Anda di halaman 1dari 43

LEMBAR PENGESAHAN

1
2

KATA PENGANTAR

2
DAFTAR ISI

3
4

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN
BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA

A. PENGERTIAN
Benigna Prostat Hiperplasi ( BPH ) adalah pembesaran jinak kelenjar
prostat, disebabkan oleh karena hiperplasi beberapa atau semua
komponen prostat meliputi jaringan kelenjar / jaringan fibromuskuler
yang menyebabkan penyumbatan uretra pars prostatika. (Corwin, E. J.
2009).

BPH adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat ( secara umum


pada pria lebih tua dari 50 tahun ) menyebabkan berbagai derajat
obstruksi uretral dan pembatasan aliran urinarius. ( Robbin, 2009)

I. ETIOLOGI
Penyebab yang pasti dari terjadinya BPH sampai sekarang belum
diketahui. Namun yang pasti kelenjar prostat sangat tergantung pada
hormon androgen. Faktor lain yang erat kaitannya dengan BPH adalah
proses penuaan Ada beberapa factor kemungkinan penyebab antara lain.
(Corwin, E. J. 2009):
II. Dihydrotestosteron
Peningkatan 5 alfa reduktase dan reseptor androgen menyebabkan epitel
dan stroma dari kelenjar prostat mengalami hiperplasi .
III. Perubahan keseimbangan hormon estrogen - testoteron
Pada proses penuaan pada pria terjadi peningkatan hormon estrogen
dan penurunan testosteron yang mengakibatkan hiperplasi stroma.
( Rab, T. 2008)
IV. Interaksi stroma - epitel
Peningkatan epidermal gorwth factor atau fibroblast growth factor
dan penurunan transforming growth factor beta menyebabkan

4
hiperplasi stroma dan epitel.( Rab, T. 2008)
V. Berkurangnya sel yang mati
Estrogen yang meningkat menyebabkan peningkatan lama hidup
stroma dan epitel dari kelenjar prostat.
VI. Teori sel stem
Sel stem yang meningkat mengakibatkan proliferasi sel transit.

5
6

B. PATOFISIOLOGI
Perubahan usia

Ketidakseimbangan produksi hormon eksterogen, progesteron

Kadar testosteron menurun kadar eksterogen meningkat

Mempengaruhi RNA dalam inti sel hiperplasi sel stoma pada jaringan

Poliferasi sel prostat

BPH

Pre-Op pasien kurang informasi ansietas post-op

Kesehatan +pengobatan

obstruksi saluran kemih yang bermuara Insisi prostatektomi pemasangan kateter

6
di vesika urinaria terputusnya kontinuitas jaringan

Resiko infeksi
penebalan otot destrusor penurunan pertahanan tubuh

dekompensasi otot destrusor


Resiko infeksi
akumulasi urine di vesika

sudar berkemih /tidak lancar peregangan VU penumpukan urine yang lama

lebih besar pada kapasitas di vesika urinaria

pertumbuhan microorganisme
Retensi Urin Nyeri akut

Resiko infeksi

7
C. GEJALA BENIGNE PROSTAT HYPERPLASIA
Gejala klinis yang ditimbulkan oleh Benigne Prostat Hyperplasia disebut
sebagai Syndroma Prostatisme. Syndroma Prostatisme dibagi menjadi dua yaitu.
( Robbin and Cotran, 2009) :

1. Gejala Obstruktif yaitu :


a. Hesitansi yaitu memulai kencing yang lama dan seringkali disertai
dengan mengejan yang disebabkan oleh karena otot destrussor buli-buli
memerlukan waktu beberapa lama meningkatkan tekanan intravesikal
guna mengatasi adanya tekanan dalam uretra prostatika. ( Grace, Pierce
A. 2007)
2. Gejala Iritasi yaitu .( Robbin, 2009) :
a. Urgency yaitu perasaan ingin buang air kecil yang sulit ditahan.
b. Frekuensi yaitu penderita miksi lebih sering dari biasanya dapat terjadi
pada malam hari (Nocturia) dan pada siang hari.
c. Disuria yaitu nyeri pada waktu kencing.

VII. DIAGNOSIS
Untuk menegakkan diagnosis BPH dilakukan beberapa cara antara lain
1. Anamnesa
Kumpulan gejala pada BPH dikenal dengan LUTS (Lower Urinary
Tract Symptoms) antara lain: hesitansi, pancaran urin lemah,
intermittensi, terminal dribbling, terasa ada sisa setelah miksi disebut
gejala obstruksi dan gejala iritatif dapat berupa urgensi, frekuensi serta
disuria.

2. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan dengan pemeriksaan tekanan darah, nadi dan suhu. Nadi
dapat meningkat pada keadaan kesakitan pada retensi urin akut,
dehidrasi sampai syok pada retensi urin serta urosepsis sampai syok -
septik.

3. Pemeriksaan abdomen dilakukan dengan tehnik bimanual untuk


mengetahui adanya hidronefrosis, dan pyelonefrosis. Pada daerah supra
simfiser pada keadaan retensi akan menonjol. Saat palpasi terasa
adanya ballotemen dan klien akan terasa ingin miksi. Perkusi dilakukan
untuk mengetahui ada tidaknya residual urin.
4. Penis dan uretra untuk mendeteksi kemungkinan stenose meatus,
2

striktur uretra, batu uretra, karsinoma maupun fimosis. (Grace, Pierce A.


2007)
5. Pemeriksaan skrotum untuk menentukan adanya epididimitis
6. Rectal touch / pemeriksaan colok dubur bertujuan untuk menentukan
konsistensi sistim persarafan unit vesiko uretra dan besarnya prostat.
Dengan rectal toucher dapat diketahui derajat dari BPH, yaitu :
a).Derajat I = beratnya  20 gram.
b).Derajat II = beratnya antara 20 – 40 gram.
c).Derajat III = beratnya  40 gram.

D. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan laboratorium untuk pasien BPH adalah ( Robbin, 2009) :

1. Pemeriksaan darah lengkap, faal ginjal, serum elektrolit dan kadar


gula digunakan untuk memperoleh data dasar keadaan umum klien.
2. Pemeriksaan urin lengkap dan kultur.
3. PSA (Prostatik Spesific Antigen) penting diperiksa sebagai
kewaspadaan adanya keganasan. (Robbin and Cotran, 2009)
4. Pemeriksaan Uroflowmetri
Salah satu gejala dari BPH adalah melemahnya pancaran urin. Secara
obyektif pancaran urin dapat diperiksa dengan uroflowmeter dengan
penilaian (Schwartz, 2006) :

a. Flow rate maksimal  15 ml / dtk = non obstruktif.


b. Flow rate maksimal 10 – 15 ml / dtk = border line.
c. Flow rate maksimal  10 ml / dtk = obstruktif.
5. Pemeriksaan Imaging dan Rontgenologik
6. BOF (Buik Overzich ) :Untuk melihat adanya batu dan metastase
pada tulang.
7. USG (Ultrasonografi), digunakan untuk memeriksa konsistensi,
volume dan besar prostat juga keadaan buli – buli termasuk residual
urin. Pemeriksaan dapat dilakukan secara transrektal, transuretral dan
supra pubik. (Robbin and Cotran, 2009)
8. IVP (Pyelografi Intravena)

2
Digunakan untuk melihat fungsi exkresi ginjal dan adanya
hidronefrosis.

9. Pemeriksaan Panendoskop
Untuk mengetahui keadaan uretra dan buli – buli.

VIII. PENATALAKSANAAN
Modalitas terapi BPH adalah ( Robbin, 2009) :
IX. Observasi
Yaitu pengawasan berkala pada klien setiap 3 – 6 bulan kemudian setiap
tahun tergantung keadaan klien.
X. Medikamentosa
Terapi ini diindikasikan pada BPH dengan keluhan ringan, sedang, dan
berat tanpa disertai penyulit. Obat yang digunakan berasal dari:
phitoterapi (misalnya: Hipoxis rosperi, Serenoa repens, dll), gelombang alfa
blocker dan golongan supresor androgen. (Morton, Gallo, Hudak. 2012)
XI. Pembedahan
Indikasi pembedahan pada BPH adalah (Schwartz, 2006) :
a. Klien yang mengalami retensi urin akut atau pernah retensi urin akut.
b. Klien dengan residual urin  100 ml.
c. Klien dengan penyulit.
d. Terapi medikamentosa tidak berhasil.
e. Flowmetri menunjukkan pola obstruktif.

Pembedahan dapat dilakukan dengan ( Prince, Dkk. 2006) :

a. TURP (Trans Uretral Reseksi Prostat  90 - 95 % )


b. Retropubic Atau Extravesical Prostatectomy
c. Perianal Prostatectomy
d. Suprapubic Atau Tranvesical Prostatectomy
1. Alternatif lain (misalnya: Kriyoterapi, Hipertermia, Termoterapi, Terapi
Ultrasonik. (Graber, 2006)
4

XII. DIAGNOSA KEPERAWATAN.


Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul adalah sebagai berikut :
Pre Operasi (NANDA. 2010) :
1. Obstruksi akut / kronis berhubungan dengan obstruksi mekanik, pembesaran
prostat,dekompensasi otot destrusor dan ketidakmapuan kandung kemih unmtuk
berkontraksi secara adekuat.
2. Nyeri ( akut ) berhubungan dengan iritasi mukosa buli – buli, distensi
kandung kemih, kolik ginjal, infeksi urinaria.
3. Resiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan pasca obstruksi diuresis..
4. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan atau menghadapi
prosedur bedah
5. Kurang pengetahuan tentang kondisi ,prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya informasi.
Post Operasi (NANDA. 2010):

1. Nyeri berhubungan dengan spasmus kandung kemih


dan insisi sekunder pada TUR-P
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur
invasif: alat selama pembedahan, kateter, irigasi kandung kemih sering.
3. Resiko tinggi cidera: perdarahan berhubungan dengan
tindakan pembedahan
4. Resiko tinggi disfungsi seksual berhubungan dengan
ketakutan akan impoten akibat dari TUR-P.
5. Kurang pengetahuan: tentang TUR-P berhubungan
dengan kurang informasi
6. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri sebagai
efek pembedahan

4
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan Keperawatan Pada Tn A dengan BPH

di Ruang PP RS Panti Waluya Sawahan Malang

Tanggal Masuk, Pukul : 17-06-2019 / 19:00

Tanggal Pengkajian, Pukul : 18-06-2019 / 06:00

No. Register : 198xxx

Sumber Informasi : Klien dan keluarga

Hubungan dengan pasien : Keluarga

A. PENGKAJIAN PRE OPERATIF


1. Biodata

Nama : Tn. A
Umur : 92 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku Bangsa : Indonesia
Status Perkawinan : Cerai mati
Agama : Islam
Alamat : Malang
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Wiraswasta (P
Diagnosa Medis : BPH

Penanggung Jawab

Nama : Tn. A
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan pasien: Anak
2. Keluhan Utama :
Klien mengatakan cemas
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pada tanggal 16 juni 2019 klien mengatakan mengeluh kesakitan pada daerah perut

bagian bawah saat ingin BAK, kemudian keesokkan harinya dibawa ke Rumah Sakit

Panti Waluya Sawahan malang dan dibawa ke IGD mendapatkan data TTV yaitu TD:

170/90mmhg, S: 36,5OC, N: 79x/menit, RR: 20 x/menit, NS: 500 cc. Klien mengatakan

nyeri dibagian perut bagian bawah (Hipogastrium), nyerinya hilang timbul, kemudian

klien di pindah keruang inap PP.

P: Klien mengeluh nyeri di perut bagian bawah saat ingin kencing


Q: Klien mengatakan seperti tertusuk-tusuk
R: Klien mengatakan nyeri di daerah perut bagian bawah
S: Klien menunjukkan skala nyeri 5
T: Hilang timbul

4. Riwayat Penyakit Dahulu :


Klien mengatakan mempunyai riwayat penyakit hipertensi.
5. Riwayat Penyakit Keluarga:
Klien mengatakan mempunyai riwayat penyakit dari keluarga.

6. Riwayat Alergi :

Klien mengatakan tidak mempunyai alergi obat, minuman, maupun makanan.

7. Data Psikososial
a. Konsep Diri
Gambaran Diri:
Klien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya.
Harga Diri:
Klien tidak merasa malu dengan keadaannya saat ini.
Identitas Diri:
Klien dapat mengenali identitas dengan baik, dengan menyebutkan nama, dan alamat.
Peran Diri:
Klien mengatakan berperan sebagai ayah.
Ideal Diri:
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan segera cepat pulang.
b. Hubungan Sosial
Hubungan klien dengan keluarga maupun orang lain terlihat baik.

c. Spiritual

Klien beragama islam.


d. Kecemasan

Klien tampak cemas dan gelisah dengan keadaannya.

8. Pola Fungsi Kesehatan


a. Pola Nutrisi dan Metabolik
Di Rumah
Makan berapa kali dalam sehari : 3 x/hari
Jumlah cairan masuk dalam sehari : 1200 cc/hari
Jenis makanan : Nasi, lauk, tempe, tahu
Jenis minuman : Air Putih
Makanan kesukaan : Semua jenis makanan
Masalah yang mempengaruhi masukan makanan : Tidak ada
Diet khusus, makanan pantang : Tidak ada
Di RS
Jenis cairan masuk : 500 cc/hari
Keterangan lain : Klien puasa

b. Pola Eliminasi
Di Rumah

No Hal BAB BAK


1. Frekuensi 1 x sehari 4 x sehari
2. Konsistensi Lembek Cair
3. Jumlah Tidak terkaji Tidak terkaji
4. Bau Bau khas feses Khas urine
5. Warna Kuning Kecoklatan Kuning pekat

Di RS

No Hal BAB BAK


1. Frekuensi Belum BAB Kurang lebih 5x
2. Konsistensi - Cair
3. Jumlah - Tidak terkaji

4. Bau - Khas urine


5. Warna - Kuning pekat

c. Pola Kebersihan Diri


Di Rumah
Mandi : 2x/hari
Gosok Gigi : 2x/hari
Keramas : 2x/minggu
Gunting Kuku : Digunting jika panjang
Keterangan Lain : Biasanya dibantu oleh keluarga
Di RS
Mandi : Klien belum mandi
Gosok Gigi : Klien belum gosok gigi
Keramas : Klien belum keramas
Gunting Kuku : Klien belum gunting kuku
Keterangan Lain : -
d. Pola Aktivitas dan Latihan
Di Rumah:
Pada saat dirumah klien dapat melakukan tindakan secara mandiri meskipun terkadang

dibantu oleh keluarga.


Di RS
Aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan perawat.
e. Pola Istirahat/Tidur
Di Rumah
Tidur Siang : Berapa jam 2 ;jam berapa biasa tidur 13:00 – 15:00
Tidur Malam : Berapa jam 8 ;jam berapa biasa tidur 21:00 – 05:00
Masalah Tidur : Tidak ada masalah pada tidurnya
Di RS
Tidur Siang : Berapa jam - ; jam berapa biasa tidur -
Tidur Malam : Berapa jam 7 ; jam berapa biasa tidur 21:00 – 05:00
Masalah Tidur : Tidak ada masalah pada tidurnya
9. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
GCS :4–5-6
Tanda-tanda vital:
TD : 170 /80 mmHg
Nadi : 75 x/menit
Suhu : 36°C
Respirasi : 20 x/menit
b. Pemeriksaan Kulit dan Kuku
Inspeksi
Warna Kulit : Sawo matang, persebaran warna kulit merata, tidak ada lesi pada kulit
Palpasi
Kondisi Kulit : Kering
Turgor Kulit : Kembali > 2 detik
CRT : Kembali > 2 detik
c. Pemeriksaan Kepala
Inspeksi
Bentuk Kepala : Bulat (Normochepal)
Rambut : Persebaran rambut tidak merata, rambut berwarna putih
Massa : Tidak terdapat massa
Palpasi
Kepala : tidak ada benjolan, tidak terdapat nyeri tekan
d. Pemeriksaan Mata
Inspeksi
Alis : Simetris kiri dan kanan, persebaran alis merata
Mata : Simetris kiri dan kanan
Bola Mata : Pergerakkan bola mata dapat kearah atas bawah kanan kiri
Sklera : Sklera berwarna putih susu
Pupil : Isokor
Konjungtiva : Berwarna putih (belum minum)
Palpasi
Mata : Tidak terdapat nyeri tekan dan teraba kenyal
e. Pemeriksaan Hidung
Inspeksi
Lubang hidung : Simetris, persebaran bulu hidung merata, tidak terdapat polip atau

benjolan.
Hidung : Septumnasi tepat ditengah, persebaran warna kulit hidung merata.
Palpasi
Sinus Hidung : Tidak terdapat nyeri tekan pada sinus frontalis, edmoidalis,

maksilaris dan spenoidalis


f. Pemeriksaan Telinga
Inspeksi
Daun Telinga : Simetris, tidak ada masa atau luka
Kondisi lubang telinga : Bersih, tidak ada serumen, tidak ada masa
Palpasi
Telinga : Tidak ada nyeri tekan pada daerah daun telinga dan tragus

