PROSEDUR Penanggung Jawab OPERASIONAL Klinik Pratama Bunda Hati Kudus Merauke Februari 2019
dr. DEWI WULANSARI, M.Sc
SIP.058/SIP-DU/BPMPPT/XII/2006
PENGERTIAN Penanganan obat kadaluarsa adalah suatu kegiatan pengamanan
terhadap obat-obatan yang sudah kadaluarsa agar tidak hilang dan tidak terjadinya penyalahgunaan yang bisa membahayakan masyarakat.
Tersedianya kebijakan dan prosedur penanganan obat yang
TUJUAN kadaluarsa/rusak
KEBIJAKAN Surat keputusan Penanggung Jawab Klinik Pratama Bunda Hati
Kudus tentang Penan.
1. Perbekalan farmasi dan alat kesehatan disimpan pada gudang
PROSEDUR penyimpanan berdasarkan bentuk sediaan obat. Gunakan prinsip FEFO (First Expired First Out) dan FIFO (First In First Out) dalam penyusunan obat yaitu obat yang masa kadaluwarsanya lebih awal atau yang diterima lebih awal harus digunakan lebih awal sebab umumnya obat yang datang lebih awal biasanya juga diproduksi lebih awal 2. Obat sediaan bentuk tablet dikelompokkan sesuai jenisnya disimpan di lemari pada suhu kamar (25°C) 3. Obat Sediaan bentuk cair/ sirup di kelompokkan sesuai jenisnya disimpan di lemari pada suhu kamar (25°C) dan terlindung dari cahaya 4. Obat sediaan bentuk salep dan jenis obat luar di kelompokkan sesuai jenisnya disimpan di rak pada suhu kamar (25°C) 5. Obat dalam bentuk sediaan ampul/injeksi, desinfektan (Betadin, Rivanol, Lisol), alkes di kelompokkan sesuai jenisnya disimpan di lemari pada suhu kamar (25°C) 6. Obat yang tidak tahan terhadap suhu kamar dimasukkan ke dalam lemari es (4 – 8°C) 7. Obat dalam kemasan besar (box) disusun diatas pallet secara rapi dan teratur di Gudang Obat 8. Obat golongan psikotropika dan narkotika tersimpan dalam lemari terkunci rapat 9. Kartu stok diletakkan bersamaan/ berdekatan dengan obat bersangkutan 10. Setiap terjadi mutasi obat (penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak/ kadaluwarsa langsung dicatat di dalam kartu stok 11. Secara berkala dihitung kesesuaian jumlah stok yang ada dengan kartu stok