Anda di halaman 1dari 11

Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak2 menuju dewasa.

Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang


sangat pesat tidak hanya fisik tapi juga mental dan sosial. Oleh karena itu untuk mencapai pertumbuhan
yang optimal dibutuhkan asupan zat gizi yang adekuat termasuk zat besi. Kekurangan zat besi dapat
meningkatkan resiko anemia/kurang darah.
Remaja putri beresiko terkena anemia 10 kali lebih besar dibanding dengan remaja putra. Karena masa ini
mereka mengalami menstruasi yang mengakibatkan terjadi nya kehilangan zat besi dalam jumlah banyak.
Hasil riskesdas 2013 prevalensi anemia pada wanita >15 tahun tidak hamil sebesar 22.7%.
Sebagai tindak lanjut dari program Kementrian Kesehatan, Dinas Kesehatan Kota Tangerang sudah
melaksanakan program SOSIALISAI DAN DISTRIBUSI TABLET TAMBAH DARAH BAGI REMAJA
PUTRI sejak tahun 2016. Puskesmas Batuceper saat ini melaksanakan program di 3 sekolah yaitu SMP 7
Tangerang, SMA 14 Tangerang dan SMA Asshidiqiah Tangerang. Terdapat sejumlah 100 peserta siswi dari
masing-masing sekolah.
Selain diberikan penyuluhan tentang anemia, siswi diajak untuk belajar memeriksa dirinya sendiri apakah
memiliki gejala anemia. yaitu seperti pemeriksaan kelopak mata apakah pucat? kuku apakah mudah patah?
Dan apakah merasakan gejala 5 L Lemah letih lesu lelah dan lalai?
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, siswi diwajibkan minum tablet tambah darah 1 butir setiap minggu nya
dengan dipantau oleh Guru UKS sekolah masing-masing dan Duta Tablet Tambah Darah yaitu petugas
PMR di sekolah masing-masing. Petugas Gizi Puskesmas Batuceper akan melakukan monitoring
pelaksanaan kegiatan tersebut dengan memberikan daftar ceklis.
Diharapkan kegiatan ini terus dilaksanakan secara berkelanjutan setiap tahunnya. Dan remaja putri
khususnya di wilayah kerja Puskesmas Batuceper dapat menyadari tentang pentingnya asupan zat gizi
termasuk zat besi.

Seksi Kesehatan Ibu dan Balita melaksanakan kegiatan pembekalan petugas pelayanan WUS, dengan
harapan pelayanan kesehatan WUS khususnya pada kelompok remaja dapat lebih optimal dan menjadi
perhatian lintas program dan sektor terkait. Salah satu topik yang dibicarakan dalam pertemuan tersebut
adalah terkait dengan penanggulangan anemia pada remaja putri yaitu dengan pemberian tablet tambah
darah sebagai persiapan untuk menjadi ibu hamil, karena wanita yang menikah atau hamil lebih banyak
membutuhkan zat besi untuk pertumbuhan dan perkembangan janinnya. Akibat kekurangan zat besi
pada ibu hamil antara lain akan mengalami keguguran, BBLR dan perdarahan, yang menjadi penyebab
tertinggi kematian ibu melahirkan.

Anemia Gizi adalah kekurangan kadar hemoglobin dalam darah yang disebabkan karena kekurangan zat
gizi yang diperlukan untuk pembentukan Hb tersebut. Remaja putri adalah masa peralihan dari anak
menjadi dewasa , ditandai dengan perubahan fisik dan mental. Perubahan fisik ditandai dengan
berfungsinya alat reproduksi seperti menstruasi (umur 10-19 th). Wanita usia subur adalah wanita pada
masa atau peroide dimana dapat mengalami proses reproduksi . Ditandai masih mengalami menstruasi
(umur 15-45 th).

Petugas kesehatan puskesmas lirik, melakukan pemeriksaan Hb di 7 sekolah, pada remaja Putri SMP
dan SMA kelas VII Dan Kelas X, ternyata setelah dilakukan pemeriksaan Hb, banyak remaja putri yang
Hb nya rendah, Oleh karena itu petugas kesehatan puskesmas lirik melakukan tindak lanjut dengan
memberikan tablet tambah darah pada remaja putri, karena apabila tidak diberikan Fe akan berdampak
terhadap anemia. Anemia akan berdampak pada :

1. Menurunnya kesehatan reproduksi.


2. Terhambatnya perkembangan motorik, mental dan kecerdasan.
3. Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar
4. Konsentrasi belajar menurun sehingga prestasi belajar rendah dan dapat menurunkan produktivitas kerja.
5. Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai optimal.
6. Menurunkan tingkat kebugaran.

Mengapa remaja putri menbutuhkan zat besi ?


 Asupan makanan yang tidak seimbang : ini dikarenakan karena kurangnya mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat besi, lebih mementingkan Body image dari pada asupan gizi.
 Persiapan untuk remaja putri karena nantinya akan mengalami hamil dan melahirkan.

Upaya memberikan tablet zat besi ke sekolah-sekolah untuk remaja putri ini dilakukan untuk
meminimalisiasi perempuan muda mengalami anemia. Remaja putri yang anemia kemudian hamil
berpotensi akan melahirkan bayi dengan tubuh pendek (stunting) atau berat badan lahir rendah (BBLR).
Ketika remaja putri ini hamil, kecukupan gizi janin di ibu yang darah rendah tersebut mengalami kurangnya
supply oksigen, makanan ke janin, dan menyebabkan bayi yang kemudian lahir mengalami stunting dan
BBLR.

Oleh sebab itu, untuk menghindari terjadinya hal tersebut maka diberikanlah Tablet Tambah Darah (TTD)
kepada remaja putri Ke Sekolah – sekolah yang berada diwilayah kerja UPTD Puskesmas Batang Peranap
untuk menghindari penyakit anemia.

Cara mengkonsumsi Tablet Tambah Darah ( TTD )


Sasarannya adalah seluruh remaja putri ( rematri ) usia 12 – 18 th dan WUS.

Dosis yang diberikan adalah setiap orang mendapat 1 butir/ minggu selama 8 bulan dan dipantau setiap
sebulan sekali oleh Petugas Puskesmas. Saat libur sekolah TTD diberikan sebelum libur sekolah
PEMERINTAH KABUPATEN ..................
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS ..................
Jl. .................. Kec..... Kab. ..................
Telp. ......Kode Pos : .........
Email: puskesmas..................@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN GIZI


PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH REMAJA PUTRI

A. Pendahuluan
DalaM undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan,
khususnya pada Bab VIII tentang Gizi, pada pasal 141 ayat I menyatakan bahwa
upaya perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk meningkatkan mutu gizi
perorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi
makanan, perbaikan perilaku sadar gizi dan peningkatan akses mutu pelayanan
gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu serta teknologi. Upaya
pembinaan dan intervensi gizi yang dilakukan oleh pernerintah secara bertahap
dan berkesinambungan yaitu dengan pemberian tablet tambah darah bagi
remaja putri.
B. Latar Belakang
Program perbaikan gizi masyarakat merupakan program pokok untuk
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Masalah gizi
merupakan masalah yang penanganannya harus dilaksanakan secara terpadu
dengan berbagai sektor, bukan hanya dengan pendekatan medis. Masalah gizi
berkaitan erat dengan masalah ekonomi dan perilaku serta pengetahuan
masyarakat. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan dipengaruhi
oleh rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat akan pentingnya kesehatan
dan dampak kedepan jika kesehatan terabaikan. Keadaan gizi masyarakat yang
optimal, dapat meningkatkan produktifitas dan angka harapan hidup
masyarakat.
Keadaan gizi masyarakat di wilayah Puskesmas .................. tahun 2015.
Prevalensi ibu hamil KEK 26,08 % dan anemia gizi besi 7,1 %. Sedangkan dari
data survey anemia siswi SMA didapatkan angka prevalensi anemia ratri sebesar
18%. Intervensi gizi masalah KEK dan anemia yang dilakukan ketika sudah
hamil dinyatakan terlambat sehingga perlu adanya upaya promotif dan preventif
dimulai sejak remaja.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut tidak bisa dikerjakan oleh sektor
kesehatan sendiri akan tetapi memerlukan kerja sama lintas sektor untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sebagai tindak lanjut maka
puskesmas sebagai lini terdepan dari struktur jajaran kementrian kesehatan
menjadi penggerak utama di masyarakat dalam penanggulangan masalah gizi
yaitu dengan pemberian TTD pada remaja putri. Sekolah yang berisikan siswa/
remaja merupakan ujung tombak dalam pembangunan bangsa ini yang
memiliki karakteristik berjiwa muda, semangat tinggi, loyalitas tinggi dan
intelektual tinggi sehingga para remaja harus dalam keadaan sehat untuk
meraih cita-citanya.
Maksud dan Tujuan
1. Tujuan umum
Meningkatkan status gizi remaja putri
2. Tujuan khusus
a. Meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang anemia pada remaja
b. Mencegah anemia pada remaja putri
c. Meningkatkan cadangan zat besi dalam tubuh sebagai bekal dalam
mempersiapkan generasi yang sehat berkualitas dan produktif

D. Tata Nilai Program


No Tata Nilai Arti
1 Profesional Petugas/pelaksana pelayanan sesuai dengan
kompetensi dan kepatuhan pada prosedur
yang ditetapkan
2 Integritas Kemampuan petugas untuk bertindak sesuai
dengan nilai, norma dan etika dalam
organisasi
3 Manfaat Pelayanan yang diberikan bermanfaat bagi
E. Tata Hubungan Kerja (Peran Lintas Upaya dan Lintas Sektor)
No Lintas Upaya dan Peran
Lintas Sektor
1 Promkes Melaksanakan sosialisasi perilaku hidup
bersih dan sehat
2 Bidan Melaksanakan sosialisasi kesehatan remaja
3 UKS  Melakukan distribusi TTD ke masing-masing
kelas
 Memantau kepatuhan minum TTD

F. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


Kegiatan dari pemberian TTD remaja ini adalah distribusi TTD dengan
minum TTD bersama dihari yang telah ditentukan.
G. Cara Melaksanakan Kegiatan
Kegiatan pemberian TTD remaj a dilak-ukan dengan cara
1. Persiapan
a. Menyiapkan data jumlah sasaran
b. Mengecek ketersediaan Tablet Tambah Darah (TTD
Menghitung kebutuhan TTD
d. Mengajukan kebutuhan TTD
e. Membuat rencana distribusi
2. Pelaksanaan
a. Petugas Gizi melakukan distribusi TTD ke sekolah melalui kegiatan UKS sesuai
dengan kebutuhan setiap bulan
b. Mencatat hasil distribusi TTD bersama Tim UKS setiap bulan
c. Tim UKS melakukan pemantauan kepatuhan ratri mengkonsumsi TTD
d. Melaporkan hasil distribusi dan pemberian TTD setiap bulan dengan Form Stok
Obat Gizi ke DKK

H. Sasaran
Sasaran semua remaja putri setingkat SMA/SMK di sekolah yang
digunakan sebagai sasaran program.

I. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan pemberian TTD remaja dilakukan pada bulan September s.d
Desember 2016 menggunakan anggaran BOK.

J. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan melaporkan hasil
kegiatan ke koordinator program UKM dan kepala puskesmas setelah kegiatan.

K. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Pencatatan dan pelaporan program gizi Puskesmas ..................
dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Purworej o.
Kenapa Anemia Pada Remaja
Perempuan Tak Boleh Dibiarkan
Anemia masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia yang belum tuntas ditangani.
Prevalensi kejadian anemia pada remaja perempuan di Indonesia masih tinggi, yaitu sebesar
22,7%.

Di benak Anda, mungkin anemia merupakan penyakit yang tidak terlalu berat, namun Anda
jangan salah. Anemia yang tidak ditangani dengan baik, khususnya pada remaja perempuan,
dapat berdampak jangka panjang bagi dirinya dan juga anaknya kelak. Ya, perempuan nantinya
akan hamil dan memiliki anak, pada masa kehamilan ini, remaja yang sudah menderita anemia
bisa mengembangkan anemia yang lebih parah saat hamil karena kebutuhan gizi saat hamil
mengalami peningkatan. Jika tidak segera diatasi, maka dapat membahayakan dirinya dan
bayinya.

Mengapa remaja perempuan berisiko menderita


anemia?
Masa remaja merupakan masa di mana pertumbuhan terjadi dengan cepat, sehingga
kebutuhan gizi pada masa ini pun ikut meningkat. Salah satu zat gizi yang kebutuhannya
meningkat adalah zat besi. Zat besi dibutuhkan pada semua sel tubuh dan merupakan dasar
dalam proses fisiologis, seperti pembentukan hemoglobin (sel darah merah) dan fungsi enzim.

Perempuan membutuhkan asupan zat besi yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki.
Tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG) mengatakan bahwa kebutuhan zat besi remaja perempuan
usia 13-29 tahun adalah 26 mg, angka ini jauh lebih tinggi bila dibandingkan laki-laki seusianya.

Mengapa? Pada perempuan, asupan zat besi tidak hanya digunakan untuk mendukung
pertumbuhan, tetapi juga digunakan untuk mengganti zat besinya yang hilang melalui darah
yang keluar setiap dirinya mengalami menstruasi setiap bulan. Karena kebutuhan zat besi
perempuan yang sangat tinggi inilah, perempuan berisiko mengalami kekurangan zat besi, yang
nantinya dapat berkembang menjadi anemia.

Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan anemia pada remaja adalah:

 Pertumbuhan yang cepat


 Ketidakcukupan asupan makanan kaya zat besi atau makanan sumber vitamin C
 Melakukan diet vegan
 Melakukan diet yang membatasi asupan kalori
 Sering melewatkan waktu makan
 Suka melakukan olahraga yang berat
 Kehilangan banyak darah saat menstruasi
Apa dampak anemia pada remaja perempuan?
Dampak dari anemia mungkin tidak dapat langsung terlihat, tetapi dapat berlangsung lama dan
mempengaruhi kehidupan remaja selanjutnya. Anemia pada remaja perempuan dapat
berdampak panjang untuk dirinya dan juga untuk anak yang ia lahirkan kelak. Pastikan
kebutuhan zat besi remaja terpenuhi pada saat ini untuk mencapai pertumbuhan yang optimal.

Dampak dari anemia adalah:

 Terganggunya pertumbuhan dan perkembangan


 Kelelahan
 Meningkatkan kerentanan terhadap infeksi karena sistem kekebalan tubuh yang menurun
 Menurunkan fungsi dan daya tahan tubuh
 Lebih rentan terhadap keracunan
 Terganggunya fungsi kognitif

Kekurangan zat besi atau anemia yang berlanjut sampai dewasa dan hingga perempuan
tersebut hamil, dapat menimbulkan risiko terhadap bayinya. Remaja perempuan yang sudah
hamil dan menderita anemia dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur dan melahirkan bayi
dengan berat badan rendah.

Oleh karena itu, remaja perempuan disarankan untuk mengonsumsi suplemen zat besi sebelum
hamil. Suplemen zat besi ini membantu memenuhi kebutuhan zat besi yang makin tinggi saat
kehamilan.

Bagaimana cara mencegah anemia?


Anemia dapat disebabkan oleh kebutuhan zat besi yang tidak terpenuhi. Oleh karena itu, untuk
mencegah anemia, Anda disarankan untuk memenuhi kebutuhan zat besi Anda dengan cara
makan makanan dengan gizi seimbang setiap hari. Jadi, jika Anda sedang melakukan diet,
sebaiknya tetap perhatikan kebutuhan gizi Anda, ya.

Anda bisa memulainya dari sarapan yang mengandung makanan sumber zat besi, seperti
sereal yang difortifikasi besi, roti, atau sayuran berdaun hijau. Penting bagi Anda untuk
mengonsumsi buah-buahan dan sayuran sebanyak 5 porsi per hari untuk memenuhi kebutuhan
vitamin dan mineral Anda. Lengkapi menu Anda dengan makanan sumber protein, seperti
daging merah, telur, kacang, yang juga kaya akan zat besi.

Anda juga disarankan untuk memakan makanan kaya vitamin C bersamaan dengan makanan
sumber zat besi agar tubuh dapat menyerap zat besi secara optimal. Hindari konsumsi teh
bersamaan dengan makanan yang mengandung zat besi, karena kandungan tanin dalam teh
dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk menyerap zat besi. Juga, dengan susu, karena
susu juga dapat mengganggu penyerapan zat besi dalam tubuh.

Bagi Anda yang sedang persiapan untuk hamil, mungkin mengonsumsi suplemen zat
besi dibutuhkan untuk mencegah anemia saat kehamilan. Sebaiknya segera tangani jika Anda
mempunyai tanda-tanda anemia, seperti lemah, letih, lesu, kulit pucat, dan lainnya. Anemia
merupakan penyakit yang mudah untuk diobati jika Anda segera memenuhi kebutuhan zat besi
Anda.

Anemia Pada Remaja Putri


Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah
atau hemoglobin kurang darai normal. Kadar Hb normal pada remaja putri
adalah 12 gr/dl. Remaja putri dikatakan anemia jika kadar Hb <12 gr/dl
(Proverawati, 2011).
Menurut Hardinsyah dkk (2007), anemia adalah suatu keadaan
kekurangan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah yang terutama disebabkan
oleh kekurangan zat gizi ( khususnya zat besi) yang diperlukan untuk
pembentukan Hb. Anemia bukan percerminan keadaan suatu penyakit aatau
gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis, anemia terjadi apabila terdapat
kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan.
Anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dan
eritrosit lebih rendah dari normal (Depkes 2008). Pada pria, hemoglobin
normal adalah 14-18 gr % dan eritrosit 4,5-5,5 jt/mm3. Sedangkan pada
perempuan, hemoglobin normal 12-16 gr % dengan eritrosit 3,5-4,5 jt/mm3.
Nilai tersebut berbeda-beda untuk kelompok umur dan jenis kelamin
sebagaimana ditetapkan oleh WHO..
Remaja putri lebih rentan anemia dibandingkan dengan remaja laki-
laki. Itu disebabkan kebutuhan zat besi pada remaja putri adalah 3 kali lebih
besar dari pada laki-laki. Remaja putri setiap bulan mengalami menstruasi
yang secara otomatis mengeluarkan darah. Itulah sebabnya remaja putri
memerlukan zat besi untuk mengembalikan kondisi tubuhnya kekeadaan
semula. Yang sangat disayangkan adalah kebanyakan dari remaja putri tidak
menyadarinya. Bahkan ketika tahu pun masih mengganggap anemia masalah
sepele. Remaja putri mudah terserang anemia karena :

1. Pada umumnya masyarakat Indonesia (termasuk remaja putri) lebih


banyak mengonsumsi makanan nabati yang kandungan zat besinya
sedikit, dibandingkan dengan makanan hewani, sehingga
kebutuhan tubuh akan zat besi tidak terpenuhi.
2. Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehinnga membatasi asupan
makanan.
3. Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresi, khususnya
melalui feses.
4. Remaja putri mengalami haid setiap bulan, dimana kehilangan zat besi ±
1,3 mg per hari, sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak dari pada laki-
laki.
Tanda-tanda Anemia
Menurut Proverawati (2011), tanda-tanda anemia pada remaja putri
adalah :
1. Lesu, lemah, letih, lelah, dan lunglai (5L)
2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
3. Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak
tangan menjadi pucat.

Penyebab Anemia
Menurut Proverawati (2012), penyebab anemia adalah

1. Penghancuran sel darah merah yang berlebihan. Sel-sel darah normal


yang dihasilkan oleh sumsum tulang akan beredar melalui darah ke
seluruh tubuh. Pada saat sintesis, sel darah yang belum matur (muda)
dapat juga disekresi kedalam darah. Sel darah yang usianya muda biasanya
gampang pecah sehingga terjadi anemia. Penghancuran sel darah merah
yang berlebihan dapat disebabkan oleh :

 Masalah dengan sumsum tulang seperti limfoma, leukemia, atau multiple


myeloma.
 Masalah dengan system kekebalan tubuh.
 Kemoterapi
 Penyakit kronis seperti AIDS
2. Kehilangan darah. Kehilangan darah dapat disebabkan oleh :

 Perdarahan : menstruasi, persalinan


 Penyakit : malaria, cacingan, kanker, dll
3. Penurunan produksi sel darah merah. Jumlah sel darah yang
diproduksi dapat menurun ketika terjadi kerusakan pada daerah sumsum
tulang, atau bahan dasar produksi tidak tersedia. Penurunan produksi sel
darah dapat terjadi akibat :
a. Obat-obatan/ racun
b. Diet yang rendah, vegetarian ketat
c. Gagal ginjal
d. Genetik, seperti talasemia
e. Kehamilan
Menurut Merryana, dkk (2012) mengatakan faktor-faktor pendorong anemia
pada remaja putri adalah
a. Adanya penyakit infeksi yang kronis
b. Menstruasi yang berlebihan pada remaja putri
c. Perdarahan yang mendadak seperti kecelakaan
d. Jumlah makanan atau penyerapan diet yang buruk
Dampak Anemia pada Remaja Putri
Menurut Merryana, dkk (2012), dampak anemia bagi remaja putri
adalah :
1. Menurunnya kesehatan reproduksi
2. Terhambatnya perkembangan motorik, mental dan kecerdasan
3. Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.
4. Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai
optimal.
5. Menurunkan fisik olahraga serta tingkat kebugaran
6. Mengakibatkan muka pucat
Diagnosa Anemia
Anemia biasanya terdeteksi atau setidaknya dikonfirmasi dengan
menghitung sel darah lengkap. Secara umum, analisa sel darah lengkap
dilakukan oleh dokter atau teknisi laboratorium dengan melihat slide kaca
dibuat dari sampel darah di bawah mikroskop. Saat ini, banyak pemeriksaan
ini dilakukan secara otomatis dan dilakukan oleh mesin. Ada enam
pengukuran komponen tes sel darah lengkap. Hanya tiga tes pertama yang
relevan dengan diagnosis anemia (Proverawati, 2012) yaitu :
1. Hitung sel darah merah
2. Hematokrit
3. Hemoglobin
4. Sel darah putih
5. Diferensial darah count
6. Jumlah trombosit
Pencegahan Anemia
Menurut Almatzier (2011). Cara mencegah dan mengobati anemia
adalah :
1. Meningkatkan konsumsi makanan bergizi
1) Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan
makanan hewani ( daging, ikan, ayam, hati, telur) dan bahan makanan nabati
( sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan, tempe).
2) Makan sayur-sayuran dan buah buahan yang banyak mengandung
vitamin C ( daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk, nanas)
sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus.
2. Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum Tablet
Tambah Darah (TTD).

Tablet Tambah Darah adalah tablet besi folat yang setiap tablet mengandung
200 mg Fero Sulfat atau 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat.

Anda mungkin juga menyukai