IDL Kelompok 3 Kalsium
IDL Kelompok 3 Kalsium
2.1. Kalsium
Kalsium merupakan zat gizi mikro yang dibutuhkan oleh tubuh dan mineral yang
paling banyak terdapat dalam tubuh, yaitu 1,5 – 2% dari berat badan orang dewasa atau
kurang lebih sebanyak 1 kg. Hampir seluruh kalsium di dalam tubuh ada dalam tulang yang
berperan sentral dalam struktur dan kekuatan tulang dan gigi. (1)
Kalsium merupakan mineral yang jumlahnya paling banyak di dalam tubuh. Sekitar 99%
kalsium berada di tulang dan gigi, sisanya berada dalam darah dan jaringan lunak lainnya. Fungsi
fisiologis kalsium penting dala mempertahankan hidup sehingga tubuh akan melakukan proses
demineralisasi tulang utnuk memelihara kadar kalsium dalam darah jika konsumsi kalsium tidak
mencukupi.
Kadar kalsium dalam darah yaitu sekitar 10 mg/100ml. Kurang dari 50% berada dalam
bentuk ion bebas. Sisanya terikata pada protein, khususnya pada albumin dan globulin, dan juga
dengan asam organk seperti sitrat, sulfat, dan fosfat.
Hormon paratiroid mengontrol tingkat kalsium dalam darah. Jika tingkat ini turun di bawah
poin tertentu, hormon ini dilepas dalam aliran darah dan meningkatkan kalsium darah dengan
berbagai cara. Kalsium darah sangat penting bagi kesehatan otak dan sel maka tulang akan
berkorban untuk memastikan kalsium yang memadai tetap ada dalam darah. Vitamin D, seperti
halnya hormon paratiroid, bertanggungjawab untuk mempertahankan tingkat kalsium tertentu
dalam darah. Hormon kalsitonin juga digunakan untuk melindungi tulang dari efek penyerapan
yang disebabkan oleh hormon paratiroid.
kalsium dalam darah manusia memiliki kisaran normal yaitu sekitar 9,50 mg/dL hingga 10,4
mg/dL. Kalsium darah yang kurang dari 8,50 mg/dL akan menyebabkan hipokalsemia, sedangkan
kalsium darah yang lebih dari 10,50 mg/dL akan menyebabkan penyakit hiperkalsemia.
Vitamin D merupakan vitamin yang merangsang absorpsi kalsium. Vitamin D meningkatkan
absorpsi pada mukosa usus denga cara merangsang produksi protein pengikat kalsium. Absorpsi
kalsium paling baik terjadi dalam keadaan asam. Asam klorida yang dikeluarkan lambung
membantu absorpsi kalsium dengan cara menurunkan pH di bagian atas duodenum. Laktosa juga
dapat meningkatkan penyerapan kalsium. Namun bila terjadi defisiensi laktase, laktosa mencegah
absorpsi kalsium. (2)
2. Kalsium berperan dalam proses pembentukkan hormon, enzim yang mengatur pencernaan
dan metabolisme.
3. Berfungsi dalam transmisi antar sel-sel saraf otak, pembekuan darah, penyembuhan luka dan
kontraksi otot.
4. Kalsium dapat membantu melenturkan otot pembuluh darah sehingga memudahkan lepasnya
plak atau endapan yang menempel pada dinding pembuluh darah.
5. Kalsium dapat mengurangi risiko kanker usus besar dengan cara menekan efek iritasi pada
usus yang disebabkan oleh asam empedu.
6. Kalsium sebagai nutrisi penting pada wanita menopause dengan kalsium rendah, absorpsinya
tidak baik sehingga keseimbangan kalsium negatif.(1)
2.3.2. Penatalaksanaan
Tujuan terapeutik pada hiperkalsemia mencakup menurunkan kadar kalsium serum dan
memeperbaiki proses yang menyebabkan hiperkalsemia. Mengatasi penyebab yang mendasari (
kemoterapi untuk malignansi atau paratirodektomi parsial untuk hiperparatiroidisme ) adalah
penting.
Tindakan umum termasuk pemberian cairan untuk mengencerkan kalsium serum dan
meningkatkan eksresinya oleh ginjal, memobilisasi pasien, dan membatasi masukan kalsium
melaui diet. Pemberian larutan natrium klorida 0.9% intravena secara temporer mengencerkan
kadar kalsium dan meningkatkan ekskresi kalsium urin dengan menghambat reabsorbsi kalsium
ditubular. Furosemid ( lasix ) sering digunakan dalam kaitannya dengan pemberian salin, selain
menyebabkan dieuresis, furosemid meningkatkan ekskresi kalsium.
