Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ASAS DAN TUJUAN HUKUM PESISIR

Di Susun Oleh :
HANIF ISMAIL
217 360 010

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat
kesehatan, kekuatan, kecerdasan, serta umur yang panjang bagi kita semua. Tak lupa pula
sholawat serta salam kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari alam gelap-gulita menuju alam yang terang-benderang seperti sekarang ini.

Atas kerja keras serta bimbingan dari dosen pembimbing mata kuliah ”Hukum Pesisir”
yang sangat luar biasa memberikan begitu banyak ilmu yang bermanfaat bagi kami semua
sebagai mahasiswa/mahasiswi didiknya.

Makalah ini kami susun dari berbagai referensi media (internet, buku ) yang kemudian
kami pilah-pilah dan menjadikannya satu dalam makalah ini, kami sebagai penyusun makalah ini
berharap semoga pembaca dapat memahami dan mengetahui serta mendalami tentang “Asas dan
Tujuan Hukum Pesisir”, semoga bermanfaat bagi pembaca.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. ii


DAFTAR ISI............................................................................................................................................... iii
BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................................... 1
BAB II .......................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 2
A. Definisi Wilayah Pesisir.................................................................................................................... 2
B. Asas Asas Hukum Pesisir ................................................................................................................. 2
1. Asas Keberlanjutan ....................................................................................................................... 2
2. Asas Konsistensi ........................................................................................................................... 2
3. Asas Keterpaduan ......................................................................................................................... 2
4. Asas Kepastian Hukum ................................................................................................................ 2
5. Asas Kemitraan............................................................................................................................. 2
6. Asas Pemerataan ........................................................................................................................... 3
7. Asas Peran Serta Masyarakat........................................................................................................ 3
8. Asas Keterbukaan ......................................................................................................................... 3
9. Asas Desentralisasi ....................................................................................................................... 3
10. Asas Akuntabilitas ........................................................................................................................ 3
11. Asas Keadilan ............................................................................................................................... 3
C. Tujuan Hukum Pesisir....................................................................................................................... 4
BAB III......................................................................................................................................................... 5
PENUTUP.................................................................................................................................................... 5
Kesimpulan ............................................................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. 6

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara Kepulauan dengan jumlah pulau yang mencapai 17.508 dan
panjang garis pantai kurang lebih 81.000 Km (DKP, 2008). Keadaan ini menyebabkan kawasan
pesisir menjadi andalan sumber pendapatan masyarakat Indonesia. Secara umum, wilayah pesisir
dapat didefenisikan sebagai wilayah pertemuan antara ekosistem darat, ekosistem laut dan
ekosistem udara yang saling bertemu dalam suatu keseimbangan yang rentan (Beatly et al, 2002).
Namun demikian dengan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk dan pesatnya
kegiatan pembangunan di wilayah pesisir, bagi berbagai peruntukan (pemukiman, perikanan,
pelabuhan, obyek wisata dan lain-lain), maka tekanan ekologis terhadap ekosistem dan
sumberdaya pesisir dan laut itu semakin meningkat.
Meningkatnya tekanan ini tentunya akan dapat mengancam keberadaan dan
kelangsungan ekosistem dan sumberdaya pesisir, laut dan pulau-pulau kecil yang ada
disekitarnya.
Satu hal yang lebih memprihatinkan adalah, bahwa kecenderungan kerusakan lingkungan
pesisir lebih disebabkan paradigma dan praktek pembangunan yang selama ini diterapkan belum
sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Cenderung
bersifat ekstratif serta dominasi kepentingan ekonomi pusat lebih diutamakan daripada ekonomi
masyarakat setempat (pesisir). Seharusnya lebih bersifat partisipatif, transparan, dapat
dipertanggung- jawabkan (accountable), efektif dan efisien, pemerataan serta mendukung
supremasi hukum.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Asas Asas Hukum Pesisir
2. Apa Tujuan Dari Hukum Pesisir

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Apa Saja Asa Dari Hukum Pesisir
2. Untuk Mengetahui Apa Tujuan Hukum Pesisir

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Wilayah Pesisir
Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut, dengan batas ke arah darat
meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang masih mendapat pengaruh sifat-
sifat laut seperti angin laut, pasang surut, perembesan air laut (intrusi) yang dicirikan oleh
vegetasinya yang khas, sedangkan batas wilayah pesisir ke arah laut mencakup bagian atau batas
terluar daripada daerah paparan benua (continental shelf), dimana ciri-ciri perairan ini masih
dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar,
maupun proses yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan
pencemaran (Bengen, 2002).

B. Asas Asas Hukum Pesisir

1. Asas Keberlanjutan
a. pemanfaatan sumber daya tidak melebihi kemampuan regenerasi sumber daya hayati
atau laju inovasi substitusi sumber daya nonhayati pesisir;
b. pemanfaatan Sumber Daya Pesisir saat ini tidak boleh mengorbankan (kualitas dan
kuantitas) kebutuhan generasi yang akan datang atas sumber daya pesisir; dan
c. pemanfaatan sumber daya yang belum diketahui dampaknya harus dilakukan secara
hati-hati dan didukung oleh penelitian ilmiah yang memadai.
2. Asas Konsistensi
Merupakan konsistensi dari berbagai instansi dan lapisan pemerintahan, dari proses
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pengawasan untuk melaksanakan program
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang telah diakreditasi.
3. Asas Keterpaduan
a. mengintegrasikan kebijakan dengan perencanaan berbagai sektor pemerintahan secara
horizontal dan secara vertikal antara pemerintah dan pemerintah daerah;dan
b. mengintegrasikan ekosistem darat dengan ekosistem laut berdasarkan masukan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk membantu proses pengambilan
putusan dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
4. Asas Kepastian Hukum
Diperlukan untuk menjamin kepastian hukum yang mengatur pengelolaan sumber
daya pesisir dan pulau-pulau kecil secara jelas dan dapat dimengerti dan ditaati oleh
semua pemangku kepentingan; serta keputusan yang dibuat berdasarkan mekanisme atau
cara yang dapat dipertanggungjawabkan dan tidak memarjinalkan masyarakat pesisir dan
pulau-pulau kecil.
5. Asas Kemitraan
Merupakan kesepakatan kerja sama antarpihak yang berkepentingan berkaitan dengan
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

2
6. Asas Pemerataan
Ditujukan pada manfaat ekonomi sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil yang
dapat dinikmati oleh sebagian besar anggota masyarakat.
7. Asas Peran Serta Masyarakat
a. Agar masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil mempunyai peran dalam
perencanaan, pelaksanaan, sampai tahap pengawasan dan pengendalian;
b. Memiliki informasi yang terbuka untuk mengetahui kebijaksanaan pemerintah
dan mempunyai akses yang cukup untuk memanfaatkan sumber daya pesisir dan
pulau-pulau kecil;
c. Menjamin adanya representasi suara masyarakat dalam keputusan tersebut;
d. Memanfaatkan sumber daya tersebut secara adil.
8. Asas Keterbukaan
Dimaksudkan adanya keterbukaan bagi masyarakat untuk memperoleh informasi
yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil, dari tahap perencanan, pemanfaatan, pengendalian, sampai tahap
pengawasan dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan
dan rahasia negara.
9. Asas Desentralisasi
Merupakan penyerahan wewenang pemerintahan dari Pemerintah kepada pemerintah
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan di bidang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
10. Asas Akuntabilitas
Dimaksudkan bahwa pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dilakukan
secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan.
11. Asas Keadilan
Merupakan asas yang berpegang pada kebenaran, tidak berat sebelah, tidak memihak,
dan tidak sewenang-wenang dalam pemanfaatan sumber daya pesisir dan pulau-pulau
kecil.

3
C. Tujuan Hukum Pesisir

a. melindungi, mengonservasi, merehabilitasi, memanfaatkan, dan memperkaya Sumber


Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil serta sistem ekologisnya secara berkelanjutan;
b. menciptakan keharmonisan dan sinergi antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam
pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
c. memperkuat peran serta masyarakat dan lembaga pemerintah serta mendorong inisiatif
Masyarakat dalam pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil agar tercapai
keadilan, keseimbangan, dan keberkelanjutan; dan
d. meningkatkan nilai sosial, ekonomi, dan budaya Masyarakat melalui peran serta
Masyarakat dalam pemanfaatan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

4
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pulau-pulau kecil memiliki potensi sangat besar dalam menunjang pembangunan nasional
sehingga penentuan kebijakan pemanfaatan merupakan hal yang sangat penting, karena dengan
keberadaan pulau-pulau kecil inilah maka keberadaan (eksistensi) sumberdaya kelautan menjadi
strategis. Dengan demikian, penting untuk dipahami seberapa besar dukungan keberadaan pulau-
pulau kecil terhadap keberlangsungan sumberdaya kelautan secara umum. Oleh karena itu
konsep kebijakan pembangunan pulau-pulau kecil di Indonesia yang direncanakan, hendaknya
berdasarkan azas kelestarian alam dan keberlanjutan lingkungan yang ada; sehingga pada
akhirnya pengembangan berbagai aktivitas pembangunan secara terpadu di pulau-pulau kecil
sebagai wujud pemanfaatan sumberdaya alam dan jasa -jasa kelautan, diharapkan dapat menjadi
faktor pendukung pulau-pulau kecil Indonesia secara berkelanjutan.

Pengembangan kawasan pulau-pulau kecil merupakan suatu proses yang akan membawa
suatu perubahan pada ekosistemnya. Perubahan-perubahan tersebut akan membawa pengaruh
pada lingkungan. Semakin tinggi intensitas pengelolaan dan pembangunan yang dilaksanakan
berarti semakin tinggi tingkat pemanfaatan sumberdaya, maka semakin tinggi pula perubahan-
perubahan lingkungan yang akan terjadi di kawasan pulau- pulau kecil.

5
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/12272004/makalah_manajemen_pesisir_kelautan, Diakses Pada


Tanggal 08 Juni 2019

http://kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/undang-undang/undang-undang-
kelautan-dan-perikanan/finish/10-undang-undang-kelautan-dan-perikanan/96-uu-no-27-tahun-
2007-tentang-pengelolaan-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil, Diakses Pada Tanggal 08 Juni
2019

https://www.academia.edu/20588618/pengelolaan_wilayah_pesisir, Diakses Pada Tanggal 08


Juni 2019

https://fhukum.unpatti.ac.id/lingkungan-hidup-pengelolaan-sda-dan-perlindungan-hak-hak-
adat/261-aspek-hukum-pengelolaan-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-terhadap-eksistensi-
masyarakat-adat, Diakses Pada Tanggal 08 Juni 2019

Anda mungkin juga menyukai