DISUSUN OLEH :
KELOMPOK D.2
1. NELA INDRIANI
3. PUTRI MAHARANI
5. JUNANDA
2018
LEMBAR PENGESAHAN
Satuan acara penyuluhan yang berjudul “Etika Batuk dan upaya pencegahan
tuberculosis” telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing akademik dan klinik program
Menyetujui
(Ns.Weni ) ( )
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Sasaran : Pasien dan Keluarga pasien di ruang rawat paru RSUP. Dr. M.Djamil Padang
Tempat :
A. Latar Belakan
didalam saluran pernafasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh
masuknya zat asing ke dalam tubuh. Bersin adalah respon tubuh yang dilakukan oleh
membran hidung ketika mendeteksi adanyabakteri dan kelebihan cairan yang masuk
kedalam hidung, sehingga secara otomatis tubuh akan menolak bakteri dan kelebihan
cairan yang masuk ke dalam hidung, sehingga secara otomatis tubuh akan menolak
bakteri tersebut. Bersin juga dapat timbul akibat adanya peradangan (benda asing, infeksi
virus, atau reaksi alergi). Reaksi alergi tersebut muncul karena paparan terhadap bahan
penularan penyakit yang dapat menular melalui udara diantaranya pneumonia dan
Tuberculosis (TBC/TB).
Pencegahan dan pengendalian terhadap infeksi tersebut harus terus berjalan
sehingga salah satu hal yang paling sederhana yang dapat dilakukan dalam menangani
Etika Batuk. Dalam mendukung upaya memberikan informasi tentang Etika Batuk ke
petugas medis, karyawan, pasien dan pengunjung RSUP Dr. M.Djamil Padang karena
disekitar kita masih sering kita temui keadaan ini yaitu Tidak menutup mulut saat batuk
atau bersin di tempat umum, Tidak mencuci tangan setelah digunakan untuk menutup
mulut atau hidung saat batuk dan bersin, Membuang ludah sesudah batuk disembarang
Tempat, Membuang atau meletakkan tissue yang sudah dipakai disembarang tempat dan
menyebar dari satu orang ke orang lain melalui transmisi udara (droplet dahak pasien
mengandung sejumlah basil kuman TB ketika mereka batuk, bersin, atau berbicara.
Orang yang menghirup basil kuman TB tersebut dapat menjadi terinfeksi Tuberkulosis.
Bersama dengan malaria dan HIV/AIDS, Tuberkulosis menjadi salah satu penyakit yang
peringkat ke dua sebagai penyebab utama kematian akibat penyakit menular di dunia
setelah HIV. Pada tahun 2014, diperkirakan 9,6 juta kasus TB baru yaitu 5,4 juta adalah
laki-laki, 3,2 juta di kalangan perempuan dan 1,0 juta anak-anak. Penyebab kematian
akibat TB Paru pada tahun 2014 sangat tinggi yaitu 1,5 juta kematian (1,1 juta di antara
orang HIV- negatif dan 0,4 juta di antara HIV- positif ), dimana sekitar 890.000 adalah
Laporan TB dunia oleh World Health Organization (WHO) pada tahun 2014,
setelah India dan Cina dengan jumlah kasus baru sekitar 539.000 dan jumlah kematian
sekitar 100.000 pertahun. Terdapat 244 penderita kasus TB aktif per 100.000 penduduk.
Sekitar 80% pasien TB adalah kelompok usia yang paling produktif secara ekonomis
(15-59 tahun). Laki-laki dua kali lebih sering terkena dibandingkan dengan perempuan di
kehilangan rata-rata waktu kerjanya tiga sampai empat bulan. Hal tersebut berakibat pada
persen. Jika ia meninggal akibat TB, maka akan kehilangan pendapatannya sekitar
limabelas tahun. Selain merugikan secara ekonomis, TB juga memberikan dampak buruk
B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
2. Tujuan Khusus
f. Mengerti, memahami dan menyebutkan etika batuk yang baik dan benar
C. Pelaksanaan Kegiatan
I. Materi
Terlampir
II. Sasaran
Sasaran pada penyuluhan adalah Pasien dan Keluarga pasien di ruang rawat
III. Metoda
a. Tanya jawab
b. Ceramah
c. Diskusi
IV. Media
a. Leaflet
b. LCD
c. Mikrophone
d. Laptop
V. Waktu dan tempat
c. Tempat :
VI. Pengorganisasian
Membuka acara
Memperkenalkan mahasiswa
pencegahan tuberculosis
Keterangan :
: Observer : Fasilitator :
: Presenter : Audien
: Moderator
VIII. Kegiatan Penyuluhan
MASYARAKAT
1 Pembukaan
temuan
Memberikan reinforcement
positif
2 Pelaksanaan
pengertian batuk
Menggali pengetahuan
positif memperhatikan
terjadinya batuk
positif memperhatikan
Menjelaskan tentang
Memberikan reinfocement
positif
mendemontrasikan memperhatikan
tuberculosis
positif
tentang penyebab
tuberculosis
positif
tuberculosis
positif
tuberculosis
positif
tentang pencegahan
tuberculosis
positif
evaluasi peserta
1) Evaluasi struktur
direncanakan
2) Evaluasi proses
3) Evaluasi hasil
terjadinya batuk
yang salah
f. Diharapkan audiens dapat menjelaskan dan memahami Dampak batuk
tuberculosis
tuberculosis
tuberculosis
tuberculosis
tuberculosis
X. Daftar Pustaka
Terlampir
MATERI
A. Pengertian Batuk
pernapasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di
Etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik
dan buruk sejauh yang dapat ditentukan oleh akal. Etika Batuk adalah tata cara batuk
yang baik dan benar, dengan cara menutup hidung dan mulut dengan tissue atau lengan
baju. jadi bakteri tidak menyebar ke udara dan tidak menular ke orang lain.
Mencegah penyebaran suatu penyakit secara luas melalui udara bebas (Droplets)
melalui udara pernafasan. Penularan penyakit melalui media udara pernafasan disebut
a. Infeksi
Produksi dahak yang sangat banyak karena infeksi saluran pernapasan. Misal : flu,
bronchitis,dan penyakit yang cukup serius meskipun agak jarang pneumoni, TBC,
Kanker paru-paru.
b. Alergi
- Tidak mencuci tangan setelah digunakan untuk menutup mulut atau hidung saat batuk
dan bersin.
- Rasa lelah
- Gangguan tidur
- Nyeri musculoskeletal
- Suara serak
- Mengganggu nafas,dll.
- Lengan baju
- Tissue
- Masker
a) Langkah 1
Sedikit berpaling dari orang yang ada disekitar anda dan tutup hidung dan mulut anda
dengan menggunakan tissue atau saputangan atau lengan dalam baju anda setiap kali
b) Langkah 2
c) Langkah 3
untuk pergi cuci tangan di kamar kecil terdekat atau menggunakan gel pembersih
tangan.
d) Langkah 4
Gunakan masker.
G. Pengertian Tuberculosis
paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat juga
menyebar ke bagian tubuh lain seperti meningen, ginjal, tulang, dan nodus limfe (Irman
Somantri, 2008).
nuclei) saat seorang pasien Tuberkulosis batuk dan percikan ludah yang mengandung
bakteri tersebut terhirup oleh orang lain saat bernapas (Widoyono, 2008)
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi yang menyerang pada saluran pernafasan
Tuberkulosis merupakan infeksi paru akut atau kronis yang ditandai dengan infiltrasi
paru dan pembentukan granulasi dengan perkijuan, fibrosis, dan kavitasi. prognosis
penyakit ini sangat bagus dengan program pengobatan yang benar dan lengkap.
H. Penyebab Tuberculosis
tuberkulosis adalah berupa lemak atau lipid sehingga kuman mampu tahan terhadap
asam serta sangat tahan terhadap zat kimia dan faktor fisik. Mikroorganisme ini adalah
bersifat aerob yakni menyukai daerah yang banyak oksigen. oleh karena itu, M.
tinggi. daerah tersebut menjadi tempat yang kondusif untuk penyakit tuberkulosis.
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul
sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama
pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.
1. Gejala sistemik/umum
- Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam
- Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah). Darah
yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa garis atau
bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat
banyak. Batuk darak terjadi karena pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya
batuk darah tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah.
- Sesak Napas: Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau
karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax, anemia
dan lain-lain.
- Nyeri Dada: Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan.
2. Gejala khusus
- Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian
bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah
- Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan
- Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada
suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada
- Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut
sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya
Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau
diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang
kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif.
Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru
serologi/darah.
J. Cara Penularan penyakit Tuberculosis
Tuberculosis ditularkan melalui droplet (percikan dahak) atau titik-titik air dari
bersin atau batuk dari orang yang terinfeksi kuman tuberkulosis, Bakteri TBC terhisap
melalui saluran pernapasan masuk ke dalam paru, kemudian bakteri masuk lagi ke
saluran limfe paru dan dari ini bakteri TBC menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran
darah. Melalui aliran darah inilah bakteri TBC menyebar ke berbagai organ tubuh. Anak-
anak sering mendapatkan penularan dari orang dewasa di sekitar rumah maupun saat
berada di fasilitas umum seperti kendaraan umum, rumah sakit dan dari lingkungan
sekitar rumah.
Berkaitan dengan perjalanan alamiah dan peranan Agent, Hostdan Lingkungan dari TBC,
a. Pencegahan Primer
Dengan promosi kesehatan sebagai salah satu pencegahan TBC paling efektif,
Imunisasi Aktif, melalui vaksinasi BCG secara nasional dan internasional pada
daerah dengan angka kejadian tinggi dan orang tua penderita atau beresiko tinggi
dengan nilai proteksi yang tidak absolut dan tergantung Host tambahan dan
lingkungan, (2) Chemoprophylaxis, obat anti TBC yang dinilai terbukti ketika kontak
dijalankan dan tetap harus dikombinasikan dengan pasteurisasi produk ternak, (3)
kasus TBC yang timbul dengan 3 komponen utama ; Agent, Host dan Lingkungan.
Kontrol pasien dengan deteksi dini penting untuk kesuksesan aplikasi modern
kemoterapi spesifik, walau terasa berat baik dari finansial, materi maupun tenaga.
Metode tidak langsung dapat dilakukan dengan indikator anak yang terinfeksi TBC
sebagai pusat, sehingga pengobatan dini dapat diberikan. Selain itu, pengetahuan
tentang resistensi obat dan gejala infeksi juga penting untuk seleksi dari petunjuk
c. Pencegahan Tersier
dengan diagnosis kasus berupa trauma yang menyebabkan usaha penyesuaian diri
secara psikis, rehabilitasi penghibur selama fase akut dan hospitalisasi awal pasien,
2. Olahraga teratur.
6. Berhenti merokok, hindari minum minuman beralkohol, dan obat bius atau
penenang.
9. Menggunakan masker saat kontak atau berada di dalam suatu ruangan dengan
penderita TBC
Obor Indonesia
Insan Madani
5. Notoatmodjo, soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi. PT. Rineka Cipta
: Jakarta.
6. Notoatmodjo, soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Prilaku. PT. Rineka Cipta :
Jakarta.