Anda di halaman 1dari 9

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA

NOMOR 319/I-PER/DIR/III/2018

TENTANG

PANDUAN PENYELENGGARAAN KESEHAAN DAN KESELAMATAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu kesehatan dan


keselamatan tenaga medis dan non medis;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
a, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur tentang Panduan
Penyelenggaraan Kesehatan dan Keselamatan.

Mengingat : 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


tentang kesehatan;
2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
3. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 tahun
2017 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 tahun
2016 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit;
6. Keputusan Direktur Perseroan Terbatas Disa Prima Medika Nomor
019/DPM/I-KEP/DIR/XII/2017 tentang Struktur Organisasi Dan
Tata Kerja Rumah Sakit Prima Husada;
7. Keputusan Direktur Perseroan Terbatas Disa Prima Medika Nomor
020/DPM/I-KEP/DIR/XII/2017 tentang Pengangkatan Direktur
Rumah Sakit Prima Husada.

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA
TENTANG PANDUAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN DAN
KESELAMATAN

BAB I

Pasal 1

(1) Rumah sakit menentukan kesehatan dan keselamatan staf serta


penanganan kekerasan di tempat kerja.
(2) Rumah sakit mengidentifikasi risiko staf terpapar atau tertular
serta melaksanakan pemeriksaan kesehatan dan vaksinasi.
(3) Rumah sakit melaksnakan evaluasi, memberikan konseling, dan
tindak lanjut kepada staf yang terpapar penyakit infeksi serta
dikoordinasikan dengan program pencegahan dan pengendalian
infeksi.
(4) Rumah sakit mengidentifikasi area yang berpotensi terjadi
kekerasan ditempat kerja dan melaksanakn upaya yanh terukur
untuk mengurangi risiko tersebut.
(5) Rumah sakit melaksanakan evaluasi, memberikan konseling, dan
melaksanakan tindak lanjut terhadap staf yang cedera akibat

1
kekerasan di tempat kerja.
(6) Kejadian staf terpapar infeksi dan m engalami kekerasan dicatat
serta didokumentasikan

BAB II
PENUTUP

Pasal 3
Peraturan Direktur Rumah Sakit Prima Husada ini berlaku sejak
tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Malang
Pada tanggal 20 Maret 2018
Direktur Rumah Sakit Prima Husada,

dr. Lovi Krissadi Endari

2
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RUMAH
SAKIT PRIMA HUSADA
NOMOR 319 /I-PER/DIR/III/2018
TENTANG
PANDUAN PENYELENGGARAAN
KESEHATAN DAN KESELAMATAN

BAB I

DEFINISI

1. Keselamatan adalah suatu tingkatan keadaan tertentu dimana gedung,


halaman/ground, peralatan, teknologi medis, informasi serta sistem di lingkungan
Rumah Sakit tidak menimbulkan bahaya atau risiko fisik bagi pegawai, pasien,
pengunjung serta masyarakat sekitar.
2. Keselamatan merupakan kondisi atau situasi selamat dalam melaksanakan aktivitas
atau kegiatan tertentu. Sedangkan keamanan adalah suatu kondisi yang melindungi
properti milik Rumah Sakit, sumber daya manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping
pasien, pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit dari bahaya pengrusakan dan
kehilangan atau akses serta penggunaan oleh mereka yang tidak berwenang.
3. Upaya pelayanan kesehatan yang diberikan pada SDM Rumah Sakit secara paripurna
meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
4. Pelayanan Kesehatan Kerja bertujuan untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat
kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pegawai di semua jenis
pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh
kondisi pekerjaan, perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat
faktor yang merugikan kesehatan, dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam
suatu lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya

3
BAB II
RUANG LINGKUP

1. Rumah sakit menetapkan penetapan pemeriksaan kesehatan karyawan yang


meliputi :
a. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja
b. Pemeriksaan kesehatan berkala
c. Pemeriksaan kesehatan khusus
d. Pemeriksaan kesehatan pasca bekerja
2. Jenis pemeriksaan kesehatan dilakukan sesuai risiko pekerjaan

4
BAB III

TATA LAKSANA

3.1 Kegiatan Pelayanan Kesehatan Kerja


Kegiatan promotif merupakan peningkatan kesehatan serta kemampuan fisik dan
kondisi mental (rohani) SDM Rumah Sakit, antara lain meliputi :
1. Pemberian makanan tambahan dengan gizi yang mencukupi (extra fooding)
bagi petugas yang bekerja di area berisiko tinggi serta petugas yang dinas
bergilir (sore, malam dan diluar hari kerja atau libur).
2. Pelaksanaan program kebugaran jasmani terprogram (pengukuran kebugaran
jasmani dan latihan fisik terprogram), senam kesehatan dan rekreasi.
3. Pembinaan mental/rohani.
4. Pemenuhan gizi kerja dan ASI di Rumah Sakit, meliputi :
a. Pengelolaan kantin bersih, sehat dan selamat/ hygiene sanitasi.
b. Pemeriksaan kesehatan penjamah makanan/hygiene perorangan.
c. Pengelolaan ASI di Rumah Sakit (penyediaan Ruang ASI).

Kegiatan preventif, antara lain meliputi :


1. Perlindungan spesifik dengan pemberian imunisasi pada SDM Rumah Sakit
dan pekerja yang bekerja pada area/tempat kerja yang berisiko dan berbahaya
(antara lain; thypoid, hepatitis, influenza dan Ca.Cervix).
2. Pemeriksaan kesehatan bagi pegawai sebelum bekerja, berkala dan khusus
sesuai dengan risiko pekerjaan.
Langkah pemeriksaan kesehatan berkala yang dilakukan berdasarkan risiko
pekerjaannya, meliputi;
a. Identifikasi dan pemetaan populasi berisiko sesuai potensi bahaya yang
ada
b. Menentukan jenis pemeriksaan kesehatan sesuai dengan potensi
bahaya tempat kerjanya
c. Melakukan pemeriksaan kesehatan
d. Menentukan kelaikan bekerja sesuai kondisi kesehatan pegawai (fit to
work)
e. Melakukan analisis hasil pemeriksaan kesehatan pegawai secara
populasi untuk memberikan rekomendasi program Kesehatan Kerja dan
perbaikan lingkungan kerja
3. Pelaksanaan program fit to work dalam rangka penentuan jenis pekerjaan yang
sesuai dengan status kesehatan pekerja Rumah sakit

Tabel 01. Daftar pemeriksaan kesehatan karyawan

No Bagian Pemeriksaan Foto DL UL HBS RECTAL


fisik THORAX AG SWAB

1. Cleaning √ √ √ √ √
Service
2. Gizi √ √ √ √ √

3. Binatu √ √ √ √ √

4. Radiologi √ √ √ √ √

5. CSSD √ √ √ √ √

6 Perawat √ √ √ √ √

5
7 Bidan √ √ √ √

8 Pendaftaran √ √ √

9 Rekam √ √ √
medis

10 Laboratorium √ √ √

11 Keuangan √ √ √

12 Pengadaan √ √ √

13 IPSRS √ √ √

14 Verifikator √ √ √

15 Security √ √ √

16 Admin √ √ √

17 SDM √ √ √

18 IT √ √ √

19 Farmasi √ √ √

20 Sanitasi √ √ √ √

Surveilans medik
a. Menganalisis hasil pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, berkala dan
khusus,data rawat jalan, data rawat inap seluruh sumber daya manusia Rumah
Sakit.
b. Memberikan rekomendasi dan tindak lanjut hasil analisis

Surveilans lingkungan kerja


a. Menilai, menganalisa dan mengevaluasi hasil pengukuran lingkungan kerja
b. Memberikan rekomendasi hasil evaluasi pengukuran lingkungan kerja
c. Memantau kesehatan SDM Rumah Sakit dan pekerja yang bekerja pada
tempat kerja yang mengandung potensi bahaya tinggi, sesuai dengan
peraturan perundangan.

Kegiatan kuratif, antara lain meliputi :


a. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi SDM Rumah
Sakit yang menderita sakit.
b. Melakukan diagnosis dan tatalaksana Penyakit Akibat Kerja (PAK) yaitu
penyakit yang mempunyai beberapa agen penyebab yang spesifik atau
asosiasi yang kuat dengan pekerjaan, yang pada umumnya terdiri dari satu
agen penyebab yang sudah diakui, selain risiko penyakit umum yang ada di
masyarakat.

6
c. Penanganan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) yaitu suatu kejadian atau
peristiwa dengan unsur-unsur tidak diduga, tidak dikehendaki, tidak disengaja,
terjadi dalam hubungan kerja, menimbulkan trauma/ruda paksa, kecacatan,
dan kematian disamping itu menimbulkan kerugian dan/atau kerusakan
properti.
d. Penanganan pasca pemajanan (post exposure profilaksis)

Kegiatan rehabilitatif, antar lain meliputi :


a. Rehabilitasi medik
b. Pelaksanaan program pendampingan kembali bekerja (return to work) bagi
SDM Rumah Sakit yang mengalami keterbatasan setelah mengalami sakit
lebih dari 2 minggu/KAK/PAK, yang mana memerlukan rehabilitasi medik
dan/atau rehabilitasi okupasi/kerja

Unit Layanan Kesehatan Kerja


Unit layanan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit yang ditujukan bagi SDM Rumah Sakit harus
dikembangkan oleh Rumah Sakit, sesuai dengan kondisi kemampuan yang dimiliki Rumah
Sakit serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Laporan pemeriksaan kesehatan karyawan 1 tahun sekali


2. Laporan tertusuk benda tajam.

8
BAB V
PENUTUP

Panduan Penyelenggaraan Kesehatan dan Keselamatan disusun dalam rangka


memberikan acuan bagi Rumah Sakit dalam melakukan perencanaan penyelenggaraan
kesehatan dan keselamatan staf. Oleh karena itu setiap rumah sakit diharapkan dapat
menyesuaikan dengan ketentuan yang terdapat dalam buku pedoman ini dan dapat
mengembangkannya sesuai dengan kemampuan rumah sakit.

Ditetapkan di Malang
Pada Tanggal 20 Maret 2018
Direktur Rumah Sakit Prima Husada,

dr. Lovi Krissadi Endari

Anda mungkin juga menyukai