Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA TERAPI BERMAIN MEMBENTUK PLASTISIN

RUANG CEMPAKA

RSUD DR. GOETENG TAROENADIBRATA

PURBALINGGA

Disusun Oleh

Anggita Ika Utami (I4B018041)

Afif Gilang Prasetianto (I4B018030 )

Sukmawati Cita Lestari (I4B018011 )

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

PROGRAM PROFESI NERS

PURWOKERTO

2018
SATUAN ACARA TERAPI BERMAIN MEMBENTUK PLASTISIN

POKOK BAHASAN : Keperawatan Anak


SUB POKOK BAHASAN : Terapi bermain
WAKTU : 1 x 50 Menit
HARI/TANGGAL : Jumat, 14 Desember 2018
TEMPAT :Ruang Cempaka RSUD Dr. Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga
SASARAN : Anak umur 2-3 tahun.
PELAKSANA : Mahasiswa Program Profesi Ners Universitas
Jenderal Soedirman

I. Latar belakang
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang
tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermaian akan
membuat menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan ini kurang
bijaksana, karena beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa permainan
sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak. Ketika masa
anak sudah memasuki masa todler anak selalu membutuhkan kesenangan
pada dirinya dan anak membutuhkan suatu permainan.
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan
anak. Sekarang banyak dijual macam-macam alat permainan, jika orang tua
tidak selektif dan kurang memahami fungsinya maka alat permainan yang
dibelinya tidak akan berfungsi efektif. Alat permaianan hendaknya
disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak, sehingga dapat
merangsang perkembangan anak dengan optimal. Dalam kondisi sakitpun
aktivitas bermaian tetap perlu dilaksanakan namun harus disesuaikan
dengan kondisi anak.Ruangan yang digunakan adalah di ruangan terapi
bermain Ruang Cempaka RSUD Dr. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
Dimana di ruang tersebut terdapat alat-alat bermain yang disesuaikan
dengan usia anak. Terapi bermain ini bertujun untuk mempraktekkan
keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif
dan merupakan suatu aktifitas yang memberikan stimulasi dalam
kemampuan keterampilan kognitif dan afektif.

II. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mendapatkan therapy bermain selama 1 x 50 menit. Anak dapat
memahami pentingnya bermain dan anak paham terhadap maksud dan
tujuan perawatan yang diberikan selama ini.

III. Tujuan Khusus


1. Meningkatkan hubungan perawat - klien
2. Meningkatkan kreativitas anak
3. Melatih imajinasi anak
4. Sosialisasi dengan teman sebaya/ orang lain
5. Membina tingkah laku positif
6. Menimbulkan rasa kerjasama
7. Sebagai alat komunikasi antara perawat - klien

IV. Pengorganisasian
1. Leader : Afif Gilang Prasetyanto
2. Fasilitator : Sukmawati Cita Lestari
3. Observer : Anggita Ika Utami

V. Kriteria peserta
1. Peserta adalah anak toddler usia 2-3 tahun yang dirawat di Ruang
Cempaka RSUD Dr. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga
2. Jumlah peserta 4 orang
3. Anak yang kooperatif
VI. Setting Tempat

:Leader :Fasilitator
:Observer :Pasien dan orangtua

VII.Strategi Bermain
Fase Kegiatan Respon Waktu

Persiapan - Kontrak waktu dengan anak/ - Orang tua & anak 5 menit
orang tua menyetujui akan
- Kontrak waktu dengan dilaksankan terapi
perawat bermain
- Perawat menyetujui
akan dilakukan terapi
bermain

Orientasi 1. Persiapan alat dan ruangan 1. Ruangan sudah 10


2. Anak dikumpulkan di tempat tersedia dan peralatan menit
yang sudah disediakan bila sudah lengkap
memungkinkan ditempatnya
3. Perkenalan dengan sesama 2. Anak datang pada
anak, dan petugas tempat terapi bermain
4. Menjelaskan maksud dan tepat pada waktunya
tujuan kepada anak mengenai 3. Anak memperhatikan
permainan yang akan dari perkenalan
dilaksanakan petugas
4. Anak memperhatikan
saat petugas
menjelaskan
maksud dan tujuan
kepada anak
mengenai permainan
Kerja 1. Mengatur posisi anak di 1. Anak duduk dengan 30
tempat masing-masing tenang menit
2. Membagi alat permainan 2. Anak menerima
3. Perawat mengawasi saat anak mainan
bermain 3. Anak terpantau
4. Memberikan reward pada dengan baik
anak yang dapat 4. Anak dapat
menyebutkan nama hewan menyebutkan nama
5. Mulai membentuk plastisin hewan yang ada pada
sesui imajenasi anak poster
5. Anak mampu
membentuk plastisin
sesuai keinginannya.
Terminasi 1. Ucapan terima kasih kepada Anak tampak senang 5 menit
anak
2. Penutup

VIII. Metode
a. Demonstrasi membuat bentuk (buah,hewan,boneka dll) dengan
plastisin.
b. Mengenalkan bermacam warna kepada anak -anak
c. Anak-anak membuat bentuk sesuai demonstrasi yang dicontohkan
kemudian menyabutkan warnanya.

