan kepada pencari
kerja dan memberi kerja yang masing-masing berdomisili dalam daerah kerja antar Dinas Tenaga Kerja
Kabupaten Pelalawan.
16. Pencari kerja adalah tenaga kerja, baik yang menganggur maupun yang masih bekerja tetapi ingin pindah alih
pekerjaan yang harus mendaftarkan diri pada Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Pelalawan atau pada
instansi/lembaga yang ditunjuk.
17. Pemberi kerja adalah setiap pihak yang membutuhkan tenaga kerja.

B A B II
KEWAJIBAN PENGISIAN DAN PENDAFTARAN
LOWONGAN KERJA
Pasal 2

1. Setiap pengusaha atau pengurus wajib mengusahakan dan mengupayakan secara maksimal agar lowongan kerja
yang terbuka di perusahaannya diisi oleh tenaga kerja lokal, baik yang terampil (skill) maupun tidak terampil (un
skill).
2. Pengisian lowongan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dengan cara bertahap yakni
dimulai dari yang berdomisili seputar/sekeliling perusahaan, meliputi antara lain RT, RW, Kelurahan/Desa dan
Kecamatan setempat atau berdekatan/berhampiran.
3. Apabila jumlahnya belum terpenuhi dapat dilakukan antar kecamatan dalam Kabupaten Pelalawan.
4. Apabila belum terpenuhi antar kecamatan dapat dilakukan antar kabupaten/kota dalam Propinsi Riau dalam bentuk
kerjasama.
5. Jika setelah dilakukan segala daya upaya dalam pengisian lowongan kerja tersebut, namun belum dapat diisi oleh
tenaga kerja lokal, maka pengusaha atau pengurus diperbolehkan mencari tenaga kerja dari daerah lain setelah
mendapat izin dari Kepala Daerah.
6. Pengaturan lebih lanjut dari ayat (5) di atas, akan ditetapkan dalam Keputusan Kepala Daerah.

Pasal 3

1. Setiap pengusaha atau pengurus wajib segera melaporkan secara tertulis dan mengkonsultasikan secara
langsung setiap ada atau akan ada lowongan pekerjaan di perusahaannya, baik perusahaan yang baru berdiri
maupun bagi perusahaan lama, kepada :
a. Dinas Tenaga Kerja untuk lowongan pekerjaan di perusahaan yang berada pada Kabupaten Pelalawan;
b. Camat setempat atau Lurah/Kepala Desa yang ditunjuk oleh Bupati atas rekomendasi Dinas Tenaga
Kerja.
2. Laporan pengusaha atau pengurus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas, minimal 90 (sembilan puluh)
hari sebelumnya harus telah diberitahukan dan dikonsultasikan pada Dinas Tenaga Kerja dan sekurang-
kurangnya memuat:
a. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan;
b. Jenis pekerjaan dan syarat-syarat jabatan, yang digolongkan dalam jenis kelamin, usia, pendidikan,
keterampilan/keahlian, pengalaman dan syarat-syarat lain yang dipandang perlu.
3. Pengusaha atau pengurus yang telah memenuhi ketentuan ayat (1) dan (2) tersebut di atas, akan diberikan
petunjuk tentang prosedur dan tata cara serta bentuk laporan pengisian lowongan kerja di perusahaannya.
4. Petunjuk tentang prosedur tentang tata cara serta bentuk laporan pengisian lowongan kerja di perusahaan akan
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah.

BAB III
PENDAFTARAN PENCARI KERJA
Pasal 4

1. Pencari kerja yang akan mengisi lowongan pekerjaan di perusahaan, harus terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja
dan disyaratkan memiliki Kartu Tanda Pendaftaran Pencari Kerja (AK. 1) atau Kartu Kuning yang dikeluarkan
oleh Kantor Dinas Tenaga Kerja.
2. Untuk mendapatkan Kartu Tanda Pendaftaran Pencari Kerja (AK. 1) atau Kartu Kuning, dengan persyaratan :
a. Memiliki Kartu Tanda Penduduk yang dikeluarkan oleh Camat dalam daerah Kabupaten Pelalawan.
b. Salinan copy ijazah, Surat Pengalaman Kerja, Pas Photo dan lain-lain.
3. Terhadap keadaan yang bersifat khusus, pengurusan Kartu AK. 1 dapat dilimpahkan oleh Dinas Tenaga Kerja
kepada Camat dan atau Lurah/Kepala Desa setempat yang berada di seputar atau berdekatan dengan
perusahaan yang dimaksud dalam rangka untuk mempermudah pelayanan pengurusan AK. 1.

BAB IV
PERLINDUNGAN, PROGRAM PELATIHAN
DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Pasal 5

1. Pengusaha atau pengurus yang mendatangkan tenaga kerja ke Kabupaten Pelalawan melalui mekanisme AKAD
diwajibkan untuk membayar iuran Dana Peningkatan Keterampilan Tenaga Kerja Lokal untuk meningkatkan
SDM-nya dalam program pelatihan sebesar Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu Rupiah) per orang untuk
setiap kali kontrak kedatangan Tenaga Kerja AKAD dan disetorkan ke Kas Daerah.
2. Bagi perusahaan besar dan menengah yang bersifat khusus dan tertentu, wajib membuat program:
a. Tenaga Kerja Lokal;
b. Pengembangan Masyarakat (Community Development) sekitar perusahaan atau lainnya.
3. Perencanaan lowongan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas, harus sudah dilaksanakan dalam
batas waktu sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan, terhitung mulai tanggal ditetapkannya batas usia pensiun oleh
perusahaan dalam waktu satu tahun takwin.
4. Perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas, akan ditetapkan oleh Kepala Daerah atas rekomendasi
Dinas Tenaga Kerja.
5. Khusus pengisian lowongan pekerjaan di perusahaan sebagaimana dimaksud ayat (2) dan (3). Pengusaha atau
pengurus wajib mengupayakan secara bertahap dalam 5 (lima) tahun pertama pengisian lowongan pekerjaan di

2 of 4 02/09/09 11:47
Perda No. 18 Tahun 2001 file:///media/cdrom0/18%20tahun%202001.htm

perusahaan diisi oleh tenaga kerja lokal minimal 25 % dan 5 tahun kedua minimal menjadi 50 %.
6. Khusus pengisian lowongan jabatan di perusahaan sebagaimana dimaksud ayat (2) dan (3), secara bertahap
harus diisi oleh tenaga kerja lokal dengan komposisi sekurang-kurangnya 30 % dalam batas waktu 10 tahun,
dalam hal ini pengusaha atau pengurus wajib membuat perencanaannya.
7. Khusus jabatan Menejer Personalia di perusahaan wajib diisi oleh tenaga kerja lokal sesuai dengan kemampuan
dan keahliannya.
8. Pengusaha atau pengurus wajib membuat laporan setiap tahunnya tentang kemajuan prosentase perkembangan
komposisi pengisian lowongan pekerjaan dan jabatan di perusahaannya pada Dinas Tenaga Kerja.
9. Pengecualian ketentuan ayat (4), (5) dan (6) sebagaimana dimaksud di atas harus mendapatkan izin dari Kepala
Daerah atas rekomendasi Dinas Tenaga Kerja.

B AB V
P E N G AW AS AN
Pasal 6

Kepala Daerah menunjuk pejabat tertentu untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah ini.

BAB VI
PENYIDIKAN
Pasal 7

1. Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai
penyidik untuk melaksanakan penyidikan tindak pidana terhadap pelanggaran Peraturan Daerah, sebagaimana
dimaksud dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana yang berlaku.
2. Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:
a. Menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak
pidana agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;
b. Meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang
kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana tersebut;
c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana;
d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana;
e. Melakukan penggeledahan untuk mendapat bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen
lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;
f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana;
g. Menyuruh berhenti, melarang seseorang meinggalkan dan memeriksa tempat pada saat pemeriksaan
sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana
dimaksud huruf e;
h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana;
i. Memanggil orang untuk di dengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
j. Menghentikan penyidikan;
k. Melakukan tindakan lain yang dapat dipertanggung jawabkan.
3. Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil
penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana yang berlaku.

BAB VII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 8

1. Barang siapa yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah ini dapat diancam
dengan Pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp. 5.000.000,- (lima juta
Rupiah).
2. Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah pelanggaran.
3. Atau sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 9

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur
lebih lanjut oleh Kepala Daerah.

Pasal 10

Peraturan Daerah ini berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam
Lembaran Daerah Kabupaten Pelalawan.

Disahkan di Pangkalan Kerinci


pada tanggal 2 Juli 2001.
BUPATI PELALAWAN,

d.t.o.

T. AZMUN JAAFAR

3 of 4 02/09/09 11:47
Perda No. 18 Tahun 2001 file:///media/cdrom0/18%20tahun%202001.htm

4 of 4 02/09/09 11:47

Anda mungkin juga menyukai