PENDAHULUAN
Pengembaraan merupakan kegiatan akhir yang wajib bagi Anggota Muda KPA
WANAGIRI untuk menjadi anggota penuh dan mendapatkan NTA (Nomor Tanda
Anggota) seperti yang telah tercantum dalam AD/ART BAB VIII pasal 16 ayat1
tentang anggota muda dan Ayat 2 tentang anggota penuh.
1|KPA WANAGIRI
1.2 Dasar Pemikiran
Adapun yang menjadi dasar pemikiran dalam kegiatan ini adalah anggaran dasar
KPA WANAGIRI BAB VIII Pasal 16 tentang keanggotaan Ayat 1 tentang anggota
muda dan Ayat 2 tentang anggota penuh meliputi:
1. BAB VIII Pasal 16 ayat 1 tentang Anggota Muda:
a. Siswa siswi SMAN 1 Cileunyi.
b. Lulus dalam masa seleksi dan pra-pendidikan.
c. Mengikuti dan lulus dalam pendidikan dan latihan dasar.
2. BAB VIII Pasal 16 ayat 2 tentang Anggota penuh:
a. Anggota muda mengikuti masa bimbingan.
b. Anggota muda yang mengikuti pengembaraan dan menyelesaikan
laporan serta sidang pengembaraan.
c. Mendapatkan nomor tanda anggota KPA WANAGIRI.
1.3.1 Maksud
a. Mengenali medan dan keadaan gunung yang akan kami kunjungi
b. Mengenali sosial masyarakat pedesaan sekitar Gunung Burangrang
c. Menambah pengalaman berkegiatan di alam luar
d. Menumbuhkan semangat untuk menjaga dan melestarikan alam yang
telah ada dan merawat serta mengembangkan menjadi lebih baik
1.3.2 Tujuan
a. Memenuhi persyaratan menjadi anggota penuh KPA WANAGIRI
b. Untuk mendapatkan NTA (Nomor Tanda Anggota)
c. Me-manageseluruh persiapan perjalanan yang dibutuhkan
d. Mengidentifikasi beberapa keanekaragaman flora dan fauna di trek
pendakian Gunung Burangrang
2|KPA WANAGIRI
1.4 Alur Kegiatan
Presentasi Penerimaan
Laporan NTA
Pengembaraan
3|KPA WANAGIRI
Penjelasan:
1. Masa bimbingan adalah salah satu jenjang pembinaan yang harus diikuti oleh Anggota
Muda KPA WANAGIRI sebagai peningkatan kompetensi dari materi yang telah didapat
dari pradik serta Pendidikan dan Latihan Dasar.
2. Rencana pengembaraan sangat diperlukan agar pelaksanaan pengembaraan dapat
terlaksana dengan baik, langkah-langkah yang diambil adalah:
a. Membentuk struktur kepanitiaan.
b. Menyusun tugas pokok struktur kepanitiaan.
c. Menyiapkan materi lanjutan.
d. Membuat agenda pengembaraan.
3. Persiapan pengembaraan adalah menyiapkan kebutuhan:
a. Personel.
b. Pembinaan materi, fisik, dan mental.
c. Logistik.
d. Anggaran.
e. Perbekalan.
f. Medis.
g. dan Dokumentasi.
4. Pelaksanaan pengembaraan direncanakan oleh Dewan Pengurus dan dilaksanakan oleh
anggota muda KPA WANAGIRI sebagai jenjang regenerasi keanggotaan.
5. Penyusunan laporan pengembaraan disusun menjadi 2 tahapan yaitu laporan awal yang
dibuat sebelum pengembaraan dilaksanakan dan laporan akhir dibuat setelah
pengembaraan selesai dilaksanakan. Laporan disusun berdasarkan tugas kerja yang
diamanatkan oleh Dewan Pengurus.
6. Presentasi laporan pengembaraan dilaksanakan setelah penyusunan laporan selesai dan
disampaikan di sidang akhir.
7. Penerimaan NTA direncanakan dan disusun oleh Dewan Pengurus setelah laporan
pengembaraan selesai disidangkan.
4|KPA WANAGIRI
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
Ketua Umum
Aji Amat Sajidin
Badan Diklat
Dyaz Alif
Koordinator Lapangan
Isyam Maulana Ridwan
Bendahara Sekertaris
Aulya Daffa D. Ziyad Muhammad R.