IX. Media dan Alat


a. Plastisin
b. Jam/pengukur waktu

X. Evaluasi
a. Anak dapat mengembangkan motorik halus dan dapat melatih daya
imajinasinya dengan menghasilkan suatu bentuk yang disukai anak
dengan berbagai paduan jenis warna.
b. Anak dapat mengembangkan intelektualnya/kognitifnya dalam
membuat berbagai macam bentuk (buah,hewan,boneka,dll) yang
mereka suka dari bahan plastisin dengan memadukan berbagai
macam warna sehingga anak bisa membedakan macam-maam warna
c. Anak dapat merasa senang dengan mengikuti kegiatan tersebut.
d. Anak bisa lebih dekat dengan perawat yang merawat.
Lampiran 1
KONSEP DASAR BERMAIN

1. Pengertian
Bermain adalah unsur yang paling penting untuk perkembangan
anak baik fisik, emosi, mental, intelektual, kreativitas dan sosial. Dimana
anak mendapat kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang
dewasa yang mudah berteman, kreatif dan cerdas bila dibandingkan
dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan
bermain(Wong et al., 2013). Bermain juga merupakan setiap kegiatan
yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya dan dilakukan
secara suka rela dan tidak ada paksaan atau tekanan dari luar atau
kewajiban serta tidak tergantung kepada usia tetapi tergantung kepada
kesehatan dan kesenangan yang diperoleh.
Terapi bermain adalah bagian perawatan pada anak yang merupakan
salah satu intervensi yang efektif bagi anak untuk menurunkan atau
mencegah kecemasan sebelum dan sesudah tindakan operatif . Dengan
demikian dapat dipahami bahwa didalam perawatan pasien anak, terapi
bermain merupakan suatu kegiatan didalam melakukan asuhan
keperawatan yang sangat penting untuk mengurangi efek hospitalisasi
bagi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya ( Nursalam,
2012).
2. Keuntungan terapi bermain
Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain, antara lain:
a. Membuang ekstra energi.
b. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti
tulang, otot dan organ-organ.
c. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan
anak.
d. Anak belajar mengontrol diri.
e. Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna
sepanjang hidupnya.
f. Meningkatnya daya kreativitas.
g. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda
yang ada disekitar anak.
h. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri
hati dan kedukaan.
i. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.
j. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
k. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.

3. Fungsi bermain
Menurut Nursalam (2012) fungsi bermain diantaranya yaitu:
a. Perkembangan sensoris-motorik
Pada saat melakukan permainan, aktivitas sensoris-motorik
merupakan komponen terbesar yang digunakan anak dan
bermain aktif sangat penting untuk perkembangan fungsi otot.
b. Perkembangan intelektual
Pada saat bermain, anak melakukan eksplorasi dan manipulasi
terhadap segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya,
terutama mengenai warna, bentuk, ukuran, tekstur, dan
membedakan objek. Pada saat bermain pula anak akan melatih
diri untuk memecahkan masalah.
c. Perkembangan sosial
Perkembangan sosial ditandai dengan kemampuan berinteraksi
dengan lingkungannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan
belajar memberi dan menerima. Bermain dengan orang lain
akan membantu anak untuk mengembangkan hubungan social
damn belajar memecahkan masalah dari hubunga tersebut.
d. Perkembangan kreativitas
Berkreasi adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan
mewujudkannya ke dalam bentuk objek dan atau kegiatan yang
dilakukannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar dan
mencoba untuk merealisasikan ide-idenya. Misalnya, dengan
membongkar dan memasang satu alat permainan akan
merangsang kreativitasnya untuk semakin berkembang.
e. Perkembangan kesadaran diri
Melalui bermain, anak akan mengembangkan kemampuannya
dalam mengatur tingkah laku.
f. Perkembangan moral
Anak mempelajari nilai benar dan salah dari lingkungannya,
terutama dari orang tua dan guru. Dengan melakukan aktivitas
bermain, anak akan mendapat kesempatan untuk menerapkan
nilai-nilai tersebut sehingga dapat diterima di lingkungannya
dan dapat menyesuaikan diri dengan aturan-aturan kelompok
yang ada dalam lingkungannya.
g. Bermain sebagai terapi
Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami
berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti
marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut
merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena
menghadapi beberapa stressor yang ada di lingkungan rumah
sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan
terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena
dengan melakukan permainan, anak akan dapat mengalihkan
rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi
melalui kesenangannya melakukan permainan.
4. Katagori bermain
a. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan
diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain
aktif meliputi :
1) Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play).
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah
memeriksa alat permainan tersebut, memperhatikan,
mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba,
menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.
2) Bermain konstruksi (Construction Play). Pada anak
umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi
rumah-rumahan.
3) Bermain drama (Dramatic Play). Misal bermain
sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-
temannya.
4) Bermain fisik, Misalnya bermain bola, bermain tali dan
lain-lain.
b. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan
melihat dan mendengar. Permainan ini cocok apabila anak
sudah lelah bernmain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk
mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita
atau musik,menonton televisi dsb.

5. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam aktivits bermain


a. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan
anak.
b. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
c. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum
meningkat pada keterampilan yang lebih majemuk.
d. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin
bermain.
e. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.
Lampiran 2
KARAKTERISTIK PERMAINAN SESUAI DENGAN TUMBUH
KEMBANGNYA

1. Usia 0 – 12 bulan
Tujuannya adalah :
a. Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya
mengisap, menggenggam.
b. Melatih kerjasama mata dan tangan.
c. Melatih kerjasama mata dan telinga.
d. Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.
e. Melatih mengenal sumber asal suara.
f. Melatih kepekaan perabaan.
g. Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang.
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau
dipegang.
b. Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka.
c. Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang.
d. Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.
e. Alat permainan berupa selimut dan boneka.
2. Usia 13 – 24 bulan
Tujuannya adalah :
a. Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.
b. Memperkenalkan sumber suara.
c. Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.
d. Melatih imajinasinya.
e. Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam
bentuk kegiatan yang menarik
Alat permainan yang dianjurkan:
a. Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.
b. Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.
c. Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal:
cangkir yang tidak mudah pecah, sendok botol plastik, ember,
waskom, air), balok-balok besar, kardus-kardus besar, buku
bergambar, kertas untuk dicoret-coret, krayon/pensil berwarna.
3. Usia 25 – 36 bulan
Tujuannya adalah ;
a. Menyalurkan emosi atau perasaan anak.
b. Mengembangkan keterampilan berbahasa.
c. Melatih motorik halus dan kasar.
d. Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung,
mengenal dan membedakan warna).
e. Melatih kerjasama mata dan tangan.
f. Melatih daya imajinansi.
g. Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Alat-alat untuk menggambar.
b. Lilin yang dapat dibentuk
c. Pasel (puzzel) sederhana.
d. Manik-manik ukuran besar.
e. Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang
berbeda.
f. Bola.
4. Usia 32 – 72 bulan
Tujuannya adalah :
a. Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.
b. Mengembangkan kemampuan berbahasa.
c. Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah,
mengurangi.
d. Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain
pura-pura (sandiwara).
e. Membedakan benda dengan permukaan.
f. Menumbuhkan sportivitas.
g. Mengembangkan kepercayaan diri.
h. Mengembangkan kreativitas.
i. Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat,
lari, dll).
j. Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik
halus dan kasar.
k. Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan
orang diluar rumahnya.
l. Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan,
misal : pengertian mengenai terapung dan tenggelam.
m. Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah
anak-anak, alat gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat,
gunting, air, dll.
b. Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain
diluar rumah.
5. Usia Prasekolah
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Alat olah raga.
b. Alat masak
c. Alat menghitung
d. Sepeda roda tiga
e. Benda berbagai macam ukuran
f. Boneka tangan.
g. Mobil.
h. Kapal terbang.
i. Kapal laut dsb
6. Usia sekolah
Jenis permainan yang dianjurkan :
a. Pada anak laki-laki : mekanik.
b. Pada anak perempuan : dengan peran ibu.
7. Usia Praremaja (yang akan dilakukan oleh kelompok)
Karakterisrik permainnya adalah permainan intelaktual, membaca, seni,
mengarang, hobi, video games, permainan pemecahan masalah.
8. Usia remaja
Jenis permainan : permainan keahlian, video, komputer, dll.
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam, 2012, Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek


Keperawatan Profesional, Jakarta: Salemba Medika.

Soetjiningsih, 2010, Tumbuh Kembang Anak,Jakarta; EGC

Wong, et.al., 2013, Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai