Oleh:
Nikmatu Fauziyah
NIM.180070300011054
Kelompok 3
B. PENYEBAB PERSALINAN
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal, struktur rahim,sirkulasi rahim, pengaruh
tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011).
1. Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone
progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot –otot
polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga
timbul his bila progesterone turun.
2. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan
kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-
otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
4. Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss). Bila
ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi
uterus.
5. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan
dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser,
amniotomi (pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin
menurut tetesan perinfus.
C. JENIS PERSALINAN
Berdasarkan usia kehamilan, terdapat beberapa jenis persalinan yaitu :
a. Persalinan aterm : yaitu persalinan antara umur hamil 37-42 minggu, berat janin
di atas 2.500 gr.
b. Persalinan prematurus : persalinan sebelum umur hamil 28-36 minggu, berat
janin kurang dari 2.499 gr.
c. Persalinan serotinus : persalinan yang melampaui umur hamil 42 minggu, pada
janin terdapat tanda postmaturitas
d. Peralinan presipitatus : persalinan yang berlangsung cepat kurang dari 3 jam.
Berdasarkan proses berlangsungnya persalinan dibedakan sebagai berikut :
a. Persalinan spontan : bila persalinan ini berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri
dan melalui jalan lahir
b. Persalinan buatan : bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya
ekstraksi dengan forceps/vakum, atau dilakukan operasi section caecarea.
Persalinan anjuran : pada umumnya persalinan terjadi bila bayi sudah cukup
besar untuk hidup di luar, tetapi tidak sedemikian besarnya sehingga menimbulkan
kesulitan dalam persalinan. Persalinan kadang-kadang tidak mulai dengan segera
dengan sendirinya tetapi baru bisa berlangsung dengan dilakukannya
amniotomi/pemecahan ketuban atau dengan induksi persalinan yaitu pemberian
pitocin atau prostaglandin.
sakit digerakkan
bagian terbesar
4/5 H I – II
PAP belum masuk
panggul
bagian terbesar
kepala belum
3/5 H II – III
masuk panggul
bagian terbesar
kepala sudah
2/5 H III +
masuk panggul
kepala didasar
panggul
1/5 H III - IV
di perineum
HV
0/5
Keterangan :
: kepala janin
: PAP
HI : sama dengan atas pintu panggul / PAP
H II : sejajar dengan H I melalui pinggir bawah simpisis
H III : sejajar dengan H I melalui spina iskhiadika
HV : sejajar dengan H I melalui ujung os coxigis
E. LETAK JANIN PRESENTASI JANIN
Dapat dilakukan dengan pemeriksaan seperti :
1. Letak/presentasi puncak kepala – pada pemeriksaan dalam teraba : UUB (ubun2
besar) terendah. (disumbu panggul) UUK sukar di raba.
2. Letak/presentasi dahi – ada pemeriksaan dalam teraba : UUB,dahi, pangkal, hidung,
pinggir lekuk mata (orbita).
3. Letak/presentasi bokong – pada pemeriksaan dalam teraba : lubang tulang belakang,
krista sakralis media, tuber ishiadikum, ujung tulang tungging, dubur (kemaluan agak
sukar dikenali).
4. Letak/presentasi muka – pada pemeriksaan dalam teraba : dagu, mulut, hidung,
lekuk mata (orbita) Pada letak belakang kepala, perlu diperhatikan mungkin adanya
moulage/ tumpang tindi tulang kepala janin. Moulage dapat menghambat jalannya
proses persalinan secara normal atau spontan. Pada pemantauan kemajuan
persalinan penulisan dalam patograf untuk membedakan ada tidaknya moulage
dapat dilihat berdasarkan simbol sebagai :
1) Simbol 0, jika tidak ada moulage
2) Simbol 1, jika tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
3) Simbol 2, jika tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi masih dapat
dipisahkan
4) Simbol 3, jika tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi tidak dapat di
pindahkan.
F. FASE PERSALINAN
1. KALA 1
Kala 1 disebut juga dengan kala pembukaan, terjadi pematangan dan
pembukaan serviks sampai lengkap
Dimulai pada waktu serviks membuka karena his : kontraksi uterus yang teratur,
makin lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai pengeluaran
darah-lendir yang tidak lebih banyak daripada darah haid.
Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam, bibir
porsio serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah spontan
pada saat akhir kala I.
Terdapat 2 fase pada Kala 1 ini, yaitu :
1. Fase laten : pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam.
2. Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar
6 jam. Fase aktif terbagi atas :
Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.
Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm.
Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10 cm).
Perbedaan proses pematangan dan pembukaan serviks (cervical effacement)
pada primigravida dan multipara :
Pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih terlebih dahulu sebelum
terjadi pembukaan, sedangkan pada multipara serviks telah lunak akibat
persalinan sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses penipisan dan
pembukaan.
Pada primigravida, ostium internum membuka terlebih dahulu daripada
ostium eksternum (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil
di tengah), sedangkan pada multipara, ostium internum dan eksternum
membuka bersamaan (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti garis
lebar)
Periode Kala 1 pada primigravida lebih lama (12 jam) dibandingkan multipara
(8 jam) karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase laten pasien
primigravida memerlukan waktu lebih lama.
Sifat His pada Kala 1 :
Timbul tiap 10 menit dengan amplitudo 40 mmHg, lama 20-30 detik. Serviks
terbuka sampai 3 cm. Frekuensi dan amplitudo terus meningkat.
Kala 1 lanjut (fase aktif) sampai kala 1 akhir
Terjadi peningkatan rasa nyeri, amplitudo makin kuat sampai 60 mmHg,
frekuensi 2-4 kali / 10 menit, lama 60-90 detik. Serviks terbuka sampai
lengkap (+10cm).
Peristiwa penting Kala 1 :
Keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus
(mucous plug) yang selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis, akibat
terbukanya vaskular kapiler serviks, dan akibat pergeseran antara selaput
ketuban dengan dinding dalam uterus.
Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan
mendatar.
Selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan
ketuban pecah dini jika terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum
pembukaan 5 cm).
Kemajuan persalinan dalam kala I :
a. Kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala I :
Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekuensi dan
durasi.
Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam selama
persalinan fase aktif (dilatasi serviks berlangsung atau ada disebelah
kiri garis waspada).
Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin.
b. Kemajuan yang kurang baik pada kala I :
Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten.
Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam selama
persalinan fase aktif (dilatasi serviks berada disebelah kanan garis
waspada).
Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin.
c. Kemajuan pada kondisi ibu.
Jika denyut nadi ibu meningkat, mungkin ia sedang dalam keadaan
dehidrasi atau kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup melalui oral atau
IV dan berikan analgesik secukupnya.
Jika tekanan darah ibu menurun, curigai adanya perdarahan
Jika terdapat aceton didalam urine ibu, curigai masukan nutrisi yang
kurang. Segera berikan dextrose IV.
d. Kemajuan pada kondisi janin.
Jika didapati DJJ tidak normal (kurang dari 100 atau lebih dari 180 x /
menit) curigai adanya gawat janin.
Posisi atau presentasi selain oksiput anterior dengan reflek fleksi
sempurna digolongkan dalam malposisi atau malpresentasi.
2. KALA 2
Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir pada saat bayi
telah lahir lengkap. Pada Kala 2 ini His menjadi lebih kuat, lebih sering, dan lebih
lama. Selaput ketuban mungkin juga sudah pecah/ baru pecah spontan pada awal
Kala 2 ini. Rata-rata waktu untuk keseluruhan proses Kala 2 pada primigravida ± 1,5
jam, dan multipara ± 0,5 jam.
Sifat His :
Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10 menit. Refleks mengejan terjadi juga
akibat stimulasi dari tekanan bagian terbawah janin (pada persalinan normal yaitu
kepala) yang menekan anus dan rektum. Tambahan tenaga meneran dari ibu,
dengan kontraksi otot-otot dinding abdomen dan diafragma, berusaha untuk
mengeluarkan bayi.
Peristiwa penting pada Kala 2 :
Bagian terbawah janin (pada persalinan normal : kepala) turun sampai dasar
panggul.
Ibu timbul perasaan/ refleks ingin mengedan yang semakin kuat.
Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologis)
Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis (simfisis pubis
sebagai sumbu putar/ hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan anggota
badan.
Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk memperbesar
jalan lahir (episiotomi).
Proses pengeluaran janin pada kala 2 (persalinan letak belakang kepala) :
Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan
pintu atas panggul (sinklitismus) atau miring / membentuk sudut dengan pintu
atas panggul (asinklitismus anterior / posterior).
Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung dari his dari
daerah fundus ke arah daerah bokong, 2) tekanan dari cairan amnion, 3)
kontraksi otot dinding perut dan diafragma (mengejan), dan 4) badan janin terjadi
ekstensi dan menegang.
Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah dari
diameter oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter suboksipito-
bregmatikus (belakang kepala).
Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala, putaran
ubun-ubun kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa kepala
melewati distansia interspinarum dengan diameter biparietalis.
Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput
melewati bawah simfisis pubis bagian posterior. Lahir berturut-turut : oksiput,
bregma, dahi, hidung, mulut, dagu.
Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali sesuai dengan
sumbu rotasi tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi
anteroposterior sampai di bawah simfisis, kemudian dilahirkan bahu depan dan
bahu belakang.
Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan
mudah. Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter
depan dan belakang, tungkai dan kaki.
3. KALA 3
Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap, dan berakhir dengan lahirnya
plasenta.
Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus, serta
pengeluaran plasenta dari kavum uteri.
Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze) ditandai
dengan perdarahan baru, atau dari tepi / marginal (Matthews-Duncan) jika tidak
disertai perdarahan, atau mungkin juga serempak sentral dan marginal.
Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding uterus adalah
bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi mudah lepas dan berdarah.
Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi sekitar/
di atas pusat.
Sifat His :
Amplitudo 60-80 mmHg, frekuensi kontraksi berkurang, aktifitas uterus menurun.
Plasenta dapat lepas spontan dari aktifitas uterus ini, namun dapat juga tetap
menempel (retensio) dan memerlukan tindakan aktif (manual aid).
4. KALA 4
Dimulai pada saat plaenta telah lahir lengkap, sampai dengan 1 jam setelahnya.
Hal penting yang harus diperhatikan pada Kala 4 persalinan :
Kontraksi uterus harus baik
Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain
Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
Kandung kencing harus kosong
Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma
Resume keadaan umum ibu dan bayi.
His Palsu
His palsu adalah kontraksi uterus yang tidak efisien atau spasme usus,
kandung kencing dan otot-otot dinding perut yang terasa nyeri. His palsu timbul
beberapa hari sampai satu bulan sebelum kehamilan cukup bulan. His palsu
dapat merugikan yaitu dengan membuat lelah pasien sehingga pada waktu
persalinan sungguhan mulai pasien berada dalam kondisi yang jelek, baik fisik
maupun mental.
2. Passages/Lintasan
Tulang panggul dibentuk oleh gabungan illium, iskium, pubis, dan tulang-
tulang sacrum. Terdapat empat sendi panggul, yaitu simfisis pubis, sendi
sakroiliaka kiri dan kanan dan sakrokoksiges.
Tulang panggul dipisahkan oleh pintu atas panggul menjadi dua bagian:
panggul palsu dan panggul sejati. Panggul palsu adalah bagian diatas pintu
atas panggul dan tidak berkaitan dengan persalinan. Panggul sejati di bagi
menjadi tiga bidang: pintu atas atau permukaan atas, panggul tengah atau
rongga panggul, dan pintu bawah panggul.
Bagian anterior pintu atas panggul yakni batas atas panggul dibentuk
oleh tepi atas tulang pubis; bagian lateralnya dibentuk oleh dibentuk oleh linea
illiopektinea, yakni sepanjang jalan inominata dan bagian posteriornya dibentuk
oleh bagian anterior tepi atas sakrum dan promontorium sakrum. Rongga
panggul tengah merupakan saluran lengkung yang memiliki dinding anterior
pendek dan dinding posterior yang jauh lebih cembung dan panjang. Rongga
panggul melekat pada bagian posterior simfisis pubis, iscium sebagian illium
sakrum, dan koksigum.
Pintu bawah panggul adalah batas bawah panggul sejati, dilihat dari
bawah berbentuk lonjong, dibagian anterior dibatasi lengkung pubis, dibagian
lateral oleh tuberositas iskium,dan dibagian posterior oleh ujung koksigum,
pada kehamilan tahap akhir, koksigem dapat bergerak (kecuali jika struktur itu
patah, misalnya akibat jatuh dan telah menyatu dengan sakrum ketika sedang
penyembuhan.
Pada ketinggian yang berbeda, bentuk dan saluran ukuran panggul juga
berbeda, diameter bidang pintu atas, panggul tengah, pintu bawah dan sumbu
jalan lahir menentukan mungkin tidaknya persalinan pervaginam berlangsung
dan bagai mana janin dapat menuruni jalan lahir (pergerakan kardinal
mekanisme persalinan).
Ukuran Panggul
3. Passenger
1) Janin
Janin bergerak disepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi
beberapa faktor: yakni : ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan
posisi janin.
- Bokong
Lebar bokong (diameter intertrokanterika) ± 12 cm
- Lingkaran Bokong ± 27 cm
c. Presentasi Janin
Presentasi adalah bagian janin yang pertama kali memasuki
pintu atas panggul dan terus melalui jalan lahir saat persalinan
mencapai aterm. Tiga presentasi janin yang utama ialah : kepala (96
%); Sungsang (3%); Bahu (1%). Bagian Presentasi ialah bagian tubuh
janin yang pertama kali teraba oleh jari pemeriksa saat melakukan
pemeriksaan dalam. Faktor- faktor yang mempengaruhi bagian
presentasi ialah letak janin, sikap janin, dan ekstensi atau fleksi kepala
janin.
d. Letak Janin
janin terhadap sumbu panjang (punggung) ibu. Ada dua macam letak :
g. Plasenta
Karena plasenta juga harus melalui jalan lahir, ia juga dianggap
sebagai penumpang yang menyertai janin. Namun plasenta jarang
menghambat proses persalinan pada persalinan normal.
h. Air Ketuban
Waktu persalinan air ketuban membuka servik dengan mendorong
selaput janin kedalam ostium uteri, bagian selaput anak yang diatas
ostium uteri yang menonjol waktu his disebut ketuban. Ketuban inilah
yang membuka serviks
4. Psikologis
Dalam persalinan terdapat kebutuhan emosional jika kebutuhan tidak
tepenuhi paling tidak sama seperti kebutuhan jasmaninya. Prognosis
keseluruhan wanita tersebut yang berkenan dengan kehadiran anaknya terkena
akibat yang merugikan.
Apabila didapati salah satu atau lebih penyulit seperti di atas, pasien harus dirujuk (Ulfa
dkk., 2014).
I. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Kala I
1) Pengkajian Kala I
a) Integritas Ego
- Dapat senang atau cemas
- Nyeri/Ketidak nyamanan
- Kontraksi reguler, peningkatan frekuensi, durasi dan keparahan.
b) Keamanan
Irama jantung janin paling baik terdengar pada umbilicus (tergantung posisi
janin)
c) Seksualitas
Adanya dilatasi serviks, rabas vagina, mungkin lender merah muda,
kecoklatan, atau terdiri dari plak lendir
d) Prioritas keperawatan
- Meningkatkan emosi dan fisik klien/pasangan terhadap persalinan.
- Meningkatkan kemajuan persalinan
- Mendukung kemampuan koping klien/pasangan
- Mencegah komplikasi maternal/bayi.
e) Secara Khusus
- Memeriksa tanda-tanda vital
- Mengkaji kontraksi tekanan uterus dilatasi cerviks dan penurunan
karakteristik yang mengambarkan kontraksi uterus: Frekwensi, Interval,
Intensitas, Durasi dan Tonus istirahat
- Penipisan cerviks, evasemen mendahului dilatasi cerviks pada kehamilan
pertama dan seorang diikuti pembukaan dalam kehamilan berikutnya
- Pembukaan cerviks adalah sebagian besar tanda-tanda yang menentukan
bahwa kekuatan kontraksi uterus yang efektif dan kemajuan persalinan:
Palpasi abdomen (Leopold) untuk memberikan informasi jumlah fetus,letrak
janin,penurunan janin
Pemeriksaan Vagina: membran, cerviks, foetus, station.
Tes diagnostik dan laboratorium
Spesimen urin dan tes darah
Ruptur membran
Cairan amnion : Warna ,karakter dan jumlah
2) Diagnosa Keperawatan
Fase Laten
a. Nyeri b/d intensitas kontraksi
Tujuan : Klien mampu beradaptasi dengan nyeri.
No Intervensi Rasional
1 Menggunakan teknik pernapasan Tehnik pernapasan dapat
meningkatkan relaksasi otot – otot
abdomen dengan demikian menambah
ukuran kapasitas abdomen sehingga
Mengurangi gesekan (priksi) antara uterus
dan dinding abdomen.
2 Melakukan masage atau gosokan Merupakan suatu tehnik untuk
pada pinggang (teori gate kontrol mengalihkan perhatian ibu dari nyeri
terhadap nyeri)
3 Menganjurkan untuk memberikan air Membantu relaksasi, meningkatkan
hangat untuk mengompres pinggang kenyamanan
bawah
4 Memberikan HE pada klien bahwa Informasi yang cukup dapat
respon nyeri ini sudah indikasi positif dan mengurangi kecemasan dan merupakan
memang harus ada untuk mengakhiri salah satu aspek sayang ibu
kala I dan mendekati kala transisi
b. Ansietas b/d persalinan dan menjelang kelahiran
Tujuan : Klien akan menunjukan rasa cemas teratasi.
No Intervensi Rasional
1 Perkenalkan diri pada klien dan berikan Memperkenalkan diri merupakan salah
support satu pendekatan kepada klien dan
support yang diberikan dapat menambah
semangat hidup klien dalam menanti
kelahiran
2 Komunikasikan peran seperti support Ibu akan lebih mengerti dan memahami
perawatan dan pengetahuan perawat Tentang persalinan, peran perawat
secara verbal dan non verbal
sehingga akan mengurangi rasa takut
dan klien akan tenang
3 Orientasikan klien ke lingkungan (tempat Orientasi terhadap lingkungan membuat
klien lebih mengetahui dan dapat
persalinan) beradaptasi dengan lingkungan tempat
persalinan sehingga akan mengurangi
rasa takut
b. Ansietas b/d persalinan dan menjelang kelahiran
Tujuan : Klien akan menunjukan rasa cemas teratasi.
No Intervensi Rasional
1 Perkenalkan diri pada klien dan berikan Memperkenalkan diri merupakan salah
support satu pendekatan kepada klien dan
support yang diberikan dapat menambah
semangat hidup klien dalam menanti
kelahiran
2 Komunikasikan peran seperti support Ibu akan lebih mengerti dan memahami
perawatan dan pengetahuan perawat Tentang persalinan, peran perawat
secara verbal dan non verbal
sehingga akan mengurangi rasa takut
dan klien akan tenang
3 Orientasikan klien ke lingkungan (tempat Orientasi terhadap lingkungan membuat
klien lebih mengetahui dan dapat
persalinan) beradaptasi dengan lingkungan tempat
persalinan sehingga akan mengurangi
rasa takut
Fase Aktif
No Intervensi Rasional
1 Catat tentang jumlah dan waktu berkemih Frekuensi lebih sering selama proses
Persalinan
2 Kosongkan kandung kemih setiap 2 jam Kandung kemih yang penuh
menimbulkan ketidaknyamanan dan
turunnya bayi ke pelvis.
3 Kolaborasi pemasangan kateter Membantu dalam mengosongkan
kandung kemih sehingga penurunan
kepala bayi ke pelvis tidak terhambat
No Intervensi Rasional
1 Catat secara berkala tentang perubahan Catat secara berkala dapat mengetahui
tingkah laku ibu sehingga memudahkan perubahan tingkah laku ibu sehingga
dalam pemberian tindakan. memudahkan dalam pemberian intervensi
2 Anjurkan kepada ibu untuk konsentrasi Konsentrasi dan komunikasi yang baik
akan membantu dalam intervensi
Dalam mengontrol dengan berkomunikasi yang akan dilakukan
f) Defisit perawatan diri b/d gangguan energi dan nyeri dalam persalinan
Tujuan : Klien mampu merawat diri setelah proses persalinan
No Intervensi Rasional
1 Lakukan teknik effluerage Meningkatkan relaksasi dan kenyamanan
2 Anjurkan ambulasi dan posisi yang Ambulasi dan posisi yang nyaman
nyaman merupakan salah satu cara dalam
melakukan rawat diri pada ibu untuk
mencegah kekakuan
3 Anjurkan klien untuk beristirahat Istirahat merupakan hal yang penting
bagi ibu hamil dalam mengatasi
kelelahan sehingga ibu tetap segar dan
kuat
4 Anjurkan suami untuk memberikan Suami adalah orang yang
bantuan dalam hal perawatan diri terdekat, diharapkakan mampu dalam
membantu merawat istrinya
5 Berikan support dalam melakukan Support yang diberikan akan
perawatan diri menambah semangat ibu dalam
melakukan dan meningkatkan
perawatan terhadap dirinya
b. Kala II
1) Pengkajian Kala II
4 Anjurkan ibu untuk kumur-kumur atau Ibu merasa segar dan nyaman
basahi bibir dengan lemon gliserin
2 Bila tinja keluar, bersihkan secepatnya Jika perawat tidak beraksi secara
dan menyumbat bila mungkin, negatif, atensi ibu akan teralihkan dari
sementara ibu memberikan timbal balik pergerakan bowelnya ke usaha mengedan
yang positif dalam usaha mengedan
c. Resiko tinggi cedera pada ibu dan janin b/d penggunaan secara tetap manuver
palpasi, posisi kaki tidak tepat, tindakan yang salah dari penolong
Tujuan : Tidak terjadi cedera pada ibu maupun janin
No Intervensi Rasional
1 Bantu ibu bentuk posisi yang nyaman Memperlancar aliran darah dari ibu ke
yaitu posisi setengah duduk dengan janin dan memudahkan penolong untuk
bahu dan punggung yang ditopang membantu melahirkan
oleh seorang anggota keluarga.
2 Periksa denyut nadi setiap 15 menit dan Untuk mengetahui keadaan umum ibu
ukur tekanan darah
3 Periksa DJJ antara tiap-tiap kontraksi Meningkatan identifikasi awal bahaya
pada fetal
4 Yakinkan ibu dengan kata-kata langsung Ibu tenang dan tetap koopretif
dan dengan cara yang menyenangkan dan
rileks
5 Bila perinium menonjol, anus membuka Merupakan tanda-tanda yang tepat
kepala anak terlihat di depan vulva sat untuk memimpin dan menolong
kontraksi dan tidak masuk maka penolong persalinan
akan mulai memimpin persalinan
6 Penolong cuci tangan dan Mencegah kontaminasi dan transmisi
menggunakan sarung tangan steril dari mikroorganisme
7 Jika ada dorongan untuk mengedan
bantulah persalinan dengan:
o Melahirkan kepala
o Periksa lilitan tali pusat pada leher
o Melahirkan bahu depan dan
belakang
o Melahirkan badan bayi
o Menjepit tali pusat dengan 2 klem
dan gunting diantara kedua klem
tersebut
o Menaikan bayi lebih tinggi dari perut
ibu dan menaruh diatas perut ibu
o Melakukan palpasi abdomen untuk
mengetahui kemungkinan adanya
janin yang lain
o Injeksi oksitoksin
c. Kala III
No Intervensi Rasional
1 Jelaskan pada ibu dan suaminya apa Untuk mendapatkan kerja sama
yang diharapkan dalam tahap ke 3
dari persalinan
2 Pertahankan posisi ibu Untuk memudahkan lahirnya plasenta
3 Tanyakan pada ibu jika ia ingin Mengikuti kebiasan budaya tertentu
mengeluarkan plasenta dengan cara
khusus
c. Resiko defisit velume cairan b/d penurunan intake cairan yang hilang selama proses
persalinan
Tujuan : Keseimbangan cairan diperetahankan dan tidak ada tanda-tanda
dehidrasi
No Intervensi Rasional
1 Monitor kehilangan cairan (darah, Untuk menilai status hidrasi
urine, pernapasan) dan tanda-tanda vital,
inspeksi turgor kulit dan membran
mukosa terhadap kekeringan
e. Kala IV
Vital sign dapat memberikan data dasar untuk diagnosa potensial, komplikasi
seperti perdarahan dan hipertermia. Pada kala IV observasi vital sign sangat
penting untuk mengetahui perubahan setelah melahirkan seperti: pulse
biasanya stabil sebelum bersalin selama 1 jam pertama dan mengalami
perubahan setelah terjadi persalinan yaitu dari cardiovaskuler.
c. Kandung kemih
d. Lochia
Jumlah dan jenis lochea dikaji melalui observasi perineum ibu dan kain
dibawah bokong ibu. Jumlah dan ukuran gumpalan darah jika dilihat dicatat
hasil dan bekuannya.
e. Perineum
Temperatur ibu diukur saat satu jam pertama dan sesuaikan dengan keadaan
temperatur ruangan. Temperatur biasanya dalam batas normal selama rentang
waktu satu jam pertama, kenaikan pada periode ini mungkin berhubungan dengan
dehidrasi atau kelelahan.
g. Kenyamanan
Kenyamannan ibu dikaji dan jenis analgetik yang didapatkan selama persalinan
akan berpengaruh terhadap persepsi ketidak nyamanannya
2) Diagnosa Keperawatan
No Intervensi Rasional
1 Monitor TTV, warna kulit, dan tonus Penting untuk mengidentifikasi
uterus perubahan dalam vital sign dan tonus
uterus segera untuk menghentikan
perdarahan post partum
2 Kaji posisi uterus dan lokhia yang Jika fundus tidak dirasakan pada
keluar, masagge fundus uterus pertengahan setinggi umbilikus, ini
menunjukkan distensi blast. Massage
fundus uterus merangsang otot-otot
uterus untuk berkontraksi
3 Kaji distensi kandung kemih Distensi blas dapat mendorong uterus ke
luar dari tempatnya dan menambah
atonia uterus
b. Nyeri b/d terputusnya kontuinitas jaringan akibat proses persalinan
Tujuan : Setelah kita memberikan intervensi sebelum pulang, nyeri berkurang
sampai hilang
No Intervensi Rasional
1 Anjurkan untuk merubah posisi selang Tekanan dari tempat satu posisi dapat
seling dan menghindari duduk untuk menyebabkan bertambahnya nyeri
beberapa waktu
2 Berikan bantal untuk alas ketika duduk Untuk meningkatkan kenyamanan
di kursi
3 Pemberian analgetik sesuai program Analgetik bekerja pada bagian atas otak
dokter untuk mengurangi rasa nyeri
No Intervensi Rasional
1 Kaji tingkat pengetahuan ibu mengenai Untuk mengetahui sejauh mana
cara menyusui yang baik pengetahuan ibu dalam menyusui
bayinya sehingga kita dapat membantu
tentang bagaimana teknik menyusui yang
baik
2 Kaji konsistensi payudara dan Apakah terjadi bendungan pada
lakukan massage payudara dan untuk merangsang
pembentukan ASI, sehingga mengatasi
bendungan
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. 2013. Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
Wiknjosostro. (2002). Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima pustaka Sarwana
Prawirohardjo..