Anda di halaman 1dari 21

PREPLANNING KEGIATAN

KESEHATAN REPRODUKSI BAGI REMAJA


DI PANTI ASUHAN FAJAR HARAPAN DI RW 02 TANGKERANG TENGAH
PEKANBARU

Oleh
Aprin NIM 16010003
Ani Purwasih NIM 16010002
Dhea Ayu Rahmadhina NIM 16010005
Dwi Novi Lestari NIM 16010008
Ida Susila NIM 16010013
Lena Syahputri NIM 16010016
Lusia Nirmawati NIM 16010017
Revina Sari NIM 16010023
Rosyana NIM 16010026
Syahri fazira NIM 16010030
Vitri Febrianti NIM 16010033

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PEKANBARU MEDICAL CENTER

2019
A.LATAR BELAKANG

Masalah remaja (usia>10-19 tahun) merupakan masalah yang perlu


diperhatikan dalam pembangunan nasional di Indonesia. Masalah remaja terjadi
karena mereka tidak dipersiapkan mengenai pengetahuan tentang aspek yang
berhubungan dengan masalah peralihan dari masa anak ke dewasa.Masalah
kesehatan remaja mencangkup aspek fisik biologis dan mental social.Pada masa
remaja adalah masa-masa yang rawan terhadap penyakit dan masalah kesehatan
reproduksi, kehamilan remaja dengan segala konsekuensinya.
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut
system, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki remaja. Pengertian sehat
disini tidak semata-mata berarti bebas dari penyakit atau bebas dari kecacatan
namun juga sehat secara mental serta social.
Kegiatan seksual menempatkan remaja pada tantangan resiko terhadap
berbagai masalah kesehatan reproduksi. Setiap tahun kira-kira 15 juta remaja
berusia 15-19 tahun melahirkan, 4 juta melakukan aborsi, dan hampir 100 juta
terinfeksi Penyakit Menular Seksual (PMS) yang dapat disembuhkan. Secara
global 40% dari semua kasus infeksi HIV terjadi pada kaum muda yang berusia
15-24 tahun.Perkiraan terakhir adalah, setiap hari ada 7.000 remaja terinfeksi HIV
(PATH, 1998).Oleh karena itu penyebaran informasi kesehatan dikalangan
remaja, perlu diupayakan secara tepat guna agar dapat memberi informasi yang
benar dan tidak terjerumus terutama di institusi pendidikan sekolah.
Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi
yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada
disekitarnya. Dengan informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap
dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi.
Berdasarkan hal tersebut, maka mahasiswa kelompok 1 Program Studi Ilmu
Keperawatan Stikes Pekanbaru medical Center akan melakukan penyuluhan
mengenai kesehatan reproduksi bagi wanita remaja di panti asuhan fajar harapan
RW 02 Tangkerang Tengah,Pekanbaru.

B.NAMA KEGIATAN

penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi bagi wanita remaja di panti


asuhan fajar harapan RW 02 Tangkerang Tengah,Pekanbaru.

C.TUJUAN

a.Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan remaja dapat memahami tentang


pentingnya kesehatan reproduksi.

b.Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan selama 1x30 menit tentang kessehatan reproduksi


diharapkan peserta mampu
1. Mengetahui pengertian dari kesehatan reproduksi

2. Mengetahui manfaat dari menjaga kesehatan reproduksi

3. Mengetahui cara menjaga kesehatan reproduksi

4. Mengetahui hal-hal baik dalam merawat kesehatan reproduksi

5. Mengetahui batasan usia menikah ideal

6. Mengetahui dampak pernikahan dini terhadap kesehatan

D.KONSEP ACARA

a. Persiapan

Persiapan dilakukan dengan membuat preplanning kegiatan, Satuan


Acara Penyuluhan (SAP) dan media bantu (power point dan leaflet) untuk
penyuluhan. Kemudian dikonsultasikan ke CT dan CI.Mahasiswa
melakukan pembagian tugas dan berkoordinasi dengan kepala desa dalam
hal persiapan acara untuk menentukan waktu dan tempat pelaksanaan
kegiatan.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan penyuluhan dilakukan sesuai kontrak waktu dan tempat


yang telah disepakati.Moderator membuka acara penyuluhan yang
kemudian dilanjutkan oleh penyaji untuk menyampaikan materi yang telah
disusun kemudian acara dilanjutkan dengan diskusi bersama peserta
penyuluhan dan memberikan umpan balik tentang materi yang telah
disampaikan.
c. Strategi Antisipasi

Strategi antisipasi yang dilakukan adalah :

1. Jika penyuluhan tidak bisa dilakukan di waktu yang disepakati maka


dijadwalkan ulang namun tidak lebih dari 2 hari penundaan.

