Anda di halaman 1dari 10

TRAINING MINE ENGINEERING APRESIASI

MODUL IV :
MEMBUAT RANCANGAN JALAN

PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA


MINE TRAINING SECTION
Mining Department
OCTOBER 2004
1. MEMBUAT RANCANGAN JALAN

Dalam mendesign suatu jalan tambang, faktor dimensi jalan adalah faktor yang
penting diperhatikan :
1. Lebar jalan

Untuk tambang di Sorowako yang menggunakan truck terbesarnya KOMATSU


985 dengan lebar sekitar 6,1 meter, maka lebar jalan yang diperlukan adalah
3,5 kali lebar truck yang digunakan. Lebar ini tidak termasuk bahu jalan,
selokan dan tanggul yang ada dikiri dan kanan jalan. Lebar jalan ini digunakan
untuk 2 (dua) jalur pengangkutan

Lebar jalan jalan total = 6,1 x 3,5 = 21,35 meter


= 22 meter

2. Kemiringan badan jalan


Kemiringan badan jalan sebesar 3% dari titik tengah jalan ke tepi jalan di kedua
sisi badan jalan berguna untuk mengalirkan air ke tepi jalan agar jalan terhindar
dari genangan air yang akan merusak jalan. Atau pada badan jalan yang
miring, kemiringan badan jalan sebesar 3% dihitung dari pinggir jalan ke pinggir
badan jalan yang lain.
Gambar 1 : Gambar design jalan

a. Jalan rata

22 meter

Tanggul jalan
Kemiringan jalan
Berm
Centre Jalan

Bench

Ditch 3%

b. Jalan miring

22 meter

Tanggul Jalan

Kemiringan jalan 1

1
45

3%
3. Kemiringan (grade) jalan
Grade jalan yang diterapkan di PT.INCO Sorowako maksimum sebesar 10%
yang artinya setiap perbandingan antara sisi datar/horizontal dengan sisi
tinggi/vertical adalah 10 dibanding 1.

Misalnya : Bila panjang sisi datar jalan = 10 meter, maka perbedaan


maksimum sisi tinggi adalah 1 meter.

Gambar 2: Menghitung Kemiringan Jalan

10%
V = 10 m

H = 100 m

Gradien kemiringan = V / H x 100%


= 1/10 x 100% = 10%

Maksimum panjang jalan dengan grade kemiringan 10% adalah 700 meter.

4. Radius tikungan jalan dan super elevasi

Radius jalan adalah jari-jari suatu tikungan jalan, dimana jarak jari-jari tersebut
diukur dari sisi lingkaran jalan sampai suatu titik yang dianggap titik tengah dari
lingkaran tersebut.

Radius jalan minimum yang diterapkan oleh PT.Inco sebesar 40 m (lihat design
gambar 2) yang ditentukan berdasarkan kecepatan maksimum truck
diberlakukan oleh PT.Inco (sebesar 40 km/jam)
Gambar 3: Membuat Radius Tikungan

Sisi luar Lingkaran

40 m

Titik Tengah Lingkaran

Sedangkan super elevasi sudut kemiringan badan jalan pada tikungan – tikungan
jalan. Besarnya sudut kemiringan ini sangat ditentukan oleh besarnya radius jalan
yang ditetapkan pada tikungan tersebut.

5. Ketebalan material pendukung badan jalan.

Ketebalan dan jenis material pendukung jalan sangat diperlukan untuk menambah
daya dukung jalan tersebut. Hal ini sangat tergantung dari maksimum kapasitas
angkut truck yang akan melewati jalan tersebut.

Untuk jalan PT.Inco di Sorowako, ketebalan dan jenis material yang ditetapkan
adalah sebagai berikut :
a. Material Sub base dan base,
Material ini ditempatkan pada bagian dasar badan jalan. Ketebalan material ini
sekitar 1.70 meter yang dipadatkan dan material yang digunakan adalah batu
bedrock (blue zone) dari block penambangan West Block dengan ukuran
maksimum +6 inch.

b. Material Top dressing,


Material yang digunakan adalah material crush rock dengan ukuran maksimum
35 milimeter (AP35) yang dipadatkan setebal 30 cm.

Gambar 4 : Ketebalan material pendukung badan jalan

Badan Jalan

Top Dressing
Tebal 0,30 meter padat
Material : Crush rock AP 35

Sub base dan base


Tebal 1,70 meter padat
Material : Reject +6 inch
Quarry rock

Tanah asli (padat)

6. Tanggul Jalan
Untuk mengupayakan dimensi jalan supaya lebih aman dilewati oleh kendaraan –
kendaraan yang melewati jalan tersebut perlu dibuatkan tanggul di sisi kiri
ataupun kanan jalan tersebut dengan ketinggian maksimum ¾ bagian dari tinggi
ban yang terbesar yang digunakan pada kendaraan yang lewat pada jalur jalan
tersebut dan kemiringan lereng tanggul sebesar 45 derajat (atau perbandingan sisi
vertical dan sisi datar adalah 1 : 1).
7. Sudut Lereng dan lembah di sisi kiri – kanan jalan.
Lereng yang dibentuk dikedua sisi badan jalan, ditentukan dengan aturan sebagai
berikut :

a. Lereng potong (Cut)


Lereng ini dibentuk dari potongan material, untuk mendapatkan lereng potong
yang aman, maka ditetapkan perbandingan 3 bagian sisi tinggi/vertical (V) dan
2 bagian sisi datar/horizontal (H) atau membentuk sudut 56 derajat.
Contoh : Bila tinggi bench yang akan dibentuk 10 meter,
maka sisi datar bench tersebut : 2/3 * 10 meter
= 6,7 meter

b. Lereng timbunan (fill)


Lereng ini dibentuk dari timbunan material yang dikarenakan jalan dibuat pada
daerah yang rendah. Lereng isi yang aman apabila diterapkan 2 sisi bagian
datar/horinzotal (H) dan 1 sisi tinggi/vertical (V), atau sudut yang terbentuk
adalah 26 derajat.

c. Berm (daerah datar antar bench)


Daerah/sisi datar yang membatasi antara 2 bench yang akan dibentuk, lebar
daerah/sisi datar ini lebarnya sekitar 5 meter untuk lereng potong dan 20 meter
untuk lereng timbunan.
Gambar 5: Standar kemiringan lereng potong (cut) dan timbunan (fill)

Berm = 5m

2h 20 m

Bench = 10m 260


3v 1v
560
2h

Standar kemiringan lereng cut Standar kemiringan lereng fill

Baik lereng potong (cut) dan lereng timbunan (fill) design lerengnya selalu dimulai dari
sisi lereng terbawah.

Gambar 6: Design lereng potong dan lereng timbunan keseluruhan

Lereng Potong 3 (maksimum 10 m)

Lereng Potong 2 (10 m)

Berm 1 (5m)

Lereng Potong 1 (10 m)


Tanggul

Berm 2 (5m) Lereng isi 2

Jalan Lereng isi 1

Selokan
Berm 3 (20 m)
Perancangan suatu jalan tambang sangat dipengaruhi oleh profil topografi dan
penyebaran bijih (ore) yang menyebabkan beberapa pertimbangan di atas tidak dapat
dipenuhi untuk suatu rancangan jalan tambang

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam merancang suatu jalan berdasarkan
kemudahan konstruksi dan efisiensi pengoperasiannya diantaranya :
1. jarak terdekat dari jalan penghubung yang ada di sekitarnya
2. kemiringan jalan landai
3. tinggi lereng potong (cut) rendah
4. kedalaman pengisian (fill ) landai dan dangkal
5. pengembangan teknik ‘cut and fill’ jika memungkinkan
6. radius tikungan jalan lebar
7. menghindari menambang ore
8. arah aliran air terkontrol

LATIHAN : MEMBUAT RANCANGAN JALAN

1.1. Membuat garis jalan


a. kenali skala peta anda dan gunakan skala ukur sesuai dengan skala peta
b. Orientasi situasi peta seperti lokasi dan level yang dituju, jalan penghubung
terdekat
c. Lakukan inventarisasi beberapa kemungkinan (alternatif) titik awalan jalan
(stasiun 0+0) dengan cara melakukan pengukuran langsung jarak horizontal
dari titik awalan ke titik akhir dengan kemiringan maksimum 8%.
d. Lakukan pembuatan garis jalan dari beberapa titik awalan ke titik yang dituju
dengan kemiringan maksimum 8 % (setiap jarak horizontal 25m, naik atau
turun 2 m jarak vertikal) dan tuliskan rancangan level pada garis jalan dengan
interval 50 m. Kenali situasi seperti tinggi lereng, kemiringan lereng topografi
sepanjang garis jalan yang dibuat.
e. Lakukan pemilihan rancangan jalan dari beberapa alternatif rancangan jalan
yang dibuat dengan memperhatikan pertimbangan kemudahan konstruksi dan
efisiensi penggunaannya seperti : jarak terdekat, kemiringan kritis jalan,
lereng-lereng terjal, kuantitas material yang dipindahkan dll.
f. Buat kedua garis sisi jalan dengan lebar jalan 22 m pada rancangan yang
dipilih

1.2. Membuat radius tikungan jalan


a. Buatlah radius jalan pada setiap tikungan jalan dengan memperhatikan
kemiringan jalan maksimum 10 % dan minimum radius tikungan 40m.
b. Perbaiki rancangan kemiringan jalan dan perhitungan elevasi jalan
disesuaikan dengan radius tikungan jalan yang telah dibuat.

1.3. Membuat proyeksi puncak dan kaki lereng jalan (cut & fill)
Buatlah proyeksi lereng cut dengan rasio kemiringan lereng 1v:1h dan lereng fill
dengan rasio kemiringan 1v:2h.

1.4. Buatlah 2 penampang melintang pada suatu ruas jalan.


1.5. Hitung volume material yang dipindahkan dari 2 penampang
yang telah dibuat

Anda mungkin juga menyukai