Kalsitosin dapat digunakan bagi pasien dengan penyakit jantung atau ginjal yang tidak
dapat mentoleransi beban natrium yang besar. Kalsitosin mengurangi resorpsi tulang,
meningkatkan defosit kalsium dan fosfor dalam tulang, dan meningkatkan ekskresi kalsium dan
fosfor urine. Meskipun tesedia dalam beberapa bentuk, kalsitosin yang didapatkan dari salmon
umumnya digunakan. Pemeriksaan kulit untuk alergi terhadap kalsitosin salmon penting untuk
dilakukan sebelum kalsitosin diberikan. Reaksi alergi sistemik mungkin terjadi karena hormon ini
merupakan protein, resistensi terhadap medikasi ini dapat berbentuk kemudian karena
pembentukan antibodi. Kalsitosin diberikan melalui suntikan IM ketimbang dengan subkuta
karena pasien dengan hiperkalsemia mempunyai perfusi jaringan subkutan yang buruk.
Bagi pasien dengan penyakit malignan, pengobatan diarahkan pada pengendalian kondisi
melalui pembedahan, kemoterapi, atau terapi radiasi. Kortikosteroid mungkin digunakan untuk
menurunkan pergantian tulang dan reabsorbsi tubular bagi pasien dengan sarkoidosis, mieloma,
limfoma, dan leukimia, pasien dengan tumor padat kurang responsif. Bifosfonat menghambat
aktivitas osteoklas. Pamidronat ( Aredia ) adalah agen yang paling paten dari preparat ini dan
diberikan secara intravena, obat ini menyebabkan pireksia transien, ringan, menurunkan jumlah
SDP, dan miralgia. Etidronat ( didronel ) adalah bifosfonat lainnya yang diberikan secara
intravena, tetapi kerjanya lambat. Mitharamycin, suatu antibiotik sitotoksik, menghambat resorpsi
tulang dan dengan demikian menurunkan kadar kalsium serum. Preparat ini harus digunakan
secara hati – hati karena memiliki efek samping yang signifikan, termasuk trombositosenia,
nefrotoksisitas, dan hepatotoksistas. Garam fosfat inorganik dapat diberikan secara oral atau
melalui selang nasogastrik (dalam bentuk phosbo-soda atau neutra-Phos), secara rektal ( sebagai
enema retensi ), atau secara intravena. Terapi fosfat intravena dilakukan dengan sangat hati – hati
dalam mengobati hiperkalsemia karena hal ini dapat menyebabkan klasifikasi dalam beragam
jaringan, hipotensi, tetani, dan gagal ginjal akut.(4)
2.4. Hipokalsemia
Hipokalsemia (kadar kalsium darah yang rendah) adalah suatu keadaan dimana konsentrasi
kalsium di dalam darah kurang dari 8,8 mgr/dL darah.
Penyebab Keterangan
Kadar hormon paratiroid Biasanya terjadi setelah kerusakan kelanjar paratiroid atau
rendah karena kelenjar paratiroid secara tidak sengaja terangkat
pada pembedahan untuk mengangkat tiroid
Kekurangan kelenjar Penyakit keturunan yg jarang atau merupakan bagian dari
paratiroid bawaan sindroma DiGeorge
Pseudohipoparatiroidisme Penyakit keturunan yg jarang;
kadar hormon paratiroid normal tetapi respon tulang &
ginjal terhadap hormon menurun
Kekurangan vitamin D Biasanya disebabkan oleh asupan yg kurang,
kurang terpapar sinar matahari (pengaktivan vitamin D
terjadi jika kulit terpapar sinar matahari),
penyakit hati,
penyakit saluran pencernaan yg menghalangi penyerapan
vitamin D,
pemakaian barbiturat & fenitoin, yg mengurangi efektivitas
vitamin D
Kerusakan ginjal Mempengaruhi pengaktivan vitamin D di ginjal
Kadar magnesium yg rendah Menyebabkan menurunnya kadar hormon paratiroid
Asupan yg kurang atau Terjadi dengan atau tanpa kekurangan vitamin D
malabsorbsi
Pankreatitis Terjadi jika kelebihan asam lemak dalam darah karena
cedera pada pankreas, bergabung dengan kalsium
Kadar albumin yg rendah Mengurangi jumlah kalsium yg terikat dengan albumin
tetapi biasanya tidak menyebabkan gejala, karena jumlah
kalsium bebas tetap normal