g. Pemeriksaan Mulut
Inspeksi
Bibir : Kering, tidak ada lesi atau sariawan
Gigi : Gigi tidak lengkap
Gusi : Berwarna merah muda
Lidah : Berwarna merah muda
Uvula : Tepat berwarna ditengah dan berwarna merah muda
Tonsil : Tidak terjadi peradangan dengan ukuran tonsil T1
h. Pemeriksaan Leher
Inspeksi
Kondisi Kulit : Persebaran warna kulit merata
Palpasi
Kelenjar Tiroid : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Vena jugularis : Tidak ada distensi vena jugularis
Trakea : Trakea tepat berada ditengah, tidak terdapat defiasi trakea
Kelenjar Limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
i. Pemeriksaan Paru
Inspeksi
Dada : Bentuk dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Kondisi kulit : Persebaran warna kulit merata
Palpasi
Pada Dada : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Pada ICS 1-5 kanan dan ICS 1 dan 2 kiri terdengar sonor
Auskultasi : Tidak terdengar suara nafas tambahan

Suara Nafas :
WHEEZING RONCHI

j. Pemeriksaan Jantung
Inspeksi
Kondisi kulit : Persebaran warna kulit dada merata dan lembab
Palpasi
Ictus Cordis : Denyutan teraba di ICS 5 kiri ± 1 cm
Perkusi : Tidak terkaji
Auskultasi : Tidak ada bunyi jantung tambahan
BJ I : Terdengar bunyi tunggal di ICS 4 katub trikupidalis
BJ II : Terdengar bunyi tunggal di ICS 2 katub pulmonalis dan ICS 2 katub

aorta
BJ III :-
BJ tambahan : Tidak terdengar bunyi jantung tambahan
k. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Persebaran warna kulit merata
Auskultasi : Terdapat bising usus 18x/ menit
Palpasi : Ada nyeri tekan pada hypogastrium, skala 5
Perkusi : Tidak terkaji
Keterangan : Klien puasa

l. Pemeriksaan Muskuloskeletal
Inspeksi : Tidak ada pembekakan pada kaki dan tangan, tidak terdapat masa,

jumlah jari lengkap, tidak terdapat deformitas pada ekstermitas tubuh


Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan

Kekuatan Otot
5 5

Keterangan : 5 5

0. Tidak mampu sama sekali

1. Hanya mampu menggerakkan ujung ekstremitas

2. Hanya mampu menggerakkan sedikit

3. Kekuatan otot mengangkat tangan dengan bantuan, saat dibantu

lepas, tangan ikut jatuh

4. Kekuatan otot sedikit, mampu melawan gravitasi, sesaat jatuh

5. Kekuatan otot penuh, mampu melawan


m. Pemeriksaan Genetalia
Inspeksi : Klien tampak tidak memakai celana dalam
Palpasi : Ada nyeri tekan pada hypogastrium
Keterangan : Nyeri

10. Pemeriksaan Penunjang

Tanggal 13 mei 2017

10. Terapi
B. PENGKAJIAN PERIOPERATIF PRE-OPERATIF
C. ASUHAN KEPERAWATAN PRE-OPERATIF
1. Analisa Data
Nama : Tn. A No Register : 198xxx

Umur : 92 th Diagnosa Medis : BPH

Tgl. Data Masalah Etiologi


18-06- DS : Nyeri Akut
2019 - Klien mengatakan nyeri pada Makanan dan pola
bagian perut bagian bawah hidup

P: Klien mengeluh nyeri


Q: Seperti tertusuk-tusuk
Hyperplasia pada sel
R: Didaerah perut bagian bawah
S: Skala nyeri 5 mammae
T: Hilang timbul

DO :
- Klien tampak meringis Kanker mammae
kesakitan
- Klien tampak memegangi
tubuhnya yang sakit Pembedahan
- Nyeri pada hypogastrium saat
dipalpasi
- TTV
Tindakan vriescoup
TD : 170/80 mmHg
dan masektomi
N : 75x/mnt
S : 36 C
RR : 20x/mnt
Kurangnya
pengetahuan

Ansietas

DS :
18-06- - Klien mengatakan sering
2019 kencing Gangguan
- Klien mengatakan sakit saat Eliminasi
kencing Urine

DO :
- k/u lemas
- Kesadaran composmentis
- Adanya distansi kandung
kemih
- TTV
TD : 170/80 mmHg
N : 75x/mnt
S : 36 C
RR : 20x/mnt

DS :
18-06- - Klien mengatakan tidak tenang
2019 saat ini Ansietas
- Klien mengatakan sedikit cemas
saat akan dilakukan tindakan
pembedahan

DO :
- Klien tampak gugup
- Klien tampak tegang saat dilihat
dari ekspresinya
- TTV
TD : 170/80 mmHg
N : 75x/mnt
S : 36 C
RR : 20x/mnt

Umur : 92 th Di
2. Diagnosa Keperawatan
Nama : Tn. A No Register :198xxx
Umur : 92 th Diagnosa Medis : BPH

No Tanggal Diagnosa Keperawatan


1 18 Juni Nyeri akut b/d iritasi mukosa kandung kencing, terputusnya jaringan,
2019 trauma bekas insisi

2 18 Juni Gangguan eliminasi urine b/d prostat membesar


2019

3 18 Juni Ansietas b/d kurangnyainformasi proses pembedahan


2019

3. Rencana Keperawatan
Nama : Tn. A No Register : 198xxx
Umur : 92 th Diagnosa Medis : BPH

No.
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Dx
1 Nyeri dapat - Mampu mengontrol 1. Bina hubungan saling
berkurang nyeri (tahu percaya
penyebab nyeri, 2. Beri lingkungan yang aman
mampu dan nyeman
menggunakan 3. Observasi TTV
teknik non 4. Pilih dan lakuakan
farmakologi nyeri ) penanganan nyeri
- Melaporkan bahwa 5. Lakukan pengkajian nyeri
nyeri berkurang secara komprehensif
dengna termasuk lokasi, durasi,
menggunakan frekuensi, dan kualitas nyeri
manajemen nyeri 6. Observasi reaksi non verbal
- Mampu mengenali dari ketidaknyamanan
nyeri (skala, 7. Anjurkan teknik relaksasi
intensitas, frekuensi dan distraksi
dan tanda nyeri) 8. Kolaborasi dengan dokter
- Menyatakan rasa pemberian analgesic
nyaman setelah
nyeri berkurang

- Kandung kemih
2 Gangguan kosong secara 1. Bina hubungan percaya
eliminasi urine penuh 2. Observasi TTV
- Tidak ada residu 3. Pantau asupan dan
urine >100-200cc keluarnya cairan
- Intake cairan dalam 4. Pantau tingkat distensi
rentang normal kandung kemih dengan
- Bebas dari ISK palpasi dan perkusi
- Tidak ada spasme 5. Beri lingkungan yang aman
bladder dan nyaman
- Balance cairan
seimbang

- Klien mampu
3 Cemas klien mengidentifikasi 1. Tanyakan pada klien
dapat berkurang dan tentang penyebab cemas
mengungkapkan 2. Tanyakan pada klien
gejala cemas mengenai hal apa saja yang
- Mengidentifikasi diketahui tentang
dan pembedahan
mengungkapkan 3. Ajarkan klien utuk
serta menunjukkan menurunkan cemas
teknik untuk 4. Diskusikan dengan klien
mengontrol cemas tentang tujuan pembedahan
- Vital sign dalam prosedur pembiusan,
mengontrol cemas prosedur pembedahan
- Postur tubuh, 5. Observasi TTV
expresi wajah dan 6. Bimbing klien untuk berdoa
tingkat aktivitas terlebih dahulu
menunjukkan
kurangnya
kecemasan
4. Implementasi Keperawatan
Nama : Tn. A No Register : 198xxx
Umur : 92 th Diagnosa Medis : BPH

Waktu No. Tanda


Tanggal Implementasi
(Jam) Dx Tangan
18 Juni 05.30 1 1. Membina hubungan
2019 saling percaya KARTIKA
2. Memberikan lingkungan
yang aman dan nyaman
3. Mengobservasi TTV
4. Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
5. Lakukan pengkajian
nyeri secara
komprehensif, termasuk
lokasi, durasi, frekuensi,
kualitas nyeri
6. Observasi reaksi non
verbal dari
ketidaknyamanan
7. Anjurkan teknik
relaksasi dan distraksi
8. Mengkolaborasikan
dengan dokter pemberian
analgesik

18 Juni 05.30 2 1. Membina hubungan


2019 saling percaya KARTIKA
2. Mengobservasi TTV
3. Memantau asupan dan
keluaran cairan
4. Memantau tingkat
distensi kandung kemih
dengan palpasi dan
perkusi
5. Mmemberi lingkungan
yang aman nyaman

18 Juni 05.30 3 1. Menanyakan pada klien


2019 tentang penyebab cemas KARTIKA
2. Menanyakan padaklien
mengenai hal apa saja
yang diketahui tentang
pembedahan
3. Mengajarkan klien untuk
menurunkan cemas
4. Mendiskusikan dengan
klien tentang tujuan
pembedahan prosedur
pembiusan, prosedur
pembedahan
5. Mengobservasi TTV
6. Membimbing klien
untuk berdoa terlebih
dahulu
5. Evalusasi
Nama : Tn. A No Register : 198xxx
Umur : 92 th Diagnosa Medis : BPH

Waktu No.
Tanggal Evaluasi Tanda Tangan
(Jam) Dx
18 Juni 05.45 1 S: - Klien mengatakan masih
2019 nyeri pada daerah perut bagian KARTIKA
bawah

P: Klien mengeluh nyeri


Q: Seperti tertusuk-tusuk
R: Didaerah perut bagian
bawah
S: Skala nyeri 5
T: Hilang timbul

O: - Klien tampak meringis


kesakitan
- TTV
TD : 170/80 mmHg
N : 75x/mnt
S : 36 C
RR : 20x/mnt

A: Masalah belum teratasi


P: Lanjutkan intervensi, klien
akan dilakukan pembedahan

18 Juni 05.45 2 S: - Klien mengatakan sakit saat


2019 kencing KARTIKA

O: - k/u lemah
- Kesadaran composmentis
- Adanya distansi kandung
kemih
- TTV
TD : 170/80 mmHg
N : 75x/mnt
S : 36 C
RR : 20x/mnt

A: Masalah belum teratasi


P: Lanjutkan intervensi, klien
akan dilakukan pembedahan

S: - Klien mengatakan cemasnya


18 Juni 05.45 3 sudah berkurang
2019 - Klien mengatakan siap di KARTIKA
operasi

O: - Klien tampak lebih tenang


- Ekspresi wajah klien
tampak lebih rileks
- Klien tampak berdoa
- TTV

TD : 170/80 mmHg
N : 75x/mnt
S : 36 C
RR : 20x/mnt

A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi, klien akan
dilakukan pembedahan

D. PENGKAJIAN PERIOPERATIF INTRA-OPERATIF


E. ASUHAN KEPERAWATAN INTRA-OPERATIF
 Analisa Data
Nama : Ny S No Register :156xxx
Umur : 49 th Diagnosa Medis : CA MAMMAE

Tgl. Data Masalah Etiologi


15 DS : Tidak terkaji Resiko infeksi
mei
Ca mammae
2017 DO :
- Tampak dilakukan
desinfeksi pada daerah
Tindakan mammae kanan, lengan
pembedahan bagian atas, sampai pusar
(vriecope dan - Tampak dilakukan
masektomi) masektomi radikal insisi ±30
cm
- Perawat menjaga seterilan
Adanya luka dengan teknik septik dan
terbuka aseptik
- TTV :
TD : 122/71 mmHg
N : 77x/menit
Resiko infeksi RR : 20x/ menit
Saturasi O2 : 98%

 Diagnosa prioritas
Nama : Ny S No Register :156xxx
Umur : 49 th Diagnosa Medis : CA MAMMAE

No Tanggal Diagnosa Keperawatan


1 15 Mei Resiko infeksi b/d proses pembedahan
2017
 Rencana keperawatan
Nama : Ny S No Register :156xxx
Umur : 49 th Diagnosa Medis : CA MAMMAE

No.
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Dx
1 Tupan : Setelah - Klien terbebas 1. Cuci tangan setiap sebelum dan
dilakukan asuhan dari tanda dan sesudah tindakan operasi
keperawatan gejala infeksi 2. Memakai APD lengkap ( sarung
selama 1x2 jam (rubor, dolor, tangan, masker, skoret, pelindung
klien menunjukan kalor, tumor) kepala)
tidak adanya - Tetap menjaga ke 3. Jaga kesterilan alat-alat
tanda infeksi. sterilan alat-alat 4. Desinfeksi daerah yang akan di
yang akan operasi
Tupen : setelah digunakan 5. Monitor tanda-tanda infeksi
dilakukan asuhan 6. Kolaborasi pemberian obat
keperawatan antibiotic bila diperlukakan
selama 1 x 2 jam
klien menjalani
proses operasi
dengan
mempertahankan
tehnik aseptik

 Implementasi keperawatan
Nama : Ny S No Register :156xxx
Umur : 49 th Diagnosa Medis : CA MAMMAE

Waktu No. Tanda


Tanggal Implementasi
(Jam) Dx Tangan
15-5-2017 15.00- 1 1. Mencuci tangan sebelum dan
16.30 sesudah melakukan tindakan
2. Menggunakan apd lengkap
menjaga alat tetap steril
3. Mendsinfeksi dengan alkohol
savlon daerah yang akan
dilakukan operasi.
4. Memonitor tanda-tanda
infeksi
5. Memberikan aktibiotik sesuai
advis dokter bila perlu
 Evaluasi
Nama : Ny S No Register :156xxx
Umur : 49 th Diagnosa Medis : CA MAMMAE
Waktu No.
Tanggal Evaluasi Tanda Tangan
(Jam) Dx
15, mei 16.30 1 S : Tidak Terkaji
2017
O:
- Setelah dilakukan pembedahan
masektomi terpasang 2 selang
drain sakum bagian bawah
kulit
- Terdapat bekas luka sayatan
yang telah ditutup dengan
sufratul, hipafix, dan lokrop
- Alat dan lingkungan
pembedahan dalam kondidi
tidak terkontaminasi
- Alat pembedahan dalam
kondisi terpisah antara seril
dan on steril
- Tidak ada tanda-tanda infeksi

A : Masalah Teratasi

P : Hentikan Intervensi
F. PENGKAJIAN POST-OPERATIF
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis
GCS : 4–5–6
Tanda-tanda vital:
TD : 130 /80 mmHg Nadi : 74 x/menit
Suhu: 36°C Respirasi : 20 x/menit
b. Pemeriksaan Kulit dan Kuku
Inspeksi
Warna Kulit : warna Kulit lembab
Keterangan :
Palpasi
Kondisi Kulit : Kulit kuku lembab
Turgor Kulit : Kembali < 2 detik, tidak ada odema
CRT : < 2 detik
Keterangan :
c. Pemeriksaan Kepala
Inspeksi
Bentuk Kepala : Bulat
Rambut : Rambut terlihat bersih, tidak ada ketombe atau kutu
Massa : Tidak terdapat massa
Keterangan :
Palpasi
Kepala : tidak ada benjolan, tidak terdapat nyeri tekan
Keterangan :
d. Pemeriksaan Mata
Inspeksi
Alis : Persebaran alis mata merata
Mata : Diameter kornea mata dan kelopak mata simetris
Bola Mata : Pergerakkan bola mata dapat kearah atas bawah kanan kiri
Sklera : Sklera berwarna putih susu dan tidak tampak ikterik
Pupil : Terdapat reflek cahaya kanan kiri +/+, besar pupil isokor dengan diameter

2mm
Konjungtiva : Berwarna merah muda
Keterangan :
Palpasi
Mata : Tidak terdapat nyeri tekan dan teraba kenyal
Keterangan :
e. Pemeriksaan Hidung
Inspeksi
Lubang hidung :
Simetris, persebaran bulu hidung merata, tidak terdapat polip atau benjolan.
Hidung :
Septumnasi tepat ditengah, hidung tepat ditengah wajah, persebaran warna kulit hidung

merata.
Keterangan :
Palpasi
Sinus Hidung :
Tidak terdapat nyeri tekan pada sinus frontalis, edmoidalis, maksilaris dan spenoidalis
Keterangan :
f. Pemeriksaan Telinga
Inspeksi
Daun Telinga : Simetris, tidak ada masa atau luka
Kondisi lubang Telinga : Bersih, tidak ada serumen, tidak ada masa, membran tympani

tampak intak
Keterangan :
Palpasi
Telinga : Tidak ada nyeri tekan pada daerah daun telinga dan tragus
Keterangan :
g. Pemeriksaan Mulut
Inspeksi
Bibir : Mukosa bibir lembab, tidak ada lesi atau sariawan, labioskisis tampak lengkap
Gigi : Gigi bersih, tidak terdapat caries gigi, terdapat 2 gigi palsu pada bagian geraham
Gusi : Berwarna merah muda
Lidah : Bersih
Uvula : Tepat berwarna ditengah dan berwarna merah muda
Tonsil : Tidak terjadi peradangan dengan ukuran tonsil T1
Keterangan :
h. Pemeriksaan Leher
Inspeksi
Kondisi Kulit : Persebaran warna kulit merata
Keterangan :
Palpasi
Kelenjar Tiroid : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Vena jugularis :Tidak ada distensi vena jugularis
Trakea : Trakea tepat berada ditengah, tidak terdapat defiasi trakea
Kelenjar Limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Keterangan :
i. Pemeriksaan Paru
Inspeksi
Dada : Bentuk dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada, terdapat luka

bekas operasi di bagian dada/ mammae kanan


Kondisi kulit : Persebaran warna kulit merata
Keterangan : Terdapat luka operasi pada daerah dada sebelah kanan (mammae

kanan) sekitar 20cm, dan luka tersebut di tutup menggunakan supratul, kasa, dan hipafix.

Terpasang drain pada dada darah kanan.


Palpasi
Pada Dada : Gerakan saat taktil fremitus sama. Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Pada ICS 1-5 kanan dan ICS 1 dan 2 kiri terdengar sonor
Auskultasi : Suara napas terdengar vesikuler, tidak terdengar suara napas

tambahan whezing
Suara Nafas :

Keterangan :
j. Pemeriksaan Jantung WHEEZING RONCHI
Inspeksi
Kondisi kulit : Persebaran warna kulit dada merata dan lembab
Keterangan :
Palpasi
Ictus Cordis : Denyutan teraba di ICS 5 kiri ± 1 cm
Perkusi : Pada ICS 3-5 sebelah kiri terdengar pekak
Auskultasi : Tidak ada bunyi jantung tambahan
BJ I : Terdengar Lup di ICS 5 katub mitral mid klavikula kiri dan dikatup

trikuspidalis ICS 4 sternalis kiri


BJ II : Terdengar Dup dikatub aorta di ICS 2 sternalis kanan dan katup

pulmonalis ICS 2 sternalis


BJ III : Tidak terdengar bunyi mur - mur
BJ tambahan : Tidak terdengar bunyi jantung tambahan seperti gallop
Keterangan :
k. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Persebaran warna kulit merata
Auskultasi : Terdapat bising usus 10x/ menit
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Terdengar tympani pada seluruh lapang abdomen
Keterangan :
l. Pemeriksaan Muskuloskeletal
Inspeksi : Tidak ada pembekakan pada kaki dan tangan, tidak terdapat masa,

jumlah jari lengkap, tidak terdapat deformitas pada ekstermitas tubuh


Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan dan odema

Kekuatan Otot
5 5
Keterangan : 5 5

1. Tidak mampu sama sekali

2. Hanya mampu menggerakkan ujung ekstremitas

3. Hanya mampu menggerakkan sedikit

4. Kekuatan otot mengangkat tangan dengan bantuan, saat dibantu

lepas, tangan ikut jatuh


5. Kekuatan otot sedikit, mampu melawan gravitasi, sesaat jatuh

6. Kekuatan otot penuh, mampu melawan

a. Pemeriksaan Genetalia
Inspeksi : Tidak terpasang kateter, dan tidak ada tanda kemerahan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Keterangan :
G. PENGKAJIAN PERIOPERATIF POST-OPERATIF
Masuk RR : Pukul 15:45 WIB
Tanda Vital : TD 130/80 mmHg Nadi 74 x/menit
Suhu 36 °C Pernafasan 20 x/menit
Menggigil : Ya ( ) Tidak (√)
Keadaan Umum : Baik ( √) Buruk ( )
Kesadaran : CM ( √) Apatis ( ) Somnolen ( )
Sopor ( ) Coma ( )
Keadaan Emosi : Tenang (√ ) Gelisah ( )
Pernafasan : Spontan (√ ) Tidak Spontan ( )
O2 nasal ( √ ) O2 spontan ( ) 3 liter/menit
Sirkulasi : Merah Muda (√ ) Sianosis ( )
Turgor Kulit : Elastis (√) Tidak Elastis ( )
Mukosa Bibir : Lembab ( ) Kering (√ )
Ekstremitas Atas : Hangat ( ) Dingin (√)
Pergerakan Mampu (√ ) Tidak Mampu ( )
Ekstremitas Bawah : Hangat ( ) Dingin (√)
Pergerakan Mampu (√) Tidak Mampu ( )
Posisi : Terlentang (√ ) Fowler/Semi Fowler ( ) Miring ( )
Cairan Drain : Ya (√) Tidak ( )
Warna : merah Jumlah : ±10 cc
Luka Operasi Rembes : Ya ( ) Tidak (√)
Nyeri : Ya (√) Tidak ( )
Skala Nyeri menurut VAS (Visual Analog Scale) : 6

Pengeluaran Urine : Jumlah : cc Warna :


Keluhan Lain : Kaki Kebal Ya ( ) Tidak (√ )
Mual Muntah Ya (√ ) Tidak ( )
Gatal Ya ( ) Tidak (√)
Nyeri Tekan Ya (√) Tidak ( )
Jumlah Nilai Pulih Sadar :
POST ANESTHESIA SCORE
VITAL SIGNS/SOURCE TIME 15” 30” 45” 1’ 2’ 3’ 4’ DISCHARGE
Aktivitas 4 anggota gerak 2 2 2
2 anggota gerak 1
(Mampu 0 anggota gerak 0

bergerak

atas

kemauan

sendiri atau

atas

perintah
Pernafasan Nafas dalam dan 2 2 2

(Mampu batuk spontan


Nafas dangkal 1
menarik
dan pendek-
nafas dalam
pendek
dan batu Tak bernafas atau 0

spontan) apneic
Sirkulasi TD berbeda 20 2

mmHg dibanding

sebelum anestesi
TD berbeda 20- 1

50 mmHg

dibandingkan

sebelum anestesi
TD berbeda 50 0

mmHg

dibandingkan

sebelum anestesi
Kesadaran Sadar baik 2 1 1
POST ANESTHESIA SCORE
VITAL SIGNS/SOURCE TIME 15” 30” 45” 1’ 2’ 3’ 4’ DISCHARGE
Aktivitas 4 anggota gerak 2 2 2
2 anggota gerak 1
(Mampu 0 anggota gerak 0
Berespon bila 1
bergerak
dipanggil
Tidak ada respon 0
Saturasi Saturasi mampu 2

