Anda di halaman 1dari 29

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

5.1 Konsep Meso

Dalam lingkup pertengahan atau messo, perancangan pasar ini


diproyeksikan ke dalam lingkup tapak yang unik dan potensial. Tapak
berada pada kawasan pusat kota. secara khusus tapak diolah dengan
membuka akses publik ke ruang-ruang utama pada kota
5.1.1 Pasar Seni Sebai Media Promosi Kerajinan Banjarnegara

Pasar seni Kerajinan merupakan respon dari minimnya fasilitas


yang mewadai kebutuhan aktifitas promosi kesenian dan kerajinan di
Banjarnegara. Ini dikarenakan determinasi dan dominasi
pembangunan puat-pusat perbelanjaan moderen yang sering
dianggap lebih menguntungkan dan menghasilkan.
Pasar seni dengan pengembangan sebagai media promosi
kerajinan daerah ini diharapkan mampu memberi wadah bagi
kesenian khususnya kerajinan untuk mengembangkan dan
mempromosikan karya-karya daerah Banjarnegara kepada
masyarakat luas.

Diagram 5. 1 Skema Sebagai Media Promosi

Sumber: Analisis 2013

Pengembangan Integrasi melalui konsep pasar sebagai poros


pembentuk jaringan promosi seni kerajinan daerah Banjarnegara
adalah konsep besar yang diangkat dalam perancangan. Bentuk

103
integrasi yang diaplikasikan adalah hubungan yang saling
menguntungkan antara pasar dengan konteksnya.

Gambar 5. 1 Eksisting Kawasan Pendukung Site

Sumber: Analisis 2013

5.1.2 Konsep Integrasi Pasar Seni sebagai Sarana Pendukung Edukasi


Kerajinan Daerah
Minimnya promosi tentang kerajinan daerah membuat
minimnya pengetahuan masyarakat Banjarnegara tentang kesenian
dan kerajinan khas daerah. Idenya adalah untuk menciptakan sebuah
media pembelajaran yang menarik yang seolah-olah semua aktifitas
tentang kesenian ada di setiap sudut site pada lansekap kota dan ini
diharapkan akan mengunadang pengunjung masuk dari luar untuk
menikmati dan mempelajari tentang kesenian daerah.
Pasar seni Kerajinan sebagai pusat edukasi tentang
kesenian dan kerajinan khas Banjarnegara karena letak site yang
berada di kawasan padat aktifitas perumahan, hotel, perkantoran,
pendidikan dan aktifitas komersial, seperti terlihat pada gambar 5.1,
sehingga sangat memungkinkan untuk mengembangkannya sebagai
pasar seni yang edukatif.

104
5.1.3 Konsep Pasar Seni Sebagai Pusat Aktifitas Wisata Kerajinan
(Rekreatif)
Konsep ini dilandaskan pada belum adanya pusat seni
kerajinan di Banjarnegara yang menjadi satu kesatuan area seni
kerajinan. Dengan mengembangkan ide pada pencitraan kawasan
site yang akan membuat ketertarikan wisatawan dan masyarakat
untuk beraktifitas pada area pasar, dan pada akhirnya diharapkan
akan berdampak pada hidupnya kawasan pasar seni yang secara
langsung akan menimbulkan ketertarikan pengunjung pada aktifitas
pasar.

Akan tetapi yang harus diperhatikan oleh kita bahwa setiap


wadah aktifitas memerlukan kelengkapan, pencapaian kawasan
wisata yang baik dan atraksi-atraksi yang akan menarik wisatawan.

Gambar 5. 2 Intervensi Kawasan Site

Sumber: Analisis 2013

Penyediaan Ruang Terbuka Publik pada Pasar


Pasar Kerajinan membidik target market wisatawan dan
masyarakt Banjarnegara, karena letaknya yang berada di kawasan
padat dan merupakan pusat perdagangan serta pemerintahan, pasar
ini yang terletak di utara jalan utama juga membidik target bagi

105
wisatawan yang sedang melintasi kota untuk singgah di pasar
kerajinan.
Ruang terbuka publik kota merupakan semua lanscape
(jalan-jalan, jalur pedestrian). Taman dan area rekreasi dapat
menjadi kegiatan yang memicu pergerakan massa. Permasalahan
minimnya ruang terbuka publik untuk beraktifitas dan rekseasi di
kota membuat rancangan dari pasar seni kerajinan mengarah pada
pembentukan ruang terbuka publik dengan kemudahan akses,
kejelasan sirkulasi dan keterkaitan antar fungsi, sehingga akan
menimbulakan interaksi antar pengunjung dengan baik.

