Anda di halaman 1dari 1

Seorang arsitek harus menaati perangkat etika yang bersumber dari keyakinan spiritual yang

dianutnya sebagai pedoman berpikir, bersikap, dan berperilaku dalam menjalakan kewajiban dan
tanggung jawab profesionalnya. Selain bersumber dari keyakinan spiritual, arsitek juga harus
mematuhi aturan-aturan tertulis yang mengikatnya termasuk etika. Aturan untuk para arsitek
Indonesia dikeluarkan oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI). Salah satu hal yang penting dan harus
diperhatikan arsitek yaitu mengenai hak asasi manusia. Kaidah tersebut tercantum dalam Kode
Etik Arsitek dan Kaidah Tata Laku Profesi Arsitek, “Dalam menjalankan kegiatan profesionalnya,
arsitek bersikap tidak membeda-bedakan seseorang/golongan atas dasar penilaian ras/suku,
agama, kebangsaan, cacat, atau orientasi gender”. Pada Pasal 28 I ayat (2) Undang-Undang Dasar
1945, menentukan bahwa setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas
dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan dari tindak diskriminatif itu. Maka dari itu,
dalam merancang bangunan arsitek harus menghormati hak asasi pengguna jasa dan masyarakat
agar terjadinya kesetaraan dan persamaan hak dalam penggunaan bangunan tanpa membeda-
bedakan masyarakat yang satu dengan yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai