1
2
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
3
4
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA
A. PENGERTIAN
Benigna Prostat Hiperplasi ( BPH ) adalah pembesaran jinak kelenjar
prostat, disebabkan oleh karena hiperplasi beberapa atau semua
komponen prostat meliputi jaringan kelenjar / jaringan fibromuskuler
yang menyebabkan penyumbatan uretra pars prostatika. (Corwin, E. J.
2009).
I. ETIOLOGI
Penyebab yang pasti dari terjadinya BPH sampai sekarang belum
diketahui. Namun yang pasti kelenjar prostat sangat tergantung pada
hormon androgen. Faktor lain yang erat kaitannya dengan BPH adalah
proses penuaan Ada beberapa factor kemungkinan penyebab antara lain.
(Corwin, E. J. 2009):
II. Dihydrotestosteron
Peningkatan 5 alfa reduktase dan reseptor androgen menyebabkan epitel
dan stroma dari kelenjar prostat mengalami hiperplasi .
III. Perubahan keseimbangan hormon estrogen - testoteron
Pada proses penuaan pada pria terjadi peningkatan hormon estrogen
dan penurunan testosteron yang mengakibatkan hiperplasi stroma.
( Rab, T. 2008)
IV. Interaksi stroma - epitel
Peningkatan epidermal gorwth factor atau fibroblast growth factor
dan penurunan transforming growth factor beta menyebabkan
4
hiperplasi stroma dan epitel.( Rab, T. 2008)
V. Berkurangnya sel yang mati
Estrogen yang meningkat menyebabkan peningkatan lama hidup
stroma dan epitel dari kelenjar prostat.
VI. Teori sel stem
Sel stem yang meningkat mengakibatkan proliferasi sel transit.
5
6
B. PATOFISIOLOGI
Perubahan usia
Mempengaruhi RNA dalam inti sel hiperplasi sel stoma pada jaringan
BPH
Kesehatan +pengobatan
6
di vesika urinaria terputusnya kontinuitas jaringan
Resiko infeksi
penebalan otot destrusor penurunan pertahanan tubuh
pertumbuhan microorganisme
Retensi Urin Nyeri akut
Resiko infeksi
7
C. GEJALA BENIGNE PROSTAT HYPERPLASIA
Gejala klinis yang ditimbulkan oleh Benigne Prostat Hyperplasia disebut
sebagai Syndroma Prostatisme. Syndroma Prostatisme dibagi menjadi dua yaitu.
( Robbin and Cotran, 2009) :
VII. DIAGNOSIS
Untuk menegakkan diagnosis BPH dilakukan beberapa cara antara lain
1. Anamnesa
Kumpulan gejala pada BPH dikenal dengan LUTS (Lower Urinary
Tract Symptoms) antara lain: hesitansi, pancaran urin lemah,
intermittensi, terminal dribbling, terasa ada sisa setelah miksi disebut
gejala obstruksi dan gejala iritatif dapat berupa urgensi, frekuensi serta
disuria.
2. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan dengan pemeriksaan tekanan darah, nadi dan suhu. Nadi
dapat meningkat pada keadaan kesakitan pada retensi urin akut,
dehidrasi sampai syok pada retensi urin serta urosepsis sampai syok -
septik.
D. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan laboratorium untuk pasien BPH adalah ( Robbin, 2009) :
2
Digunakan untuk melihat fungsi exkresi ginjal dan adanya
hidronefrosis.
9. Pemeriksaan Panendoskop
Untuk mengetahui keadaan uretra dan buli – buli.
VIII. PENATALAKSANAAN
Modalitas terapi BPH adalah ( Robbin, 2009) :
IX. Observasi
Yaitu pengawasan berkala pada klien setiap 3 – 6 bulan kemudian setiap
tahun tergantung keadaan klien.
X. Medikamentosa
Terapi ini diindikasikan pada BPH dengan keluhan ringan, sedang, dan
berat tanpa disertai penyulit. Obat yang digunakan berasal dari:
phitoterapi (misalnya: Hipoxis rosperi, Serenoa repens, dll), gelombang alfa
blocker dan golongan supresor androgen. (Morton, Gallo, Hudak. 2012)
XI. Pembedahan
Indikasi pembedahan pada BPH adalah (Schwartz, 2006) :
a. Klien yang mengalami retensi urin akut atau pernah retensi urin akut.
b. Klien dengan residual urin 100 ml.
c. Klien dengan penyulit.
d. Terapi medikamentosa tidak berhasil.
e. Flowmetri menunjukkan pola obstruktif.
4
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
Nama : Tn. A
Umur : 92 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku Bangsa : Indonesia
Status Perkawinan : Cerai mati
Agama : Islam
Alamat : Malang
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Wiraswasta (P
Diagnosa Medis : BPH
Penanggung Jawab
Nama : Tn. A
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan pasien: Anak
2. Keluhan Utama :
Klien mengatakan cemas
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pada tanggal 16 juni 2019 klien mengatakan mengeluh kesakitan pada daerah perut
bagian bawah saat ingin BAK, kemudian keesokkan harinya dibawa ke Rumah Sakit
Panti Waluya Sawahan malang dan dibawa ke IGD mendapatkan data TTV yaitu TD:
170/90mmhg, S: 36,5OC, N: 79x/menit, RR: 20 x/menit, NS: 500 cc. Klien mengatakan
nyeri dibagian perut bagian bawah (Hipogastrium), nyerinya hilang timbul, kemudian
6. Riwayat Alergi :
7. Data Psikososial
a. Konsep Diri
Gambaran Diri:
Klien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya.
Harga Diri:
Klien tidak merasa malu dengan keadaannya saat ini.
Identitas Diri:
Klien dapat mengenali identitas dengan baik, dengan menyebutkan nama, dan alamat.
Peran Diri:
Klien mengatakan berperan sebagai ayah.
Ideal Diri:
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan segera cepat pulang.
b. Hubungan Sosial
Hubungan klien dengan keluarga maupun orang lain terlihat baik.
c. Spiritual
b. Pola Eliminasi
Di Rumah
Di RS
benjolan.
Hidung : Septumnasi tepat ditengah, persebaran warna kulit hidung merata.
Palpasi
Sinus Hidung : Tidak terdapat nyeri tekan pada sinus frontalis, edmoidalis,
g. Pemeriksaan Mulut
Inspeksi
Bibir : Kering, tidak ada lesi atau sariawan
Gigi : Gigi tidak lengkap
Gusi : Berwarna merah muda
Lidah : Berwarna merah muda
Uvula : Tepat berwarna ditengah dan berwarna merah muda
Tonsil : Tidak terjadi peradangan dengan ukuran tonsil T1
h. Pemeriksaan Leher
Inspeksi
Kondisi Kulit : Persebaran warna kulit merata
Palpasi
Kelenjar Tiroid : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Vena jugularis : Tidak ada distensi vena jugularis
Trakea : Trakea tepat berada ditengah, tidak terdapat defiasi trakea
Kelenjar Limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
i. Pemeriksaan Paru
Inspeksi
Dada : Bentuk dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Kondisi kulit : Persebaran warna kulit merata
Palpasi
Pada Dada : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Pada ICS 1-5 kanan dan ICS 1 dan 2 kiri terdengar sonor
Auskultasi : Tidak terdengar suara nafas tambahan
Suara Nafas :
WHEEZING RONCHI
j. Pemeriksaan Jantung
Inspeksi
Kondisi kulit : Persebaran warna kulit dada merata dan lembab
Palpasi
Ictus Cordis : Denyutan teraba di ICS 5 kiri ± 1 cm
Perkusi : Tidak terkaji
Auskultasi : Tidak ada bunyi jantung tambahan
BJ I : Terdengar bunyi tunggal di ICS 4 katub trikupidalis
BJ II : Terdengar bunyi tunggal di ICS 2 katub pulmonalis dan ICS 2 katub
aorta
BJ III :-
BJ tambahan : Tidak terdengar bunyi jantung tambahan
k. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Persebaran warna kulit merata
Auskultasi : Terdapat bising usus 18x/ menit
Palpasi : Ada nyeri tekan pada hypogastrium, skala 5
Perkusi : Tidak terkaji
Keterangan : Klien puasa
l. Pemeriksaan Muskuloskeletal
Inspeksi : Tidak ada pembekakan pada kaki dan tangan, tidak terdapat masa,
Kekuatan Otot
5 5
Keterangan : 5 5
10. Terapi
B. PENGKAJIAN PERIOPERATIF PRE-OPERATIF
C. ASUHAN KEPERAWATAN PRE-OPERATIF
1. Analisa Data
Nama : Tn. A No Register : 198xxx
DO :
- Klien tampak meringis Kanker mammae
kesakitan
- Klien tampak memegangi
tubuhnya yang sakit Pembedahan
- Nyeri pada hypogastrium saat
dipalpasi
- TTV
Tindakan vriescoup
TD : 170/80 mmHg
dan masektomi
N : 75x/mnt
S : 36 C
RR : 20x/mnt
Kurangnya
pengetahuan
Ansietas
DS :
18-06- - Klien mengatakan sering
2019 kencing Gangguan
- Klien mengatakan sakit saat Eliminasi
kencing Urine
DO :
- k/u lemas
- Kesadaran composmentis
- Adanya distansi kandung
kemih
- TTV
TD : 170/80 mmHg
N : 75x/mnt
S : 36 C
RR : 20x/mnt
DS :
18-06- - Klien mengatakan tidak tenang
2019 saat ini Ansietas
- Klien mengatakan sedikit cemas
saat akan dilakukan tindakan
pembedahan
DO :
- Klien tampak gugup
- Klien tampak tegang saat dilihat
dari ekspresinya
- TTV
TD : 170/80 mmHg
N : 75x/mnt
S : 36 C
RR : 20x/mnt
Umur : 92 th Di
2. Diagnosa Keperawatan
Nama : Tn. A No Register :198xxx
Umur : 92 th Diagnosa Medis : BPH
3. Rencana Keperawatan
Nama : Tn. A No Register : 198xxx
Umur : 92 th Diagnosa Medis : BPH
No.
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Dx
1 Nyeri dapat - Mampu mengontrol 1. Bina hubungan saling
berkurang nyeri (tahu percaya
penyebab nyeri, 2. Beri lingkungan yang aman
mampu dan nyeman
menggunakan 3. Observasi TTV
teknik non 4. Pilih dan lakuakan
farmakologi nyeri ) penanganan nyeri
- Melaporkan bahwa 5. Lakukan pengkajian nyeri
nyeri berkurang secara komprehensif
dengna termasuk lokasi, durasi,
menggunakan frekuensi, dan kualitas nyeri
manajemen nyeri 6. Observasi reaksi non verbal
- Mampu mengenali dari ketidaknyamanan
nyeri (skala, 7. Anjurkan teknik relaksasi
intensitas, frekuensi dan distraksi
dan tanda nyeri) 8. Kolaborasi dengan dokter
- Menyatakan rasa pemberian analgesic
nyaman setelah
nyeri berkurang
- Kandung kemih
2 Gangguan kosong secara 1. Bina hubungan percaya
eliminasi urine penuh 2. Observasi TTV
- Tidak ada residu 3. Pantau asupan dan
urine >100-200cc keluarnya cairan
- Intake cairan dalam 4. Pantau tingkat distensi
rentang normal kandung kemih dengan
- Bebas dari ISK palpasi dan perkusi
- Tidak ada spasme 5. Beri lingkungan yang aman
bladder dan nyaman
- Balance cairan
seimbang
- Klien mampu
3 Cemas klien mengidentifikasi 1. Tanyakan pada klien
dapat berkurang dan tentang penyebab cemas
mengungkapkan 2. Tanyakan pada klien
gejala cemas mengenai hal apa saja yang
- Mengidentifikasi diketahui tentang
dan pembedahan
mengungkapkan 3. Ajarkan klien utuk
serta menunjukkan menurunkan cemas
teknik untuk 4. Diskusikan dengan klien
mengontrol cemas tentang tujuan pembedahan
- Vital sign dalam prosedur pembiusan,
mengontrol cemas prosedur pembedahan
- Postur tubuh, 5. Observasi TTV
expresi wajah dan 6. Bimbing klien untuk berdoa
tingkat aktivitas terlebih dahulu
menunjukkan
kurangnya
kecemasan
4. Implementasi Keperawatan
Nama : Tn. A No Register : 198xxx
Umur : 92 th Diagnosa Medis : BPH
Waktu No.
Tanggal Evaluasi Tanda Tangan
(Jam) Dx
18 Juni 05.45 1 S: - Klien mengatakan masih
2019 nyeri pada daerah perut bagian KARTIKA
bawah
O: - k/u lemah
- Kesadaran composmentis
- Adanya distansi kandung
kemih
- TTV
TD : 170/80 mmHg
N : 75x/mnt
S : 36 C
RR : 20x/mnt
TD : 170/80 mmHg
N : 75x/mnt
S : 36 C
RR : 20x/mnt
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi, klien akan
dilakukan pembedahan
Diagnosa prioritas
Nama : Ny S No Register :156xxx
Umur : 49 th Diagnosa Medis : CA MAMMAE
No.
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Dx
1 Tupan : Setelah - Klien terbebas 1. Cuci tangan setiap sebelum dan
dilakukan asuhan dari tanda dan sesudah tindakan operasi
keperawatan gejala infeksi 2. Memakai APD lengkap ( sarung
selama 1x2 jam (rubor, dolor, tangan, masker, skoret, pelindung
klien menunjukan kalor, tumor) kepala)
tidak adanya - Tetap menjaga ke 3. Jaga kesterilan alat-alat
tanda infeksi. sterilan alat-alat 4. Desinfeksi daerah yang akan di
yang akan operasi
Tupen : setelah digunakan 5. Monitor tanda-tanda infeksi
dilakukan asuhan 6. Kolaborasi pemberian obat
keperawatan antibiotic bila diperlukakan
selama 1 x 2 jam
klien menjalani
proses operasi
dengan
mempertahankan
tehnik aseptik
Implementasi keperawatan
Nama : Ny S No Register :156xxx
Umur : 49 th Diagnosa Medis : CA MAMMAE
A : Masalah Teratasi
P : Hentikan Intervensi
F. PENGKAJIAN POST-OPERATIF
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis
GCS : 4–5–6
Tanda-tanda vital:
TD : 130 /80 mmHg Nadi : 74 x/menit
Suhu: 36°C Respirasi : 20 x/menit
b. Pemeriksaan Kulit dan Kuku
Inspeksi
Warna Kulit : warna Kulit lembab
Keterangan :
Palpasi
Kondisi Kulit : Kulit kuku lembab
Turgor Kulit : Kembali < 2 detik, tidak ada odema
CRT : < 2 detik
Keterangan :
c. Pemeriksaan Kepala
Inspeksi
Bentuk Kepala : Bulat
Rambut : Rambut terlihat bersih, tidak ada ketombe atau kutu
Massa : Tidak terdapat massa
Keterangan :
Palpasi
Kepala : tidak ada benjolan, tidak terdapat nyeri tekan
Keterangan :
d. Pemeriksaan Mata
Inspeksi
Alis : Persebaran alis mata merata
Mata : Diameter kornea mata dan kelopak mata simetris
Bola Mata : Pergerakkan bola mata dapat kearah atas bawah kanan kiri
Sklera : Sklera berwarna putih susu dan tidak tampak ikterik
Pupil : Terdapat reflek cahaya kanan kiri +/+, besar pupil isokor dengan diameter
2mm
Konjungtiva : Berwarna merah muda
Keterangan :
Palpasi
Mata : Tidak terdapat nyeri tekan dan teraba kenyal
Keterangan :
e. Pemeriksaan Hidung
Inspeksi
Lubang hidung :
Simetris, persebaran bulu hidung merata, tidak terdapat polip atau benjolan.
Hidung :
Septumnasi tepat ditengah, hidung tepat ditengah wajah, persebaran warna kulit hidung
merata.
Keterangan :
Palpasi
Sinus Hidung :
Tidak terdapat nyeri tekan pada sinus frontalis, edmoidalis, maksilaris dan spenoidalis
Keterangan :
f. Pemeriksaan Telinga
Inspeksi
Daun Telinga : Simetris, tidak ada masa atau luka
Kondisi lubang Telinga : Bersih, tidak ada serumen, tidak ada masa, membran tympani
tampak intak
Keterangan :
Palpasi
Telinga : Tidak ada nyeri tekan pada daerah daun telinga dan tragus
Keterangan :
g. Pemeriksaan Mulut
Inspeksi
Bibir : Mukosa bibir lembab, tidak ada lesi atau sariawan, labioskisis tampak lengkap
Gigi : Gigi bersih, tidak terdapat caries gigi, terdapat 2 gigi palsu pada bagian geraham
Gusi : Berwarna merah muda
Lidah : Bersih
Uvula : Tepat berwarna ditengah dan berwarna merah muda
Tonsil : Tidak terjadi peradangan dengan ukuran tonsil T1
Keterangan :
h. Pemeriksaan Leher
Inspeksi
Kondisi Kulit : Persebaran warna kulit merata
Keterangan :
Palpasi
Kelenjar Tiroid : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Vena jugularis :Tidak ada distensi vena jugularis
Trakea : Trakea tepat berada ditengah, tidak terdapat defiasi trakea
Kelenjar Limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Keterangan :
i. Pemeriksaan Paru
Inspeksi
Dada : Bentuk dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada, terdapat luka
kanan) sekitar 20cm, dan luka tersebut di tutup menggunakan supratul, kasa, dan hipafix.
tambahan whezing
Suara Nafas :
Keterangan :
j. Pemeriksaan Jantung WHEEZING RONCHI
Inspeksi
Kondisi kulit : Persebaran warna kulit dada merata dan lembab
Keterangan :
Palpasi
Ictus Cordis : Denyutan teraba di ICS 5 kiri ± 1 cm
Perkusi : Pada ICS 3-5 sebelah kiri terdengar pekak
Auskultasi : Tidak ada bunyi jantung tambahan
BJ I : Terdengar Lup di ICS 5 katub mitral mid klavikula kiri dan dikatup
Kekuatan Otot
5 5
Keterangan : 5 5
a. Pemeriksaan Genetalia
Inspeksi : Tidak terpasang kateter, dan tidak ada tanda kemerahan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Keterangan :
G. PENGKAJIAN PERIOPERATIF POST-OPERATIF
Masuk RR : Pukul 15:45 WIB
Tanda Vital : TD 130/80 mmHg Nadi 74 x/menit
Suhu 36 °C Pernafasan 20 x/menit
Menggigil : Ya ( ) Tidak (√)
Keadaan Umum : Baik ( √) Buruk ( )
Kesadaran : CM ( √) Apatis ( ) Somnolen ( )
Sopor ( ) Coma ( )
Keadaan Emosi : Tenang (√ ) Gelisah ( )
Pernafasan : Spontan (√ ) Tidak Spontan ( )
O2 nasal ( √ ) O2 spontan ( ) 3 liter/menit
Sirkulasi : Merah Muda (√ ) Sianosis ( )
Turgor Kulit : Elastis (√) Tidak Elastis ( )
Mukosa Bibir : Lembab ( ) Kering (√ )
Ekstremitas Atas : Hangat ( ) Dingin (√)
Pergerakan Mampu (√ ) Tidak Mampu ( )
Ekstremitas Bawah : Hangat ( ) Dingin (√)
Pergerakan Mampu (√) Tidak Mampu ( )
Posisi : Terlentang (√ ) Fowler/Semi Fowler ( ) Miring ( )
Cairan Drain : Ya (√) Tidak ( )
Warna : merah Jumlah : ±10 cc
Luka Operasi Rembes : Ya ( ) Tidak (√)
Nyeri : Ya (√) Tidak ( )
Skala Nyeri menurut VAS (Visual Analog Scale) : 6
bergerak
atas
kemauan
sendiri atau
atas
perintah
Pernafasan Nafas dalam dan 2 2 2
spontan) apneic
Sirkulasi TD berbeda 20 2
mmHg dibanding
sebelum anestesi
TD berbeda 20- 1
50 mmHg
dibandingkan
sebelum anestesi
TD berbeda 50 0
mmHg
dibandingkan
sebelum anestesi
Kesadaran Sadar baik 2 1 1
POST ANESTHESIA SCORE
VITAL SIGNS/SOURCE TIME 15” 30” 45” 1’ 2’ 3’ 4’ DISCHARGE
Aktivitas 4 anggota gerak 2 2 2
2 anggota gerak 1
(Mampu 0 anggota gerak 0
Berespon bila 1
bergerak
dipanggil
Tidak ada respon 0
Saturasi Saturasi mampu 2
inhalasi untuk
mempertahankan
mendapat
bantuan O2
inhalasi
TOTAL 8 9
10
jika skor ≥ 9
H. ASUHAN KEPERAWATAN POST-OPERATIF
Analisa Data
Nama : Ny S No Register :156xxx
Umur : 49 th Diagnosa Medis : CA MAMMAE
DO : Pembedahan
- Klien tampak lemas Pembedahan
Tindakan - Klien tampak meringis
kesakitan
masektomi dan
- Terdapat bekas luka post
vriescope Tindakan
Lingkungan
op di daerah mammae
Tindakan
masektomi
karena dan
paparan
- TTV
TD: 130/80 mmHg masektomi
vriescopedan
karsinogen
N : 74x/menit vriescope
Terputusnya RR : 20x/menit
jaringan - Skala nyeri 6 Penyebaran
Terputusnya
melalui
Terputusnya
jaringan
hematogen
Nyeri akut jaringan
Nyeri akut
Ca mammae
Nyeri akut
Pembedahan
Tindakan
Diagnosa prioritas masektomi dan
Nama : Ny S No Register :156xxx
Umur : 49 th Diagnosa Medis : CA MAMMAE vriescope
Nyeri akut
Rencana keperawatan
Nama : Ny S No Register :156xxx
Umur : 49 th Diagnosa Medis : CA MAMMAE
No.
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Dx
1 Tupen : - Mampu 1. Kaji skala nyeri
nyeri mengontrol
2. Observasi luka bekas post op
berkurang nyeri
setelah - Mampu adanya tanda infeksi atau tidak
dilakukan mengenali
3. Observasi ketidak nyamanan terhadap
tindakan nyeri skala
keperawatan 0-10 nyeri
1x24 jam - Mengatakan 4. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.
nyaman saat
Tupan : nyeri 5. Kolaborasi dengan dokter pemberian
nyeri hilang berkurang obat nyeri.
setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
3x24 jam
spok
Implementasi keperawatan
Nama : Ny S No Register :156xxx
Umur : 49 th Diagnosa Medis : CA MAMMAE
4.menganjurkan untuk
mendengarkan musik atau
menonton tv, dan melatih nafas
dalam
Waktu No.
Tanggal Evaluasi Tanda Tangan
(Jam) Dx
15 mei 17 1 S:
16:40 - Klien mengatakan nyeri
timbul saat bergerak
merubah posisi
- Saat Nyeri,seperti ditusuk-
tusuk
- Klien mengatakan nyeri
pada area dada sebelah
kanan
- Klien mengatakan skala
nyeri 5 dari rentang 0
sampai 10
- Klien mengatakan nyeri
yang dirasakan hilang
timbul
O:
- Klien tampak lemah
- Klien meringis kesakitan
- Klien gelisah saat
merasakan nyeri
- TTV :
TD : 130/80 mmHg
N : 100x/menit
- Skala nyeri 5