Makalah Asuhan Kebidanan KB Dan Kespro
Makalah Asuhan Kebidanan KB Dan Kespro
Disusun Oleh :
Salmiah P07224218032
KALIMANTAN TIMUR
2019
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wanita merupakan makhluk bio psiko sosio cultural dan spiritual yang unik. Wanita juga
memiliki masa – masa dalam kehidupannya, antara lain; masa dalam kandungan, masa bayi,
masa kanak- kanak, masa pubertas, dan masa menopause.
Proses penuaan yang dialami oleh wanita berlangsung semenjak lahir. Proses tersebut
menimbulkan perubahan yang signifikan pada wanita, mulai dari fisik hingga mental.
Perubahan tersebut membuat para wanita merasa tidak nyaman bahkan kawatir dalam
menyikapi karena kurangnya pengetahuan yang dimiliki. Gejala – gejala penuaan atau sering
disebut dengan menopause tidak menyebabkan kematian. Menopause hanya merupakan tanda
berakhirnya masa reproduksi wanita atau disfungsi organ reproduksi wanita. Disfungsi organ
reproduksi tersebut mengakibatkan terganggunya produksi hormone bagi wanita, yaitu
hormone estrogen. Hormone estrogen yang dihasilkan oleh sel folikuler akan terganggu,
siklus ovulasi juga terhenti.
Usia menopause berkisar antara 45 – 55 tahun. Di negara maju, usia menopause seorang
wanita berkisar pada usia 51 tahun, pada negara sedang berkembang usia menopause lebih
awal yaitu berkisar pada usia 48 – 50 tahun. Perubahan kehidupan ini mengakibatkan hormon-
hormon yang mengatur siklus menstruasi kadang-kadang tidak seimbang sehingga
menimbulkan sindroma menopause sebagai suatu tanda dari tubuh seorang wanita, yang
menggambarkan mengenai apa yang sedang terjadi dalam kehidupan setengah baya.
Oleh karena itu, supaya wanita dapat hidup sehat dan kreatif meskipun dalam masa
menopause, dilakukanhormone replacement therapy atau terapi sulih hormone yang
mengkombinasikan estrogen dan progesterone atau hanya estrogen saja.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan pengertian terapi sulih hormone ?
2. Mengetahui Epidemiologi terapi sulih hormone ?
3. Mengetahui Indikasi pemakaian terapi sulih hormone ?
4. Mengetahui kontraindikasi pemakaian terapi sulih hormone ?
5. Mengetahui komplikasi terapi sulih hormone ?
6. Mengetahui konseling terapi sulih hormone ?
C. Tujuan Masalah
PEMBAHASAN
A. Menopause
1. Definisi
B. Gejala
Keluhan-keluhan pada wanita perimenopause muncul akibat suatu proses alami dari
penuaan. Proses penuaan menyebabkan proses degenerasi sel-sel tubuh termasuk di
dalamnya adalah organ ovarium. Fungsi ovarium yang menurun menyebabkan penurunan
produksi hormon seks yaitu estrogen dan progesteron. Proses degenerasi ini menyebabkan
penurunan sistem imunologi dan fungsi sel sehingga mempengaruhi sistem aktivitas siklik
ke hipotalamus dan hipofisis. Penurunan fungsi hipotalamus dan hipofisis mempengaruhi
kerja saraf parasimpatis dan sistem saraf sentral yang pada akhirnya menimbulkan
gangguan pada neurovegetatif, neurofisiologis, neuromotorik, dan sistem metabolik yang
secara klinis muncul sebagai gejala perimenopause.
a. Gangguan vasomotor
Gejala vasomotor yang terdiri dari gejolak panas (hot flush) dan keringat malam
terjadi pada 75% wanita pascamenopause dengan berbagai derajat keparahan. Etiologi
gejolak panas masih belum diketahui dengan pasti, namun mungkin disebabkan oleh
labilnya pusattermoregulator tubuh di hipotalamus yang diinduksi oleh penurunan
kadar estrogen dan progesteron. Instabilitas ini menimbulkan perubahan yang tiba-tiba
berupa vasodilatasi perifer mendadak dan bersifat sementara yang dikeluhkan pasien
sebagai gejolak panas yang ditandai adanya peningkatan suhu tubuh pada saat itu. Bila
terjadi pada malam hari, keadaan ini dilaporkan pasien sebagai keringat malam.
b. Keluhan urogenital
1. Definisi
Hormone replacement therapy atau yang diterjemahkan sebagai terapi sulih hormon
didefinisikan sebagai :
2. Epidemiologi
c. Pigmentasi kulit
4. Indikasi
5. Kontra Indikasi
1. Kehamilan
2. Perdarahan genital yang belum diketahui penyebabnya
3. Penyakit hepar akut maupun kronik atau Penyakit trombosis vaskular
4. Pasien menolak terapi
a. Hipertrigliseridemia
b. Riwayat tromboemboli
e. Mioma uteri
The Hong Kong College of Obstreticians and Gynaecologists14menyebutkan
beberapa kontra indikasi absolut terapi sulih hormon, yaitu karsinoma payudara,
kanker endometrium, riwayat tromboemboli vena dan penyakit hati akut.
6. Cara Pemberian
Sulih hormon dapat berisi estrogen saja atau kombinasi dengan progesteron. Pilihan
rejimen yang digunakan bergantung pada riwayat histerektomi. Untuk wanita yang
tidak menjalani histerektomi, umumnya diberikan kombinasi dengan progesteron
untuk mengurangi risiko terjadinya keganasan pada uterus.
Rejimen ini bermanfaat bagi wanita yang telah menjalani histerektomi. Estrogen
diberikan setiap hari tanpa terputus.
7. Bentuk Sediaan
Transdermal 50-100 mg
Subkutan 25 mg
Medroksiprogesteron 10 mg 2,5-5 mg
asetat (MPA)
Siproteon asetat 1 mg 1 mg
Didrogesteron 10-20 mg 10 mg
Menurut NHMRC lamanya pemberian terapi sulih hormon adalah sebagai berikut:
Mengacu pada hasil penelitian terbaru dari WHI, lama pemakaian terapi sulih hormon
di Indonesia maksimal 5 tahun. Hal ini ditentukan berdasarkan aspek keamanan
penggunaan terapi sulih hormon jangka panjang.
Setiap perempuan adalah unik. Ada yang secara alami mempunyai kadar hormon
estrogen tinggi dalam darahnya, ada pula yang rendah. Pemeriksaan kadar hormon dapat
mendeteksi masalah ini. Semua wanita yang akan menggunakan pengobatan HRT harus
memahami dan mengerti bahwa pemberian HRT bukan untuk memperlambat menopause
melainkan untuk mengurangi atau mencegah keluhan atau penyakit akibat kekurangan
estrogen. Adapun wanita-wanita yang direkomendasikan untuk diberi HRT adalah :
a. Semua wanita klimaterik, tanpa kecuali yang ingin menggunakan HRT untuk
pencegahan (meskipun tanpa keluhan)
b. Semua wanita yang memiliki risiko penyakit kardiovaskuler dan osteoporosis
c. Semua wanita dengan keluhan klimaterik
Penggunaan HRT sebagi pencegahan baru akan memiliki khasiat setelah 5 tahun.
Anamnesis yang dilakukan dengan baik dapat mempermudah dalam menegakkan
diagnosis, indikasi serta dapat memberikan informasi tentang risiko dan adanya
kontraindikasi. untuk dapat menilai keluhan klimaterik dapat digunakan Menopause Rating
Scale (MRS) dari green yang biasa dikenal dengan skala klimaterik green. Skala ini dapat
mengukur 3 kelompok keluhan yaitu :
a. Keluhan psikologis berupa jantung berdebar, perasaan tegang atau tekanan, sulit tidur,
mudah tersingung, mudah panic, sulit berkonsentrasi, mudah lelah, hilang minat pada
banyak hal, perasaan tidak bahagia, dan mudah menangis.
b. Keluhan somatic berupa perasaan pusing, badan terasa tertekan, sebagaian tubuh
terasa tertusuk duri, sakit kepala nyeri otot atau persendian tangan atau kaki terasa
gatal, dan kesulitan bernafas.
c. Keluhan vasomotor, berupa gejolak panass (hot flushes) dan berkeringat di malam
hari.
