Anda di halaman 1dari 8

SMK PP NEGERI 1 TEGALAMPEL

Jl. Gunung Purnama Tegalampel Po. Box. 27 Kode Pos


68291 Telp./Fax. (0332) 422078
BONDOWOSO
Kegiatan Belajar
RPP Mengajar

Form : F.KUR.KBM-08 Revisi : 00 Tgl. Terbit : 01 Desember 2011 Halaman : 1 dari 8

Satuan Pendidikan : SMK PP Negeri 1 Tegalampel


Kompetensi Keahlian : Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan
Kelas/Semester : X / Genap
Pertemuan ke : 1-3
Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit
Kompetensi Inti : Menanam
Kode Standar Kompetensi : 104.KK04
Kompetensi Dasar : Menanam dengan bibit
Indikator :
(Kognitif)
1. Bibit ditempatkan dalam lubang tanam dengan hati-hati.
2. Perakaran bibit sebatas leher akar.
3. Penanaman dilakukan tanpa melukai bibit.
4. Penanaman dilakukan pada waktu yang tepat.
5. Bibit yang telah ditanam diairi dengan hati-hati jangan sampai mengubah posisi bibit.

(Psikomotorik)
1. Menjawab pertanyaan guru dengan cepat dan tepat
2. Menuliskan hasil diskusi kelompok dengan cepat dan tepat
3. Terampil mengkomunikasikan ide selama diskusi dengan cepat dan tepat
4. Merespon hasil diskusi kelompok lain dengan cepat dan tepat

(Afektif)
1. Mengikuti pembelajaran sesuai waktu
2. Menggunakan seragam lengkap dengan atribut sesuai peraturan sekolah
3. Cermat dalam memahami materi Menyiapkan media pembibitan
4. Mampu menemukan hal – hal baru atau menemukan inovasi baru yang berkaitan dengan
materi Menyiapkan media pembibitan
5. Mengumpulkan berbagai informasi tentang Menyiapkan media pembibitan dan segera
menanyakan pada guru tentang informasi yang belum dipahami
6. Bekerjasama dengan teman untuk mendiskusikan hal – hal yang berkaitan dengan materi
Menyiapkan media pembibitan

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah kompetensi diajarkan diharapkan siswa dapat :
1. Bibit ditempatkan dalam lubang tanam dengan hati-hati.
2. Perakaran bibit sebatas leher akar.
3. Penanaman dilakukan tanpa melukai bibit.
4. Penanaman dilakukan pada waktu yang tepat.
5. Bibit yang telah ditanam diairi dengan hati-hati jangan sampai mengubah posisi bibit.

II. MATERI AJAR

TEKNIK BUDIDAYA PADI SECARA S.R.I. (System Rice Intensification)


System of Rice Intensification adalah suatu teknik budidaya padi yang mampu
meningkatkan produktifitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air dan
SMK PP NEGERI 1 TEGALAMPEL
Jl. Gunung Purnama Tegalampel Po. Box. 27 Kode Pos
68291 Telp./Fax. (0332) 422078
BONDOWOSO
Kegiatan Belajar
RPP Mengajar

Form : F.KUR.KBM-08 Revisi : 00 Tgl. Terbit : 01 Desember 2011 Halaman : 2 dari 8

unsur hara. Pola tanam padi S.R.I telah menunjukkan hasil yang menjanjikan pada semua
varietas padi baik varietas lokal maupun varietas unggul baru di berbagai negara. Pola tanam
S.R.I mengubah struktur tanaman padi yaitu kerapatan tanaman, jumlah akar dan anakan. Selain
itu dalam S.R.I, tanaman padi dapat lebih produktif.
Budidaya padi secara S.R.I dapat dilakukan secara pure organic atau semi organik. Budidaya
padi S.R.I secara pure organic tidak dapat langsung diterapkan dari budidaya padi konvensional
(high external input agricultural). Namun untuk menerapkan budidaya padi S.R.I pure organic
terlebih dahulu melalui proses low external input agricultural atau yang lebih dikenal semi
organik.
Secara praktis, Royan (2005), mengemukakan bahwa dalam SRI, pupuk organik yang
digunakan berupa pupuk kandang, kompos, dan pupuk organik cair (MOL). Pupuk kandang
dibuat dari kotoran ayam dan kotoran domba/kambing. MOL juga digunakan sebagai bibit pupuk
organik cair yang mengandung unsur cair yang dibuat dari hijauan seperti kalikiria, daun
kirinyuh. Zat tumbuh adalah zat zyberelin yang terkandung dalam rebung dan pucuk labu. Keong
(terutama keong mas) dan ikan sapu untuk kandungan protein dan buah-buahan untuk
kandungan vitamin. Bahan-bahan tersebut dihaluskan dan dicampurkan dengan air gula atau air
kelapa, dan difermentasikan selama 15 hari. Satu liter air bibit (larutan) dapat dicampur dengan
15 air untuk kemudian disemprotkan pada tanaman padi.
Prinsip Penanaman SRI :
• Penanaman Bibit Muda;
• Penanaman Bibit Tunggal dan Jarak Antar Tanaman Yang Lebar;
• Penanaman Segera Untuk Menghindari Trauma Pada Bibit;
• Penanaman Dangkal;
• Lahan Sawah Tidak Terus Menerus Direndam Air;
• Penyiangan Mekanis;
• Menjaga Keseimbangan Biologi Tanah.

Penanaman bibit
Pada pola tanam SRI benih diperlakukan dengan lembut dan hati- hati. Bibit yang
ditanam di persemaian sawah atau ladang tidak boleh diambil dengan cara dicabut atau ditarik
tetapi dengan cara di keduk bagian bawah tanahnya sehingga tanahnya ikut terbawa.
Sejumlah bibit ini dikumpulkan dalam suatu wadah misalkan pelepah pisang, bambu atau
lainnya untuk di bawa ke tempat penanaman. Pemindahan harus dilakukan secepat mungkin
dalam waktu sekitar 30 menit atau lebih baik lagi dalam waktu 15 menit untuk menghindari
trauma dan shok. Untuk bibit yang ditanam menggunakan wadah akan lebih mudah
membawanya ke tempat penanaman. Bibit dipilih yang sehat diantara cirinya adalah lebih tinggi/
besar dan daunnya lebih tegak ke atas atau daunnya tidak terlalu terkulai. Penanaman padi
dilakukan secara dangkal dan hanya cukup satu sampai 3 bibit untuk satu titik. Bibit ditanamkan
dengan menggesernya di atas permukaan tanah, yang lebih mudah menggunakan jari jempol dan
telunjuk atau membentuk huruf (L). Sisa dari bibit dapat ditanam tunggal dibagian terluar
diantara tanaman padi lainnya dari tiap petakan sebagai cadangan bila di kemudian hari ada
tanaman yang tidak baik tumbuhnya. Penyulaman dilakukan menggunakan tanaman yang
disiapkan sebagai cadangan di antara tanaman utama atau mengambil dari rumpun yang sewaktu
ditanam berasal dari 2 atau 3 bibit.
SMK PP NEGERI 1 TEGALAMPEL
Jl. Gunung Purnama Tegalampel Po. Box. 27 Kode Pos
68291 Telp./Fax. (0332) 422078
BONDOWOSO
Kegiatan Belajar
RPP Mengajar

Form : F.KUR.KBM-08 Revisi : 00 Tgl. Terbit : 01 Desember 2011 Halaman : 3 dari 8

Kebutuhan benih
Untuk mengurangi pembirisan penggunaan benih maka kebutuhan benih harus betul-betul
diperhatikan. Pemborosan dalam sekala kecil nampaknya kurang berarti atau kurang
diperhatikan pleh petani pada umumnya, namun apabila kita sudah berbicara scara Nasional
maka nilai dari pemborosan ini akan berjumlah jutaan rupiah.
Dalam menghitung kebutuhan benih perlu di perhatikan faktor-faktor yaitu:
 Luas lahan yang akan ditanami
 Jarak tanam yang akan dilakukan
 Daya berkecambah benih
 Berat 1000 butir
 Jumlah bibit tiap lubang
Missal kita hendak menanam padi dengan luas 1 hektar jarak tanam 25X25 Cm, daya
berkecambah benih 80% , berat 1000 butir 25 gr, tiap lubang tanam 3 bibit maka kebutuhan
benih:

× × × 3 = 15 Kg

Sistem Legowo
Sistem Legowo adalah cara menanam padi, bila ada beberapa barisan kemudian diselingi 1
barisan yang kosong. Tetapi pada barisan paling pinggir, ditanam bibit 2x lebih banyak
dibandingkan barisan tengahnya. Untuk cara tanam seperti ini, biasanya dalam dunia pertanian
disebut legowo (2:1), (3:1), (4:1), (5:1), (6:1) dan seterusnya.

