Anda di halaman 1dari 9

TUGAS AKHIR MODUL 2

PENGEMBANGAN PROFESI GURU

Nama : Jaenal Aripin, S.Pd.


NUPTK/NPK : 3884650121025
Mata Pelajaran : Al-Quran Hadits

Setelah mempelajari semua kegiatan belajar, silahkan Ibu/Bapak kerjakan tugas akhir
berikut:
1. Rumuskanlah kompetensi guru secara utuh?
2. Menghadapi abad 21 ini keterampilan belajar apa yang harus dimiliki oleh guru dan
siswa?
3. Buatlah rancangan strategi pengembangan guru berkelanjutan?

Penyelesaian:
1. Rumuskanlah kompetensi guru secara utuh?
kompetensi dapat diartikan kewenangan dan kecakapan atau kemampuan seseorang dalam
melaksanakan tugas atau pekerjaan sesuai dengan jabatan yang disandangnya. Dalam hal
ini tugas atau pekerjaan yang dimaksud adalah profesi Guru.
Rumusan kompetensi guru yang dikembangkan di Indonesia sudah tertuang dalam Undang-
undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1) kompetensi guru
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
A. Kompetensi Pedogogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru yang berkenaan dengan pemahaman
terhadap peserta didik dan pengelolaan pembeajaran mulai dari merencanakan,
melaksanakan sampai dengan mengevaluasi. Secara umum kompetensi inti pedagogi
meliputi;
a. menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional,
dan intelektual, ditunjukan dengan kemampuan;
1) memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual,
sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar belakang social budaya,
2) mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran,
3) mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik dalam mata pelajaran,
4) mengidentifikasi kesulitan peserta didik.
b. menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, ditunjukan
dengan kemampuan;
1) Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik,
2) Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang
mendidik secara kreatif,
3) Menerapkan pendekatan pembelajaran berdasarkan jenjang dan karateristik bidang
studi.
c. mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang pengembangan
yang diampu, yang dilakukan dalam bentuk penyusunan rpp seperti;
1) memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum,
2) menentukan tujuan pelajaran,
3) menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pelajaran,
4) memilih materi pelajaran yang terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan
pembelajaran,
5) menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih
dan karakteristik peserta didik,
6) mengembangkan indikator dan instrumen penilaian.
d. menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, indikatornya ditunjukan dengan;
1) memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik,
2) mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran,
3) menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam
kelas, laboratorium, maupun lapangan,
4) melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan di
lapangan,
5) menggunakan media pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik dan
mata pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh,
6) mengambil keputusan transaksional dalam pelajaran sesuai dengan situasi yang
berkembang
e. memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran,
seperti penggunaan media dan penggalian sumber belajar.
f. memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimiliki, kompetensi ini ditunjukan guru dengan;
1) menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik
mencapai prestasi belajar secara optimal,
2) menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi
peserta didik, termasuk kreativitasnya
g. berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik, seperti;
1) memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik dan santun, baik
secara lisan maupun tulisan,
2) berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan
bahasa yang khas dalam interaksi pembelajaran yang terbangun secara siklikal dari
 penyiapan kondisi psikologis peserta didik,
 memberikan pertanyaan atau tugas sebagai ajakan kepada peserta didik untuk
ambil bagian,
3) respons peserta didik,
4) reaksi guru terhadap respons peserta didik, dan seterusnya.
h. menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, Indikator
kompetensi ini meliputi;
1) memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai
dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu,
2) menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan
dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu,
3) menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar,
4) mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar,
5) mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan
dengan mengunakan berbagai instrument,
6) menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan,
7) melakukan evaluasi proses dan hasil belajar.
i. memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran, seperti;
1) menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan
belajar,
2) menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program
remedial dan pengayaan,
3) mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan,
4) memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran
j. melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Berikut diuraikan
indikator masing-masing kompetensi inti pedagogi. indikator kompetensi ini ditunjukkan
dengan;
1) melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan,
2) memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan mata pelajaran,
3) melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran mata
pelajaran

B. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan personal yang mencerminkan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhak
mulia. Kompetensi inti kepribadian seperti:
a. bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional
Indonesia, seperti;
1) menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-
istiadat, daerah asal, dan gender,
2) bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan norma sosial yang
berlaku dalam masyarakat, serta kebudayaan nasional Indonesia yang beragam
b. menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta
didik dan masyarakat, seperti;
1) berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi,
2) berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia,
3) berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat di
sekitarnya.
c. menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,
seperti;
1) menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil,
2) menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa.
d. menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan
rasa percaya diri, seperti:
1) menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi,
2) bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri, Bekerja mandiri secara
professional.
e. menjunjung tinggi kode etik profesi guru. seperti;
1) memahami kode etik profesi guru,
2) menerapkan kode etik profesi guru,
3) berperilaku sesuai dengan kode etik guru

C. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat
untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga kependidian, orang tua siswa, dan masyarakat sekitar. Kompetensi sosial penting
dimiliki bagi seorang pendidik yang profesinya senantiasa berinteraksi dengan human
(manusia) lain. Indikatornya adalah;
a. bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis
kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi,
seperti;
1) bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman sejawat dan lingkungan
sekitar dalam melaksanakan pembelajaran,
2) tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta
didik dan lingkungan sekolah karena perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar
belakang keluarga, dan status sosial-ekonomi.
b. berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua, dan masyarakat, kemampuan ini ditunjukan dengan cara;
1) berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya secara santun,
empatik dan efektif,
2) berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat secara santun,
empatik, dan efektif tentang program pembelajaran dan kemajuan peserta didik,
3) mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program
pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik.
c. beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki
keragaman sosial budaya. Kompetensi ini penting dikuasai oleh pendidik, apalagi jika
tugas tidak ditempatkan di daerah asal. Kemampuan ini ditunjukan dengan;
1) beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka meningkatkan
efektivitas sebagai pendidik, termasuk memahami bahasa daerah setempat,
2) melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk mengembangkan
dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah yang bersangkutan.
d. berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan
tulisan atau bentuk lain, seperti;
1) berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah lainnya
melalui berbagai media dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan,
2) mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran kepada komunitas profesi
sendiri secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

D. Kompetensi Professional
Kompetensi professional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan
substansi isi materi pembelajaran, dan substansi keilmuan yang menaungi materi dalam
kurikulum, serta menambah wawasan keilmuan. Dengan indikatornya sebagai berikut:
a. menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata
pelajaran yang diampu sesuai jenjang pendidikan.
b. menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu, seperti;
1) memahami standar kompetensi mata pelajaran,
2) memahami kompetensi dasar mata pelajaran,
3) memahami tujuan pembelajaran mata pelajaran.
c. mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif;
1) memilih materi mata pelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta
didik,
2) mengolah materi mata pelajaran secara integratif dan kreatif sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik.
d. mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan
reflektif, seperti;
1) melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus-menerus,
2) memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan,
3) melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan,
4) mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber.
e. memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan
mengembangkan diri, seperti;
1) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi,
2) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri.

2. Menghadapi abad 21 ini keterampilan belajar apa yang harus dimiliki oleh guru
dan siswa?
Abad 21 yang ditandai dengan kehadiran era media (digital age) sangat berpengaruh
pada pengelolaan pembelajaran sehingga menjadi keharusan untuk mengintegrasikan
teknologi informasi dan komunikasi dengan pembelajaran, yang berpusat pada siswa.
Oleh karena itu, pada abad 21 ini seseorang baik itu guru maupun siswa harus
memiliki keterampilan 4 C, yakni;
1. Communication,
2. Collaboration,
3. Critical Thinking and Problem Solving, dan
4. Creativity and Innovation.
Keterampilan ini sudah semestinya tercermin dalam setiap pembelajaran yang akan
dilaksanakan oleh seorang guru. Keterampilan Abad 21 dapat di integrasikan dalam
pelaksanaan pembelajaran, sehingga pilihan metode, media dan pengelolaan kelas benar-
benar meningkatkan keterampilan tersebut. Karena itulah menjadi sebuah keharusan bahwa
kemampuan pedogogi guru harus menyesuaikan dengan karateristik dan keterampilan yang
diperlukan di abad 21.

3. Rancangan strategi pengembangan guru berkelanjutan


Strategi pengembangan keprofesian berkelanjutan meliputi 3 aspek, yaitu: a) str
ategi pengembangan diri, b) strategi publikasi ilmiah, dan c) strategi karya inovatif.
a) Strategi Pengembangan Diri
Kompetensi guru meliputi:
1) kompetensi pedagogic,
2) kompetensi kepribadian,
3) kompetensi professional dan
4) kompetensi social.
Kompetensi pedagogic merupakan kemampuan seseorang dalam mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan
dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki peserta didik.
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan seseorang yang diwujudkan dalam
kepribadian yang mantap dan berwibawa, stabil, dewasa dan berakhlaq mulia serta mampu
sebagai teladan bagi peserta didik.
Kompetensi profesional merupakan kemampuan seseorang yang berkaitan dengan
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, sehingga yang bersangkutan
mampu membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam
Standar Nasional Pendidikan.
Sedangkan kompetensi Sosial adalah kemampuan seorang untuk berkomunikasi
dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, antar sesama pendidik, tenaga pendidikan,
orang tua/wali peserta didik serta masyarakat sekitar.
b) Strategi Publikasi Ilmiah
Daryanto (2011) menyebutkan bahwa publikasi ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang telah
dipublikasikan kepada masyarakat sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan
kualitas proses pembelajaran di sekolah dan pengembangan dunia pendidikan secara
umum. Publikasi ilmiah meliputi 3 kelompok yaitu:
1) presentasi pada forum ilmiah,
2) publikasi ilmiah berupa hasil penelitian atau gagasan ilmu bidang pendidikanformal,
3) publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan, dan atau pedoman guru.

Dalam presentasi forum ilmiah guru menjadi narasumber dalam kegiatan seminar,
lokakarya, koloqium, diskusi ilmiah baik tingkat regional, nasional, maupun internasional.
Dalam publikasi ilmiah, guru menghasilkan penelitian atau makalah sesuai bidang
pendidikan yang telah dipublikasikan dalam bentuk jurnal ilmiah. Selain itu, guru juga
membuat buku pelajaran, modul pembelajaran, buku dalam bidang pendidikan, karya
terjemahan, dan buku pedoman guru. Buku tersebut harus tersedia di perpustakaan
sekolah tempat guru bertugas.
Dalam penelitian satyarini (2013) disebutkan rancangan kegiatan PKB kaitannya dengan
publikasi ilmiah dapat dilaksanakan dengan beberapa cara yaitu:
1) presentasi pada forum ilmiah,
2) melaksanakan publikasi ilmiah,
3) membuat artikel ilmiah populer di bidang pendidikan forma,
4) membuat artikel ilmiah dalam bidang pendidikan formal,
5) melaksanakan publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan dan pedoman guru,
dicetak dan diterbitkan,
6) membuat modul/diktat pembelajaran per semester,
7) membuat karya hasil terjemahan yang disahkan oleh kepala sekolah,
8) membuat buku pedoman guru.
Syamsul Arifin dan Adi Kusrianto (2009) menerangkan bahwa:
menulis buku adalah sebuah keniscayaan bagi guru karena:
1) guru adalah salah satu sumber ilmu,
2) guru dalam melaksanakan tugasnya terbiasa dengan membaca, bertutur,
menerangkan sesuatu sehingga seharusnya menulis buku akan bisa jadi gampang,
dan
3) disediakan insentif baik dalam bentuk grant-grant maupun promosi kenaikan
pangkat bagi guru jika ia menulis buku yang diterbitkan. Dengan menulis guru dapat
menuangkan ide dan pemikirannya secara konsepsional. Selain itu,
mempublikasikan karya tulis guru dapat menunjukkan kredibilitas atu reputasinya
sebagai pekerja yang profesional.

c) Strategi Karya Inovatif


Karya inovatif adalah karya yang bersifat pengembangan, modifikasi atau penemuan
baru sebagai kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran
disekolah dan pengembangan dunia pendidikan. Karya inovatif dapat berupa penemuan
teknologi tepat guna, penemuan atau pengembangan karya seni, pembuatan atau
modifikasi alat pelajaran atau peraga atau praktikum, penyusunan standar, pedoman, soal
dan sejenisnya pada tingkat nasional maupun provinsi (Daryanto, 2011).
Seorang guru dapat membangun program pembelajaran yang unik,
mengembangkan software e-learning dan aplikasi terkait pembelajaran hal tertentu sebagai
bentuk karya inovatif dalam strategi pengembangan keprofesian berkelanjutan. Guru
sebagai individu yang selalu harus berinovasi dan meningkatkan kapasitas pembelajaran
akan menjadikan guru kreatif, inovatif, dan produktif.
Ketiga strategi pengembangan tersebut perlu dilaksanakan secara continue untuk
menciptakan guru yang benar-benar profesional bukan hanya untuk memenuhi angka
kredit. Meskipun angkakredit sudah terpenuhi guru akan terbiasa untuk mengembangkan
diri sehingga tujuan pengembangan keprofesian berkelanjutan dapat tercapai.
Peningkatan profesionalisme pada dasarnya guru bukan hanya menjadi tanggung
jawab guru, melainkan pula menjadi tanggung jawab pemerintah, masyarakat, sekolah dan
organisasi yang terkait dengan pendidikan. Oleh karena itu, pihak-pihak terkait harus
mendukung secara nyataketika menuntut guru menjadi pekerjaan yang profesional.
Penyediaan sarana dan prasana untuk peningkatan kompetensi guru haruslah ada, karena
guru dituntut untuk selalu update terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Selain itu, pentingnya dukungan kepala sekolah atau dinas pendidikan dalam
memberikan ruang dan waktu bagi guru untuk melaksanakan kegiatan pengembangan
keprofesian berkelanjutan akan menjadikan guru lebih terpacu meningkatkan
profesionalismenya. Sekolah bisa bekerja sama dengan perguruan tinggi dalam
mengadakan workshop atau pelatihan di sekolah. Sehingga, guru tidak perlu keluar
sekolah dan bisa melanjutkan pembelajaran di kelas setelah kegiatan workshop atau
pelatihan selesai.

Anda mungkin juga menyukai