Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENYAKIT ASMA BRONCHIAL DAN PEMELIHARAAN


KESEHATAN
Pokok Bahasan : Asma brochial

Sub Pokok Bahasan : Pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pengobatan


dan pencegahan, senam asma

Sasaran : Keluarga Tn. W

Target : meningkatkan pengetahuan keluarga Tn. W tentang

Asma bronchial dan cara mengurangi kekambuhan

Hari / tanggal : 28 maret 2016

Jam : 15:30 WIB

Waktu pertemuan : 60 menit

Tempat : Rumah keluarga Tn. W

I. LATAR BELAKANG
Asma bronkial adalah suatu kelainan inflamasi (peradangan) kronik
saluran nafas yang menyebabkan hiperaktivitas bronkus terhadap berbagai
ransangan yang ditandai dengan gejala episodik berulang berupa mengi,
batuk, sesak nafas, dan rasa berat di dada terutama pada malam hari dan atau
dini hari yang umumnya bersifat reversibel baik dengan atau tanpa
pengobatan.
Berdasarkan data World Health Organization (WHO), sebanyak 300
juta orang di dunia mengidap penyakit asma dan 225 ribu orang meninggal
karena penyakit asma pada tahun 2005 lalu. Hasil penelitian International
Study on Asthma and Alergies in Childhood pada tahun yang sama
menunjukkan bahwa di Indonesia prevalensi gejala penyakit asma meningkat
dari sebesar 4,2% menjadi 5,4 %. Menurut Depkes RI (2008) asma
mempunyai tingkat fatalitas yang rendah namun jumlah kasusnya cukup
banyak ditemukan dalam masyarakat. WHO memperkirakan 100-150 juta
penduduk dunia menderita asma, jumlah ini diperkirakan akan terus
bertambah sebesar 180.000 orang setiap tahun. Apabila tidak dicegah dan
ditangani dengan baik, maka diperkirakan akan terjadi peningkatan
prevalensi yang lebih tinggi lagi pada masa yang akan datang serta
mengganggu proses tumbuh kembang anak dan kualitas hidup (Myla
Citrawati, 2011)
Asma merupakan sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian di
Indonesia. Hal ini tercermin dari studi survei kesehatan rumah tangga
(SKRT) di berbagai provinsi di Indonesia. SKRT tahun 1986 menunjukkan
asma menduduki urutan ke-5 dari 10 penyebab kesakitan (morbiditas)
bersama-sama dengan bronchitis kronik dan emfisema.
Prevalensi asma, terutama di negara-negara maju, dalam tiga puluh
tahun terakhir terjadi peningkatan. Asma dapat timbul pada berbagai usia,
dapat terjadi pada laki-laki dan wanita. Sebagian besar adalah kelompok
lanjut usia. Dampak buruk asma meliputi penurunan kualitas hidup,
produktivitas yang menurun, bahkan kematian.
II. TUJUAN
A. Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan, keluarga mampu
memahami dan meningkatkan pengetahuan dari keluarga Tn. W tentang
penyakit asma bronchial
B. Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan, keluarga Tn W diharapkan dapat
menjelaskan tentang :
a. Pengertian dari asma bronchial
b. Penyebab asma bronchial
c. Tanda dan gejala asma bronchial
d. Tindakan pencegahan dan pengobatan asma bronchial
e. Senam asma yang bertujuan melatih otot-otot pernapasan agar lebih
kuat lentur dan terlatih.
III. METODE
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
d. Demonstrasi
IV. MEDIA : Leaflet dan poster
V. MATERI
A. ASHTMA BRONCHIAL
1. Pengertian
Asma bronkial adalah suatu kelainan inflamasi (peradangan) kronik
saluran nafas yang menyebabkan hiperaktivitas bronkus terhadap
berbagai ransangan yang ditandai dengan gejala episodik berulang
berupa mengi, batuk, sesak nafas, dan rasa berat di dada terutama
pada malam hari dan atau dini hari yang umumnya bersifat
reversibel baik dengan atau tanpa pengobatan.
Asma bronchial adalah penyakit saluran napas dengan karakteristik
berupa peningkatan reaktifitas ( hiperaktivitas ) trakea dan bronkus
terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi berupa
penyempitan saluran napas yang menyeluruh (Leksana,dkk,2005).
Asma adalah penyakit obstruktif yang dapat pulih yang dicirikan
oleh peningkatan reaktifitas trakea dan bronkus terhadap
rangsangan, dimanifestasikan oleh mengi, dan dispnea, penyampitan
karena kombinasi bronkospasme, pembengkakan mukosa, dan
peningkatan sekresi ( Susan Martin Tucker, 1998 ).
2. Etiologi
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi
timbulnya serangan asthma :
1. Faktor predisposisi
 Genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun
belum diketahui bagaimana cara penurunannya yang
jelas. Penderita dengan penyakit alerg biasanya mempunyai
keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya
bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit
asma bronkhial jika terpapar dengan foktor pencetus. Selain itu
hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.
2. Faktor presipitasi
 Alergen
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
a. Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan
ex: debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur,
bakteri dan polusi
b. ngestan, yang masuk melalui mulut
ex: makanan dan obat-obatan
c. Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit
ex: perhiasan, logam dan jam tangan
 Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering
mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin
merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-
kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti: musim
hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungan
dengan arah angin serbuk bunga dan debu.
 Stress
Stress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan
asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang
sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus segera
diobati penderita asma yang mengalami
stress/gangguanemosi perlu diberi nasehat untuk
menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya
belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.
 Lingkungan kerja
Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya
serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja.
Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, industri
tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik
pada waktu libur atau cuti.
 Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika
melakukan aktifitas jasmani atau aloh raga yang berat. Lari
cepat paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan
asma karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai
aktifitas tersebut.
3. Tanda dan gejala
Secara umumnya tanda dan gejala asma adalah :
 Sesak nafas
 Batuk berdahak atau batuk kering
 Mengi, karena pengaruh hormon kortisol yang rendah dan
karna berbagai faktor lain
 Nafasnya pendek-pendek
 Bibir dan kuku tampak kebiruan
 Kadar O2 yang menurun dan CO2 yang meningkat
4. Pengobatan dan Pencegahan
Pengobatan :
Pada prinsipnya pengobatan asma di bagi menjadi 2 golongan,
yaitu:
1. Anti inflamasi, merupakan pengobatan rutin yang bertujuan
mengontrol penyakit serta mencegah serangan atau biasa di
kenal dengan obat pengontrol.antara lain:
 Steroid inhalasi
 Sodium Kromoglikat
 Kortikosteroid sistemik
 Angios beta-2 kerja lama
2. Bronkodilator, merupakan pengobatan saat serangan unuk
mengatasieksaserbasi atau serangan yang di kenal dengan
obat pelega, antara lain:
 Angios beta-2 kerja singkat
 Antilolionegrik
 Metilsatin
Pencegahan:
Menghindari faktor-faktor pencetus asma dan menggunakan
obat asma untuk mengurangi pembengkakan saluran pernafasan
dengan pengobatan secara cepat atau jangka pendek dengan
menggunakan obat pelega dan pengobatan jangka panjang
dengan menggunakan obat seperti steroid.
B. SENAM ASTHMA
Senam asma merupakan salah satu pilihan olah raga yang tepat
bagi penderita asma. Karena Senam asma bermanfaat untuk
meningkatkan kesegaran jasmani dan juga meningkatkan kemampuan
benapas. Senam asma dilakukan dengan gerakan-gerakan dengan posisi
tubuh berdiri dan mengoptimalkan gerakan tangan dan kaki yang
divariasikan dengan gerakan kepala. Senam asma biasanya dilakukan 3-4
kali dalam seminggu sekitar 30 menit. Senam asma akan memberikan
hasil setidaknya setelah 6-8 minggu.
Senam Asma Indonesia
a. PEMANASAN
b. LATIHAN INTI A
Latihan ini dimaksudkan untuk melatih cara bernapas yang efektif
bagi penderita asma. Dilakukan dengan menarik napas (inspirasi) dan
mengeluarkan napas (ekspirasi). Ekspirasi lebih panjang duahitungan
dari inspirasi
c. LATIHAN INTI B
Latihan ini ditujukan untuk melemaskan otot-otot pernapasan. Dengan
irama yang ritmis, otot-ototakan menjadi lentur sehingga
mempermudah pernapasan dan ekspektorasi.
d. AEROBIK
Dimaksudkan untuk meningkatkan sirkulasi (peredaran darah).
e. PENDINGINAN
Rangkaian Senam Asma untuk melatih & memperkuat otot-otot
pernapasan agar penderita asma lebih mudah melakukan respirasi dan
ekspektorasi.
Gerakan Senam Asma
a. Ayunkan lengan, setinggi bahu. Dilakukan 2 x 8 kali. Lanjutkan
ke latihan 2.
b. Ayunkan lengan lebih tinggi. Dilakukan 2 x 8 kali, hitungan
terakhir tegak.
c. Putar kedua lengan. Dilakukan 2 x 8 kali, (4 x ke depan, 4 x ke
belakang).
d. Berjalan. Dilakukan sebanyak sepuluh kali hitungan.
e. Tarik siku ke belakang. Dilakukan 2 x 8 kali. Tiap hitungan ke-4,
kedua lengan ke bawah.
f. Tarik siku (sama dengan latihan ke-S), dilakukan 2 x , disambung
dengan 2 x hitungan dengan lengan direntangkan. Tiap hitungan
4; kedua lengan turun.
g. Tarik lengan k e belakang (dalam sikap lurus). Dilakukan 2 x 8
kali , tiap hitungan 4, kedua lengan lurus ke bawah.
h. Renggutkan badan ke bawah sebanyak 3 x , hitungan 4, tegak.
Tegak. Dilakukan sebanyak 2 x 8 kali.
i. Sama dengan latihan 8, 1 x tunduk, 2 x melengkung ke
belakang, hitungan 4 tegak.Dilakukan 2 x 8 kali.
j. Berjalan, dilakukan sebanyak sepuluh kaki hitungan.
k. Renggutkan badan ke samping dilakukan sampai 3 x , hitungan 4
putar ke arah Iain. Dilakukan 2 x - 8 kali.
l. Tarik-menarik dilakukan sampai 3 x , hitungan 4 tegak.
Dilakukan 2 x 8 kali.
m. Hitungan 1, putar, hitungan 2— 3 renggutkan badan ke depan,
hitungan 4 kembali ke sikap semula. Tiap selesai hitungan 4,
ganti orang. Dilakukan 2 x 8 kali.
n. Istirahat, dilakukan sebanyak sepuluh kali hitungan, (dr.
Dangsina Moeloek & Pieter Panggabean )
VI. KEGIATAN PENYULUHAN

NO Kegiatan Penyuluhan waktu Kegiatan peserta


1 Pendahuluan  Menjawab salam
 Memberi salam  Mendengarkan
 Memberi pertanyaan
apresiasi
 Mengkomunikasikan 5’
pokok bahasan
 Mengkomunikasikan
tujuan
2 Kegiatan inti  Memperhatikan
 Menjelaskan pengertian
 Menjelaskan manfaat
 Menjelaskan tentang 50’
 Memberikan  Bertanya
kesempatan peserta
untuk bertanya  Memperhatikan
 Menjawab pertanyaan
peserta
3 Penutup
 Menyimpulkan materi  Memperhatikan
penyuluhan bersama
peserta 5’
 Memberikan evaluasi
secara lisan  Menjawab
 Memberikan salam
penutup
Total 60’
VII. PENGORGANISASIAN

Presentator : Lisa Nahar S.Kep


Notulen : Anita S.Kep
Timer : 60’ menit
Dokumentasi : Atika S.Kep

VIII. SETTING TEMPAT

Keterangan gambar :
: Presentator
: Notulen
: Dokumentasi
: Klien
: Keluarga

IX. EVALUASI
1. Kriteria evaluasi
a. 90% dari anggota keluarga mampu menyebutkan definisi senam
asma
b. 90% dari jumlah anggota keluarga yang mampu menyebutkan 2
dari 3 manfaat senam asma dengan benar
c. 90% dari jumlah anggota keluarga mampu menyebutkan 3 dari
beberapa gerakan senam asma dengan benar
d. 50% dari jumlah anggota keluarga mau mengemukakan pendapat
tentang senam asma yang dilakukan
2. Pelaksanaan penyuluhan
a. Penyuluhan dimulai pada jam 19:30
b. Peserta penyuluhan selesai pada jam 20:25
c. Pada sesi tanya jawab muncul pertanyaan meliputi :
Apa sebenarnya penyebab dari penyakit itu, mengapa sering
kambuh
d. Jawab
Penyebab dari asma bronchial ada 2 :
1. Faktor pencetus yaitu keturunan
2. Faktor yang memperberat dan menimbulkan kekambuhan
yaitu : allergen, perubahan cuaca, stres, lingkungan, aktivitas
yang berlebihan
e. Kegiatan penyuluhan selesai pada jam 20:30
f. Evaluasi : Keluarga Tn. W nampak puas dengan apa yg
disampaikan dan mereka ingin menerapkan dalam keseharian
untuk mengurangi tingkat kekambuhan

X. REFERENSI
Pelaporan kegiatan pendidikan kesehatan

No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan Klien


1 19:30 Pembukaan : Klien duduk dekat dengan
presentator
2 19:30 Pelaksanaan : Klien nampak serius dan
s/d antusias dalam mengikuti
20:25 pemaparan materi
3 20: 30 Evaluasi Klien mengerti dengan apa
yg dijelaskan dan
menyebutkan kembali
pengertian penyakit,
menyebutkan sebagian dari
penyebab, dan
menyebutkan 4 dari tanda
dan gejala
4 20 :35 Mengakhiri pertemuan : Klien nampak lebih
mengerti akan penyakitnya
dan apa yang harus dia
hindarkan agar tingkat
kekambuhan berkurang

Mengetahui, Yogyakarta, 28 maret 2016

Pembimbing Klinik Pemberi Materi

Yoyok Prasetyo, SKM Lisa Nahar, S.Kep

Anda mungkin juga menyukai