Oksigen bertahan > 90%

pada udara kamar


Perlu bantuan O2 1 1 2

inhalasi untuk

mempertahankan

saturasi > 90%


Saturasi O2 tetap 0

< 90% meskipun

mendapat

bantuan O2

inhalasi
TOTAL 8 9

1. Pulih sadar sempurna jika skor

10

2. Koma bila skor 0

3. Diulang setiap 15 menit

4. Pasien bisa dikeluarkan dari RR

jika skor ≥ 9
H. ASUHAN KEPERAWATAN POST-OPERATIF
 Analisa Data
Nama : Ny S No Register :156xxx
Umur : 49 th Diagnosa Medis : CA MAMMAE

Tgl. Data Masalah Etiologi


15 DS : Nyeri Akut
Lingkungan
05 - Klien mengatakan nyeri
karena2017
paparan timbul saat bergerak
karsinogen merubah posisi Lingkungan
- Saat Nyeri,seperti ditusuk- karena
Lingkungan
paparan
tusuk karena
karsinogen
paparan
Penyebaran - Klien mengatakan nyeri karsinogen
melalui pada area dada sebelah
hematogen kanan Penyebaran
- Klien mengatakan skala Penyebaran
melalui
nyeri 6 dari rentang 0 melalui
hematogen
sampai 10 hematogen
Ca mammae - Klien mengatakan nyeri
yang dirasakan hilang
timbul Ca mammae
Pembedahan Ca mammae

DO : Pembedahan
- Klien tampak lemas Pembedahan
Tindakan - Klien tampak meringis
kesakitan
masektomi dan
- Terdapat bekas luka post
vriescope Tindakan
Lingkungan
op di daerah mammae
Tindakan
masektomi
karena dan
paparan
- TTV
TD: 130/80 mmHg masektomi
vriescopedan
karsinogen
N : 74x/menit vriescope
Terputusnya RR : 20x/menit
jaringan - Skala nyeri 6 Penyebaran
Terputusnya
melalui
Terputusnya
jaringan
hematogen
Nyeri akut jaringan

Nyeri akut
Ca mammae
Nyeri akut

Pembedahan

Tindakan
 Diagnosa prioritas masektomi dan
Nama : Ny S No Register :156xxx
Umur : 49 th Diagnosa Medis : CA MAMMAE vriescope

No Tanggal Diagnosa Keperawatan


1 15-5- Nyeri akut berhubungan dengan post operasi Terputusnya
2017 jaringan

Nyeri akut
 Rencana keperawatan
Nama : Ny S No Register :156xxx
Umur : 49 th Diagnosa Medis : CA MAMMAE

No.
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Dx
1 Tupen : - Mampu 1. Kaji skala nyeri
nyeri mengontrol
2. Observasi luka bekas post op
berkurang nyeri
setelah - Mampu adanya tanda infeksi atau tidak
dilakukan mengenali
3. Observasi ketidak nyamanan terhadap
tindakan nyeri skala
keperawatan 0-10 nyeri
1x24 jam - Mengatakan 4. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.
nyaman saat
Tupan : nyeri 5. Kolaborasi dengan dokter pemberian
nyeri hilang berkurang obat nyeri.
setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
3x24 jam

spok
 Implementasi keperawatan
Nama : Ny S No Register :156xxx
Umur : 49 th Diagnosa Medis : CA MAMMAE

Waktu No. Tanda


Tanggal Implementasi
(Jam) Dx Tangan
15-5-2017 16.30 1 1.mengkaji nyeri dengan
menanyakan apakah nyeri sudah
bekurang.

2. melihat apa ada tanda infeksi


pada luka

3. mengobservasi aktifitas klien


diatas tempat tidur, dan
menanykan kenyaman agar rasa
sakit dapat berkurang

4.menganjurkan untuk
mendengarkan musik atau
menonton tv, dan melatih nafas
dalam

5.pemberian obat analgesik sesuai


advis dokter untuk mengurangi
nyeri
 Evaluasi
Nama : Ny S No Register :156xxx
Umur : 49 th Diagnosa Medis : CA MAMMAE

Waktu No.
Tanggal Evaluasi Tanda Tangan
(Jam) Dx
15 mei 17 1 S:
16:40 - Klien mengatakan nyeri
timbul saat bergerak
merubah posisi
- Saat Nyeri,seperti ditusuk-
tusuk
- Klien mengatakan nyeri
pada area dada sebelah
kanan
- Klien mengatakan skala
nyeri 5 dari rentang 0
sampai 10
- Klien mengatakan nyeri
yang dirasakan hilang
timbul
O:
- Klien tampak lemah
- Klien meringis kesakitan
- Klien gelisah saat
merasakan nyeri
- TTV :
TD : 130/80 mmHg
N : 100x/menit
- Skala nyeri 5

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi 1-5


DAFTAR PUSTAKA
1. Amin & Hardhi. 2015. Asuhan keperawatan Berdasarkan Diagnosis Medis Jilid 1.
Jogja.
2. Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta: EGC
3. Gruendemann, BJ dan Fernsebner, B. 2006. Buku Ajar keperawatan Perioperatif
Volume 1: Prinsip. Jakarta: ECG
4. Komite Penanggulangan Kanker Nasional. 2014. Panduan Penatalaksanaan Kanker
Payudara. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indindonesia
5. Oda Debora, 2012. Proses keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta : Salem
Medika, 2013
6. Price. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Ed.6, vol 1&2, EGC,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai