Anda di halaman 1dari 51

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG

TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI UPT


PUSKESMAS PANARUNG

PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH

OLEH
MONA
NIM : PO.62.20.1.16.024

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER
DAYA MANUSIA POLITEKNIK KESEHATAN PALAMGKA RAYA
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN REGULER XIX TAHUN 2019
SURAT PERNYATAAN
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Kuasa

atas Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil tentang Tanda-tanda Bahaya Kehamilan di

UPT Puskesmas Panarung” dapat selesai sesuai dengan rencana. Karya tulis ini disusun untuk

memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh predikat Ahli Madya Keperawatan di

Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangkaraya Jurusan Keperawatan.

Penulis telah banyak mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh

karena itu, pada kesempatan ini dengan penuh rasa hormat dan tulus hati saya ucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dhini, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya yang

telah memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar di Politeknik Kesehatan

Kemenkes Palangka Raya.

2. Ibu Ns. Reny Sulistyowati, S.Kep., M.Kep selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik

Kesehatan Kemenkes Palangka Raya.

3. Bapak Untung Halajur, S.Pd., M.Kes selaku Ketua Program Studi D-III Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya.

4. Bapak DR. Marselinus Heriteluna, S.Pd.,MA selaku pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang

telah banyak membantu dalam memberikan masukan, arahan, bimbingan dalam penulisan

Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Bapak Ns. Rikiy, S.Kep., MPH selaku pembimbing akademik yang selalu memberikan

dukungan dan arahan.


6. Penguji

7. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Diploma III Keperawatan Politeknik Kesehatan

Kemenkes Palangka Raya yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan

ilmu pengetahuan dan semoga dapat bermanfaat untuk kedepannya.

8. Kedua orang tua saya yaitu H. Junaidi dan Hj. Mawardah, serta kakak dan kedua adik saya

tercinta yang telah memberikan do’a, dukungan moril dan material yang tidak terhingga.

9. Sahabat-sahabat cucok meong saya dan teman-teman Keperawatan Reguler XIX A yang

tercinta dan semua pihak yang telah membantu secara moril dalam pembuatan Karya Tulis

Ilmiah ini.

Akhir kata, meski karya tulis ini banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, saya

berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat

kesehatan perempuan. Penurunan AKI juga merupakan salah satu target MDGs

(Millenium Development Goals) yaitu tujuan ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu

dengan mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu (Profil Kesehatan Kalimantan

Tengah tahun 2016).

Kematian ibu yang dimaksud adalah kematian seorang ibu yang disebabkan

gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus

insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah

melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan 100.000 kelahiran hidup. Setiap

periode kehamilan hingga masa nifas berisiko mengalami kematian maternal apabila

mengalami komplikasi. AKI mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait dengan

masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) merupakan

salah satu indikator keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan (Profil Kesehatan

Kalimantan Tengah tahun 2016).

Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) tahun 2015

menunjukkan bahwa dari 100.000 kelahiran hidup di Indonesia, 305 di antaranya

berakhir dengan kematian sang ibu (Profil Kesehatan Indonesia, 2015). Tingginya Angka

Kematian Ibu (AKI) tersebut – 305/100.000 kelahiran hidup – mendorong pemerintah

untuk melakukan intervensi struktural; salah satunya adalah dengan mencantumkan

target penurunan AKI ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN) 2014-2019. Dalam RPJMN 2014-2019, pemerintah menargetkan penurunan


AKI dari 205/100.000 kelahiran menjadi 276/100.000 kelahiran hidup. Akan tetapi,

menurut Direktur Promosi Kesehatan Kemenkes Eni Gustina, menurunkan AKI

bukanlah perkara yang mudah (Media Indonesia, 2017).

AKI Kalimantan Tengah masih mengikuti angka nasional yaitu hasil Survei

Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran

hidup kemudian meningkat lagi angka kematian ibu (yang berkaitan dengan kehamilan,

persalinan, dan nifas) sebesar 359 per100.000 kelahiran hidup berdasarkan Survei

Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012. Kemudian hasil SUPAS 2015

AKI mengalami penurunan menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah kasus

kematian ibu maternal yang dilaporkan di Provinsi Kalimantan Tengah pada Tahun 2016

sebanyak 74 kasus lebih sedikit dari jumlah kasus kematian ibu tahun 2015 sebanyak 80

kasus.

Angka kematian ibu di Kota Palangka Raya pada tahun 2017 adalah

19,15/100.000 KH yang berarti setiap 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2017 di Kota

Palangka Raya terdapat 19 atau 20 kematian ibu. Penyebab kematian ibu adalah

komplikasi obstetri yaitu rupture uteri yang menyebabkan perdarahan. Walaupun angka

tersebut lebih baik jika dibandingkan dengan target Angka Kematian Ibu (AKI) nasional

dalam rangka pencapaian SDGs pada tahun 2019 sebesar 306/100.000 KH, dan Angka

Kematian Ibu (AKI) berdasarkan target Renstra sebesar 25/100.000 KH, namun masih

adanya kasus kematian ibu beberapa tahun terakhir mencerminkan mutu pelayanan

kesehatan terhadap ibu hamil, ibu bersalin dan melahirkan, memerlukan perhatian dari

pengelola program dan pemerintah daerah (Profil Kesehatan Kota Palangka Raya tahun

2018).
Riwayat gangguan/komplikasi kehamilan adalah gangguan atau masalah

kesehatan yang pernah dialami oleh ibu selama kehamilan anak terakhir. Jenis komplikasi

kehamilan dapat berupa muntah atau diare terus menerus, demam tinggi, bengkak kaki

disertai kejang perdarahan pada jalan lahir, ketuban keluar sebelum waktunya dan janin

kurang bergerak (Riskesdas 2018).

Seringnya terjadi kematian pada saat persalinan, lebih banyak disebabkan karena

perdarahan, selain itu penyebab lain yang bisa menimbulkan kematian pada ibu hamil

yaitu terjadinya empat terlalu (4T) yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering (dekat)

dan terlalu banyak. Kondisi ini kemudian didukung oleh adanya tiga terlambat (3T) yaitu

terlambat mengenali tanda-tanda, terlambat mencapai tempat pelayanan dan terlambat

mendapat pertolongan. Faktor tesebut (4T dan 3T) merupakan masalah sosial yang turut

menentukan kesehatan dan keselamatan proses persalinan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Purwanti dan Nurina (2015) yang

dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Srondol Kota Semarang dengan sampel sebanyak

26 responden, didapatkan hasil bahwa : sebagian besar pengetahuan repsonden tentang

tanda-tanda bahaya kehamilan termasuk kategori cukup dan sebagian besar responden

hanya dapat menyebutkan 1 – 2 tanda bahaya saja, tanda-tanda bahaya yang diketahui

oleh sebagian besar responden adalah perdarahan, tanda dan gejala preeklampsia masih

simpang-siur dalam masyarakat sehingga perlu pendidikan kesehatan yang lebih intensif,

tanda infeksi dan hal-hal yang berisiko infeksi masih jarang diketahui masyarakat, masih

ada responden yang beranggapan salah bahwa tanda-tanda bahaya kehamilan merupakan

hal yang biasa dan dapat ditangani dengan minum vitamin serta istirahat yang cukup

(Purwanti dan Nurina, 2015).

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan secara acak di daerah puntun dan

pahandut seberang pada tanggal 18 Januari 2019, dilakukan wawancara pada ibu hamil
sebanyak 10 orang, kemudian ibu hamil diberikan pertanyaan tentang tanda-tanda bahaya

pada saat hamil. Dari jumlah tersebut didapatkan hasil sebanyak 6 orang ibu hamil

mengatakan tidak mengetahui tanda-tanda bahaya saat kehamilan.

Tanda bahaya kehamilan adalah tanda - tanda bahaya yang mengindikasikan

adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/periode antenatal, yang apabila tidak

dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu dan bayi, dan bahkan

akan menjadi penyulit saat persalinan. Pengetahuan tentang tanda bahaya pada kehamilan

sangat membantu menurunkan AKI, karena dengan mengetahui tanda bahaya pada

kehamilan seorang ibu hamil akan lebih cepat mencari tempat pelayanan kesehatan

sehingga risiko pada kehamilan akan dapat terdeteksi dan tertangani lebih dini.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai “Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil tentang Tanda-tanda Bahaya

Kehamilan di UPT Puskesmas Panarung”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti membuat

rumusan masalah ”Bagaimana Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil tentang Tanda-tanda

Bahaya Kehamilan Di UPT Puskesmas Panarung”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui ”Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda-

tanda Bahaya Kehamilan di UPT Puskesmas Panarung”

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya kehamilan di

UPT Puskesmas Panarung berdasarkan Umur.


b. Diketahuinya pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya kehamilan di

UPT Puskesmas Panarung berdasarkan Tingkat Pengetahuan.

c. Diketahuinya pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya kehamilan di

UPT Puskesmas Panarung berdasarkan tingkat Pendidikan.

d. Diketahuinya pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya kehamilan di

UPT Puskesmas Panarung berdasarkan status Paritas.

e. Diketahuinya pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan di UPT

Puskesmas Panarung berdasarkan Pekerjaan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Peneliti dapat memperoleh ?

2. Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi

puskesmas panarung, agar bisa memberikan ?

3. Institusi

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan khasanah wacana

pustaka, juga dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya dalam

rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di bidang Pendidikan dan

Pelayanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Konsep Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Dalam Wikipedia pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan

diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika

seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian

tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Menurut Oxford

dictionary (seperti dikutip Rizky, 2018) Pengetahuan adalah familiaritas,

kesadaran, atau pemahaman mengenai seseorang atau sesuatu, seperti fakta,

informasi, deskripsi, atau keterampilan, yang diperoleh melalui pengalaman

atau pendidikan dengan mempersepsikan, menemukan, atau belajar.

Pengetahuan dapat merujuk pada pemahaman teoritis atau praktis dari suatu

subjek. Hal ini dapat diperoleh secara implisit, dengan keterampilan atau

keahlian praktis atau eksplisit, dengan pemahaman teoritis terhadap suatu subjek

dan bisa secara disesuaikan keformalan atau sistematisnya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengetahuan yaitu gabungan

berbagai pengetahuan yang disusun secara logis dan bersistem dengan

memperhitungkan sebab dan akibat. Sementara menurut Budiman dan Agus

(2013) pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan tersedia, sementara

orang lain tinggal menerimanya. Pengetahuan adalah sebagai suatu

pembentukan yang terus-menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami

reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru.


Menurut Ali dan Asrori (2014: 7-8), pengetahuan (knowledge) adalah

kumpulan tentang segala sesuatu yang diketahui dan telah dimiliki oleh

manusia. Pengetahuan yang dimiliki oleh umat manusia adakalanya bersumber

dari pengalaman dan adakalanya dari pikiran. Pengetahuan bersumber dari

pengalaman meliputi semua hal yang dialami baik oleh pancaindra, bahkan ada

pula yang bersumber dari intuisi dan kata hati (conscience), meskipun

pengetahuan yang berasal dari kedua macam sumber yang disebutkan terakhir

itu sulit untuk dipelajari. Adapun yang bersumber dari pikiran adalah

pengetahuan yang diperoleh melalui proses penalaran.

b. Proses Terjadinya Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2011) pengetahuan mengungkapkan bahwa

sebelum orang mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi

proses sebagai berikut:

1) Kesadaran (Awareness), dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi (obyek).

2) Merasa (Interest), tertarik terhadap stimulasi atau obyek tersebut disini

sikap obyek mulai timbul.

3) Menimbang-nimbang (Evaluation), terhadap baik dan tidaknya stimulasi

tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

4) Mencoba (Trial), dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai

dengan apa yang dikehendaki.

5) Adaption, dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulasi.


c. Jenis Pengetahuan

Jenis pengetahuan menurut Budiman dan Agus (2013) di antaranya

sebagai berikut.

1) Pengetahuan implisit

Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam

dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak

bersifat nyata seperti keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip.

Pengetahuan seseorang biasanya sulit untuk ditransfer ke orang lain baik

secara tertulis ataupun lisan. Pengetahuan implisit sering kali berisi

kebiasaan dan budaya bahkan bisa tidak disadari. Contoh sederhana:

seseorang mengetahui tentang bahaya merokok bagi kesehatan, namun

ternyata dia merokok.

2) Pengetahuan eksplisit

Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah

didokumentasikan atau disimpan dalam wujud nyata, bisa dalam wujud

perilaku kesehatan. Pengetahuan nyata dideskripsikan dalam tindakan-

tindakan yang berhubungan dengan kesehatan. Contoh sederhana:

seseorang yang telah mengetahui tentang bahaya merokok bagi kesehatan

dan ternyata dia tidak merokok.

3) Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan yang dicakup dalam

domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:

a) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya, pada tingkatan ini reccal (mengingat kembali)


terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsang yang diterima. Oleh sebab itu tingkatan ini adalah yang paling

rendah.

b) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar tentang objek yang

dilakukan dengan menjelaskan, menyebutkan contoh dan lain-lain.

c) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi

sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya

dalam kontak atau situasi yang lain.

d) Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan suatu materi

atau objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitan satu sama lain,

kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja dapat

menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan

sebagainya.

e) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintesis ini suatu kemampuan untuk
menyusun, dapat merencanakan, meringkas, menyesuaikan terhadap

suatu teori atau rumusan yang telah ada.

f) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakuksan

penilaian terhadap suatu materi atau objek penilaian-penilaian itu

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan

kriteria-kriteria yang telah ada. Dari teori tingkat pengetahuan diatas

dapat disimpulkan bahwa pengetahauan memiliki 6 tingkatan

pengetahuan dimana tingkat pengetahuan.

d. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Sangadji dan Sopiah (2010), ada 4 cara memperoleh

pengetahuan yaitu :

1) Pengalaman pribadi

Ketika mengahadapi suatu masalah, manusia akan mencari solusi

dengan belajar dari pengalaman masa lalunya. Sebagai contoh, seorang ibu

telah mempunyai pengalaman mengobati anaknya dengan suatu ramuan

tradisional tertentu saat sakit. Ketika suatu waktu anaknya sakit kembali,

maka ibu tersebut akan mengobati anaknya dengan ramuan yang sama

2) Modus otorita

Jika orang yang mempunyai wewenang atau pengetahuan tertentu

memberikan penjelasan, wajar orang lain mendengar dan

mempercayainya. Sebagai contoh, penjelasan seorang dokter tentang suatu

penyakit akan dipercaya pasiennya. Begitu pula guru yang mengajar di

kelas akan dipercaya muridnya.


3) Penalaran deduktif

Dimulai dari hal-hal yang bersifat umum menuju hal yang khusus.

Penalaran deduktif disebut juga silogisme, dan digunakan untuk menguji

suatu kesimpulan. Silogisme terdiri atas 3 hubungan, yaitu : premis mayor,

premis minor, dan kesimpulan

4) Penalaran induktif

Dalam penalaran induktif pencarian pengetahuan dimulai dengan

observasi terhadap hal-hal khusus atau fakta konkret menuju hal-hal yang

umum (Sangadji dan Sopiah,2010).

e. Pengukuran Pengetahuan

Cara mengukur tingkat pengetahuan menurut Sulistyaningsih (2012)

dengan memberikan kuesioner, kemudian dilakukan penilaian yang dimana

jawaban benar bernilai 1 dan jawaban salah bernilai 0. Data di ukur

menggunakan skala ordinal dengan kategori, antara lain :

1) Baik, bila skor jawaban responden ≥ 76 – 100%

2) Cukup, bila skor jawaban responden ≥ 56 – 75%

3) Kurang, bila skor jawaban responden < 56 %

Sementara menurut Budiman dan Agus (2013) dalam membuat kategori

tingkat pengetahuan bisa juga dikelompokkan menjadi dua kelompok jika yang

diteliti masyarakat umum yaitu sebagai berikut.

1) Tingkat pengetahuan kategori Baik jika nilainya > 50%

2) Tingkat pengetahuan kategori Kurang Baik jika nilainya ≤ 50%

Namun jika yang diteliti respondennya petugas kesehatan, maka

persentasenya akan berbeda.

1) Tingkat pengetahuan kategori Baik jika nilainya > 75%


2) Tingkat pengetahuan kategori Kurang Baik jika nilainya ≤ 75% (Budiman

dan Agus, 2013).

f. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

1) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian

dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah (baik formal maupun

nonformal), berlangsung seumur hidup. Pendidikan adalah sebuah proses

pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Pendidikan memengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan

seseorang, makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan

pendidikan tinggi, maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan

informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak

informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat

tentang kesehatan.

Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan di mana

diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, orang tersebut akan

semakin luas pula pengetahuannya. Namun, perlu ditekankan bahwa

seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan

rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan

formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan nonformal.

Pengetahuan seseorang tentang sesuatu objek juga mengandung dua aspek

yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan

menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu. Semakin banyak


aspek positif dari objek yang diketahui, maka akan menumbuhkan sikap

makin positif terhadap objek tersebut.

2) Informasi/media massa

Informasi adalah “that of which one is apprised or told: intelligence,

news” (Oxford English Dictionary). Kamus lain menyatakan bahwa

informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang

menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Informasi adalah

suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan,

memanipulasi, mengumumkan, menganalisis, dan menyebarkan informasi

dengan tujuan tertentu (Undang-Undang Teknologi Informasi).

Adanya perbedaan definisi informasi dikarenakan pada hakikatnya

informasi tidak dapat diuraikan (intangible), sedangkan informasi tersebut

dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari data dan

pengamatan terhadap dunia sekitar kita, serta diteruskan melalui

komunikasi. Informasi mencakup data, teks, gambar, suara, kode, program

komputer, dan basis data. Contohnya: seseorang mendapatkan informasi

dari media cetak mengenai penyakit demam berdarah disebabkan oleh

vektor nyamuk Dengue. Penyebaran penyakit demam berdarah disebabkan

karena lingkungan tidak sehat dengan indikator banyak genangan air yang

menjadi perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegepty.

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun

nonformal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact)

sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.

Berkembangnya teknologi akan menyediakan bermacam-macam media

massa yang dapat memengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi


baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti

televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh

besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam

penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa juga

membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini

seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan

landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal

tersebut.

3) Sosial, budaya, dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian,

seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan.

Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas

yang diperlukan untuk kegiatan tertentu sehingga status sosial ekonomi ini

akan memengaruhi pengetahuan seseorang.

4) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh

terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada

dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal

balik ataupun tidak, yang akan direspons sebagai pengetahuan oleh setiap

individu.

5) Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali


pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi

masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan

memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional, serta pengalaman

belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan

mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan

menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam

bidang kerjanya.

6) Usia

Usia memengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin

bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola

pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada

usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan

kehidupan sosial, serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya

upaya menyesuaikan diri menuju usia tua. Selain itu, orang usia madya akan

lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan

intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir

tidak ada penurunan pada usia ini. Dua sikap tradisional mengenai jalannya

perkembangan selama hidup adalah sebagai berikut.

a) Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang

dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah

pengetahuannya.

b) Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah

tua karena telah mengalami kemunduran baik fisik maupun mental.

Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan

bertambahnya usia, khususnya pada beberapa kemampuan yang lain,


seperti kosa kata dan pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat

ternyata IQ seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan

bertambahnya usia.

2. Konsep Kehamilan

a. Pengertian

Kehamilan adalah pertemuan antara sel telur dengan sel spermatozoa

(konsepsi) yang diikuti dengan perubahan fisiologis dan psikologis (Mitayani,

2011). Sementara menurut Manuaba, dkk (2012) memberikan definisi kehamilan

secara berbeda. Kehamilan adalah suatu mata rantai yang berkesinambungan yang

terdiri dari ovulasi (pematangan sel) lalu pertemuan ovum (sel telur) dan

spermatozoa (sperma) terjadilah pembuahan dan pertumbuhan zigot kemudian

bernidasi (penanaman) pada uterus dan pembentukan plasenta dan tahap akhir

adalah tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm) (Manuaba, 2012).

Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum

dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Dihitung dari saat fertilisasi

hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40

minggu (10 bulan atau 9 bulan) menurut kalender Internasional (Prawirohardjo,

2014:213).

b. Proses Terjadinya Kehamilan

Menurut Manuaba (2012:75-85) peristiwa terjadinya kehamilan

diantaranya yaitu :

1) Ovulasi

Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh

system hormonal. Dengan pengaruh FSH, folikel primer mengalami

perubahan menjadi folikel de Graaf yang menuju ke permukaan ovum


disertai pembentukan cairan folikel. Selama pertumbuhan menjadi folikel

de graaf, ovarium mengeluarkan hormon estrogen yang dapat

mempengaruhi gerak dari tuba yang makin mendekati ovarium, gerak sel

rambut lumen tuba makin tinggi, sehingga peristaltic tuba makin aktif, yang

mengalir menuju uterus. Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan

fluktusi yang mendadak, terjadi proses pelepasan ovum yang disebut

ovulasi. Ovum yang dilepaskan akan ditangkap oleh fimbriae, dan ovum

yang ditangkap terus berjalan mengikuti tuba menuju uterus dalam bentuk

pematangan yang siap untuk dibuahi (Manuaba, 2012).

2) Konsepsi

Merupakan pertemuan antara inti ovum dengan inti spermatozoa

yang nantinya akan membentuk zigot (Manuaba, 2012).

Menurut Hutahaean (2013) Pembuahan adalah suatu peristiwa

penyatuan sel mani dan sel telur di tuba uterine. Hanya satu sperma yang

telah mengalami proses kapasitasi yang dapat melintasi zona pelusida dan

masuk ke vitelus ovum. Selain itu zona pelusida mengalami perubahan

sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma lain. Proses tersebut diikuti oleh

penyatuan kedua pronuklei yang disebut zigot, yang terdiri atas acuan

genetik dari wanita dan pria. Pembuahan mungkin akan menghasilkan :

a) Zigot-XX menurunkan bayi perempuan atau

b) Zigot-XY menurunkan bayi laki-laki

Dalam beberapa jam setelah pembuahan, mulailah pembelahan

zigot yang terjadi selama 3 hari sampai stadium morula. Hasil konsepsi tadi

tetap digerakkan ke arah rongga rahim oleh :

a) Arus dan getaran rambut getar (silia), dan


b) Kontraksi tuba (Hutahaean, 2013)

3) Nidasi atau Implantasi

Setelah terbentuknya zigot yang dalam beberapa jam telah mampu

membelah dirinya menjadi dua dan seterusnya serta berjalan terus menuju

uterus, hasil pembelahan sel memenuhi seluruh ruangan dalam ovum, maka

terjadilah proses penanaman blastula yang dinamakan nidasi atau

implantasi yang berlangsung pada hari ke 6 sampai 7 setelah konsepsi

(Manuaba, 2012:79).

Menurut pendapat Hutahaean (2013) Nidasi adalah masuknya atau

tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium. Blastula diselubungi

oleh suatu simpai yang disebut dengan trofoblas, yang mampu

menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai rongga

rahim, jaringan endometrium berada dalam masa sekresi. Jaringan

endometrium tersebut banyak mengandung sel-sel desidua, yaitu sel-sel

besar yang mengandung banyak glikogen serta mudah dihancurkan oleh

trofoblas.

Blastula dengan bagian yang berisi masa sel yang dalam (inner cell

mass) akan mudah masuk ke dalam desidua, menyebabkan luka kecil yang

kemudian sembuh dan menutup lagi. Itulah sebabnya, kadang-kadang pada

saat nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua (tanda Hartman).

Umumnya, nidasi terjadi pada dinding depan atau belakang rahim (korpus),

dekat fundus uteri. Jika nidasi telah terjadi, dimulailah diferensiasi sel-sel

blastula. Sel-sel lebih kecil yang terletak dekat ruang eksoselom

membentuk entoderm dan kantung kuning telur, sedangkan sel-sel yang

lebih besar menjadi ektoderm dan membentuk ruang amnion (kavitas


amniotika). Dengan demikian, terbentuklah suatu lempeng embryonal

(embryonal plate) diantara amnion dan yolk sac (sakus vitelinus-kantong

kuning telur)

4) Plasenta dan Mukosa Rahim

Terjadinya nidasi mendorong sel blastula melakukan diferensiasi,

sel yang dekat dengan ruangan eksoselom membentuk kantong kuning telur

sedangkan sel lain membentuk ruangan amnion, sedangkan plat embrio

terbentuk diantara dua runagan amnion dan kantong kuning telur tersebut.

Ruangan amnion dengan cepat mendekati korion sehingga jaringan yang

terdapat diantara amnion dan embrio padat dan berkembang menjadi tali

pusat. Vili korealis menghancurkan desidua sampai pembuluh darah vena

mulai pada hari ke 10 sampai 11 setelah konsepsi, sedangkan arteri pada

hari ke 14 sampai 15. Bagian desidua yang tidak dihancurkan akan

membentuk plasenta 15-20 kotiledon maternal, pada janin plasenta akan

dibagi menjadi sekitar 200 kotiledon fetus dan setiap kotiledon fetus terus

bercabang dan mengambang di tengah aliran darah yang nantinya berfungsi

untuk memberikan nutrisi dan pertumbuhan (Manuaba, 2012:82-85).

Mukosa rahim pada wanita yang tidak hamil terdiri atas stratum

kompaktikum dan stratum spongiosum. Desidua adalah mukosa rahim pada

kehamilan yang terbagi atas :

a) Desidua basalis : terletak diantara hasil konsepsi dan dinding rahim

tempat terjadinya plasentasi.

b) Desidua kapsularis : meliputi hasil konsepsi ke arah rongga rahim,

dan lama kelamaan bersatu dengan desidua vera karena

oblilateralis.
c) Desidua vera (parietalis) : meliputi lapisan dalam dinding rahim

lainnya (Mochtar, 2012: 17-18).

c. Perubahan Fisiologis selama Kehamilan

Menurut Manuaba (2012:85-88) Dengan terjadinya kehamilan, maka

seluruh system genetalia wanita mengalami perubahan sedangkan plasenta

dalam perkembangannya mengeluarkan hormone somatomamotropin, estrogen

dan progesteron yang menyebabkan perubahan pada :

1) Uterus

Uterus yang semula beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi

dan hyperplasia, sehingga otot rahim menjadi lebih besar lunak dan

mengikuti pembesaran rahim menjadi 1000 gram akhir kehamilan.

Perlunakan isthmus (tanda hegar) merupakan perubahan pada isthmus uteri

yang menyebabkan isthmus menjadi lebih panjang dan lunak sehingga pada

pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari dapat saling sentuh. Tanda

piskasek, merupakan bentuk rahim yang berbeda yang disebabkan oleh

pertumbuhan yang cepat di daerah implantasi plasenta, sedangkan braxton

hick merupakan kontraksi rahim yang disebabkan oleh perubahan

konsentrasi hormonal yang menyebabkan progesteron mengalami

penurunan (Manuaba, 2012 h. 85-88).

Menurut Hutahaean (2013) pembesaran uterus pada perabaan tinggi


fundus uteri ibu hamil, dapat ditafsirkan secara kasar seperti :

Tabel 2.1 Pembesaran uterus ibu hamil


Kategori (bulan) Pembesaran
Tidak hamil/normal Telur ayam (± 30 gr)
8 minggu Telur bebek
12 minggu Telur angsa
16 minggu Pertengahan simfisis ke pusar
20 minggu Pinggir bawah pusat
24 minggu Pinggir atas pusat
28 minggu Sepertiga pusat ke xyphoid
32 minggu Pertengahan pusat ke xyphoid
36-42 minggu 3 jari di bawah xyphoid
Sumber : Hutahaean (2013:24)

2) Vagina dan vulva

Dalam vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah

karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan

yang disebut dengan tanda chadwick (Manuaba, 2012:92).

Vulva mengalami hipervaskularisasi karena pengaruh progesteron

dan estrogen, berwarna kebiruan (tanda chadwick) (Hutahaean, 2013:45).

3) Ovarium (indung telur)

Dengan terjadinya kehamilan, ovarium yang mengandung korpus

luteum gravidarum akan menemukan fungsinya sampai terbentuknya

plasenta yang sempurna pada umur kehamilan 16 minggu (Manuaba,

2012:92).

Fungsi ovarium diambil alih oleh plasenta terutama fungsi produksi

progesteron dan estrogen pada usia kehamilan 16 minggu. Tidak terjadi

kematangan ovum selama kehamilan (Hutahaean, 2013:45).

4) Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai

persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Hormon yang mempengaruhi

dalam laktasi yaitu hormon estrogen, progesterone, somatomamotropin

(Manuaba, 2012:92)

5) Sirkulasi Darah Ibu

Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor, antara lain :

a) Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi

kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.

b) Terjadinya hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi

retro-plasenter

c) Pengaruh hormon estrogen dan progesteron makin meningkat

(Manuaba, 2012: 92-93)

Selain perubahan fisiologis yang disebutkan diatas menurut pendapat

Hutahaean (2013) perubahan yang juga terjadi pada ibu hamil yaitu :

1) Berat badan

a) Peningkatan berat badan sekitar 25% dari sebelum hamil (rata-rata 12,5

kg).

b) Pada trimester II dan III sebanyak 0,5 kg/minggu

c) Pengaruh dari pertumbuhan janin, pembesaran organ maternal,

penyimpanan lemak dan protein, serat peningkatan volume darah dan

cairan interstisial pada maternal (Hutahaean, 2013:43).

2) Serviks

a) Serviks terdapat tanda-tanda chadwick, goodell, dan mucus plug.

b) Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi dan pelunakan (tanda

hegar).
c) Lendir serviks meningkat seperti gejala keputihan (Hutahaean,

2013:45).

3) Sistem respirasi

Pada ibu hamil kebutuhan oksigen meningkat 15-20% karena

diafragma terdorong ke atas, sehingga terjadi pernafasan dangkal (20-

24x/menit) mengakibatkan penurunan kapasitas dada, volume residu, dan

kapasitas paru serta terjadi peningkatan volume tidal. Oleh karena itu,

sistem respirasi selama kehamilan dapat mengakibatkan peningkatan

inspirasi dan ekspirasi dalam pernapasan. Ibu hamil bernafas lebih dalam

(meningkatkan volume tidal), tetapi frekkuensi nafasnya kira-kira dua kali

lebih cepat bernafas dalam 1 menit. Peningkatan nafas 1 menit disebut

hiperventilasi kehamilan yang menyebabkan konsentrasi CO2 di alveoli

menurun (Hutahaean, 2013:47).

Pada kehamilan tahap awal banyak ibu hamil mengeluh lemah dan

letih, selanjutnya perasaan diikuti peningkatan kebutuhan tidur. Perasaan

lemah dan letih sebagian besar disebabkan peningkatan aktivitas metabolic

(Hutahaean, 2013:48).

4) Sistem musculoskeletal

Ibu sering mengalami nyeri di bagian punggung dan pinggang

karena mempertahankan posisi stabil, beban meningkat pada otot punggung

dan kolumna vertebrae.

a) Pengaruh hormonal

(1) Relaksasi persendian karena pengaruh hormon relaksin.


(2) Mobilisasi dan pliabilitas (pelunakan) meningkat pada sendi

sakroiliaka. Sakrokoksigeal dan pelvis untuk persiapan persalinan.

b) Pengaruh mekanik

(1) Peningkatan berat badan karena pembesaran uterus.

(2) Perubahan postur.

(3) Diastasis rekti.

(4) Sindrom carpal tunnel (Hutahaean, 2013:45).

d. Tanda dan Gejala Kehamilan

Tanda-tanda kehamilan yang dapat diperhatikan menurut Hutahaean

(2013:43) yaitu :

1) Tanda presumtif/dugaan

a) Amenore

b) Morning sickness

c) Seing BAK

d) Payudara membesar

Disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang

duktus dan alveoli payudara, kelenjar Montgomery terlihat lebih

membesar (Mochtar, 2012:35).

e) Fitique

f) Perubahan kulit

2) Tanda mungkin

a) Pembesaran abdomen (12 minggu)

b) Tanda piscaseck yaitu pertumbuhan rahim tidak sama ke semua arah,

tetapi terjadi pertumbuhan yang cepat di daerah implantasi plasenta

sehingga bentuk rahim tidak simetris (usia kehamilan 4-6 minggu)


(Hutahaean, 2013). Menurut pendapat Mochtar (2012) tanda piscaseck

yaitu pembesaran dan pelunakan rahim ke salah satu sisi rahim yang

berdekatan dengan tuba uterin, biasanya tanda ini ditemukan di usia

kehamilan 7-8 minggu.

c) Tanda hegar yaitu perubahan pada isthmus uteri yang menyebabkan

isthmus uteri menjadi lebih panjang dan lunak (usia kehamilan 6

minggu).

d) Tanda doogell yaiu pelunakan warna merah tua atau kebiruan pada

vagina akibat peningkatan vaskularisasi (usia 6-8 minggu).

e) Tanda chadwicks yaitu perubahan warna menjadi kebiruan atau

keunguan pada vulva, vagina dan serviks (Prawirohardjo, 2010).

f) Kontraksi Braxton hick yaitu kontraksi uterus yang datangnya sewaktu-

waktu, tidak beraturan dan tidak mempunyai irama tertentu (akhir

trimester pertama).

g) Tes kehamilan positif (usia 7-10 hari setelah konsepsi).

3) Tanda pasti

a) Adanya denyut jantung janin.

b) Adanya pergerakan janin (usia 19 minggu).

c) Visualisasi fetus dalam USG (usia 5-6 minggu) (Hutahaean, 2013).

e. Ketidaknyamanan Umum selama Kehamilan


Tabel 2.2 Ketidaknyamanan umum selama kehamilan
Ketidaknyamanan Trimester Cara mengatasinya
Sering buang air kecil 1 dan 3 1) Menjelaskan
mengenai sebab-
sebab terjadinya hal
tersebut
2) Perbanyak minum
pada siang hari,
jangan mengurangi
minum, batasi
minum teh, kopi,
soda.
3) Jelaskan tentang
bahaya infeksi saluran
kemih dengan
menjaga posisi tidur,
yaitu dengan tidur
miring ke kiri dan
kaki ditinggikan
untuk mencegah
diuresis.
Mual dan muntah 1 1) Hindari bau atau
faktor penyebabnya
2) Makan sedikit tapi
sering
3) Duduk tegak setiap
kali selesai makan
4) Bangun tidur secara
perlahan
5) Istirahat sesuai
kebutuhan
Hemoroid 2 dan 3 1) Hindari konstipasi
2) Makan makanan yang
berserat dan banyak
minum
3) Gunakan kompres es
atau air hangat
Kelelahan 1 1) Yakinkan bahwa ini
normal pada awal
kehamilan
2) Dorong ibu untuk
sering beristirahat
Keputihan 1,2 dan 3 1) Meningkatkan
kebersihan dengan
mandi tiap hari
2) Memakai pakaian
dalam dari bahan
katun
3) Tingkatkan daya
tahan tubuh dengan
makan buah dan sayur
Sembelit 2 dan 3 1) Senam hamil
2) Istirahat cukup
3) BAB segera setelah
ada dorongan
4) Tingkatkan diet
asupan cairan
Nafas sesak 2 dan 3 1) Merentangkan tangan
diatas kepala serta
menarik nafas
panjang
Sumber: Ina Kuswanti (2014:128)
f. Klasifikasi Masa Kehamilan

Kehamilan menurut Prawirohardjo (2011) diklasifikasikan dalam 3

trimester, yaitu:

1) Trimester kesatu, dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12 minggu).

2) Trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan (13-27 minggu).

3) Trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (28-40 minggu).

3. Tanda-tanda Bahaya Kehamilan

a. Perdarahan Pervaginam

Pada masa awal kehamilan, ibu mungkin akan mengalami perdarahan

yang sedikit atau spotting disekitar waktu pertama haidnya. Perdarahan ini

adalah perdarahan implantasi, dan ini normal terjadi. Perdarahan yang terjadi

pada umur kehamilan yang lebih tua terutama setelah melewati trimester III

disebut perdarahan anterpartum.

Perdarahan pada keehamilan setelah 22 minggu sampai sebelum nayi

dilahirkan dinamakan perdarahan intrapartum sebelum kelahiran. Perdarahan

pada akhir kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak dan

kadang-kadang, tetapi tidak selalu disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan seperti

ini bisa berarti plasenta previa atau absurpsi plasenta (Ummi, dkk. 2011:116).

b. Sakit Kepala yang Hebat dan Menetap

Sakit kepala selama kehamilan adalah umum, dan sering kali merupakan

ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukan

suatu masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang menentap dan tidak

hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang sakit kepala yang hebat tersebut, ibu

mungkin mengalami pernglihatan yang kabur atau berbayang. Sakit kepala yang
hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklamsia (Ummi, dkk. 2011:118)

c. Nyeri Abdomen yang Hebat

Nyeri abdomen tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah

tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukan masalah yang

mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilang

setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis, kehamilan ektopik, penyakit

radang pelvis, persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu,iritasi

uterus, abrupsi plasenta, ISK, dab lain-lain (Ummi, dkk.2011:119).

d. Bayi Kurang Bergerak Seperti Biasa

Ibu mulai merasakan gerakan janin sejak bulan kelima atau bulan

keenam, bahkan beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayiya lebih awal. Jika

bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikir tiga

kali dakam periode jam. Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika berbaring

atau beristirahat dan jika ibu makan minum dengan baik (Ummi, dkk.2011:121).
B. Kerangka Konsep

Umur, Pendidikan,
Pengetahuan, Paritas, Gambaran Pengetahuan Ibu
Pekerjaan, Sumber Hamil tentang Tanda-tanda
Informasi Bahaya Kehamilan

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel independen

: Variabel dependen

C. Definisi Operasional

Tabel 2.3 Variabel, Definisi Operasional, Cara Ukur, Alat Ukur, Skala Ukur, Hasil Ukur
Definisi Cara Skala
No Variabel Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur Ukur
1 Umur Usia ibu Kuesioner Ordinal 1 : <20
mulai lahir tahun
sampai 2 : 20-35
dilakukan tahun
penelitian 3 : >35
tahun
2 Pendidikan Jenjang Kuesioner Ordinal 0 : tidak
pendidikan lulus SD
terakhir 1 : SD
yang 2 : SMP
ditempuh 3 : SMA
oleh 4:
responden Perguruan
Tinggi
3 Tingkat Pengetahuan Kuesioner Ordinal
Pengetahuan Ibu hamil
tentang
Tanda-tanda
Bahaya
Kehamilan
4 Paritas Mengetahui Kuesioner Ordinal
jumlah
kehamilan
5 Pekerjaan Jenis Kuesioner Ordinal
kegiatan
yang
dilakukan
oleh
responden
(Ibu) diluar
pekerjaan
rumah
tangga dan
memperoleh
penghasilan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan desain penelitian dengan metode

deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik

satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau

menghubungkan antara variabel satu dengan variabel lain (Sugiyono, 2013:3).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih sebagai objek penelitian adalah Puskesmas Panarung,

dengan alasan puskesmas tersebut memenuhi jumlah sampel untuk dijadikan tempat

penelitian bagi peneliti.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2019


C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:117).

Pada tahun 2019 dari tanggal 3 Januari-24 Januari jumlah ibu hamil yang

memeriksakan kehamilannya yaitu berjumlah 91 orang ibu hamil.

2. Sampel

Arikunto (2013:174) berpendapat bahwa sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti. Sedangkan menurut pendapat Sugiyono (2013:118) sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang datang memeriksakan

kehamilannya pada saat penelitian dan bersedia menjadi responden.

Penentuan besar sampel dapat menggunakan beberapa rumus, dalam

penelitian ini penulis menggunakan rumus yang telah ditentukan yaitu jika besar

populasi ≤ 1000, maka sampel bisa diambil 20-50% dari jumlah populasi (Nursalam,

2013).

D. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

Nonprobability yaitu sampel jenuh atau sering disebut total sampling. Menurut Sugiyono

(2013: 124) sampel jenuh yaitu teknik penentuan sampel dengan cara mengambil seluruh

anggota populasi sebagai responden atau sampel.

Pengambilan sampel dilakukan secara purposif sampling yaitu peneliti


memilih dari populasi secara tidak acak yaitu yang memenuhi kriteria sampel yang

telah ditetapkan peneliti.

Kriteria Inklusi:

1. Ibu hamil dengan keadaan fisik dan psikologis yang normal

2. Ibu hamil yang hadir pada saat penelitian

3. Ibu hamil yang bersedia menjadi responden

Kriteria eksklusi:

1. Ibu hamil yang mengalami gangguan mental

2. Ibu hamil yang tidak hadir pada saat penelitian

3. Ibu hamil yang tidak bersedia menjadi responden

E. Jenis Data

Jenis data yang digunakan penulis pada penelitian ini yaitu data kuantitatif. Data

kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi suatu sampel tertentu, teknik

pengambilan sampel pada umumnya random, pengumpulan data menggunakan

instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono,2014:8)

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu menggunakan data primer dan

sekunder.

1. Data primer

Data primer yaitu sumber data yang secara langsung memberikan data

kepada pengumpul data (Sugiyono, 2012:225). Data primer ini berupa data yang

diperoleh langsung dari responden dengan menggunakan lembar kuesioner yang

berisi beberapa item pertanyaan yang dibuat oleh peneliti.


2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak memberikan memberikan informasi

secara langsung kepada pengumpul data. Data sekunder ini dapat berupa hasil

pengolahan lebih lanjut dari data primer yang disajikan dalam bentuk lain atau dari

orang lain (Sugiyono, 2012:225).

Data sekunder penelitian ini didapatkan dari pihak UPT Puskesmas Panarung

Palangka Raya tentang kunjungan ibu hamil yang memeriksa Antenatal Care pada

tahun 2018 dan 2019.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data pada penelitian ini penulis menggunakan lembar

persetujuan dan kuesioner. Kuesioner ini dibagikan secara langsung kepada ibu hamil

yang memenuhi kriteria di UPT Puskesmas Panarung, penulis meminta kepada

responden untuk mengisi lembar persetujuan menjadi subjek penelitian dan mengisi

lembar kuesioner, kuesioner yang dibagikan berupa pertanyaan yang menggali

pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.

G. Analisis Data

Pada penelitian ini penulis menggunakan analisis data univariat. Analisa

univariat menurut Sumantri (2011) digunakan untuk menjabarkan secara deskriptif

mengenai distribusi frekuensi dan proporsi masing-masing variabel yang diteliti, baik

variabel bebas maupun variabel terikat. Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan

atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Variabel bebas dalam

penelitian ini meliputi usia, tingkat pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, paritas, dan

kehamilan. Dan variabel terikat dalam peneltian ini adalah gambaran pengetahuan ibu

hamil tentang tanda-tanda kehamilan. Data yang diperoleh dari hasil pengisian
kuesioner oleh responden dihitung dengan menggunakan tabel distribusi dalam bentuk

presentase.

Rumus yang digunakan :

𝑓
P = 𝑁 100%

Keterangan :

P = Persentase

f = frekuensi sampel pada variabel yang yang diteliti

N = jumlah subjek

H. Etika Penelitian

Etika penelitian menurut Sumantri (2011) memiliki berbagai macam prinsip namun

terdapat empat prinsip utama yang perlu dipahami oleh pembaca, antara lain :

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)

Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subjek untuk mendapatkan

informasi yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta memiliki

kebebasan menenentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk berpartisipasi dalam

kegiatan penelitian (autonomy). Beberapa tindakan yang terkait dengan prinsip

menghormati harkat dan martabat manusia adalah : peneliti mempersiapkan formulir

persetujuan subjek (informed consent) yang terdiri dari :

a. Penjelasan manfaat penelitian

b. Penjelasan kemungkinan risiko dan ketidakamanan yang dapat ditimbulkan

c. Penjelasan manfaat yang akan didapatkan

d. Persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan subjek

berkaitan dengan prosedur penelitian


e. Persetujuan subjek dapat mengundurkan diri kapan saja, dan

f. Jaminan anonimitas dan kerahasiaan

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for privacy and

confidentiality)

Setiap manusia memiliki hak-hak dasar individu termasuk privasi dan

kebebasan individu. Pada dasarnya penelitian akan memberikan akibat terbukanya

informasi individu termasuk informasi yang bersifat pribadi. Adapun, tidak semua

orang menginginkan informasinya diketahui oleh orang lain, sehingga peneliti perlu

memerhatikan hak-hak dasar individu tersebut. Dalam aplikasinya, peneliti tidak

boleh menampilkan informasi mengenai identitas baik nama maupun alamat asal

subjek dalam kuesioner dan alat ukur apa pun untuk menjaga anonimitas dan

kerahasiaan identitas subjek. Peneliti dapat menggunakan koding (inisial atau

identification number) sebagai pengganti identitas responden.

3. Keadilan dan inklusivitas (respect for justice and inclusiveness)

Prinsip keadilan memiliki konotasi keterbukaan dan adil. Untuk memenuhi

prinsip keterbukaan, penelitian dilakukan secara jujur, hati-hati, professional,

berperikemanusiaan, dan memerhatikan faktor-faktor ketepatan, kesaksamaan,

kecermatan, intimitas, psikologis serta perasaan religius subjek penelitian.

Lingkungan penelitian dikondisikan agar memenuhi prinsip keterbukaan, yaitu

kejelasan prosedur penelitian. Keadilan memiliki bermacam-macam teori, namun

yang terpenting adalah bagaimanakah keuntungan dan beban harus didistribusikan

di antara anggota kelompok masyarakat. Prinsip keadilan menekankan sejauh mana

kebijakan penelitian membagikan keuntungan dan beban secara merata atau menurut

kebutuhan, kemampuan, kontribusi, dan pilihan bebas masyarakat. Sebagai contoh

dalam prosedur penelitian, peneliti mempertimbangkan aspek keadilan gender dan


hak subjek untuk mendapatkan perlakuan yang sama baik sebelum, selama, maupun

sesudah berpartisipasi dalam penelitian.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harms and

benefits)

Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian guna

mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subjek penelitian dan

dapat digeneralisasikan di tingkat populasi (beneficence). Peneliti meminimalisi

dampak yang merugikan bagi subjek (nonmalefience). Apabila intervensi penelitian

berpotensi mengakibatkan cedera atau stress tambahan, maka subjek dikeluarkan

dari kegiatan penelitian untuk mencegah terjadinya cedera, kesakitan, stress, maupun

kematian subjek penelitian.

Penelitian yang membutuhkan ethical clearance pada dasarnya merupakan

seluruh penelitian/riset yang menggunakan manusia sebagai subjek penelitian harus

mendapatkan ethical clearance, baik penelitian yang melakukan pengambilan

spesimen. Penelitian/riset yang dimaksud adalah penelitian biomedik yang

mencakup riset pada farmasetik, alat kesehatan, radiasi dan pemotretan, prosedur

bedah, rekam medis, sampel biologik, serta penelitian epidemiologik, sosial dan

psikososial (Sumantri, 2011).


LAMPIRAN 1
LEMBAR KUESIONER PENELITIAN
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA
BAHAYA KEHAMILAN
No Responden :
DATA UMUM

Nama Ibu : Paritas (Hamil ke-) :


Umur : Usia kehamilan :
Pekerjaan : Jumlah Anak :
Pendidikan Terakhir :

Berilah tanda silang (x) pada pilihan jawaban yang menurut Ibu benar.
1. Umur ibu hamil yang dapat membahayakan kehamilan adalah
a. ≤ 20 tahun
b. 20–30 tahun
c. ≥ 35 tahun
2. Berapa kali hamil menurut ibu kehamilan dapat membahayakan?
a. 1 kali
b. 2–3 kali
c. Lebih dari 3 kali
3. Mana yang termasuk tanda bahaya kehamilan?

a. Bengkak di kaki, dan keluar darah dari ibu


b. Mual muntah pada pagi hari
c. Pucat
4. Bengkak di kaki pada ibu hamil merupakan…
a. Tanda bahaya ibu hamil
b. Hal yang normal pada ibu hamil
c. Perubahan tidak normal pada ibu hamil

5. Mual muntah berlebihan sampai ibu kekurangan cairan dan berat


badan ibu turun, apakah itu kehamilan normal ?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
6. Manakah yang dapat membahayakan ibu hamil?
a. Mual muntah pada pagi hari tetapi ibu mau makan
b. Mual muntah pada pagi hari saja
c. Mual muntah yang berlebihan sehingga ibu menjadi
kekurangan cairan

7. Bahaya dari mual muntah yang berlebihan dan ibu kekurangan


cairan yaitu

a. Ibu menjadi lemah, berat badan turun, dan menghambat


pertumbuhan janin

b. Ibu menjadi sehat, berat badan naik, dan menghambat


pertumbuhan janin

c. Ibu menjadi lemah, berat badan naik, dan tidak menghambat


pertumbuhan janin

8. Apa yang dimaksud dengan tekanan darah tinggi dalam kehamilan


a. Kehamilan yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah
pada ibu

b. Kehamilan yang ditandai dengan menurunnya tekanan darah ibu


c. Kehamilan yang ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh ibu

9. Di bawah ini manakah yang dapat membahayakan kehamilan?


a. Ibu dengan tekanan darah tinggi, sakit kepala hebat, bengkak
di kaki, dan penglihatan tidak kabur

b. Ibu dengan tekanan darah tinggi, sakit kepala hebat, bengkak


di wajah, dan penglihatan kabur

c. Ibu dengan tekanan darah rendah, sakit kepala, bengkak di


kaki dan penglihatan kabur

10. Jika terdapat bengkak di jari tangan, wajah disertai dengan


penglihatan kabur dan sakit kepala yang hebat merupakan

a. Tanda bahaya kehamilan


b. Perubahan normal pada ibu hamil
c. Hal yang sering terjadi dalam kehamilan

11. Apa yang harus dilakukan bila terjadi bengkak di jari tangan, wajah
disertai dengan penglihatan kabur dan sakit kepala yang hebat

a. Memeriksakan diri kepada bidan


b. Bertanya dahulu pada paraji apa yang harus dilakukan
c. Dibiarkan saja karena merupakan hal yang normal
12. Bila terjadi sebelum melahirkan tiba-tiba adanya pengeluaran air-air,
hal ini merupakan

a. Masalah yang normal terjadi dalam kehamilan


b. Tanda bahaya dalam kehamilan
c. Salah satu perubahan pada kehamilan
13. Apa yang harus dilakukan bila terjadi keluar air-air dari jalan lahir
sebelum waktu adanya tanda-tanda melahirkan

a. Dibiarkan saja
b. Periksa ke tenaga kesehatan
c. Mencari paraji
14. Keluar air-air dari jalan lahir dan timbul demam tinggi sebelum
waktunya melahirkan dapat menyebabkan

a. Infeksi pada ibu


b. Infeksi pada bayi
c. Infeksi pada ibu dan janin
15. Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan lima bulan
merupakan

a. Ketidaknyamanan dalam kehamilan


b. Tanda bahaya dalam kehamilan
c. Salah satu perubahan dalam kehamilan

16. Bahaya jika gerakan janin dalam kandungan berkurang adalah


a. Janin yang dikandung baik-baik saja
b. Janin yang dikandung dapat meninggal
c. Janin yang dikandung dapat lahir sehat
17. Yang harus dilakukan bila janin tidak bergerak adalah
a. Segera periksa ke tenaga kesehatan
b. Dibiarkan saja nanti juga bayinya bergerak lagi
c. Diistirahatkan dahulu jika bayi tetap tidak bergerak baru periksa
ke paraji

18. Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan 5 bulan


merupakan?

a. Ketidaknyamanan dalam kehamilan


b. Tanda bahaya dalam kehamilan
c. Salah satu perubahan dalam kehamilan

19. Bahaya jika gerakan janin dalam kandungan berkurang adalah


a. Janin yang dikandung baik-baik saja
b. Janin yang dikandung dapat meninggal
c. Janin yang dikandung dapat lahir sehat
20. Yang harus dilakukan bila janin tidak bergerak adalah

a. Segera periksa ke tenaga kesehatan


b. Dibiarkan saja nanti juga bayinya bergerak lagi

c. Diistirahatkan dahulu jika bayi tetap tidak bergerak baru


periksa ke paraji

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad dan Muhammad Ansori. dkk. (2014). Metodologi & Aplikasi Riset
Pendidikan. Bandung: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Budiman, dan Agus Riyanto. (2013). Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap
dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Hani, Ummi, dkk. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta:
Salemba Medika.
Hutahaean, Serry. (2013). Perawatan Antenatal. Jakarta: Salemba Medika.
Kuswanti, Ina. (2014). Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Manuaba, dkk. (2012). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Manuaba, Ida A.C, Ida Bagus Gde F.M, Ida Bagus G.M. (2012). Buku Ajar Patologi
Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: EGC.
Mitayani. (2011). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.
Mochtar, R. (2012). Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi (3 ed., Vol.
1). Jakarta: EGC.
Prawirohardjo, S. (2014). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Purwanti, Indri Astuti dan Nurina Dyah Larasaty.(2015). Pengetahuan Tentang Tanda-
tanda Bahaya Kehamilan Sebagai Evaluasi Hasil Pendidikan Kesehatan.
Rizky, Nerinda. (2018). Pengetahuan dan Ilmu. Retrieved Januari 31, 2019, from
https://www.researchgate.net/publication/327301891_PENGETAHUAN_DAN_IL
MU
Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah.(2010). Metode Penelitian Pendekatan Praktis dalam
Penelitian. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Sulistyaningsih. (2012). Metodologi Penelitian Kebidanan Kuantitatif-Kualitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sumantri, A. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan (1 ed.). Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai