Anda di halaman 1dari 4

Dasar Teori

Tekanan darah merupakan faktor yang dapat dipakai sebagai indikator untuk menilai
sistem kardiovaskuler. Tekanan darah seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor di
antaranya adalah perubahan posisi tubuh dan aktivitas fisik. Dengan mengamati serta
mempelajari hasil pengaruh perubahan posisi tubuh dan aktivitas fisik terhadap tekanan
darah, kita akan memperoleh sebagian gambaran mengenai sistem kardio vaskuler seseorang
(Eşer:2007).

Tekanan darah itu sendiri adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap
pembuluh darah. Tekanan darah ini dipengaruhi oleh volume darah dan elastisitas pembuluh
darah. Peningkatan tekanan darah disebabkan peningkatan volume darah atau elastisitas
pembuluh darah. Sebaliknya, penurunan volume darah akan menurunkan tekanan darah
(Setiawan, 2010:30).

Jantung bekerja sebagai pompa darah karena dapat memindahkan darah dari
pembuluh vena ke arteri pada sistem sirkulasi tertutup. Aktivitas pompa jantung berlangsung
dengan cara mengadakan kontraksi dan relaksasi, sehingga dapat menimbulkan perubahan
tekanan darah di dalam sirkulasinya. Dalam satu siklusnya, siklus jantung terdiri dari satu
periode relaksasi yang disebut diastolik, yaitu periode pengisian jantung dengan darah, yang
diikuti oleh satu periode kontraksi yang disebut sistolik. Darah dipompakan ke aorta dan
arteri pulmonalis ketika sistol ventrikel (Sherwood:2011).

Perekaman tekanan di dalam sistem arteri di saat itu menunjukkan kenaikan tekanan
arteri sampai pada puncaknya 120 mmHg. Kenaikan ini menyebabkan aorta mengalami
distensi sehingga tekanan di dalamnya sedikit menurun. Tekanan aorta pada saat diastol
ventrikel cenderung menurun hingga 80 mmHg. Tekanan inilah yang dikenal sebagai tekanan
diastol pada pemeriksaan tekanan darah. Perubahan pada siklus jantung tersebut yang
menyebabkan terjadinya aliran darah di dalam sistem sirkulasi tertutup pada tubuh manusia
(Rahmani,2010:54).

Jantung memompa darah secara kontinyu ke dalam aorta, sehingga tekanan rata-rata
di aorta menjadi tinggi, rata-rata sekitar 100 mmHg. Demikian juga, karena pemompaan oleh
jantung bersifat pulsatil, sebagai akibat pengosongan ritmik ventrikel kiri, tekanan arteri
berganti-ganti antara nilai tekanan sistolik 120 mmHg dan nilai tekanan diastolik 80 mmHg.
4,5 Pada orang dewasa sehat, tekanan pada puncak setiap pulsasi, yang disebut tekanan
sistolik, adalah sekitar 120 mmHg. Pada titik terendah setiap pulsasi, yang disebut tekanan
diastolik, nilainya sekitar 80 mmHg. Perbedaan nilai antara kedua tekanan ini sekitar 40
mmHg, yang disebut tekanan nadi (Guyton:2007).

Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda yaitu pada waktu pagi hari tekanan darah
lebih tinggi dibandingkan saat tidur malam hari karena adanya perbedaan tekanan darah
sistolik selama 2 jam pertama setelah bangun tidur dikurangi tekanan darah sistolik terendah
dalam sehari. Selain itu, faktor yang dapat mempengaruhi perbedaan tekanan pada pembuluh
darah adalah posisi tubuh dimana perubahan tekanan darah pada posisi tubuh dipengaruhi
oleh faktor gravitasi (Rahmani, 2010:56). Secara teoritis tekanan darah pada posisi berdiri
lebih tinggi dari pada posisi duduk yang diakibatkan karena pada posisi berdiri tekanan darah
dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan otot yang sedang berkontraksi.

Apabila seseorang dalam posisi berdiri, tekanan intravaskular di semua tempat


menjadi sama dengan tekanan yang dihasilkan oleh kontraksi jantung di tambah tekanan
tambahan sama dengan berat kolom darah dari jantung ke titik pengukuran. Pada rata-rata
orang dewasa, misalnya, berat kolom darah yang membentang dari jantung ke kaik adalah 80
mmHg. Pada kapiler kaki, tekanan meningkat dari 25 (tekanan kapiler rata-rata yang
dihasilkan dari kontraksi jantung) menjadi 105 mmHg, peningkatan 80 mmHg ini disebabkan
oleh berat kolom darah. Teori tekanan hidrostatik menyatakan bahwa tekanan pada
permukaan air sama dengan tekanan atmosfer pada semua bagian air yang terpapar oleh
udara, namun tekanan meningkat 1 mmHg untuk setiap penurunan 13,6 mmHg dari
permukaan. Tekanan hidrostatik berperan pada sistem kardiovaskular karena adanya beban
darah pada vena yang dapat dinyatakan dalam rumus ρ x g x h yang mana ρ adalah densitas
darah (1,05 g/cm2 ), g adalah percepatan gravitasi (980 cm/s2 ) dan h adalah tinggi dari
permukaan (cm)(Benoit:2004).

Posisi tubuh

Jumlah darah arteri pada dasarnya ditentukan oleh jumlah darah yang terkandung di
dalam arteri tersebut. Variasi tekanan darah dapat terjadi bila pasien mengambil posisi yang
berbeda-beda. 18 Tekanan darah dalam arteri pada orang dewasa dalam keadaan duduk atau
posisi berbaring pada saat istirahat kira-kira 120/70 mmHg. Karena tekanan darah adalah
akibat dari curah jantung dan resistensi perifer, maka tekanan darah dipengaruhi oleh
keadaan-keadaan yang mempengaruhi setiap atau dan isi sekuncup. Besarnya isi sekuncup
ditentukan oleh kontraksi miokard dan volume darah yang kembali ke jantung. Tiga posisi
tubuh yang mempengaruhi tekanan darah menurut Marhaendra (2010):

a) Berdiri dan Tekanan Darah


Detak jantung akan meningkat saat seseorang berdiri, karena darah yang kembali
ke jantung akan lebih sedikit. Kondisi ini yang mungkin menyebabkan adanya
peningkatan detak jantung mendadak ketika seseorang bergerak dari posisi duduk
atau berbaring ke posisi berdiri. Sebanyak 300-500 ml pada posisi berdiri, darah
pada pembuluh vena anggota tubuh bagian bawah dan isi sekuncup mengalami
penurunan sampai 40%. Pengumpulan darah di vena lebih banyak pada posisi
berdiri,. Mengakibatkan volume darah yang kembali ke jantung sedikit, isi
sekuncup berkurang, curah jantung berkurang, dan kemungkinan tekanan darah
akan turun. Tekanan darah berkurang akan menentukan kecepatan darah sampai
ke bagian tubuh yang dituju. Volume jantung berkurang maka darah yang ke luar
dan tekanan menjadi berkurang.
b) Duduk dan tekanan darah
Sikap atau posisi duduk membuat tekanan darah cenderung stabil. Hal ini
dikarnakan pada saat duduk system vasokontraktor simpatis teransang melalui
saraf rangka menuju otot-otot abdomen. Keadaan ini meningkatkan tonus dasar
otot-otot tersebut yang menekan seluruh vena cadangan abdomen, membantu
mengelurkan darah dari cadangan vaskuler abdomen ke jantung. Hal tersebut
membuat darah yang tersedia bagi jantung untuk dipompa menjadi meningkat.
Keseluruhan respon ini disebut refleks kompresi abdomen. Kerja jantung pada
posisi duduk, dalam memompa darah akan lebih keras karena melawan gaya
gravitasi sehingga kecepatan denyut jantung meningkat. 5
c) Berbaring dan tekanan darah Darah dapat kembali ke jantung secara mudah pada
posisi berbaring Gaya gravitasi pada peredaran darah lebih rendah karena arah
peredaran tersebut horizontal sehingga tidak terlalu melawan gravitasi dan tidak
terlalu memompa. 5 Hal ini terlihat bahwa selama kerja pada posisi berdiri, isi
sekuncup meningkat secara linier (VO2 max 40% - 60%). Isi sekuncup dalam
posisi berbaring mencapai nilai maksimal sedangkan pada posisi kerja hanya
terdapat sedikit peningkatan, dan nilai ini sama dengan nilai maksimal yang
diperoleh pada waktu kerja dengan posisi berdiri. Makin besar intensitas kerja
(melebihi 85% dari kapasitas kerja) makin sedikit isi sekuncup, disebabkan
memendeknya waktu pengisian diastole akibat frekuensi denyut jantung yang
meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Eşer I, Khorshid L, Güneş YU, Demir Y. The Effect Of Different Body Positions On Blood
Pressure. J Clin Nurs Jan 2007;16(1):137-40.

Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Rachman LY, et al, editor.
Jakarta: EGC Medical Publisher, 2007.

Marhaendra, Y. 2010. Pengukuran Tekanan Darah. diakses dari


http://eprints.undip.ac.id/50884/3/YudhaAdidarmaM_22010112110201.pdf Mei
2019.

Pan RCM, Benoit R, Girardier L. The Role Of Body Position And Gravity In The Symptoms
And Treatment Of Various Diseases. Muttenz: Swiss Medical Weekly, 2004.

Rahmani A, editor. Terapi Hipertensi: Program 8 Minggu Menurunkan Tekanan Darah


Tinggi Dan Mengurangi Risiko Serangan Jantung Dan Stroke Secara Alami. 1 st
ed. Bandung: Qanita, 2010; p. 54.

Setiawan R, Sari F. Fisiologi Kardiovaskular. Jakarta: EGC, 2010; p. 26-35. 3.

Sherwood L. Pembuluh Darah dan Tekanan Darah. Dalam: Yesdelita N, Editor. Fisiologi
Manusia Dari Sel Ke Sistem. Edisi ke-6. Jakarta: EGC, 2011.

Anda mungkin juga menyukai