Bagaimana Menghitung Jumlah Tanaman dengan Sistem Legowo?


Rumusnya :
Populasi tanaman=
Kita harus tahu dulu jarak tanamnya, misalkan jarak tanam 25 x 25 cm.
Populasi tanaman = 1Ha / 25cm x 25 cm
= 10000 m2 / 625 cm2
= 160.000 tanaman/rumpun
Dengan jarak tanam tersebut maka populasinya 160 ribu tancep atau rumpun.
Mengetahui Jumlah Penambahan Populasi, caranya seperti ini = ( 1 /1+ sistem legowo berapa ) x
100 %. Angka 1 adalah patokan, sebab bila legowo pake sisipan, jumlah bagian pinggir adalah 2
x dari bagian tengahnya
Contoh legowo 2 : 1
Penambahan jumlah tanaman legowo 2:1 = ( 1 / 1 + 2 ) x 100 % = 33,3 %
Sehingga total tanaman menjadi = 160.000 rumpun + ( 1/3 x 160.000 ) = 213.333 rumpun
Contoh legowo 3 : 1
Penambahan jumlah tanaman legowo 3:1 = ( 1/ 1 + 3 ) x 100 % = 25 %
Sehingga total tanaman menjadi = 160.000 rumpun + ( 1/4 x 160.000) = 200.000 rumpun
Legowo 4:1, dng rumus di atas terjadi penambahan 1 / 1 + 4 = 20 %
Legowo 5:1, dng rumus di atas terjadi penambahan 1 / 1 + 5 = 16,66 %
Legowo 6:1, dng rumus di atas terjadi penambahan 1 / 1 + 6 = 14,3 % dst
Jarak Tanam untuk sistem tanam padi legowo, banyak macamnya bisa 20 x 25 cm, 20 x 30 cm,
25 x 25 cm, 25 x 30 cm, 30 x 30 cm.
SMK PP NEGERI 1 TEGALAMPEL
Jl. Gunung Purnama Tegalampel Po. Box. 27 Kode Pos
68291 Telp./Fax. (0332) 422078
BONDOWOSO
Kegiatan Belajar
RPP Mengajar

Form : F.KUR.KBM-08 Revisi : 00 Tgl. Terbit : 01 Desember 2011 Halaman : 4 dari 8

Pengairan Berselang
Pemberian air berselang (intermittent) adalah pengaturan kondisi sawah dalam kondisi kering
dan tergenang secara bergantian. Tujuan pengairan berselang adalah:
1. Menghemat air irigasi sehingga areal yang dapat diairi, lebih luas
2. Memberi kesempatan akar tanaman memperoleh udara lebih banyak sehingga dapat
berkembang lebih dalam. Akar yang dalam dapat menyerap unsur hara dan air yang lebih
banyak.
3. Mencegah timbulnya keracunan besi.
4. Mencegah penimbunan asam organik dan gas H2S yang menghambat perkembangan akar.
5. Mengaktifkan jasad renik (mikroba tanah) yang bermanfaat.
6. Mengurangi kerebahan
7. Mengurangi jumlah anakan yang tidak produktif (tidak menghasilkan malai dan gabah).
8. Menyeragamkan pemasakan gabah dan mempercepat waktu panen
9. Memudahkan pembenaman pupuk ke dalam tanah (lapisan olah)
10. Memudahkan pengendalian hama keong mas, mengurangi penyebaran hama wereng coklat
dan penggerek batang serta mengurangi kerusakan tanaman padi karena hama tikus.

Perawatan tanaman
Tanaman padi yang terawat akan memberikan hasil panen yang jauh lebih baik daripada
padi di sawah yang biarkan begitu saja. Air diatur agar hanya macak-macak atau mengalir di
saluran air saja, perendaman lahan selama beberapa saat dilakukan bila lahan sawah terlihat
kering dan adanya retakan halus pada tanah.
Penanganan gulma dilakukan dengan penyiangan mekanis sampai gulma tersebut
tercabut dari tanah untuk kemudian dibenamkan menggunakan tangan atau kaki sedalam
mungkin agar tidak mampu tumbuh lagi. Dari setiap proses penyiangan mekanis ini dapat
diharapkan nantinya ada penambahan hasil panen satu atau bahkan dua ton per hektarnya
sehingga nilai tambah dari penyiangan ini sebenarnya cukup tinggi. Sebelum penyiangan tanah
sebaiknya direndam untuk melunakkan tanah dan setelah dilakukan penyiangan air kembali
dibuang dan sawah dalam keadaan macak-macak. Untuk mempercepat proses dekomposisi
bahan organik dari gulma maka perlu dilakukan penyemprotan MOL (mikro-organisma lokal)
setelah proses penyiangan.
Penyemprotan MOL di arahkan ke tanah bukan ke tanaman karena maksudnya adalah
penambahan jumlah bakteri pengurai ke dalam tanah untuk melakukan proses dekomposisi
bahan organik. MOL ini dapat juga di campur dengan pupuk organik cair (POC) untuk
memberikan tambahan unsur hara ke dalam tanah. Konsentrasi larutan untuk penyemprotan baik
MOL, POC maupun campuran MOL dan POC jangan terlalu pekat untuk menghindari terjadinya
proses dekomposisi yang berlebihan pada tanah yang mengakibatkan akan menguningnya
tanaman untuk sementara karena unsur N yang ada dipergunakan oleh bakteri pengurai untuk
aktivitasnya. Proses dekomposisi yang berlebihan pun akan terjadi bila menggunakan pupuk
kandang atau daun-daunan segar secara langsung ke sawah tanpa proses pengkomposan di luar
sawah sehingga tidak baik bila diaplikasikan pada sawah yang sudah ada tanaman padinya. Oleh
karenanya resiko penggunaan MOL atau POC yang berlebihan atau terlalu pekat tetap ada tetapi
jauh lebih ringan daripada penggunaan bahan kimia. Untuk lahan sawah yang penggunaan
komposnya di bawah jumlah ideal sebaiknya pemakaian POC di tingkatkan jumlahnya. Interval
penyiangan mekanis normalnya dilakukan setiap 10 hari sekali tetapi harus segera dilaksanakan
bila ada indikasi pertumbuhan gulma sebelum gulma ini semakin tinggi sehingga semakin sulit
dihilangkan. Penyemprotan POC kaya N dapat dilakukan pada usia padi 20 hari setelah semai
SMK PP NEGERI 1 TEGALAMPEL
Jl. Gunung Purnama Tegalampel Po. Box. 27 Kode Pos
68291 Telp./Fax. (0332) 422078
BONDOWOSO
Kegiatan Belajar
RPP Mengajar

Form : F.KUR.KBM-08 Revisi : 00 Tgl. Terbit : 01 Desember 2011 Halaman : 5 dari 8

(hss), 30 hss, 40 hss dan 50 hss. Namun penyemprotan POC kaya N ini dapat dilakukan
kapanpun juga bila diperlukan pada kondisi padi terlihat mengalami kahat/kekurangan N dengan
gejala daun menguning terutama antara 40 hss – 60 hss. Gabungan POC kaya P dan K
disemprotkan 2 atau 3 kali saat padi sudah memasuki usia sekitar 70 hss untuk memperbaiki
kualitas pengisian gabah dengan interval penyemprotan 10 hari. Frekuensi penyemprotan POC
dapat disesuaikan dengan kondisi di lapangan berdasarkan pengamatan dari pertumbuhan
tanaman. Penyemprotan POC atau MOL harus dilakukan dalam kondisi lahan tidak tergenang
dan diusahakan pada saat padi mulai berbunga penyemprotan POC sudah dihentikan agar tidak
mengganggu proses penyerbukan.
Penanganan organisma pengganggu tanaman (OPT) berupa hama/penyakit dilakukan
dengan penggunaan atau penyemprotan pestisida nabati/pestisida organik lokal (POL) yang
diarahkan ke tanaman. Penyemprotan dapat dilakukan sebagai usaha preventif/pencegahan
secara berkala ataupun untuk penanggulangan.
Saat mulai muncul malai lahan digenangi air setinggi sekitar 1 – 2 cm dari permukaan tanah
secara terus menerus sampai saat padi sudah mulai terisi. Aliran air kemudian dihentikan
samasekali atau lahan dikeringkan seterusnya ketika bulir padi sudah terisi.

II. METODE PEMBELAJARAN


1. Ceramah
2. Diskusi Kelompok
3. Tanya jawab
4. Model Kooperatif type STAD (Student Team Achievement Divisions)

IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN


a. Kegiatan Awal (5’)
1. Memberi ucapan salam
2. Memimpin do’a
3. Melakukan presensi peserta didik
4. Memberikan resume rencana pembelajaran semester ini
5. Mengkaitkan tujuan pembelajaran dengan kehidupan sehari - hari

a. Kegiatan Inti (30’)


1. Guru menyampaikan materi Menyiapkan media pembibitan
2. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompk dan setiap kelompok diberi tugas
untuk mendiskusikan media pembibitan
3. Guru mengamati proses diskusi dan membantu kelompok yang membutuhkan
bimbingan
4. Guru meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi di
depan kelas dan merangsang kelompok lain untuk menanggapinya
5. Guru mengulas dan memberi apresiasi terhadap perwakilan kelompok yang sudah
mempresentasikan hasil diskusinya
6. Guru memerintahkan peserta didik untuk mengumpulkan hasil diskusi tiap
kelompok kepada guru
7. Guru memberi kesimpulan tentang materi/KD yang dipelajari hari ini
8. Guru memberikan soal kuis untuk dijawab siswa secara mandiri
SMK PP NEGERI 1 TEGALAMPEL
Jl. Gunung Purnama Tegalampel Po. Box. 27 Kode Pos
68291 Telp./Fax. (0332) 422078
BONDOWOSO
Kegiatan Belajar
RPP Mengajar

Form : F.KUR.KBM-08 Revisi : 00 Tgl. Terbit : 01 Desember 2011 Halaman : 6 dari 8

a. Kegiatan Akhir (10’)


1. Mengajak peserta didik untuk merefleksi belajarnya
2. Mendiskusikan permasalahan yang ditemukan selama proses diskusi dengan
peserta didik
3. Memberikan umpan balik secara lisan terhadap permasalahan dan hasil diskusi
peserta didik
4. Guru memberikan tugas untuk dikumpulkan pada pertemuan berikutnya
5. Menjelaskan secara singkat topik belajar pada pertemuan berikutnya dan
mengajak peserta didik untuk senantiasa selalu belajar

V. BAHAN / SUMBER BELAJAR


1. Hard copy materi untuk siswa
2. Buku ajar
3. Powerpoint materi
4. LCD, papan tulis, spidol, penghapus
5. Pemanfaatan internet

VI. PENILAIAN
A. SOAL
1. Soal Tugas Mandiri
No Soal
1 Apakah yang dimaksud dengan S.R.I. (System Rice Intensification)?
2 Sebutkan Prinsip Penanaman SRI.
3 Jelaskan cara menanam bibit muda.
4 Sebutkan 3 faktor menghitung kebutuhan benih.
5 Missal kita hendak menanam padi dengan luas 1 hektar jarak tanam 25X25 Cm, daya
berkecambah benih 80% , berat 1000 butir 25 gr, tiap lubang tanam 2 bibit maka
kebutuhan benih yang kita butuhkan?
6 Pak John akan menanam dengan teknik budidaya SRI 1 lubang tanam dan sistem
tegel dengan luas lahan 1 Ha dan jarak tanam 20cm x 20cm. berapakah populasi
tanaman atau rumpun padi milik pak John?
7 Berapa % penambahan jumlah tanaman legowo 2:1 dan legowo 4:1?
8 Anda telah melakukan penanaman padi dengan luas lahan 5000 m 2, memakai sistem
jajar legowo 2:1 dengan jarak tanam 25cm x 25cm. hitunglah total tanaman yang
anada miliki.
9 Apakah yang dimaksud dengan pemberian air berselang (intermittent)?
10

B. KUNCI JAWABAN
1. Soal Tugas Mandiri
No Soal
1 System of Rice Intensification adalah suatu teknik budidaya padi yang mampu
meningkatkan produktifitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah,
air dan unsur hara.
2 Prinsip Penanaman SRI :
• Penanaman Bibit Muda;
• Penanaman Bibit Tunggal dan Jarak Antar Tanaman Yang Lebar;
• Penanaman Segera Untuk Menghindari Trauma Pada Bibit;
SMK PP NEGERI 1 TEGALAMPEL
Jl. Gunung Purnama Tegalampel Po. Box. 27 Kode Pos
68291 Telp./Fax. (0332) 422078
BONDOWOSO
Kegiatan Belajar
RPP Mengajar

Form : F.KUR.KBM-08 Revisi : 00 Tgl. Terbit : 01 Desember 2011 Halaman : 7 dari 8

• Penanaman Dangkal;
• Lahan Sawah Tidak Terus Menerus Direndam Air;
• Penyiangan Mekanis;
• Menjaga Keseimbangan Biologi Tanah.
3 Bibit ditanamkan dengan menggesernya di atas permukaan tanah, yang lebih mudah
menggunakan jari jempol dan telunjuk atau membentuk huruf (L)
4 Dalam menghitung kebutuhan benih perlu di perhatikan faktor-faktor yaitu:
• Luas lahan yang akan ditanami
• Jarak tanam yang akan dilakukan
• Daya berkecambah benih
• Berat 1000 butir
• Jumlah bibit tiap lubang
5

6 Populasi tanaman = 1Ha / 20cm x 20 cm


= 10000 m2 / 625 cm2
= 250.000 tanaman/rumpun
7 Penambahan jumlah tanaman legowo 2:1 = ( 1 / 1 + 2 ) x 100 % = 33,3 %
Legowo 4:1, dng rumus di atas terjadi penambahan 1 / 1 + 4 = 20 %
8 Total tanaman menjadi = 80.000 rumpun + ( 1/3 x 80.000 ) = 106.666 rumpun
9 Pemberian air berselang (intermittent) adalah pengaturan kondisi sawah dalam
kondisi kering dan tergenang secara bergantian.
10 Tujuan pengairan berselang adalah:
1. Menghemat air irigasi sehingga areal yang dapat diairi, lebih luas
2. Memberi kesempatan akar tanaman memperoleh udara lebih banyak sehingga
dapat berkembang lebih dalam. Akar yang dalam dapat menyerap unsur hara dan
air yang lebih banyak.
3. Mencegah timbulnya keracunan besi.
4. Mencegah penimbunan asam organik dan gas H2S yang menghambat
perkembangan akar.
5. Mengaktifkan jasad renik (mikroba tanah) yang bermanfaat.
6. Mengurangi kerebahan
7. Mengurangi jumlah anakan yang tidak produktif (tidak menghasilkan malai dan
gabah).
8. Menyeragamkan pemasakan gabah dan mempercepat waktu panen
9. Memudahkan pembenaman pupuk ke dalam tanah (lapisan olah)
10. Memudahkan pengendalian hama keong mas, mengurangi penyebaran hama
wereng coklat dan penggerek batang serta mengurangi kerusakan tanaman padi
karena hama tikus.
SMK PP NEGERI 1 TEGALAMPEL
Jl. Gunung Purnama Tegalampel Po. Box. 27 Kode Pos
68291 Telp./Fax. (0332) 422078
BONDOWOSO
Kegiatan Belajar
RPP Mengajar

Form : F.KUR.KBM-08 Revisi : 00 Tgl. Terbit : 01 Desember 2011 Halaman : 8 dari 8

C. SKOR
1. Soal Tugas Mandiri
Skor Perolehan
No No. Soal
0 3 5 10
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10

Rubrik Penilaian
Skor 0 : Jika pertanyaan tidak dijawab
Skor 5 : Jika pertanyaan dijawab tapi benar
Skor 10 : Jika pertanyaan dijawab tapi kurang sempurna
Skor 15 : Jika pertanyaan dijawab dengan sempurna
Skor maksimal = 10 x 10 = 75
Skor = Skor perolehan / 100 x 100

Tegalampel, 5 Januari 2015


Mengetahui ,
Kepala SMK PP N 1 Tegalampel Guru Mata Pelajaran,

Anik Sudiartini,S.Pd, M.Pd Bayu Angga Febrian, S.ST, Gr


NIP. 19690210 199203 2 009 NIP. -

Anda mungkin juga menyukai