Tiap-tiap keluhan dinilai derajatnya sesuai dengan ringan beratnya keluhan dengan
memakai 4 tolak ukur skala nilai yaitu:
Hubungan antara bidan dan klien dalam pemberian informasi tentang HRT sangatlah
penting, karena sampai saat ini masalah menopause masih sampai kontroversi, dimana
klien masih merasa takut menggunakan pengobatan hormone. Klien mendapatkan
informasi tentang menopause dan pengobatan hormon. Klien mendapat informasi tentang
menopause dan pengobatan hormone kebanyakan dari teman, keluarga, dan media.
Informasi tersebut justru menambah kebingungan mereka. Informasi dari tenaga kesehatan
sangatlah mereka butuhkan dan bagi tenaga kesehatan hendaknya meluangkan waktu untuk
dapat memberikan informasi tersebut dengan benar. adapun tujuan dari konseling secara
obyektif yaitu :
a. Memberitahukan klien bahwa HRT dapat mengurangi atau mengatasi keluhan pada
saat menopause
b. Dapat mencegah dampak kekurangan estrogen dalam jangka waktu yang panjang
c. Dapat meningkatkan kualitas hidup
Di Negara maju seperti Amerika, klien yang mendapatkan informasi yang baik dan
komprehensif akan lebih patuh terhadap instruksi dari tenaga kesehatan dari pada klien
yang mendapat informasi dari teman, keluarga atau media.
Menurut North American Menopause society (NAMS), mereka yang mau meneruskan
HRT adalah :
Kunci keberhasilan konseling pada HRT adalah bagaimana konseling tersebut dapat
berkesinambungan dan tidak hanya sekali pertemuan saja. Apabila klien telah
menggunakan HRT konseling dapat dimanfaatkan untuk menanyakan dampak serta efek
samping yang dialami oleh klien. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
konseling berkesinambungan yaitu :
Seperti semua obat lainnya, sulih hormon dapat menimbulkan efek samping. Efek
samping terkait estrogen berupa mastalgia (nyeri pada payudara), retensi cairan, mual,
kram pada tungkai dan sakit kepala. Kenaikan tekanan darah dapat terjadi, namun sangat
jarang. Perlu untuk menginformasikan kepada pasien bahwa mastalgia tidak berkaitan
dengan kanker payudara. Sedangkan efek samping terkait progestin antara lain retensi
cairan, kembung, sakit kepala dan mastalgia, kulit berminyak dan jerawat,
gangguan mood dan gejala seperti gejala pramenstrual.
Perdarahan vagina merupakan keluhan yang sering ditemui dan meresahkan pasien.
Penggunaan progestin kontinyu dapat menyebabkan perdarahan vagina yang tidak dapat
diprediksi polanya, dengan atau tanpa spotting selama beberapa bulan. Sebanyak 5-20%
dari wanita ini bisa pernah mengalami amenorea dan mungkin beralih ke terapi hormon
siklik yang memberikan pola perdarahan yang lebih dapat diprediksi. Keluhan-keluhan ini
menghilang sendiri dalam beberapa bulan atau dengan mengganti jenis dan dosis sulih
hormon. Pada pemakaian plester dapat terjadi iritasi kulit.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian diketahui 10% kandungan mineral pada tulang wanita tersebut
telah menurun disbanding wanita yang haidnya masih teratur, dengan demikian dianjurkan
supaya HRT sudah dimulai 4-5 tahun sebelum menopause, bila gangguan jangka panjang
seperti osteoporosis dan penyakit kardiovaskuler hendak dicegah. Terapi ini harus
berlangsung bertahun-tahun yaitu 10-15 tahun sesudah menopause bahkan ada yang
mengajnurkan seumur hidup, karena dapat disangsikan daya cegah estrogen akan
menghilangkan bila substitusinya dihentikan dan proses pengeroposan tulang yang akan
dilanjutkan.
1. Terapi selama 2-3 tahun untuk menghilangkan gejala akut, sesudah itu dihentikan. Bila
gejala kembali kambuh terapi diulang dan diteruskan sampai tidak berulang lagi di
bawah pengawasan dokter.
2. Terapi jangka panjang paling sedikit selama 5 tahun mungkin sampai 10-15 tahun
ditujukan untuk mencegah gejala menahun menopause seperti osteoporosis dan
penyakit jantung koroner.
3. Untuk menghindari timbul kembali symptom yang akut, penghentian terapi dilakukan
secara bertahap yaitu dengan menurunkan dosisnya