Anda di halaman 1dari 7

PRESENTASI JURNAL

TENTANG PENGARUH TERAPI SOCIO-ART WORKING GROUP


DALAM MENGURANGI GEJALA HALUSINASI

Disusun oleh:
Kelompok 2
1. Agung Nugroho 6. Muh Khairil Wardi
2. Destri Mahesti 7. Putu Novi Ernawati
3. Eulalia Marcia D L 8. Sang Ayu Ketut S S
4. Meisya Dhicki Candra 9. Siti Waddah M
5. Meta A Wulandari 10. Subagyo

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2019
A. Judul
Penelitian :
Pengaruh terapi socio-art working group dalam mengurangi gejala
halusinasi di puskesmas kesehatan
B. Tahun
Penelitian :
Jurnal Pengaruh terapi socio-art working group dalam mengurangi gejala
halusinasi di puskesmas kesehatan diterbitkan pada tahun 2017
C. Nama
Peneliti :
Retno Lestari
D. Lokasi
Penelitian :
Penelitian ini dilakukan di Pusat Kesehatan Masyarakat di Jawa Timur
E. Alama
t Jurnal :
Kesehatan Masyarakat Indonesia. 2017 Agustus; 3 (3): 124-130 ISSN:
2477-1570
F. Latar
Belakang
Penderita skizofrenia yang disertai halusinasi akan kesulitan dalam
membedakan antara rangsang yang timbul dari sumber internal seperti
pikiran, perasaan, sensasi somatik dengan impuls dan stimulus eksternal.
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh pasien yang mengalami halusinasi
adalah kehilangan kontrol dirinya. Dimana pasien mengalami panik dan
perilakunya dikendalikan oleh halusinasinya. Dalam situasi tersebut pasien
dapat melakukan bunuh diri (suicide), membunuh orang lain (homicide),
bahkan merusak lingkungan. Untuk memperkecil dampak yang
ditimbulkan, dibutuhkan penanganan halusinasi yang tepat (Hawari 2009,
dikutip dari Chaery 2009).
Menurut Stuart and Laraia (2005) intervensi yang diberikan pada
pasien halusinasi bertujuan menolong mereka meningkatkan kesadaran
tentang gejala yang mereka alami dan mereka bisa membedakan halusinasi
dengan dunia nyata dan mampu mengendalikan atau mengontrol
halusinasi yang dialami.
Oleh karena itu, kombinasi terapi kelompok sosialisasi dan seni-
kerja memberikan beberapa tujuan. Program sosialisasi itu sendiri
meningkatkan keterlibatan pasien dalam kegiatan diskusi dalam tim.
G. Hasil penelitian
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan
secara statistik antara pretest dan posttest skor setelah terapi kelompok
sosialisasi dan art-working dengan p-value 0,000 (p <0,05).

A. Analisis jurnal (PICO)


1. Patien and Clinical Problem :
Dalam penelitian ini yang berjudul “sosialisasi dan terapi
kelompok kerja-seni’’ melibatkan 60 pasien berusia antara 12 dan
55 tahun yang didiagnosis dengan skizofrenia di Layanan
Kesehatan Masyarakat Terpadu di Jawa Timur. Ada dua gejala
utama pada pasien skizofrenia, yaitu gejala positif dan negatif.
Gejala skizofrenia 'positif' termasuk halusinasi, seperti suara
pendengaran; dan delusi, seperti pikiran paranoid dan gejala
'negatif' terdiri dari perasaan gelisah, gangguan perhatian, dan
berkurangnya isi bicara. Selain itu, Obat antipsikotik mengurangi
gejala skizofrenia ; akan tetapi masih banyak orang memiliki
masalah / problem dalam kepatuhan pengobatan. Sehinggan ini
meningkatkan risiko kekambuhan, melukai diri sendiri dan rawat
inap kembali. Sementara itu, intervensi psikoterapi dan sosial
digunakan dalam kombinasi dengan farmakoterapi untuk
meningkatkan kesehatan pasien skizofrenia dengan halusinasi.
Pada penelitian ini tidak menggunakan intervensi dengan pre-
post test with control kelompok untuk meningkatkan validitas penelitian.
Responden penelitian terbatas dalam ukuran dan direkrut dari komunitas
yang terintegrasi pusat kesehatan di lima desa dari daerah yang terisolasi
secara geografis, jadi peneliti harus mengambilnya ke pusat kesehatan
untuk melakukan kegiatan. Namun demikian, hasilnya cukup berjanji
untuk membenarkan untuk penelitian lebih lanjut.

2. Intervensi
Intervensi dalam jurnal penelitian ini terkait dengan
sosialisasi dan terapi kelompok kerja-seni ini Ada empat sesi, yang
mana dijadwalkan dua minggu sekali, Terdiri dari :
1. Membiasakan pasien pada semua kelompok dengan
memfasilitasi klien untuk memperkenalkan diri dan
menggambarkan penampilan dan hobi mereka. Sasaran untuk
sesi pertama adalah mengidentifikasi karakteristik responden
selama sesi dan menghasilkan seni sederhana,“Menggambar
hal-hal favorit saya”.
2. Menjelaskan "perjalanan saya" ke semua kelompok. Tujuan
sesi ini adalah untuk memperkenalkan manfaat percakapan
dengan orang lain dan memproduksi "buku cerita"
menggunakan bahan flannelled.
3. Memperkenalkan cara meminta permintaan dari orang lain.
Sesi ini bertujuan untuk membiasakan pasien dapat membuat
permintaan dari keluarga mereka, teman atau tetangga. Saat
membuat permintaan, pasien diminta untuk melakukan kontak
mata, duduk di sebelah mereka teman dan menjelaskan
permintaan mereka. Selama sesi ini, untuk meningkatkan
percakapan mereka.
4. Melibatkan pasien untuk anggota kelompok lain dari desa
yang berbeda. Sesi terakhir bertujuan untuk memfasilitasi
masing-masing responden ke anggota grup lain agar dapat
mendeskripsikan karya seninya. Dalam sesi ini, para perawat /
terapis mengamati kemampuan mereka untuk berkomunikasi
dan mengetahui adanya gejala halusinasi.

3. Comparison
a. Jurnal penelitian dari Mortan PO, dkk tentang “keefektifan
berbasis kelompok program terapi kognitif-perilaku untuk
mengatasi halusinasi pendengaran”
Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya penurunan
yang signifikan dalam tingkat keparahan dan frekuensi
halusinasi, delusi, kesusahan dan pekerjaan dengan halusinasi
pendengaran, gejala negatif, dan kecemasan pada kelompok
CBT setelah perawatan. Namun hal ini dalam satu tahun
penelitian tidak memiliki follow up yang signifikan sehingga
membutuhkan waktu yang lama.
b. Jurnal penelitian dari Crawford MJ, Killaspy H, Barnes
TRE, dkk tentang “Terapi seni kelompok sebagai terapi ajuvan
untuk orang dengan skizofrenia: uji coba acak multisenter
pragmatik”.
Hasil utama antara ketiga kelompok penelitian tidak
berbeda. Perbedaan rata-rata yang disesuaikan antara terapi
seni dan perawatan standar pada 24 bulan pada penilaian global
skala berfungsi adalah −0.9 (95% interval kepercayaan −3.8
hingga 2.1), dan pada skala sindrom positif dan negatif adalah
0,7 (−3,1 hingga 4,6).
4. Outcome
Hasil yang diperoleh dari penelitian tentang socio art
working menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan
sedangkan hasil dari penelitian mengenai terapi cognitif behavior
memang menunjukkan adanya perubahan juga namun disini
membutuhkan jangka waktu yang lama.
Yang diharapkan kedepannya dari Terapi sosialisasi dan
artworking kelompok ini dalam jangka panjang diperlukan untuk
meningkatkan efek yang lebih baik pada kualitas hidup, kepatuhan
pengobatan dan kemampuan fungsional pada pasien. Namun,
pasien skizofrenia harus selalu termotivasi untuk terapi kerja
kelompok. Menggabungkan terapi sosialisasi dan kegiatan
kelompok kerja seni dapat mempromosikan percakapan yang lebih
baik antara responden dan memberikan rangsangan eksternal untuk
mengurangi gejala halusinasi.
Program terapi seni memiliki manfaat untuk membuat
orang memahaminya dengan lebih baik dan memberikan perasaan
yang kuat.Terapi seni termasuk aktivitas fisik dapat secara
signifikan meningkatkan level kognitif, ingatan, suasana hati dalam
skizofrenia. Aktivitas dalam grup juga memiliki fungsi potensial
untuk meningkatkan kualitas hidup orang dengan skizofrenia
dalam dua aspek, yaitu kesehatan fisik dan psikologis.
Terapi seni juga bisa efektif mempromosikan perilaku yang
lebih baik pada skizofrenia pasien yang tidak merespons obat.
Selanjutnya, terapi seni memiliki manfaat terapi khusus untuk
pasien, seperti berfokus pada apa yang mereka lakukan, belajar
merespons dengan baik, menggunakan gerakan secara tepat,
mengikuti aturan selama kegiatan, berinteraksi dengan orang lain.

Kesimpulan :

Terapi kelompok sosialisasi adalah terapi Untuk


mengurangi risiko kambuh, menyakiti diri sendiri dan rawat inap
kembali, psikoterapi dan intervensi sosial digunakan dalam
kombinasi dengan farmakoterapi untuk meningkatkan kesehatan
pasien skizofrenia. Penelitian ini mengungkapkan bahwa
kombinasi terapi kelompok sosialisasi dan seni kerja mengurangi
gejala halusinasi. Selain itu, pasien dengan skizofrenia juga
memiliki lingkungan yang baik memberikan persahabatan agar
tidak merasa sendirian dan mempertahankan kemampuan
fungsional mereka.

Anda mungkin juga menyukai