Anda di halaman 1dari 23

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

ETIKA BATUK DAN UPAYA PENCEGAHAN TUBERCULOSIS

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK D.2

1. NELA INDRIANI

2. RIMA OKDA HAFIZAH

3. PUTRI MAHARANI

4. RIZA BAKRI PRATAMA

5. JUNANDA

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

2018
LEMBAR PENGESAHAN

Satuan acara penyuluhan yang berjudul “Etika Batuk dan upaya pencegahan

tuberculosis” telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing akademik dan klinik program

profesi ners STIKesMercubaktijaya Padang dan telah siap untuk di persentasikan.

Padang, November 2018

Menyetujui

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(Ns.Weni ) ( )
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Etika batuk dan upaya pencegahan tuberculosis

Sasaran : Pasien dan Keluarga pasien di ruang rawat paru RSUP. Dr. M.Djamil Padang

Tempat :

Hari/tanggal : Rabu/ 28 November 2018

Jam : 10.00 wib – selesai

A. Latar Belakan

Batuk bukanlah suatu penyakit, Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh

didalam saluran pernafasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh

terhadap iritasi ditenggorokan karena adanya lender/slem, makanan, asap dan

sebagainya. Sedangkan bersin merupakan mekanisme pertahanan untuk mencegah

masuknya zat asing ke dalam tubuh. Bersin adalah respon tubuh yang dilakukan oleh

membran hidung ketika mendeteksi adanyabakteri dan kelebihan cairan yang masuk

kedalam hidung, sehingga secara otomatis tubuh akan menolak bakteri dan kelebihan

cairan yang masuk ke dalam hidung, sehingga secara otomatis tubuh akan menolak

bakteri tersebut. Bersin juga dapat timbul akibat adanya peradangan (benda asing, infeksi

virus, atau reaksi alergi). Reaksi alergi tersebut muncul karena paparan terhadap bahan

alergen. Sebagai sebuah institusi pelayanan kesehatan wajib memberikan pengetahuan

terhadap pencegahan dan pengendalian terhadap infeksi/HAIs yang termasuk didalamnya

tentang kewaspadaan isolasi terhadap transmisi udara/airborne dalam mencegah

penularan penyakit yang dapat menular melalui udara diantaranya pneumonia dan

Tuberculosis (TBC/TB).
Pencegahan dan pengendalian terhadap infeksi tersebut harus terus berjalan

sehingga salah satu hal yang paling sederhana yang dapat dilakukan dalam menangani

penularan penyakit TB adalah dengan memberikan informasi/penyuluhan mengenai

Etika Batuk. Dalam mendukung upaya memberikan informasi tentang Etika Batuk ke

petugas medis, karyawan, pasien dan pengunjung RSUP Dr. M.Djamil Padang karena

disekitar kita masih sering kita temui keadaan ini yaitu Tidak menutup mulut saat batuk

atau bersin di tempat umum, Tidak mencuci tangan setelah digunakan untuk menutup

mulut atau hidung saat batuk dan bersin, Membuang ludah sesudah batuk disembarang

Tempat, Membuang atau meletakkan tissue yang sudah dipakai disembarang tempat dan

Tidak menggunkan masker saat flu atau batuk.

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh

infeksi Mycobacterium tuberculosis dan dapat disembuhkan. Tuberkulosis dapat

menyebar dari satu orang ke orang lain melalui transmisi udara (droplet dahak pasien

tuberkulosis). Pasien yang terinfeksi Tuberkulosis akan memproduksi droplet yang

mengandung sejumlah basil kuman TB ketika mereka batuk, bersin, atau berbicara.

Orang yang menghirup basil kuman TB tersebut dapat menjadi terinfeksi Tuberkulosis.

Bersama dengan malaria dan HIV/AIDS, Tuberkulosis menjadi salah satu penyakit yang

pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDG’s (Kemenkes, 2015).

Penyakit Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia. Hal

tersebut menyebabkan gangguan kesehatan jutaan orang pertahun dan menduduki

peringkat ke dua sebagai penyebab utama kematian akibat penyakit menular di dunia

setelah HIV. Pada tahun 2014, diperkirakan 9,6 juta kasus TB baru yaitu 5,4 juta adalah

laki-laki, 3,2 juta di kalangan perempuan dan 1,0 juta anak-anak. Penyebab kematian

akibat TB Paru pada tahun 2014 sangat tinggi yaitu 1,5 juta kematian (1,1 juta di antara
orang HIV- negatif dan 0,4 juta di antara HIV- positif ), dimana sekitar 890.000 adalah

laki-laki, 480.000 adalah perempuan dan 140.000 anak-anak (WHO, 2015).

Laporan TB dunia oleh World Health Organization (WHO) pada tahun 2014,

masih menempatkan Indonesia sebagai penyumbang TB terbesar nomor tiga di dunia

setelah India dan Cina dengan jumlah kasus baru sekitar 539.000 dan jumlah kematian

sekitar 100.000 pertahun. Terdapat 244 penderita kasus TB aktif per 100.000 penduduk.

Sekitar 80% pasien TB adalah kelompok usia yang paling produktif secara ekonomis

(15-59 tahun). Laki-laki dua kali lebih sering terkena dibandingkan dengan perempuan di

negara-negara sedang berkembang. Diperkirakan seorang pasien TB dewasa, akan

kehilangan rata-rata waktu kerjanya tiga sampai empat bulan. Hal tersebut berakibat pada

kehilangan pendapatan tahunan rumah tangganya sekitar duapuluh sampai tigapuluh

persen. Jika ia meninggal akibat TB, maka akan kehilangan pendapatannya sekitar

limabelas tahun. Selain merugikan secara ekonomis, TB juga memberikan dampak buruk

lainnya secara sosial stigma bahkan dikucilkan oleh masyarakat.

Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis tertarik mengambil materi

penyuluhan mengenai “etika batuk dan upaya pencegahan tuberculosis”.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum :

Setelah dilakukan penyuluhan maka diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tentang etika batuk dan upaya pencegahan tuberculosis.

2. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit diharapkan sasaran dapat :

a. Mengerti, memahami dan menyebutkan pengertian batuk

b. Mengerti, memahami dan menyebutkan tujuan etika batuk

c. Mengerti, memahami dan menyebutkan penyebab terjadinya batuk


d. Mengerti, memahami dan menyebutkan kebiasaan batuk yang salah

e. Mengerti, memahami dan menyebutkan dampak batuk

f. Mengerti, memahami dan menyebutkan etika batuk yang baik dan benar

g. Mengerti, memahami dan menyebutkan pengertian tuberculosis

h. Mengerti, memahami dan menyebutkan penyebab tuberculosis

i. Mengerti, memahami dan menyebutkan tanda dan gejala tuberculosis

j. Mengerti, memahami dan menyebutkan cara penularan tuberculosis

k. Mengerti, memahami dan menyebutkan pencegahan tuberculosis

C. Pelaksanaan Kegiatan

I. Materi

Terlampir

II. Sasaran

Sasaran pada penyuluhan adalah Pasien dan Keluarga pasien di ruang rawat

paru RSUP. Dr. M.Djamil Padang

III. Metoda

a. Tanya jawab

b. Ceramah

c. Diskusi

IV. Media

a. Leaflet

b. LCD

c. Mikrophone

d. Laptop
V. Waktu dan tempat

a. Hari / tanggal : Rabu / 28 November 2018

b. Jam : 10.00 – 10.45 WIB

c. Tempat :

VI. Pengorganisasian

a. Moderator : Putri Maharani

 Membuka acara

 Memperkenalkan mahasiswa

 Menjelaskan tujuan dan topik yang di sampaikan

 Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi

 Mengatur jalannya diskusi

b. Presenter : Nela Indriani

 Menyampaikan materi penyuluhan tentang etika batuk dan upaya

pencegahan tuberculosis

c. Observer : Riza Bakri P

 Mengamati hasil penyuluhan

 Mecatat hasil pelaksanaan penyuluhan kesehatan

 Membuat laporan hasil penyuluhan yang telah dilaksanakan

d. Fasilitator : Rima Okda Hafizah dan Junanda

 Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegiatan

 Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir

 Membuat absensi penyuluhan


VII. Setting Tempat

Keterangan :

: Moderator : Dosen Pembimbing

: Observer : Fasilitator :

: Presenter : Audien

: Moderator
VIII. Kegiatan Penyuluhan

NO KEGIATAN MAHASISWA KEGIATAN WAKTU

MASYARAKAT

1 Pembukaan

 Memberi salam  Menjawab salam 5 menit

 Memperkenalkan diri  Mendengarkan

 Menjelaskan kontrak  Mendengarkan dan

Waktu dan tujuan per- memperhatikan

temuan

 Mengkaji pengetahuan  Mengemukakan

audiens tentang TB Paru pendapat

dan etika batuk  Tepuk tangan

 Memberikan reinforcement

positif

2 Pelaksanaan

 Menggali pengetahuan  Tepuk tangan 35 menit

peserta atau audien

tentang pengertian batuk  Mendengarkan dan

 Memberikan reinfocement memperhatikan

positif  Merespon atau mem-

 Menjelaskan tentang beri tanggapan

pengertian batuk

 Menggali pengetahuan

audien tentang tujuan  Tepuk tangan


etika batuk

 Memberi reinforcement  Mendengarkan dan

positif memperhatikan

 Menjelaskan tentang  Merespon atau

tujuan etika batuk mem- beri

 Menggali pengetahuan tanggapan

peserta atau audien

tentang penyebab  Tepuk tangan

terjadinya batuk

 Memberikan reinfocement  Mendengarkan dan

positif memperhatikan

 Menjelaskan tentang

penyebab terjadinya batuk  Merespon atau

 Menggali pengetahuan mem- beri

peserta atau audien tanggapan

tentang kebiasaan batuk

yang salah  Tepuk tangan

 Memberikan reinfocement

positif  Mendengarkan dan

 Menjelaskan tentang memperhatikan

kebiasaan batuk yang

salah  Merespon atau

 Menggali pengetahuan mem- beri

peserta atau audien tanggapan


tentang cara batuk yang

baik dan benar

 Memberikan reinfocement  Tepuk tangan

positif

 Menjelaskan dan  Mendengarkan dan

mendemontrasikan memperhatikan

tentang cara batuk yang

baik dan benar

 Menggali pengetahuan  Merespon atau

peserta atau audien mem- beri

tentang pengertian tanggapan

tuberculosis

 Memberikan reinfocement  Tepuk tangan

positif

 Menjelaskan tentang  Mendengarkan dan

pengertian tuberculosis memperhatikan

 Menggali pengetahuan  Memberikan

peserta atau audien tanggapan

tentang penyebab

tuberculosis

 Memberikan reinfocement  Tepuk tangan

positif

 Menjelaskan tentang  Mendengarkan dan

penyebab tuberculosis memperhatikan


 Menggali pengetahuan  Memberikan

peserta atau audien tanggapan

tentang tanda dan gejala

tuberculosis

 Memberikan reinfocement  Tepuk tangan

positif

 Menjelaskan tentang tanda  Mendengarkan dan

dan gejala tuberculosis memperhatikan

 Menggali pengetahuan  Memberikan

peserta atau audien tanggapan

tentang cara penularan

tuberculosis

 Memberikan reinfocement  Tepuk tangan

positif

 Menjelaskan tentang cara  Mendengarkan dan

penularan tuberculosis memperhatikan

 Menggali pengetahuan  Memberikan

peserta atau audien tanggapan

tentang pencegahan

tuberculosis

 Memberikan reinfocement  Tepuk tangan

positif

 Menjelaskan tentang cara  Mendengarkan dan

pencegahan tuberculosis memperhatikan


3 Penutup

 Melakukan penilaian dan  Mengulang kembali 5 menit

evaluasi peserta

 Bersama audiens  Mendengarkan dan

menyimpulkan materi memperhatikan

 Memberi salam  Menjawab salam

IX. Kriteria Evaluasi

1) Evaluasi struktur

a) Diharapkan peserta dapat hadir sesuai dengan waktu yang

direncanakan

b) Diharapkan setting tempat teratur, media serta alat-alat untuk

penyuluhan tersedia sesuai rencana

2) Evaluasi proses

a. Diharapkan selama proses berlangsung diharapkan peserta penyuluhan

mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

b. Diharapkan selama kegiatan audien berperan aktif

3) Evaluasi hasil

a. Diharapkan 75% peserta dapat menghadiri kegiatan penyuluhan

b. Diharapkan audiens dapat menjelaskan dan memahami pengertian batuk

c. Diharapkan audiens dapat menjelaskan dan memahami tujuan etika batuk

d. Diharapkan audiens dapat menjelaskan dan memahami penyebab

terjadinya batuk

e. Diharapkan audiens dapat menjelaskan dan memahami kebiasaan batuk

yang salah
f. Diharapkan audiens dapat menjelaskan dan memahami Dampak batuk

g. Diharapkan audiens dapat menjelaskan dan memahami etika batuk yang

baik dan benar

h. Diharapkan audiens dapat menjelaskan dan memahami pengertian

tuberculosis

i. Diharapkan audiens dapat menjelaskan dan memahami penyebab

tuberculosis

j. Diharapkan audiens dapat menjelaskan dan memahami tanda dan gejala

tuberculosis

k. Diharapkan audiens dapat menjelaskan dan memahami cara penularan

tuberculosis

l. Diharapkan audiens dapat menjelaskan dan memahami cara pencegahan

tuberculosis

X. Daftar Pustaka

Terlampir
MATERI

ETIKA BATUK DAN UPAYA PENCEGAHAN TUBERCULOSIS

A. Pengertian Batuk

Batuk bukanlah suatu penyakit. Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh

pernapasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di

tenggorokan karena adanya lendir,makanan,debu,asap dan sebagainya.

Etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik

dan buruk sejauh yang dapat ditentukan oleh akal. Etika Batuk adalah tata cara batuk

yang baik dan benar, dengan cara menutup hidung dan mulut dengan tissue atau lengan

baju. jadi bakteri tidak menyebar ke udara dan tidak menular ke orang lain.

B. Tujuan Etika Batuk

Mencegah penyebaran suatu penyakit secara luas melalui udara bebas (Droplets)

dan membuat kenyamanan pada orang di sekitarnya. Droplets tersebut dapat

mengandung kuman infeksius yang berpotensi menular ke orang lain disekitarnya

melalui udara pernafasan. Penularan penyakit melalui media udara pernafasan disebut

“air borne disease”.

C. Penyebab terjadinya Batuk

a. Infeksi

Produksi dahak yang sangat banyak karena infeksi saluran pernapasan. Misal : flu,

bronchitis,dan penyakit yang cukup serius meskipun agak jarang pneumoni, TBC,

Kanker paru-paru.

b. Alergi

- Masuknya benda asing secara tidak sengaja ke dalam saluran pernapasan.Misal :

debu,asap,makanan dan cairan.


- Mengalirnya cairan hidung kearah tenggorokan dan masuk ke saluran pernapasan.

Misal : rhinitis alergika, batuk pilek.

- Penyempitan pada saluran pernapasan. Misal : Asma

D. Kebiasaan batuk yang salah

- Tidak menutup mulut saat batuk atau bersin di tempat umum.

- Tidak mencuci tangan setelah digunakan untuk menutup mulut atau hidung saat batuk

dan bersin.

- Membuang ludah batuk disembarang tempat.

- Membuang atau meletakkan tissue yang sudah dipakai disembarang tempat.

- Tidak menggunakan masker saat flu atau batuk.

E. Dampak dari Batuk

- Rasa lelah

- Gangguan tidur

- Perubahan pola hidup

- Nyeri musculoskeletal

- Suara serak

- Mengganggu nafas,dll.

F. Cara Batuk yang Baik dan Benar

Hal-hal perlu anda perlukan:

- Lengan baju

- Tissue

- Sabun dan air

- Gel pembersih tangan

- Masker
a) Langkah 1

Sedikit berpaling dari orang yang ada disekitar anda dan tutup hidung dan mulut anda

dengan menggunakan tissue atau saputangan atau lengan dalam baju anda setiap kali

anda merasakan dorongan untuk batuk atau bersin.

b) Langkah 2

Segera buang tissue yang sudah dipakai ke dalam tempat sampah.

c) Langkah 3

Tinggalkan ruangan/tempat anda berada dengan sopan dan mengambil kesempatan

untuk pergi cuci tangan di kamar kecil terdekat atau menggunakan gel pembersih

tangan.

d) Langkah 4

Gunakan masker.

G. Pengertian Tuberculosis

Tuberculosis paru-paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang parenkim paru-

paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat juga

menyebar ke bagian tubuh lain seperti meningen, ginjal, tulang, dan nodus limfe (Irman

Somantri, 2008).

Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman

Tuberkulosis (Mycobacterium tuberculosa) yang ditularkan melalui udara (droplet

nuclei) saat seorang pasien Tuberkulosis batuk dan percikan ludah yang mengandung

bakteri tersebut terhirup oleh orang lain saat bernapas (Widoyono, 2008)

Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi yang menyerang pada saluran pernafasan

yang disebabkan oleh bakteri yaitu mycobacterium tuberculosis, (Smeltzer, 2002).

Tuberkulosis merupakan infeksi paru akut atau kronis yang ditandai dengan infiltrasi
paru dan pembentukan granulasi dengan perkijuan, fibrosis, dan kavitasi. prognosis

penyakit ini sangat bagus dengan program pengobatan yang benar dan lengkap.

H. Penyebab Tuberculosis

Mycobacterium tuberkulosis merupakan jenis kuman berbentuk batang berukuran

panjang 1-4 mm dengan tebal 0,3-0,6 mm. sebagian besar komponen M.

tuberkulosis adalah berupa lemak atau lipid sehingga kuman mampu tahan terhadap

asam serta sangat tahan terhadap zat kimia dan faktor fisik. Mikroorganisme ini adalah

bersifat aerob yakni menyukai daerah yang banyak oksigen. oleh karena itu, M.

tuberkulosis senang tinggal di daerah apeks paru-paru yang kandungan oksigennya

tinggi. daerah tersebut menjadi tempat yang kondusif untuk penyakit tuberkulosis.

I. Tanda dan gejala Tuberculosis

Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul

sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama

pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.

1. Gejala sistemik/umum

- Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam

hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza

dan bersifat hilang timbul.

- Penurunan nafsu makan dan berat badan.

- Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah). Darah

yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa garis atau

bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat

banyak. Batuk darak terjadi karena pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya

batuk darah tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah.
- Sesak Napas: Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau

karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax, anemia

dan lain-lain.

- Nyeri Dada: Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan.

Gejala ini timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena.

- Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

2. Gejala khusus

- Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian

bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah

bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah

yang disertai sesak.

- Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan

keluhan sakit dada.

- Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada

suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada

muara ini akan keluar cairan nanah.

- Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut

sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya

penurunan kesadaran dan kejang-kejang.

Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau

diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang

kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif.

Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru

dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan

serologi/darah.
J. Cara Penularan penyakit Tuberculosis

Tuberculosis ditularkan melalui droplet (percikan dahak) atau titik-titik air dari

bersin atau batuk dari orang yang terinfeksi kuman tuberkulosis, Bakteri TBC terhisap

melalui saluran pernapasan masuk ke dalam paru, kemudian bakteri masuk lagi ke

saluran limfe paru dan dari ini bakteri TBC menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran

darah. Melalui aliran darah inilah bakteri TBC menyebar ke berbagai organ tubuh. Anak-

anak sering mendapatkan penularan dari orang dewasa di sekitar rumah maupun saat

berada di fasilitas umum seperti kendaraan umum, rumah sakit dan dari lingkungan

sekitar rumah.

K. Cara Pencegahan Tuberculosis

Berkaitan dengan perjalanan alamiah dan peranan Agent, Hostdan Lingkungan dari TBC,

maka tahapan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain :

a. Pencegahan Primer

Dengan promosi kesehatan sebagai salah satu pencegahan TBC paling efektif,

walaupun hanya mengandung tujuan pengukuran umum dan mempertahankan

standar kesehatan sebelumnya yang sudah tinggi.

Proteksi spesifik dengan tujuan pencegahan TBC yang meliputi ; (1)

Imunisasi Aktif, melalui vaksinasi BCG secara nasional dan internasional pada

daerah dengan angka kejadian tinggi dan orang tua penderita atau beresiko tinggi

dengan nilai proteksi yang tidak absolut dan tergantung Host tambahan dan

lingkungan, (2) Chemoprophylaxis, obat anti TBC yang dinilai terbukti ketika kontak

dijalankan dan tetap harus dikombinasikan dengan pasteurisasi produk ternak, (3)

Pengontrolan Faktor Prediposisi, yang mengacu pada pencegahan dan pengobatan

diabetes, silicosis, malnutrisi, sakit kronis dan mental.


b. Pencegahan Sekunder

Dengan diagnosis dan pengobatan secara dini sebagai dasar pengontrolan

kasus TBC yang timbul dengan 3 komponen utama ; Agent, Host dan Lingkungan.

Kontrol pasien dengan deteksi dini penting untuk kesuksesan aplikasi modern

kemoterapi spesifik, walau terasa berat baik dari finansial, materi maupun tenaga.

Metode tidak langsung dapat dilakukan dengan indikator anak yang terinfeksi TBC

sebagai pusat, sehingga pengobatan dini dapat diberikan. Selain itu, pengetahuan

tentang resistensi obat dan gejala infeksi juga penting untuk seleksi dari petunjuk

yang paling efektif.

Langkah kontrol kejadian kontak adalah untuk memutuskan rantai infeksi

TBC, dengan imunisasi TBC negatif dan Chemoprophylaxis pada TBC

positif. Kontrol lingkungan dengan membatasi penyebaran penyakit, disinfeksi dan

cermat mengungkapkan investigasi epidemiologi, sehingga ditemukan bahwa

kontaminasi lingkungan memegang peranan terhadap epidemi TBC. Melalui usaha

pembatasan ketidakmampuan untuk membatasi kasus baru harus dilanjutkan, dengan

istirahat dan menghindari tekanan psikis.

c. Pencegahan Tersier

Rehabilitasi merupakan tingkatan terpenting pengontrolan TBC. Dimulai

dengan diagnosis kasus berupa trauma yang menyebabkan usaha penyesuaian diri

secara psikis, rehabilitasi penghibur selama fase akut dan hospitalisasi awal pasien,

kemudian rehabilitasi pekerjaan yang tergantung situasi individu. Selanjutnya,

pelayanan kesehatan kembali dan penggunaan media pendidikan untuk mengurangi

cacat sosial dari TBC, serta penegasan perlunya rehabilitasi.


Pencegahan TBC bisa juga berupa :

1. Makan makanan yang baik dengan gizi yang seimbang.

2. Olahraga teratur.

3. Istirahat yang cukup.

4. Mengkonsumsi multivitamin yang membantu menjaga daya tahan tubuh.

5. Biasakan mencuci tangan.

6. Berhenti merokok, hindari minum minuman beralkohol, dan obat bius atau

penenang.

7. Mengatur sistem sirkulasi udara di rumah.

8. Membiarkan jendela terbuka agar sinar matahari dapat masuk.

9. Menggunakan masker saat kontak atau berada di dalam suatu ruangan dengan

penderita TBC

10. Pemberian vaksin BCG ( Bacille Calmette-Guerin )


DAFTAR PUSTAKA

1. Laban, Yoannes Y. 2007. TBC: Penyakit & Cara Pencegahan.Yogyakarta: Kanisius

2. Misnadiarly. 2007. Mengenal, Mencegah, Menanggulangi TBC. Semarang: Yayasan

Obor Indonesia

3. Soedarto. 2009. Penyakit Menular di Indonesia. Jakarta: Sagung Seto

4. Widiyanto, Sentot. 2009. Mengenal 10 Penyakit Mematikan. Yogyakarta: PT Pustaka

Insan Madani

5. Notoatmodjo, soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi. PT. Rineka Cipta
: Jakarta.
6. Notoatmodjo, soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Prilaku. PT. Rineka Cipta :
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai