Anda di halaman 1dari 1

PASAL 20 UU NO 44 TAHUN 2009

(I) Berdasarkan pengelolaannya Rumah Sakit dapat dibagi menjadi Rumah Sakit publik dan
Rumah Sakit privat.
(2) Rumah Sakit publik sebagaimana dimaksud pada ayat (I) dapat dikelola oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan badan hukum yang bersifat nirlaba.
(3) Rumah Sakit publik yang dikelola Pemerintah dan Pemerintah Daerah diselenggarakan
berdasarkan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Rumah Sakit publik yang dike lola Pemerintah dan Pemerintah Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tidak dapatdialihkan menjadi Rumah Sakit privat.

Dalam hal ini Rumah Sakit Nirlaba termasuk Wajib Pajak yang harus memenuhi kewajiban
pajaknya.
1. UU Pajak Penghasilan Sebagaimana tertuang dalam pasal 2.b UU No. 36 tahun 2008
tentang Pajak Penghasilan, maka Badan (dalam hal ini Rumah Sakit Nirlaba) termasuk
menjadi Subyek Pajak. Sedangkan yang menjadi Obyek Pajak adalah penghasilan, yaitu
setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik
yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk
konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama
dan dalam bentuk apapun (pasal 4 ayat 1 Undang-Undang ini) Dengan demikian setiap
penghasilan yang diperoleh Rumah Sakit Publik menjadi Obyek Pajak sesuai dengan
Undang-Undang.

Anda mungkin juga menyukai