5.2 Konsep Mikro

5.2.1 Pendekatan dan Konsep Perancangan Tapak


1. Batasan
Batasan sebelah barat site berbatasan langsung dengan
kawasan perkantoran sehingga digunakan sebagai kawasan
belakang dan bukan pandangan dibuat pagar setinggi 2-3 meter
sebagai batasan fungsi, sedangkan batasan antara site dengan jalan
utama ,jalan kolektif dan jalan penghubung di sebelah selatan,
utara dan timur digunakan sebagai pandangan langsung dan
dirancang dengan pembuatan jalur vegetasi dengan penanaman
pohon ukuran tinggi (pohon palm) dan rendah (sejenis perdu)
untuk memberikan kesan terbuka bagi area publik dan saling
menghubungkan antar garis sirkulasi jalur pedestrian dan jalur
kendaraan dengan bangunan di dalam site.

106
Gambar 5. 3 Denah Site

Sumber: Analisis 2013

Gambar 5. 4 Potongan Site

Sumber: Analisis 2013

2. Peruntukan Lahan
Berdasarkan peersyaratan peraturan terkait dari Pemda
Bnajarnegara, perancangan tapak dan bangunan memiliki
peraturan-peraturan batas yang harus dipenuhi untuk membangun
sebuah bangunan dengan fungsi tertentu.

Peruntukan yang diijinkan dalam pembangunan pada lahan


ini adalah sebagai fungsi komersial dan tidak menutup
kemungkinan ada fungsi pendukung publik didalamnya. KDB
sebesar 80 %, memiliki batas ketinggian 3 lantai diarahkan untuk
bangunan/kawasan perdagangan dan jasa pusat kegiatan di
sepanjang jalan arteri, garis sempadan bangunan yang berbatasan

107
langsung dengan jalan arteri primer sekurang-kurangnya adalah 15
m, dengan jalan kolektor sekurang-kurangnya sekunder adalah 12
m, dan dengan jalan lokal primer sekurang-kurangnya adalah 9 m.
18

3. Zonasi
Pembagian zonasi pada area site merupakan hal yang
penting dalam proses perancangan bangunan, karena zonasi ini
akan menentukan tingkat aktifitas yang ada di dalamnya, sehingga
akan tercipta hubungan ruang yang sesuai dengan fungsi
kegiatannya

Dalam hal ini, pembagian zonasi merupakan salah satu hal


yang penting dalam perancangan sebuah pasar seni, yang berkaitan
dengan tingkat keamanan dan privasi. Dalam prosess perancangan
pasar seni zonasi dibedakan menjadi 3 bagian zonasi, yaitu zonasi
publik, semi publik dan privat.

- Zonasi Publik
Merupakan zonasi pada kawasan yang nantinya akan memiliki
akses publik supaya dapat dinikmati oleh semua orang yang
mengunjungi pasar seni baik yang berkepentingan maupun
tidak.
- Zonasi SemiPublik
Meupakan zonasi yang masih memiliki akses unyuk
kepentingan umum, tetapi sudah mulai dibatasi pada orang-
orang yang hanya memiliki kepentingana saja.
- Zonaasi Privat
Merupakan zonasi yang tidak memiliki akses untuk umum atau
tertutup untuk umum, pada zonasi ini hanya bisa di akses oleh
orang-orang tertentu.

18
Perda Kabupaten Banjarnegara Nomor 25 Tahun 2002

108
Gambar 5. 5 Zonasi pada Site

Sumber: Analisis 2013

4. Pencaapaian Site Bangunan


Sudah terbentuknya sistem transportasi pada kota membuat
perancang harus menyesuaikan antara lokasi site terpilih dengan
jalur sirkulasi atau lalu lintas di sekitar site. Berikut ini adalah
beberapa cara dalam pencapaian bangunan, yaitu : 19

- Langsung
Pencapaian bangunan yang langsung mengarahkan pada suatu
tempat masuk melalui sebuah jalan yang merupakan sumbu
lurus
- Tersamar
Pencapaian bangunan yang samar-sama atau tersamarkan
dengan meninggikan efek prespektif pada fasade depan suatu
bangunan dan bentuk
- Berputar
Pencapaian bangunan dengan memperpanjang urutan
pencapaian bangunan dan mempertegas bentuk tiga dimensi
bangunan

19
Bentuk, Ruang dan Tatanan, F.D.K Ching

109
Gambar 5. 6 Tipe-Tipe Pencapaian Site Bangunan

Sumber: Bentuk, Ruang dan Tatanan, F. D. K Ching

Pencapaian site ini berkaitan dengan akses bagi pejalan


kaki, kendaraan pribadi dan umum, serta akses bagi kendaraan
servis pada lokasi dan kawasan site. Pencapaian ini sangat
dipengaruhi oleh faktor daya tarik letak, kemudahan akses dari
jalan utama, kemudahan dilihat dari jalan utama, dapat dicapai dari
berbagai arah, tingkat kepadatan lalulintas di sekitar site, kemudaha
alur sirkulasi di salam site, dan sebagainya.

Dengan menggunakan pendekatan F. D. K Ching tentang


pencapaina bangunan, maka diperoleh :

- Pencapaian Tidak Langsung / Tersamar


pencapaian kendaraan dalam menuju site cenderung bersifat
tidak langsung atau tersamar, karena kondisi jalan di sebelah
timur yang direncanakan sebagai akses utama masuk ke dalam
site cukup sempit, sehingga untuk pencapaian frontal atau
langsung ke site bangunan tidak akan tertangkap.
- Pencapaian Langusng
Pada pencapaian pejalan kaki lebih cenderung akan
menggunakan hal yang bersifat langsung dalam pencapaian
lokasi site, karena pencapaian frontal lebih mudah ditangkap.
Namun, untuk membbuat konsep ini berhasil pintu masuk harus
menjadi hal yang diselesaikan semenarik mungkin dan harus

110
memiliki titik tangkap yang kuat pada bagian-bagian yang
diinginkan.

Gambar 5. 7 Akses Masuk Kendaraan

Sumber: Analisis 2013

Gambar 5. 8 Akses Masuk Pedestrian

Sumber: Analisis 2013

Pintu masuk kendaraan umum berada di sebelah Timur


karena letak jalannya yang dapat menghubungkan jalan di
sebelah utara dan selatan, sehingga memungkinkan jalan untuk
dapat dicapai dari segala arah, aktifitas kendaraan kebanyakan
berada di sebelah selatan. Pintu masuk kendaraan servis terletak
di sebelah barat selain agar memiliki pencapain yang lebih
mudah dengan basemen, jalur belakang adalah jalur yang dapat

111
di akses secara langsung dari sisi utara dan selatan, sehingga
jalur ini juga memungkinkan untuk dijadikana jalur evakuasi.

5.2.2 Konsep Ruang


Hal ini berkaitan dengan pengaturan ruang dan luasan yang
akan dimanfaatkan sebagai fasilitas jual beli pada pasar seni kerajinan
tersebut.

1. Penambahan Event pada Pasar


Konsep ini dimaksutkan untuk menambahkan fungsi lain
dalam pasar selain kegiatan jual beli, minimnya ruang yang
mewadai event publik membuat pasar harus dikembangkan
semaksimal mungkin supaya dapat menampung event-even publik
yang belum dimanfaatkan sebagai potensi.
Even-even ini menjadi salah satu daya tarik, pelengkap dan
pendukung terciptanya pasar kerajinan, even yang ada pada pasar
seni ini harus dapat mewadai fungsi informatif, edukatif, rekreatif
dan sebagai media promosi langsung ke publik.
2. Fleksibilitas pada Pasar
Fleksibelitas ini berkaitan dengan banyaknya ruang yang
digunakan sebagai kegiatan jual beli. Dimana ruang tersebut harus
mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan yang ada, karena pada
kenyataannya ruang jual beli pada pasar dapat berubah dari periode
ke periode yang bergantung dengan jumlah pedagang yang
menempati ruang, sehingga pasar dituntut untuk mampu
mengakomodasi perubahan tersebut.
Dalam antisipasi menambahnya jumlah pedagang secara
besar-besaran sebab dalam pengalamannya pasti akan terjadi
penambahan fungsi asing diruang terbuka maka dibutuhkan adanya
ruang yang memungkinkan untuk penambahan fungsi pedagang.
3. Pasar yang Memusat

112
Pemilihan jenis modul yang terkonsentrasi di tengah atau
memusat ini dimaksutkan agar modul di tepi dan beberapa di
tengah dapat dimaksimalkan fungsinya untuk mewadai kegiatan
lain selain jual beli, seperti sebagai media promosi yang dapat
berupa pameran, atraksi kesenian atau kegiaatan publik lainnya
sehingga dapat mendukung kegiatan pasar kerajinan.

Selain itu pemilihan pembangunan area pasar di tengah site


akan memudahkan jalur sirkulasi dan evakuasi pada saat keadaan
darurat. Karena dengan pemilihan modul ini semua lokasi site dan
bangunan cenderung dapat mudah dijangkau dan diakses selain
adanya falisitas khusus untuk evakuasi.

Gambar 5. 9 Konsep Ruang Pasar

Sumber: Analisis 2013

5.2.3 Pendekatan dan Konsep Tata Ruang Luar


Tata ruang luar dalam bangunan dapat dibedakan menjadi 2
berdasarkan fungsi dan kegunaanya, yaitu :

- Ruang luar Aktif


Pada ruang luar aktif ini terdapat aktifitas pergerakan didadalmnya
diantaranya, jalur sirkulasi kendaraan, jalur sirkulasi manusia, area
parkir, dan ruang terbuka publik.

113
- Ruang Luar Pasif
Merupakan Ruang yang tidak mengandung unsur pergerakan
didalamnya, diantaranya adalah ruang terbuka hijau yang tidak
mengandung aktifitas manusia.
1. Konsep Ruang Terbuka Publik
Merupakan bisa ruang terbuka hijau yang difungsikan
sebagai ruang terbuka publik untuk menarik minat pengunjung
untuk mengunjungi pasar tersebut, yang didalamnya juga dapat di
integrasikan dengan diadakannya event-event tertentu sesuai
dengan tema yang diangkat. Ruang terbuka publik dominan
terdapat disebelah utara dan selatan yang juga akan mendukung
terciptanya kenyamanan termal. Dalam pembentukan Ruang
Terbuka Publik dapat menggunakan perkerasan berupa paving
yang tidak menggangu penyerapan air.
2. Konsep Ruang Terbuka Hijau
Ruang terbuka hijau sebagai area perserapan air hujan dan
area pendukung kenyamanan baik visual dan termal. Ruang terbuka
hijau didominasi pada ruang sebelah timur dan barat. Pada sebelah
timur ruang terbuka hijau berupa taman yang diintegrasikan dengan
parkir. Pada sebelah barat ruang terbuka hijau berupa area hijau
yang menjadi batasan fungsi site.
3. Konsep Tata Vegetasi
Danya tatanan vegetasi merupakan cara efektif untuk
pengendalian iklim mikro kawasan site, pendukung penampilan
dan cita site, dan juga sebagai fungsi peredam kebisingan dan
penyaring polusi udara yang ditimbulkan oleh lingkungan site.
Terdapat beberapa pertimbangan dalam perancangan tata vegetasi,
yaitu :
- Keseimbangan unsur visual pada lansekap
- Penempatan vegetasi berdasarkan fungsi dari masing-masing
sudut site sebagai unsur penarik

114
- Sebagai aksen dalam bangunan
Pada hal ini tata vegetasi ditunjukan penanaman pohon di
sisi timur, utara dan selatan dengan menggunakan pohon yang
berukuran tidak terlalu tinggi atau dikombinasikan dengan pohon
yang memiliki jumah daun yang jarang (palm), sehingga akan
menimbulkan kemenarikan tetapi pohon tidak mengganggu
pandangan ke arah bangunan. Sedangkan tata vegetasi disebelah
barat cenderung menggunakan pohon yang berukuran tinggi dan
memiliki daun lebat tetapi tidak membutuhkan ruang besar seperti
pohon bambu yang berfungsi sebagai penghalang pandangan
langsung ke luar dan kedalam bangunan.

Gambar 5. 10 Konsep Tata Ruang Luar


Sumber: Analisis 2013

Vegetasi sendiri terdiri dari beberapa jenis dari jenis perdu,


jenis pohon dan jenis bungan yang biasanya berperan sebagai aspek
estetika, petunjuk arah dan pembatas sepanjang pedestrian.
Pada terciptanya tatanan vegetasi juga terdapat elemen
perkerasan sebagai unsur terciptanya tatanan luar bangunan. Dalam
hal ini perkerasan dirancang dengan menggunakan paving block
dan perkerasan beton. Perkerasan beton digunakan sebagai material

115
penutup untuk sirkulasi kendaraan dan paving block digunakan
untuk material penutup pada pedestrian dan ruang terbuka pulik.

5.2.4 Konsep Hubungan Antar Ruang

Gambar 5. 11 Hubungan Antar Ruang

Sumber: Bentuk, Ruang dan Tatanan, F. D. K Ching

Salah satu konsep dalam usaha untuk menghubungkan ruang


luar dan ruang dalam adalah dengan menggunakan ruang dalam dan
luar yang saling berkaitan, dapat berupa ruang transisi, yang dalam
menghubungkannya ruang transisi ini sebagai pendukung ruang
terbuka publik dan pasar yang berisi aktifitas-aktifitas pertunjukan
ataun pameran dalam hal kesenian.

Ruang transisi ini harus dirancang sebaik mungkin dan


semaksimal mungkin agar dapat mengarahkan langsung pengunjung
menuju pasar kesenian dan fungsi-fungsi lain di kawasan site.

Gambar 5. 12 Konsep Hubungan Ruang Luar dan Dalam Melalui Transisi

Sumber: Analisis 2013

116
5.2.5 Konfigurasi Sirkulasi dan Ruang Dalam

Gambar 5. 13 Konfigurasi Alur Gerak

Sumber: Bentuk, Ruang dan Tatanan, F. D. K Ching

- Linier
Semua jalan dalah linier. Jalan yang lurus dapat menjadi unsur
dalam pembentukan utama untuk satu deret ruamh. Sebagai
tambahan jalan dapat berupa melengkung, memotong jalan lain,
mempunyai cabang dan membentuk loop.
- Radial
Bentuk radial merupakan bentuk dari konfigurasi alur gerak yang
memiliki jalan dan berkembang pada sebuah pusat atau titik
bersama
- Spiral
Merupakan jalan yang menerus yang berasal dari titik pusat,
berputas dan bertambah jauh dari titik pusat.
- Grid
Bentuk grid terdiri dari 2 seet jala yang sejajar dan saling
berpotongan pada jarak yang sama dan menciptakan bujur sangkar
atau kawasan-kawasan ruang segi empat.
- Network
Suatu bentuk jaringan yang terdiri dari beberapa jalan dan saling
menghubungkan antar titik-titik tertentu yang ada didalam ruang..

Pada intinya, dari semua kriteria alur gerak di atas adalah bagaimana
kemampuan jalur sirkulasi untuk menghubungkan ruang-ruang yang
ada pada lingkungan tersebut, sehingga dalam fungsinya tidak ada
ruang yang terputus sirkulasinya yang akan menghambat interaksi.

117
Sirkulasi juga harus memperhatikan jarak masing-masing fungsi ruang
sehingga masing-masing ruang memiliki tingkat keterjangkauan
tinggi. Mungkin untuk pemilihan alur gerak sirkulasi yang cocok pada
bangunan ini adalah pola sirkulasi grid yang akan digabungkan
dengan pola sirkulasi memusat. Hal ini karena memperhatikan
koneksi antar masing-masing fungsi dan akan lebih menarik jika pola
kegiatan nantinya akan terhubung di tengah.

5.2.6 Bentuk Ruang Sirkulasi


Berikut ini adalah beberapa kemungkinan bentuk pada ruang
sirkulasi :

Gambar 5. 14 Macam-Macam Bentuk Ruang Sirkulasi

Sumber: Bentuk, Ruang dan Tatanan, F. D. K Ching

i. Tertutup
Dimana ruang sirkulasi membentuk sebuah lorong yang berkaitan
dengan ruang-ruang yang dihubungkan melalui pintu masuk pad
bidang dinding
ii. Terbuka pada Salah Satu Sisi
Ruang sirkulasi ini dibentuk karena ada keinginan untuk
memberikan kontinuitas visual dengan ruang-ruang yang
dihubungkan.
iii. Terbuka pada Kedua Sisi
Merupakan perluasan fisik dari ruang yang ditembusnya. Pola
sirkulasi ini mendukung adanya kontinuitas visual yang cukup
luas, sehingga menjadi pusat terjasinya interaksi sosial.

Pada pembentukan ruang sirkulasi harus memperhatikan lebar


dan tinggi ruang interaksi, karean hal ini akan mempengaruhi macam

118
dan jumlah sirkulasi yang ditampungnya. Ruang sirkulasi sebaiknya
berukuran luas dan lebar, selain akan menampung lebih banyak
kapasitas untuk lalu lintas, hal tersebut juga akan menciptakan unsur
kenyamanan ruang .

Ruang sirkulasi yang baik juga harus memperhatikan aktifitas


yang diwadai, karena pada aktifitas tersebut tidak hanya terdapat alur
gerak tetapi terdapat kegiatan manusia yang dinamis lainnya. Berikut
ini adalah gambaran standar aktifitas gerak pada ruang sirkulasi :

Gambar 5. 15 Macam-Macam Aktivitas Pada Jalur Sirkulasi

Sumber: Architect,s Data 3rd Edition, Neufert

Lebar ruang sirkualasi juga mempengaruhi kelancaran


pergerakan di dalam Pasar Kerajinan, bahkan hal tersebut juga akan
berpengaruh pada tingkat interaksi didalamnya. Pengunjing yang datang
ke Pasar Kerajinan mayoritas untuk berinteraksi sosial yang melibatkan
2 orang atau lebih.

5.2.7 Zig-Zag Lay Out Sebagai Penunjang Pergerakan yang Dinamis


Pada perkembangannya pasar merupakan salah satu wadah
untuk interaksi sosial, dimana orang-orang dapat melakukan aktifitas
secara nyaman yang akan mendukung dalam bertransaksi antar
produsen dan konsumen.
Pada sistem ini sistem sirkulasi arus pengunjung dalam pasar
harus diperhatikan, karena sebuah pasar harus dapat memudahkan
pengunjungnya dalam mengakses setiap toko-toko yang ada pada
pasar tersebut, sehingga memungkinkan semua fasilitas dan toko

119
dapat menunjukkan dan menyajikan segala sesuatu untuk dapat
menarik minat para konsumen.

Gambar 5. 16 Create easy access to and from the market

Sumber: Analisis Data Guidelines for Human Settlement Planning and Design,
CSIR Building and Construction Technology 2000

Pada proses pengamatan yang dilakukan, pengunjung pasar


cenderung berubah dan bergerak sesuai dengan kehendak dan
kebutuhan konsumen. Hal ini juga menimbulkan kesimpulan bahwa
konsep linier dan kaku akan kurang menanggapi proses pergerakan
manusia tersebut, dan tidak akan tanggap terhapat segala bentuk
perubahan pada pasar. Sehingga bentuk yang dinamis menjadi
pemecahan masalah dalam pembentukan pasar yang kaku.

Gambar 5. 17 Design simple continuous routes with complex views especially for
pedestrian movement

Sumber: Guidelines for Human Settlement Planning and Design, CSIR Building and
Construction Technology 2000

120
Gambar 5. 18 Konsep Tata Masa Pasar

Sumber: Analisis 2013

5.2.8 Konsep Sirkulasi Kendaraan dan Pedestrian


Pemisahan sirkulasi kendaraan didalam zonasi pasar agar
fungsinya dapat saling mendukung secara langsung dan maksimal.
Hal tesebut diharapkan dapat memberikan kenyamanan dan
kemudahan akses pasar serta lebih menjamin keselamatan pengguna
dari berbagain fungsi yang ada. Dalam pembagiaan sirkulasi dapat
dibagi atau dikelompokkan menjadi 2 jenis konsep sirkulasi,
diantaranya:

1. Sirkulasi Kendaraan
Sirkualsi dirancang untuk memenuhi aspek kenyamanan,
kemudahan,dan keamanan pengunjung dengan jalan kaki ataupun
pengunjung dengan kendaraan bermotor dalam mengakses
fasilitas yang tersedia. Yang menjadi pertimbangan dalam
penyusunan konsep sirkulasi ini adalah tata masa bangunan dan
jalur sirkulasi eksisting di sekitar site.

Gambar 5. 19 Alternatif Konsep Sirkulasi Kendaraan Umum

Sumber: Analisis 2013

121
Kondisi jalur sirkulasi eksisting terdapat hampir di semua
sisi kecuali di sisi Barat dengan tingkat kepadatan yang
berfariatif, oleh karena itu akses masuk utama berada di jalan
sebelah timur karena pada sisi ini tingkat aktifitas kendaraan
paling lengang. Pada sirkulasi kendaraan didalam site, terbagi
menjadi 3 jenis sirkulasi yaitu primer, sekunder dan tersier,
tergantung tingkat kepentingannya, sedangkan sirkulasi
kendaraan servis dirancang sebagian terpisahdengan jalur
kendaraan umum dengan jarak seefektif mungkin.

Gambar 5. 20 Alternatif Konsep Sirkulasi Kendaraan Servis

Sumber: Analisis 2013

2. Sirkulasi Pedestrian
Pada penempatannya di dalam site, sistem sirkulasi
pejalan kaki harus dibedakan dengaan sistem sirkulasi
kendaraan, karena hal ini akan berdampak pada kenyamanan,
keselamatan dan kemudahan akses bagi para pejalan kaki.
Jalur pedestrian sebaiknya dibuat dengan material yang
berbeda dengan menggunakan paving block, dan
ditambahakan unsur tanaman sebagai orientasi dan penyejuk,
serta bila meemungkinkan dapat ditambahi dengan fungsi
shading. Luas pedestrian sendiri minimal 160 cm untuk 2 arah
pejalan kaki.

122
Gambar 5. 21 Alternatif Konsep Sirkulasi Pejalan Kaki

Sumber : Analisis 2013

5.2.9 Tata Parkir pada Site


Tata parkir ini perlu diperhatikan demi kenyamanan dan
keamanan para pengunjung. Oleh karena itu konsep parkir harus bisa
memisahkan jenis kendaraan dan fungsinya, hal ini dikarenakan setiap
jenis kenadaraan memiliki ukuran standar yang berbeda-beda. Berikut
ini adalah gambaran dari pola tatanan dan sirkulasi parkir kendaraan,
diantaranya:

Gambar 5. 22 Pola Tatanan Parkir dan Sirkulasinya

Sumber: Architect’s Data 3rd Edition, Neufert

Pada skema pola dan tatanan parkir diatas, zona parkir


dibedakan menjadi 3 zona, yaitu : area loading warehouse, area parkir
mobil, motor dan sepeda, yang masing-masing zona memiliki sifat
kegiatan dan standar ukuran yang berbeda-beda.

123
Loading warehouse, merupakan area parkir untuk kegiatan
bongkar muat barang, untuk memudahkan akses dan aktifitas bongkar
muat loading warehouse biasanya diletakkan pada sisi bangunan yang
dekat dengan ruang gudang atau ruang serbaguna, ini dikarenakan
proses bongkar muat yang lama, sehingga membutuhkan lokasi
tersendiri supaya tidak mengganggu sirkulasi kendaraan yang lainnya.

Untuk kendaraan pribadi biasanya diarahkan untuk menuju


area droop off pengunjung, baru kemudian diarahkan menuju ruang
parkir. Ruang parkir pada kendaraan pribadi seharusnkenyamanaya
diletakkan pada tempat yang mudah untuk melakukan manuver.

Mempertimbangkan pola sirkulasi dan pergerakan motor yang


dinamis serta intensitas pengguna sepeda motor yang tinggi, maka
seharusnya parkir sepeda motor diletakkan diarea yang mudah
bersinggunagn dengan jalan raya.

Pada perancangan bangunan pasar seni ini sebagian besar


parkir terletak di basemen yang terdiri dari satu lantai dengan
persyaratan luas maksimum 80% dari total luas lahan atau dalam
gedung parkir. Area parkir pada sisi luar jumlahnya sangat terbatas,
yang ditujukan hanya untuk pengunjung dengan intensitas waktu
sebentar, persyaratan untuk lahan parkir adalah 1,5-3,5 lahan parkir
mobil untuk setiap 100m2 luas lantai.

5.2.10 Konsep Ruang Terbuka Public yang Rekreatif dan Edukatif


pada Tapak Pasar
Konsep Rekreatif dan edukatif didapatkan karena lokasi site
yang di kelilingi oleh fasilitas pendidikan, perumahan dan
perkantoran, sehingga memungkinkan proses rekreasi yang akan di
padukan dengan edukasi pada pasar.

Konsep ini dimaksutkan agar dapat lebih menarik


masyarakat sekitar melalui banyaknya view pertunjukan atraksi

124
kesenian daerah pada ruang terbuka publik yang akan mendukung
kegiatan utama pada pasar itu sendiri. Selain itu pengunjung juga
dapat menjadi penikamat sekaligus pelaku seni dengan mengikutri
workshop atau proses produksi pada pasae seni kerajinan.

Kegiatan-kegiatan atraksi kesenian, pameran, produksi


barang kesenian itu dimaksutkan agar selama berada di pasar
kerajinan pengunjung dapat secara langsung berinteraksi yang
sekaligus juga akan menimbulkan kesan rekreatif sekaligus edukatif
pada pasar tersebut.

Diagram 5. 2 Pola Kegiatan Rekreatif dan Edukatif

Sumber: Analisis

5.2.11 Konsep Programatik

Tabel 5. 1 Analisa Kegiatan – Kebutuhan – Pengguna

MACAM KEGIATAN RUANG AKOMODASI PELAKU


Zona Fasilitas Pendukung dan Servis
Bongkar muat barang Loading Dock E
Metabolisme Lavatory
Menganbil/Menyimpan Gudang
Barang
Perawatan dan Cheking Ruang-Ruang Utilitas
Mengambil dan Janitor
menyimpan peralatan
kebersihan
Istirahat R. Istirahat Staff
Zona Administrasi dan Kantor

125
Ruang kerja pimpinan Ruang Kepala D
Kegiatan Administratif Ruang Staff
Mengambil dan Ruang Arsip
Menyimpan Arsip
istirahat Open Space
Menerima tamu Ruang Tamu
C/D/E
Kegiatan analisa evaluasi Ruang Rapat/Diskusi B/D/E
dan inovasi Presentasi
Metabolisme Lavatory A/B/C/D/E
Zona Kegiatan Publik
Transaksi blanja Kios Pasar A/B/C/D/E
Pameran Galery
Open Space
Persiapan Pameran R, Persiapan Pameran B/C/D/E
Promosi Produk Galery A/B/C/D/E
Open space
Pendaftaran Resepsionis
Mencari Informasi Resepsionos
Makan dan Minum Food Court
Menunggu/ Bersantai Open Space
Mengambil dan Gudang D/E
Menyimpan

Sholat / Ibadah Musholla A/B/C/D/E


Mengambil air Wudhu Tempat Wudhu
Zona Wisata dan Edukasi
Belajar berkerajinan Kios / R Workshop A/B/C/D/E
Diskusi/ Rapat dan R. Rapat/ Diskusi/ A/B/D
Presentasi Presentasi
Pameran Open Space A/B/C/D/E
Wisata Kerajinan Open Space dan Kios
Pasar
Pementasan Seni Panggung dan Open
Space
Istirahat Open Space
Menunggu/ Bersantai Open Space
Menyimpan dan Gudang D
Mengambil Barang
Metabolisme Lavatory A/B/C/D/E

126
Kelompok Pelaku A: Pelajar D: Pengelola
B : Industri Kreatif Pasar
C : Publik E : Pedagang

Sumber : Analisis, Surve dan Wawancara

5.2.12 Besaran Ruang

Tabel 5. 2 Besaran Ruang Pasar Kerajinan Daerah

RUANG STANDAR LUASAN JML LUASA


KAP
N
Zona Fasilitas Pendukung dan Servis (Basement)
Lavatory 3 m2/orang 1 1 3 m2
Gudang 1 15 m2
Janitor 1 9 m2
R. Istirahat Staff 2 m2 / orang 4 1 16m2
Total per Zona 43 m2
M.E.
R. Genset 1 15 m2
R. Pompa 1 15 m2
R. Panel 1 9 m2
Total per Zona 39 m2
Parkir
Mobil 15 m2 30 450 m2
Motor 2.25 m2 40 90 m2
Drop Off Barang 7,5m2 2 1 35m2
Total per Zona 575m2
Zona Administrasi dan Kantor
Ruang Kepala 3m x 3m 1 1 9 m2
Ruang Staff 2 m2 / orang 10 1 20 m2
Ruang Arsip 1 9 m2
Ruang Tamu 2,5 m2 / orang 4 1 8 m2
Ruang 2 m2 / orang 10 1 20 m2
Rapat/Diskusi
Presentasi
Lavatory 1,5 m2 3 1 4,5 m2
3 m2 (Difabel) 1 1 3 m2
Total per Zona 73,5
m2

127
Ruang Publik
Kios Besar 12 m2 25 300 m2
Kios Kecil 8 m2 100 800m2
Ruang Persiapan 1,5 m2/orang 10 1 15 m2
Pameran
R. Pameran 7 m2/karya 20 1 140 m2
Gudang Pameran 1 10 m2
R. Informasi 2,5 m2/orang 4 1 10 m2
R. Tunggu 0,5 m2/ orang 10 1 10 m2
Food Court 1,5 m2/orang 50 1 75 m2
Dapur : 20 % dari 20 m2
Luas Food Court
Musholla 1,6 m2/orang 40 1 64 m2
1,5 m2/orang 8 12 m2
(Difabel)
Tempat Wudhu 1,2 m2/orang 5 1 18 m2
1,5 m2/orang 2
(Difabel)
Lavatory 3 m2/orang (Laki- 3 9 m2
Laki)
3 m2/orang 5 15 m2
(Permouan)
3 m2 (Difabel) 1 6 m2
Total per Zona 1.504m
2
Parkir
Bus Pariwisata 42 m2 2 84 m2
Sepeda 0,96 30 1 29 m2
Total per Zona 113 m2
Perwatan
R. Petugas 1,2 m2/orang 20 1 124 m2
Locker 1,2 m2/orang 20 1 24 m2
Lavatory 3 m2 1 3m2
Total per Zona 151m2
Zona Wisata dan Edukasi
Workshop 2,25m2 /orang 20 2 96 m2
Khusus
Workshop Umum 3m x 3m 12 108 m2
(Kecil)
R. Rapat/ 2 m2/orang 20 1 40 m2
Diskusi/
Presentasi

128
Panggung 1 140 m2
R. Penonton 0,96m2/orang 200 1 192 m2
Outdoor
Plaza 1,2 m2/orang 150 1 180 m2
Gudang 1 15m2
Total per Zona 662 m2
Total Ruangan 3.161 m2
Sirkulasi 25% dari Luas Total Ruangan 800m2
Total Bangunan 4.761m2
KDB 40% dari Luas Bangunan 1.905m2
Total 6.666 m2

Sumber : Analisis, Neufert, Data Arsitek, Lawsen

5.2.13 Organisasi Ruang

Diagram 5. 3 Pola Kegiatan Rekreatif dan Edukatif

Sumber: Analisis

Matriks Kedekatan ruang merupakan analisis untuk


mempelajari hubungan antar ruangdengan fungsi yang saling
berkaitan. Dengan menggunakan pendekatan matriks maka akan
lebih mudah dalam mengelompokkan ruang, matrik ini juga
berfungsi dalam pengelompokan fungsi ruang yang saling berkaitan

129
akan dikelompokan pada satu area, selain itu penggunaan matriks ini
juga mempermudah peraturan akses dan sirkulasi.

Diagram 5. 4 Parameter Kedekatan Ruang

Sumber: Prasasto Satwiko, Fisika Bangunan dan Analisis

Diagram 5. 5 Matriks Kedekatan Ruang dan Pola Hubungan Ruang Zona Public

Sumber: Analisis 2013

Diagram 5. 6 Matriks Kedekatan Ruang dan Pola Hubungan Ruang Zona Wisata
dan Edukasi. Sumber: Analisis 2013

130
Diagram 5. 7 Matriks Kedekatan Ruang dan Pola Hubungan Ruang Zona
Kantor. Sumber: Analisis 2013

Diagram 5. 8 Matriks Kedekatan Ruang dan Pola Hubungan Ruang Pendukung dan
Servis Sumber: Analisis 2013

131

Anda mungkin juga menyukai