PENDAHULUAN
ii
BAB II
PEMBAHASAN
ii
politik antara Khawarij dan Syi’ah. Diperkirakan Murji’ah muncul bersamaan
dengan kemunculan Khawarij dan Syiah.
Teori lain mengatakan bahwa Murji’ah muncul pertama kali sebagai
gerakan politik oleh cucu Ali, yaitu Al-Hasn bin Muhammad Al-Hanafiyah,
sekitar tahun 695. Teori lain menceritakan bahwa ketika terjadi perseteruan antara
Ali dan Muawiyah, dilakukan tahkim (arbitrase) atas usulan Amr bin Ash,
seorang kaki tangan Muawiyah. Kelompok Ali terpecah menjadi dua kubu, kubu
yang pro dan kubu yang kontra. Kubu yang kontra akhirya keluar dari Ali, yakni
kaum Khawarij. Mereka berpendapat bahwa tahkim merupakan dosa besar dan
orang yang melaksanakanya termasuk orang yang kafir. Pendapat ini ditentang
oleh kaum Murj’ah.
ii
2.3 Sekte-sekte dan Ajaran Dalam Aliran Murji’ah
Sekte dalam aliran Murji’ah tidak jelas jumlahnya karena masing-masing
ahli memiliki pendapat masing-masing. Al-Baghdadi membagi mereka dalam tiga
golongan , yaitu al-Murji’ah yang dipengaruhi ajaran-ajaran al-Qodariyah, al-
Murji’ah yang yang dipengaruhi ajaran-ajaran al-Jabariyah, dan al-Murji’ah yang
tidak dipengaruhi keduanya. Golongan ketiga ini terdiri dari lima sekte, yaitu al-
Yunusiyah, al-Ghazaniyah, al-Saubaniyah, al-Tumaniyah, dan al-Murisiyah. Al-
Asy’ary membagi menjadi 12 golongan, sedangkan al-Syahrastani membagi
menjadi tiga sekte, yaitu al-Murji’ah al-Khawarij, al-Murji’ah al-Jabariyah, dan
al-Murji’ah asli.[5]
Aliaran murji’ah dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu golongan
moderat dan golongan ekstrem.
Al-Murji’ah moderat disebut juga al-Murji’ah al-Sunnah yang pada umum
terdiri dari para fuquha dan muhditsin.[6] Mereka berpendapat bahwa orang
berdosa besar bukanlah kafir dan tidak kekal dalam neraka, dia akan dihukuk
dalam neraka sesuai dosa yang telah diperbuatnya dan kemungkinan Allah bisa
mengampuni dosanya. Dengan demikian, Murji’ah moderat masih mengakui
keberadaan amal perbuatan dan mengakui pentingnya amal perbutan manusia,
meskipun bukan bagian dari iman. Yang termasuk golongan al-Murji’ah moderat,
di antaranya al-Hasan bin Muhammad bin Ali bin Abi Tholib, Abu Hanifah, Abu
Yusuf, dan beberapa ahli hadis.[7]
Golongan al-Murji’ah yang eksterm adalah mereka yang secara berlebihan
mengadakan pemisahan antara iman dan amal perbuatan.[8] Mereka menghargai
iman terlalu berlebihan dan merendahkan amal perbuatab tanpa perhitungan sama
sekali. Amal perbutan tidak ada pengaruhnya terhadap iman. Iman hanya
berkaitan dengan Tuhan dan hanya Tuhan yang mengetahuinya. Oleh karena itu,
selagi orang beriman, perbuatan apapun tidak dapat merusak imanya sehingga
tidak menyebabkan kafirnya seseoarang.
ii
Adapun yang termasuk al-Murji’ah eksterm sebagai berikut :[9]
1. Golongan al-Jahmiyah
Golongan ini merupakan para pengikut Jahm bin Safwan. Mereka berpendapat
bahwa orang Islam yang percaya kepada Tuhan tidak akan menjadi kafir
menyatakan kekufuran secara lisan karena iman dan kufur letaknya dalam hati.
2. Golongan al-Sahiliyah
Golongan ini merupakan pengikut Abu Hasan al-Salahi. Iman adalah mengetahui
secara mutlak Tuhan. Kufur adalah tidak mengetahui Tuhan. Yang disebut ibadah
adalah iman.
3. Golongan al-Yunusiyah
Golongan ini merupakan pengikut Yunus bin Aun al-Numairi. Melakukan maksiat
atau pekerjaan jahat tidaklah merusak iman seseorang.
4. Golongan al-Ubaidiyah
Pengikut dari Ubaid al-Muktaib. Berpendirian sebagaimana al-Yunusiyah dengan
menambahkan jika sesorang mati dalam iman, dosa-dosa, dan perbuatan jahat
yang dikerjakan tidak merugikan bagi yang bersangkutan.
5. Golongan al-Ghozaniyah
Pengikut Ghassan al-Kuffi, berpendirian bahwa iman adalah mengenal Allah dan
Rosul-Nya serta mengakui apa-apa yang diturunkan Allah dan yang dibawa
Rosul-Nya.
ii
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kaum Murji’ah ditimbulkan oleh persoalan politik, tegasnya persoalan
Kholifah setelah terbunuhnya Usman Ibn Affan. Diantara pertikaian antara
golongan yang setia pada Ali dan keluar dari Ali, munculah satu aliran yang
bersikap netral yang tidak ikut dalam kafir-mengkafirkan yang terjadi antara
golongan tersebut. Golongan yang bersifat netral ini disebut Kaum Murji’ah.
Kaum Murji’ah penentuan hukum kafir atau tidaknya orang yang terlibat
dalam pertentangan antara Ali dan Muawiyah kepada Allah kelak di hari akhir.
Kaum Murji’ah dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu : Murji’ah Moderat
dan Murji’ah eksterm
ii
DAFTAR PUSTAKA
http://adisetyonugroho19.blogspot.co.id/2014/09/makalah-aliran-murjiah-stain-
kediri.html
ii
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
ii
MAKALAH
Disusun oleh :
Karomah
Mftah Fauzi
Euis Nuraeni
Rifqi
Ade Rohmat
Kelas VIII-F
MTs. NURULHUDA
ii
2016
ii