5|KPA WANAGIRI
2.2 Waktu dan tempat kegiatan
Pendamping
6|KPA WANAGIRI
2.4 Alur Pemberangkatan
Sampai di
Kumpul di
Stasiun Cimahi
Stasiun Cimekar
Alur pulang
Sekolah Polisi
Stasiun Negara
Cimahi
Sekretariat JANA
BUANA
Stasiun
Cimekar
7|KPA WANAGIRI
2.5 Anggaran Biaya
2.5.1Pemasukan
2.5.2 Pengeluaran
2.5.3 Saldo
Pemasukan : Rp1.000.000,00
Pengeluaran : Rp979.000,00
Saldo : Rp21.000,00
8|KPA WANAGIRI
2.6 Kebutuhan logistik
No Peralatan Jumlah
Pakaian
1 Lapangan 1 set
2 Pakaian Tidur 1 set
3 Rain Coat 1 buah
4 Sweater/ jaket 1 buah
5 Underwear 3 buah
6 Pakaian cadangan 2 set
7 Topi/Kupluk 1 buah
8 Ikat pinggang 1 buah
9 Kaos kaki 3 pasang
10 Sepatu 1 pasang
11 Sandal 1 pasang
12 Carrier 1 buah
Perlengkapan Tidur
1 Sleeping bag 1 buah
2 Matras 1 buah
Perlengkapan Makan/Minum
1 Sendok & garpu 1 buah
2 Piring 1 buah
3 Gelas 1 buah
4 Botol air 1 buah
5 Kompan 1 buah
Perlengkapan MCK
1 Tissue basah 2 bungkus
2 Tissue kering 3 bungkus
3 Sikat gigi & pasta gigi 1 set
Survival Kit
1 Pisau Lipat 1 buah
2 Korek gas 1 buah
3 Tali raffia 2 gulung
4 Alat penerangan 1 buah
5 Golok 1 buah
6 Baterai cadangan 4 pasang
Medical kit
1 Obat pribadi
Alat Tulis
1 Buku 1 buah
2 Pulpen 1 buah
3 Penggaris 1 buah
9|KPA WANAGIRI
Peralatan kelompok
No Peralatan Jumlah
Alat Berkemah
1 Tenda dome 1 set
2 Flysheet 3 buah
Alat Masak
1 Kompor spirtus 2 buah
2 Kompor portabel 2 buah
3 Nesting 3 buah
4 Spirtus 3 Liter
5 Gas hi-cook 8 tabung
Alat Dokumentasi
1 Camera Digital 1 buah
2 Baterai cadangan 4 buah
Navigasi
1 Peta ukuran A0 1 sheet
2 Kompas 3 buah
3 Protaktor 2 buah
No Bahan Jumlah
1 Beras 6 liter
2 Abon 2 bungkus
3 Ikan asin 1 bungkus
4 Tempe 2 bungkus
5 Telor 3 butir
6 Capcay 1 ikat
7 Kangkung 1 ikat
8 Terigu 1 bungkus
9 Minyak 1.5 liter
10 Sosis 2 bungkus
11 Bawang 5 butir
12 Garam 1 bungkus
13 Masako 4 bungkus
14 Gula merah 1 bungkus
15 Gula pasir 1 bungkus
16 Kornet 1 kaleng
17 Buncis 1 ikat
10 | K P A W A N A G I R I
18 Mie instan 8 bungkus
19 Bihun 3 bungkus
20 Nutri jelly 3 bungkus
21 Kopi 10 bungkus
22 Susu 1 renceng
23 STMJ 5 bungkus
24 Energen 7 bungkus
25 Anget sari 4 bungkus
26 Teh 1 bungkus
No Nama Jumlah
1. Alkohol swab 1 botol
2. Antangin 10 bungkus
3. Emergency blanket 3 buah
4. Oksigen 1 botol
5. Counterpaint 1 buah
6. Rivanol 1 botol
7. Kain kassa 1 bungkus
8. Perban luka 3 roll
9. Kapas 1 bungkus
10. Minyak kayu putih 2 botol
11. Diapet 2 tablet
12. Promag 1 tablet
13. Sanmol 1 tablet
14. Oskadon 1 tablet
15. Vitamin c 1 botol
16. Sarung tangan 1 pasang
11 | K P A W A N A G I R I
BAB III
HASIL KEGIATAN
3.1 Jurnal Perjalanan
Hari pertama (Minggu, 08 April 2018)
Pertama, kami berkumpul pada jam 07.00 di
Stasiun Cimekar dan mempersiapkan
keberangkatan, lalu pada jam 08.00 kami mulai
pemberangkatan dari stasiun Cimekar menuju
Stasiun Cimahi. Pada jam 09.15 kami sampai di
Stasiun Cimahi. Gambar 1. Pemberangkatan Menuju
Stasiun Cimahi
Untuk transportasi dari Stasiun Cimahi menuju
Pasar Atas kami menggunakan angkot, kami sempat membeli spirtus dan gas. Lalu
melanjutkan ke Desa Tugumukti menggunakan angkot. Diperjalanan, kami memakan
waktu sekitar 1 jam lebih dan sampai menuju Desa Tugumukti. Ketika di Desa
Tugumukti pada jam 10.45 kami selesai melakukan sosiologi pedesaan ke mantan Pak
RW (Pak Ayi) untuk melaporkan bahwa kami akan berangkat menuju puncak Gunung
Burangrang dengan 21 orang, setelah kami
mendapat informasi dari mantan pak RW, kami
langsung menuju pos 1 untuk melakukan briefing
pada jam 11.25.
Jalur yang kami pilih yaitu jalur via Legok Haji.
Kami langsung berangkat menuju pos 2, sampai
pos 2 pada jam 12.55 dan istirahat, kami
beristirahat selama 30 menit, saat istirahat kami
melakukan Shalat, lalu melanjutkan perjalanan lagi Gambar 2. Perjalanan Menuju
menuju pos 3, sampai pos 3 pada jam 14.15 dan Puncak
kami istirahat. lokasi pos 3 ini cukup luas untuk camp, tetapi karena kesepakatan bersama
kami akan camp di puncak, lalu kami melanjutkan perjalanan menuju puncak, dan
akhirnya kami sampai puncak pada jam 15.45 setelah itu
kami mempersiapkan tempat campsampai jam 16.30 dan
dilanjut dengan melakukan ISOMA hingga jam 19.30.
Setelah makan dan sebagainya kami melakukan evaluasi
hari itu.
Pada jam 18.00 kami berkegiatan isoma (istirahat,
shalat,makan) karena di rundown kami hanya mempunyai
waktu isoma sampai jam, 19.30-21.00 kami melakukan evaluasi diri dan pemahaman dari
Kang Edi, evaluasi selesai pada Gambar 3. Tiba di Puncak jam 21.00, kami
beristirahat pada jam 21.00 s/d 04.00.
12 | K P A W A N A G I R I
- Tidak boleh membawa Gas atau alat yang mudah terbakar saat di kereta, karena
sudah peraturan dari pihak PT. KAI
- Jalur pendakian yang sangat curam menjadi masalah karena licin dan kami
Anggota Muda temasuk kang Edi pun sempat tergelincir.
- Sempat hujan saat kami di pos 3 dan
kabut yang cukup tebal turun
- Terlambatnya kang Dyaz sehingga
tertinggal kereta api
13 | K P A W A N A G I R I
pembersihan matras atau alas tidur, kami menata ulang tempat tidur kami agar
tidur lebih nyaman karena saat itu langit sudah mulai gelap.
Pada jam 18.00 s/d 19.30 kegiatan kami yaitu ISOMA, sebagian dari kami melaksanakan
shalat, dan sebagian lagi memasak, suhu pada saat itu yaitu 18°Celcius, setelah selesai
shalat dan makan, kami persiapan untuk evaluasi, dan pada jam 21.00 s/d 21.40 kami
melakukan evaluasi dan juga pemahaman dari Kang Edi. Seperti di hari pertama kami
14 | K P A W A N A G I R I
jauh, kami mencari lahan yang cukup luas, kemudian kami menemukan dan kebetulan
dekat dengan MCK.
kegiatan kami selanjutnya yaitu persiapan camp, setelah tempat camp di
buat, jam 14.00 dan langsung di lanjut untuk sosiologi pedesaan. Pertama kami
melakukan sosiologi pedesaan kepada Sesepuh disana yang dikenal dengan nama
Abah Anang (Eger), beliau adalah sesepuh di Gunung Burangrang dan juga
sebagai juru kunci Gunung Burangrang, kami melakukan kegiatan sosiologi
pedesaan ke Abah Anang mulai dari jam 15.00 s/d 16.34, yang kami dapat dari
Abah Anang yaitu, kami cukup mengetahui tentang informasi Gunung
Burangrang, Sejarah Gunung Burangrang, keadaan sosial di kaki Gunung
Burangrang
Setelah dari Abah Anang kami melanjutkan sosial pedesaan ke pak RW (Pak
Ajat), tetapi ternyata pak RW sedang tidak ada di rumahnya, lalu kami kembali ke tempat
camp dan memutuskan untuk melanjutkan sosiologi pedesaan setelah kegiatan ISOMA.
Setelah selesai ISOMA kami kembali melanjutkan sosiologi pedesaan pada jam 19.30
hingga jam 20.30. Yang kami dapat dari Pak RW yaitu, kami mengetahui jumlah
penduduk yang ada di desa tersebut, berapa lama beliau menjabat sebagai RW, mata
pencaharian para warga.
Setelah kegiatan sosiologi selesai, kegiatan kami selanjutnya adalah evaluasi
pada jam 20.30 hingga jam 22.00 kami membicarakan kendala pada hari itu dan juga
mendapat masukan dan saran dari Dewan Pengurus juga Kang Edi. Kemudian seperti hari
– hari sebelumnya kami melakukan jam patroli atau istirahat bergantian, sebagian
menjaga dan sebagian lagi istirahat.
Kendala pada hari ketiga:
- Sempat tertunda jadwal sosiologi pedesaan dikarenakan Pak RW sedang tidak ada
di rumah.
- Pada malam hari mengurus kehilangan HP salah seorang
Dewan Pengurus.
- Camp di hutan pinus sehingga susah mencari kayu bakar.
15 | K P A W A N A G I R I
BUANA untuk beristirahat. Setelah sampai di Sekretariat JANA
BUANA kami pun berbelanja makanan dan membersihkan
badan.
Sekitar jam 15.00, kami pun longmarch lagi ke Stasiun Cimahi
selama 30 menit. Sesampai di Stasiun Cimahi kami langsung
membeli tiket dan menunggu datangnya kereta kurang lebih 9
menit karena ada keterlambatan. Setelah Gambar 11. Suasana di
datangnya kereta kami pun bergegas dalam Kereta
untuk naik ke gerbong yang kosong, dan
setelah naik kereta kami beristirahat sejenak. Sebelum tiba di
Stasiun Cimekar kami bergegas untuk menurunkan carrier, dan
saling membantu untuk turun dari kereta api. Kami tiba di Stasiun Cimekar pada jam
16.54, lalu kami bergegas pulang ke rumah masing-masing.
Gambar 12. Tiba di
Stasiun Cimekar
16 | K P A W A N A G I R I
3.2 SOSIOLOGI PEDESAAN
Sekilas tentang gunung Burangrang dan masyarakat setempat
Gunung Burangrang merupakan sebuah gunung api mati ( stratovolcano ) yang terdapat
di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung Burangrang mempunyai ketinggian setinggi 2.064 mdpl
atau 6.772 kaki. Gunung ini merupakan salah satu sisa dari letusan besar gunung sunda
dizaman prasejarah. Tugumukti adalah desa di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung
Barat, Jawa Barat Indonesia. Desa ini berada tepat di kaki gunung Burangrang. Desa
Tugumukti merupakan gerbang masuk bagi para pendaki gunung Burangrang yang akan
mendaki via Legok Haji. Karena sebelum memasuki gunung Burangrang kami harus
melapor di pos pendakian yang berada tepat di Desa Tugumukti. Masyarakat disana
sangatlah ramah seperti orang sunda pada umumnya jika menyambut tamu.
3.2.1 Kepercayaan
Bila memandang dari segi kepercayaan, yang merupakan salah satu tinjauan sosiologis.
Maka hal ini perlu dilihat dari sudut pandang rumah ibadah, umat peribadatan, kondisi
mentalitas keagamaan dan penyembahan.
Dari tempat pelaksanaan kegiatan kami dapat diketahui bahwa kepercayaan masyarakat
Desa Tugumukti adalah muslim. Hal ini dapat terlihat dari rumah peribadatan yaitu adanya
masjid. Kemudian dari kegiatan sehari – hari.
3.2.2 Bahasa
Dalam berkomunikasi sehari – hari manusia memerlukan bahasa dalam berinteraksi
antara satu pihak dengan pihak lain. Bahasa ini dipengaruhi oleh berbagai macam faktor.
Salah satunya faktor geografis. Letak Desa Tugumukti yang berada di wilayah Provinsi
Jawa Barat, memiliki karakter bahasa yaitu Bahasa Sunda.
3.2.3 Mata pencaharian
Pola mata pencaharian masyarakat dalam suatu daerah sangat terpengaruhi oleh keadaan
geografis. Secara sosiologis tipe masyarakat pegunungan memiliki pola tersentral disatu
tempat. Sehingga pola pencariannya pun dilakukan secara agraris atau mengandalkan pada
pertanian. Selain pertanian pola masyarakat pegunungan juga banyak yang berprofesi
17 | K P A W A N A G I R I
sebagai peternak. Di Desa Tugumukti ini mayoritas mata pencahariannya sesuai, yaitu
sebaga petani dan juga sebagai peternak. Hal ini disebabkan Desa Tugumukti berada
didaerah beriklim tropis, yaitu daerah yang cocok ditanami berbagai sayur-mayur.
Sedangkan kepemilikan hewan ternak berguna sebagai pendukung sekaligus alat investasi
masyarakat pegunungan.
3.2.4 Perlengkapan dan teknologi
Dalam melengkapi kebutuhan sosial dan ekonomi masyarakat. Maka di Desa Tugumukti
masyarakatnya telah terpengaruh oleh kebudayaan modern. Hal ini tercermin dari
penggunaan smartphone, televisi layar datar, dan banyak alat modern lainnya. Dengan
adanya alat – alat modern ini dapat mendukung masyarakat dalam mengembangkan potensi
daerah Desa Tugumukti.
3.2.5 Pendidikan
Umumnya pendidikan di daerah pegunungan memiliki sarana dan prasarana yang
terbatas. Hal ini kembali lagi dipengaruhi oleh keadaan geografis lingkungan pegunungan
yang seringkali sulit terjangkau. Bila kita lihat di Desa Tugumukti, hal ini terbukti dari
tersedianya sekolah dasar yang hanya ada satu. Sedangkan jenjang sekolah menengah dan
dasar lanjutan lainnya belum ada. Selain itu faktor tenaga pendidik yang masih terbatas.
3.2.6 Aturan
Masyarakat membentuk aturan sebagai alat pengatur dan pengawas kehidupan sosial.
Pengaturan tersebut juga dapat menyangkut kehidupan dengan alam. Dalam masyarakat
didaerah Desa Tugumukti ada suatu aturan yang bersifat folkways. Hal ini terlihat dari
larangan dalam mengucapkan kata “pancir”. Mengapa tidak boleh mengatakan “pancir”
karena pada zaman dahulu ada yang meninggal dikawasan gunung Burangrang dan di
kuburkan di gunung Burangrang.
18 | K P A W A N A G I R I
3.3Data jalur pendakian
Keterangan Ketinggia Koordinat Suhu
n LS BT ruang (⁰C)
(MDPL)
Pos 1 - - - 24
Pos 2 1570 6̊ 46’59’’ 107° 33’23” 22
Pos 3 1794 6̊ 46’44” 107° 33’24” 18
Puncak :
- Pagi 14
2064 6̊ 46’28,5” 107°33’17”
- Siang 18
- Malam 11
Curug Cipalasari:
-Pagi - 6°47’15” 107°33’2,25” 23
-Siang 25
-Malam 21
3.4Rundown kegiatan
19 | K P A W A N A G I R I
22.00 – 04.00 Istirahat
04.00 – 07.30 Bangun, shalat, sarapan
07.30 – 10.30 Packing dan membersihkan tempat camp
10.30 – 12.20 Longmarch menuju SPN
12.20 – 12.45 Naik angkot ke sekretariat JANA BUANA
Rabu, 11 April
12.45 – 15.00 Istirahat di sekretariat JANA BUANA
2018
15.00 – 15.30 Longmarch menuju stasiun Cimahi
15.30 – 15.40 Menunggu kereta api
15.40 – 16.56 Perjalanan menuju stasiun Cimekar
17.00 Pulang ke rumah masing-masing
3.5Menu makanan
No Jadwal Tempat Waktu Rincian
1 Hari ke-1 Rumah masing-masing Pagi Sarapan di rumah masing masing
POS 3 Siang Nasi bungkus
Puncak Sore Nasi + oseng buncis + telor
2 Hari ke-2 Puncak Pagi Bihun rebus + sosis
Puncak Siang Nasi + kangkung + asin cumi+tempe
Puncak Sore Nasi + bayam + rolade
3 Hari ke-3 Puncak Pagi Nasi + tumis buncis + telur
POS 1 Siang Nasi goreng + abon
Legok Haji Sore Nasi + rolade + asin cumi
4 Hari ke-4 Legok Haji Pagi Nasi + rolade + sosis + abon
20 | K P A W A N A G I R I
BAB IV
ZOOLOGI DAN BOTANI
4.1 Botani
4.1.1 Poh-pohan
4.1.2 Arbei
21 | K P A W A N A G I R I
Arbei (fragaria vesca) sering dikenali dengan sroberi alpin atau stroberi
kecil. Arbei bisa berwarna merah atau putih tergantung pada tempat
hidupnya. Biasa ditemukan didataran tinggi dengan batang yang menjalar dan
biasanya tinggi tanaman arbei hanya 25 sampai 30 cm, dengan tulang daun
menyirip. Bagian yang bisa dikonsumsi yaitu bagian buah yang berwarna
merah atau kuning yang rasanya asam sedikit manis.
4.1.3 Begonia
4.1.4 Honje
Bunga honje atau yang lebih dikenal kocombrang dengan nama ilmiah
(Etlingera elatior), ciri ciri tanaman honje berwarna kemerahan dengan bentuk
tanaman mirip jahe atau lengkuas, tingginya batangnya bisa mencapai 5 meter.
Bagian yang dimakan yaitu bunganya dengan rasa asam, biasanya diolah
menjadi rujak disatukan dengan begonia.
22 | K P A W A N A G I R I
4.2 Zoologi
Kumbang hitam atau yang biasa dikenal dengan nama bangbung di daerah
jawa barat memiliki kulit yang keras untuk melindungi bagian tubuh belakang.
Memiliki capit pada bagian mulut untuk bertahan hidup dan untuk jantan
memiliki tanduk. Hewan tersebut tidak bisa dikonsumsi karena bagian tubuhnya
yang keras. Kumbang ini masih mudah ditemui dipohon pohon tinggi dengan
bersembunyi di sela sela pohon.
23 | K P A W A N A G I R I
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari data yang ada maka penulis dapat menyimpulkan bahwa kegiatan
pengembaraan sangat penting bagi Anggota Muda untuk bisa mempersiapkan
segala kebutuhan yang dibutuhkan saat pelaksanaan pengembaraan. Selain itu
Anggota Muda diharuskan untuk bisa melakukan pengembaraan dengan baik dan
sesuai target yang akan dicapai.
4.2 saran
24 | K P A W A N A G I R I
LAMPIRAN
Medan Operasional
25 | K P A W A N A G I R I
Hari Pertama 08 April
Istirahat di puncak Burangrang Tugu puncak Burangrang View situ lembang dari
Tempat camp puncak Burangrang
26 | K P A W A N A G I R I
Kegiatan masak malam Memasak mie instan Keadaan pagi hari
27 | K P A W A N A G I R I
Kumbang hitam Honje Arbei
28 | K P A W A N A G I R I
Foto anggota muda dan Berfoto Jamur beracun
pendamping
29 | K P A W A N A G I R I
Suasana pagi di camp Kegiatan masak Longmarch menuju SPN
curug cipolosari
30 | K P A W A N A G I R I
31 | K P A W A N A G I R I