2. Jika kegiatan penyuluhan tidak dapat dilakukan dengan


mengumpulkan semua remaja, maka penyuluhan dilakukan dengan
sejumlah peserta yang hadir dan pembagian leaflet penyuluhan
dilakukan dengan menitipkan kepada warga yang hadir.
d. Rencana Tindak Lanjut

Berkoordinasi dengan ketua ketua RT.1 sampai RT.4 untuk melihat


hasil dari kegiatan yang telah dilakukan warga, namun kerena hal ini
bersifat pribadi dan jangka panjang hasilnya tidak serta merta dapat
langsung terlihat. Selain itu mahasiswa menganjurkan warga/peserta
penyuluhan untuk membaca kembali leaflet yang diberikan dan
menerapkan cara-cara untuk menjaga kesehatan reproduksi.
E.STRATEGI KEGIATAN

a. Peserta

Peserta pada kegiatan ini adalahremaja Di Panti Fajar harapan yang bersedia hadir

b. Waktu dan Tempat

Kegiatan penyuluhan akan dilakukan di Panti fajar harapan RW 02


Tangkerang tengah.
Hari, tanggal :Rabu,26 juni 2019
Waktu : 15.40 – 17.00 WITA

Lama pelaksanaan : 60 menit

…………………………

F.Susunan Acara
Tahap
Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Media
Kegiatan
Pendahuluan 5 menit 1. Memperkenalkan diri, 1. Mendengarkan LCD
kontrak waktu dan dan
validasi keadaan memperhatikan
2. Menjelaskan topik 2. Menjawab
penyuluhan dan pertanyaan yang
tujuan penyuluhan diajukan oleh
3. Menggali penyaji
pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi
remaja
Penyajian 15 menit Menjelaskan materi 1. Mendengarkan LCD
tentang kesehatan dan
reproduksi: memperhatikan
1. Mengetahui pengertian 2. Mengajukan
dari kesehatan pertanyaan bila
reproduksi tidak mengerti
2. Mengetahui manfaat
dari menjaga kesehatan
reproduksi
3. Mengetahui cara
menjaga kesehatan
reproduksi
4. Mengetahui hal-hal
baik dalam merawat
kesehatan reproduksi
5. Mengetahui batasan
usia menikah ideal
6. Mengetahui dampak
pernikahan dini
terhadap kesehatan
Penutup 10 menit 1. Melakukan 1. Memperhatikan
evaluasi kognitif dan menjawab
dengan pertanyaan
menanyakan 2. Berpartisipasi
pemahaman klien dalam kegiatan
tentang pengertian, penyuluhan
tujuan, jenis - jenis,
efek samping, dan
manfaat penggunaan
kontrasepsi
Melakukan evaluasi
afektif dengan
menanyakan perasaan
peserta yang hadir
setelah mendapat
penyuluhan

3. Menyimpulkan
materi yang telah
disampaikan
4. Memberikan
kesempatan bertanya
kembali jika kurang
jelas
G.Susunan Kepanitiaan

a. Penanggung Jawab : Ida Susila

b. Moderator : Ani Purwasih

c. Penyaji : Lena Syahputri

d. Konsumsi : Dwi Novi Lestari

:Lusia Nirmawati

e. Notulen : Rosyana

: Revina Sari

f. Perlengkapan : Aprin

: Vitri Febriyanti

g. Dokumentasi & Observer : Dea Ayu Rahmadina

: Syahri Fazira

H. EVALUASI :

Pertanyaan secara lisan


1. Apakah pengertian dari kesehatan reproduksi?

2. Apa sajakah manfaat dari menjaga kesehatan reproduksi?

3. Bagaimana cara menjaga kesehatan reproduksi?

4. Apa sajakah keuntungan menjaga kesehatan reproduksi?

1.Evaluasi Struktur

Tim penyuluh datang sebelum waktu yang ditetapkan untuk


mempersiapkan sarana dan prasarana untuk kegiatan penyuluhan.Semua
peserta datang tepat waktu. Tidak ada peserta penyuluhan yang
meninggalkan tempat sebelum penyuluhan selesai.

2.Evaluasi Proses

Pelaksanaan penyuluhan berjalan sesuai rencana.Masing-masing


mahasiswa bekerja sesuai tugas.Peserta antusias mendengarkan materi
penyuluhan dan menjawab pertanyaan yang diajukan pemateri.
3.Evaluasi Hasil

Peserta yang hadir 70% dari yang ditargetkan.

Peserta tampak antusias mengikuti penyuluhan.

Sebanyak 80% peserta penyuluhan mampu menjawab pertanyaan yang


diajukan pemateri, pertanyaan-pertanyaan tersebut meliputi:
J.MATERI PENYULUHAN

Terlampir
SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI BAGI REMAJA DI
DESA KELILING BENTENG ULU KEC. MARTAPURA BARAT

A. TOPIK : Kesehatan Reproduksi

B. SUB TOPIK : Kesehatan Reproduksi Bagi Remaja

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL:

1. Umum:

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan Wanita Remaja dapat memahami


tentang kesehatan reproduksi
2. Khusus:

a. Peserta mengetahui pengertian dari kesehatan reproduksi

b. Peserta mengetahui manfaat dari menjaga kesehatan reproduksi

c. Peserta mengetahui cara menjaga kesehatan reproduksi

d. Peserta mengetahui hal-hal baik dalam merawat kesehatan reproduksi

D. PERENCANAAN PENYULUHAN :

1. Waktu

a. Hari : Rabu

b. Tanggal : 26 juni 2019

c. Jam : 15.40-17.00 WIB

2. Penyuluh : Kelompok 1.

Tempat : Panti Asuhan Fajar Harapan RW 02

Sasaran : Remaja yang ada di Panti Asuhan

3. Metode : Ceramah dan tanya Jawab

4. Media : LCD,dan Leaflet


E. Kegiatan Penyuluhan
Tahap
Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Media
Kegiatan
Pendahuluan 5 menit 1. Memperkenalkan 1. Mendengarkan Mikrofon
diri, kontrak waktu dan
dan validasi keadaan memperhatikan
2. Menjelaskan topik 2. Menjawab
penyuluhan dan pertanyaan yang
tujuan penyuluhan diajukan oleh
3. Menggali penyaji
pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi
Penyajian 15 menit Menjelaskan materi tentang 1. Mendengarkan LCD
kesehatan reproduksi: dan
1. Pengertian dari kesehatan memperhatikan
reproduksi 2. Mengajukan
2. Manfaat dari menjaga pertanyaan bila
kesehatan reproduksi tidak mengerti
3. Cara menjaga kesehatan
reproduksi
4. Hal-hal baik dalam
merawat kesehatan
reproduksi
Penutup 10 menit 1. Melakukan evaluasi 1. Memperhatikan Mikrofon
kognitif dengan dan menjawab dan leaflet
menanyakan pertanyaan
pemahaman 2. Berpartisipasi
klien tentang pengertian, dalam kegiatan
manfaat, cara-cara, hal baik penyuluhan
dalam merawat/menjaga
kesehatan reproduksi,
batasan usia menikah yang
ideal dan dampak menikah
dini bagi kesehatan
2. Melakukan evaluasi
afektif dengan
menanyakan perasaan
peserta yang hadir
setelah mendapat
penyuluhan
3. Menyimpulkan materi
yang telah disampaikan
4. Memberikan
kesempatan bertanya
kembali jika kurang
jelas
LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian Kesehatan Reproduksi Remaja

Dalam proses tumbuh kembang, masa remaja merupakan peralihan antara


masa kanak-kanak ke masa dewasa. Proses ini ditandai dengan pertumbuhan fisik
dan pematangan fungsi organ hormonal serta pengaruh lingkungan. Factor-faktor ini
berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi Remaja yang didefinisikan sebagai
seuatu keadaan kesehatan yang sempurna secara fisik, mental dan social dan bukan
semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan system reproduksi.

Reproduksi adalah suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan


keturunan demi kelestarian hidup (ICPD, 1994). Kesehatan reproduksi adalah
keadaan sehat jasmani, rohani dan bukan hanya terlepas dari ketidakhadiran penyakit
atau kecacatan semata, yang berhubungan dengan sistem, fungsi dan proses
reproduksi.

Kesehatan reproduksi menurut Depkes (2004) adalah keadaan


kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh (tidak semata-mata bebas dari
penyakit atau kecacatan) dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi
dan fungsi serta prosesnya. Iskandar (1995), menambahkan bahwa kesehatan
reproduksi yaitu mencakup kondisi dimana wanita dan pria dapat melakukan
hubungan seks secara aman, dengan atau tanpa tujuan terjadinya kehamilan, dan bila
kehamilan diinginkan, wanita dimungkinkan menjalankan kehamilan dengan aman,
melahirkan anak yang sehat serta didalam kondisi siap merawat anak yang
dilahirkan. Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut
sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat
disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga
sehat secara mental serta sosial kultur (BKKBN, 2001 ).

B. Hal yang berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi Remaja


Hal yang berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) yaitu
pubertas yang mempunyai arti awal masa remaja. Pada masa pubertas terjadi
perubahan badaniah yang menandai adanya kemampuan untuk melanjutkan
keturunan (reproduksi).Ada uang menyebut pubertas sebagai saat pematangan
seksual. Perubahan ini disertai perubahan mental dan akan mempengaruhi perilaku
umum

Perubahan yang terjadi pada setiap orang itu berbeda-beda, karena setiap
orang memiliki perbedaan saat kematangan sekseual. Biasanya perempan mengalami
pubertas lebih awal pada usia 11-12 tahun, sedangkan laki-laki pada usia 13-15
tahun.

Di Indonesia, batasan remaja mendekati batasan PBB tentang pemuda kurun


usia 14-24 tahun yang dikemukakan dalam Sensus Penduduk 2010. Menurut sensus
ini, jumlah remaja Indonesia adalah 147.338.075 jiwa atau 18,5% dari seluruh
penduduk Indonesia. Pedoman umum masyarakat Indonesia untuk menentukan
batasan usia remaja yaitu 11 – 24 tahun dan belum menikah.

Adapun J.J. Rosseau membagi perkembangan jiwa manusia menurut


perkembangan perasaannya, yang membaginya menjadi 4 tahap yaitu:

1. Umur 0-4 atau 5 tahun: masa kanak- kanan (infancy).

2. Umur 5 –12 tahun: masa bandel (savage stage).

3. Umur 12 –15 tahun: bangkitnya akal (rasio), nalar (reason) dan kesadaran diri
(self consciousness).

4. Umur 15-20 tahun: masa kesempurnaan remaja (adolescence proper) dan


merupakan puncak perkembangan emosi.

C. Perkembangan Fisik pada Remaja

Pada masa remaja seseorang mengalami pertumbuhan fisik yang lebih cepat
dibandingkan dengan masa sebelumnya.Ini nampak pada organ seksualnya, dimana
biologik sampai pada kesiapan untuk melanjutkan keturunan. Ciri sekunder individu
dewasa adalah pada pria tampak tumbuh kumis, jenggot dan rembut sekitar alat
kelamin dan ketiak. Rambut yang tumbuh relatif lebih kasar.Suara menjadi lebih
besar, dada melebar dan berbentuk segitiga, serta kulit relatif lebih kasar.Dan pada
wanita tampak rambut mulai tumbuh di sekitar alat kelamin dan ketiak, payudara dan
panggul mulai membesar, dan kulit relatif lebih halus.

Sedangkan organ kelamin juga mengalami perubahan ke arah pematangan yaitu:

1. Pada pria, sejak usia ini testis akan menghasilkan sperma yang tersimpan dalam
skrotum. Kelenjar prostat menghasilkan cairan semen, dan penis dapat digunakan
untuk bersenggama dalam perkawinan. Seorang pria dapat menghasilkan puluhan
sampai jutaan sperma sekali ejakulasi dan mengalami mimpi basah, dimana sperma
keluar dengan sendirinya secara alamiah.
2. Pada wanita, kedua indung telur (ovarium) akan menghasilkan sel telur (ovum).
Hormon kelamin wanita mempersiapkan uterus (rahim) untuk menerima hasil
konsepsi bila ovum dibuahi oleh sperma, juga mempersiapkan vagina sebagai
penerima penis saat senggama. Sejak saat ini wanita akan mengalami ovulasi dan
menstruasi. Pada masa menjelang menstruasi pertama (menarch) remaja putri
sangatlah sensitif. Mereka juga seringkali mengalami masa prementruasi
syndrome (PMS) yang sangat berat.

Ovulasi adalah proses keluarnya ovum dari ovarium dan jika tidak dibuahi,
maka ovum akan mati dan terjadilah menstruasi. Menstruasi adalah peristiwa alamiah
keluarnya darah dari vagina yang berasal dari uterus akibat
lepasnya endometrium sebagai akibat dari ovum yang tidak dibuahi.

D. Perkembangan Psikosial pada Remaja

Kesadaran akan bentuk fisik yang bukan lagi anak-akan menjadikan remaja
sadar meninggalkan tingkah laku anakanaknya dan mengikuti norma serta aturan
yang berlaku. Menurut Havigrust aspek psikologis yang menyertainya yaitu:

1. Menerima kenyataan (realitas) jasmani


2. Mencapai hubungan sosial yanglebih matang dengan teman sebaya.
3. Menjalankan peran-peran sosial menurut jenis kelamin sesuaikan dengan norma.
4. Mencapai kebebasan emosional (tidak tergantung) pada orang tua atau orang
dewasa lain.
5. Mengembangkan kecakapan intelektual serta konsep untuk bermasyarakat.
6. Memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan atau jabatan.
7. Mencapai kebebasan ekonomi, merasa mampu hidup dengan nafkah sendiri.
E. Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja
1. Hamil yang Tidak Dikehendaki (Unwanted Pregnancy)

Kehamilan yang tidak dikehendaki (Unwanted pregnancy) merupakan


salah satu akibat dari kurangnya pengetahuan remajamengenai perilaku seksual
remaja. Faktor lain penyebab semakin banyaknya terjadi kasus kehamilan yang
tidak dikehendaki (unwanted pregnancy) yaitu anggapan-anggapan remaja yang
keliru seperti kehamilan tidak akan terjadi apabila melakukan hubungan seks
baru pertama kali, atau pada hubungan seks yang jarang dilakukan, atau
hubungan seks dilakukan oleh perempuan masih muda usianya, atau bila
hubungan seks dilakukan sebelum atau sesudah menstruasi, atau hubungan seks
dilakukan dengan menggunakan teknik coitus interuptus (senggama terputus)
(Notoadmodjo, 2007).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Khisbiyah (1995) terdapat


responden yang mengatakan untuk menghindari kehamilan maka hubungan seks
dilakukan di antara dua waktu menstruasi.Informasi itu melakukan hubungan
seks diantara dua menstruasi ini tentu saja bertentangan dengan kenyataan bahwa
sebenarnya masa anatara dua siklus menstruasi merupakan masa subur bagi
seorang wanita (Notoatmodjo, 2007).

Kehamilan yang tidak dikehendaki (unwanted pregnancy) membawa


remaja pada dua pilihan yaitu melanjutkan kehamilan kemudian melahirkan
dalam usia remaja (early childbearing) atau menggugurkan kandungan
merupakan pilihan yang harus remaja itu jalani. Banyak remaja putri yang
mengalami kehamilan yang tidak diinginkan (unwanted pregnancy) terus
melanjutkan kehamilannya.

Menurut Affandi (1995) cit Notoatmodjo (2007) konsekuensi dari


keputusan untuk melanjutkan kehamilan adalah melahirkan anak yang
dikandungnya dalam usia yang relatif muda. Hamil dan melahirkan dalam usia
remaja merupakan salah satu faktor resiko kehamilan yang tidak jarang
membawa kematian ibu. Kematian ibu yang hamil dan melahirkan pada usia
kurang dari 20 tahun lebih besar 3-4 kali dari kematian ibu yang hamil dan
melahirkan pada usia 20-35 tahun. Dari sudut kesehatan obstetri, hamil pada usia
remaja dapat mengakibatkan resiko komplikasi pada ibu dan bayi antara lain
yaitu terjadi perdarahan pada trimester pertama dan ketiga, anemia, preeklamsia,
eklamsia, abortus, partus prematurus, kematian perinatal, berat bayi lahir rendah
(BBLR) dan tindakan operatif obstetri (Sugiharta, 2004) cit (Soetjiningsih,
2004).

2. Aborsi

Aborsi (pengguguran) berbeda dengan keguguran.Aborsi atau


pengguguran kandungan adalah terminasi (penghentian) kehamilan yang
disengaja (abortus provokatus). Abortus provocatus yaitu kehamilan yang
diprovokasi dengan berbagai macam cara sehingga terjadi pengguguran.
Sedangkan keguguran adalah kehamilan berhenti karena faktor-faktor alamiah
(abortus spontaneus) (Hawari, 2006). Data yang tersedia dari 1.000.000 aborsi
sekitar 60,0% dilakukan oleh wanita yang tidak menikah, termasuk para remaja.
Sekitar 70,0- 80,0% merupakan aborsi yang tidak aman (unsafe abortion). Aborsi
tidak aman (unsafe abortion) merupakan salah satu faktor menyebabkan
kematian ibu.

Menurut Hawari (2006), aborsi yang disengaja (abortus provocatus) ada


dua macam yaitu pertama, abortus provocatus medicalis yakni penghentian
kehamilan (terminasi) yang disengaja karena alasan medik. Praktek ini dapat
dipertimbangkan, dapat dipertanggungjawabkan dan dibenarkan oleh
hukum.Kedua, abortus provocatus criminalis, yaitu penghentian kehamilan
(terminasi) atau pengguguran yang melanggar kode etik kedokteran, melanggar
hukum agama, haram menurut syariat Islam dan melanggar Undang-Undang
(kriminal).

3. Penyakit Menular Seksual (PMS)

Menurut Notoatmodjo (2007), penyakit menular seksual merupakan suatu


penyakit yang mengganggu kesehatan reproduksi yang muncul akibat dari
prilaku seksual yang tidak aman. Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan
penyakit anak muda atau remaja, karena remaja atau anak muda adalah
kelompok terbanyak yang menderita penyakit menular seksual (PMS)
dibandingkan kelompok umur yang lain. PMS adalah golongan penyakit yang
terbesar jumlahnya (Duarsa, 2004) cit (Soetjiningsih, 2004) Remaja sering kali
melakukan hubungan seks yang tidak aman, adanya kebiasaan bergani-ganti
pasangan dan melakukan anal seks menyebabkan remaja semakin rentan untuk
tertular Penyakit Menular Seksual (PMS), seperti Sifilis, Gonore, Herpes,
Klamidia. Cara melakukan hubungan kelamin pada remaja tidak hanya sebatas
pada genital-genital saja bisa juga orogenital menyebabkan penyakit kelamin
tidak saja terbatas pada daerah genital, tetapi juga pada daerah-daerah ekstra
genital (Notoatmodjo, 2007)

Faktor-faktor yang mempengaruhi meningkatnya resiko penularan


penyakit menular seksual (PMS) pada remaja adalah faktor biologi, faktor
psikologis dan perkembangan kognitif, perilaku seksual, faktor legal dan etika
dan pelayanan kesehatan khusus remaja.

4. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus and Acquired


Immunodeficiency Syndrome)

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah suatu sindrom atau


kumpulan gejala penyakit dengan karakteristik defisiensi kekebalan tubuh yang
berat dan merupakan manifestasi stadium akhir infeksi virus “HIV” (Tuti
Parwati, 1996) cit (Notoatmodjo, 2007).HIV (Human Immunodeficiency Virus)
adalah retrovirus RNA tunggal yang menyebabkan AIDS (Limantara, dkk, 2004)
cit (Soetjiningsih, 2004). Menurut Limantara (2004) cit Soetjiningsih (2004)
faktor yang beresiko menyebabkan HIV pada remaja adalah perubahan
fisiologis, aktifitas sosial, infeksi menular seksual, prilaku penggunaan obat
terlarang dan anak jalanan dan remaja yag lari dari rumah. Perubahan fisiologis
yang dapat menjadi resiko penyebab infeksi dan perjalanan alamiah HIV
meliputi perbedaan perkembangan sistem imun yang berhubungan dengan
jumlah limfosit dan makrofag pada stadium pubertas yang berbeda dan
perubahan pada sistem reproduksi.

Aktifitas seksual tanpa proteksi merupakan resiko perilaku yang paling


banyak pada remaja.Hubungan seksual dengan banyak pasangan juga
meningkatkan resiko kontak dengan virus HIV.Ada tiga tipe hubungan seksual
yang berhubungan dengan transmisi HIV yaitu vaginal, oral, dan anal.

Jenis-jenis penyakit yang menyerang Reproduksi Remaja


1. Gonorrhea (GO)
Penyakit yang disebabkan bakteri Neisseeria gonnorreheae, masa inkubasi
atau masa tunasnya 2-10 hari sesudah kuman masuk ke tuuh melalui
hubungan seks.

2. Sifilis (Raja Singa)

Penyakit yang disebabkan kuman treponema Pallidum.Masa inkubasinya


atau masa tunasnya 2-6 minggu, kadang-kadang sampai 3 bulan sesudah
kuman masuk kedalam tubuh melalui hubungan seks.Setelah itu beberapa
tahun dapat berlalu tanpa gejala.

3. Herpes Genitalis

Penyakit yang disebabkan virus herpes simplex, dengan masa inkubasi atau
masa tunasnya 4-7 hari sesudah masuk ke tubuh melalui hubungan seks.

4. Trikomoniasis Vaginalis

Disebabkan oleh sejenis protozoa Trikomonas Vaginalis.Pada umumnya


dikeluarkan melalui hubungan seks.

5. Charcroid

Penyebabnya adalah bakteri Haemophilus ducrey, dan dikeluarkan melalui


hubungan seksual.

6. Klamida

Penyakit menular seksual ini disebabkan oleh Klamida trachomatis.

7. Kondiloma akuminata Genital Warts (HPV)

Penyebabnya adalah virus Human Paipilloma.

5. Penyebab timbulnya penyakit PMS/HIV yang menyerang kesehatan


reproduksi remaja

a. Hubungan seks dengan pasangan yang mengidap HIV, naik melalui vagina,
dubur, maupun mulut.
b. Jarum suntik dan alat-alat penusuk (tindik, tattoo, cukur kumis jenggot) yang
tercemar HIV.
c. Transfursi darah atau produk darah yang mengandung HIV.
d. Ibu hamil yang mengidap HIV kepada bayi dalam kandungan.
6. Cara menanggulangi penyakit PMS/HIV yang penyerang system
reproduksi
a. Hindari perbuatan-perbuatan yang beresiko untuk kehidupanmu kelak.
b. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menika.
c. Berani menolak ajakan yang beresiko tertular PMS atau HIV/AIDS.
d. Pilih teman yang berakhlak baik.
e. Bagi remaja yang sudah menikah harus saling setia. Artinya tidak
melakukanhubungan seksual dengan orang lain.
f. Gunakannlah masa remajamu untuk hal-hal yang bermanfaat.
7. Pentingnya kebersihan dan kesehatan pribadi bagi remaja

Kebersihan merupakan hal yang penting dalam pencegahan berbagai pengakit


infeksi, menjaga kesegaran dan keindahan tubuh.Menjaga kebersihan tubuh
sangat penting bagi semua orang terlebih pada remaja dengan banyak aktivitas
gerak dan olahraga.tubuh cepat berkeringat dan debu menempel pada tubuh
sehingga perlu dibersihkan dengan segera. Kemungkinan penyakit infeksi yang
timbul antara lain

a. Infeksi pencernaan
b. Kulit
c. Tangan
d. Kaki
e. Kuku
f. Alat kelamin
8. Penanganan yang Dilakukan Untuk Mencegah Masalah Kesehatan
Reproduksi Remaja

Penanganan yang dilakukan untuk mencegah masalah kesehatan


reproduksi remaja adalah melalui empat pendekatan yaitu institusi keluarga,
kelompok sebaya (peer group), institusi sekolah dan tempat kerja.Institusi
keluarga disini diharapkan orang tua harus mampu menyampaikan informasi
tentang kesehatan reproduksi dan sekaligus memberikan bimbingan sikap dan
prilaku kepada remaja.

Peer group diharapkan mampu tumbuh menjadi peer educator yang


diharapkan dapat membahas dan menangani permasalahan kesehatan
reproduksi remaja. Institusi sekolah dan tempat kerja merupakan jalur yang
sangat potensial untuk melatih peer group ini, karena institusi sekolah dan
tempat kerja ini sangat mempengaruhi kehidupan dan pergaulan remaja.

Anda mungkin juga menyukai