Anda di halaman 1dari 4

PENGAWASAN SELAMA ANESTESI

No. Dokumen: No. Revisi : 00 Halaman : 1/2

SPO/Yanmed/82
Tanggal Terbit: Ditetapkan Direktur Pengelola
RS PT Chevron Pacific Indonesia,
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
27 Desember 2016
Dr. Ronny, MARS

PENGERTIAN Pengawasan selama anestesi dilakukan untuk menjaga keselamatan pasien,


perkiraan kemungkinan terjadi kegawatan, dan evaluasi hasil suatu tindakan
termasuk efektifitas tindakan dan adanya efek tambahan. Pengawasan yang
dilakukan selama tindakan anestesi meliputi pemantauan fungsi vital pasien
secara berkesinambungan.

TUJUAN Sebagai acuan dalam melakukan pengawasan pasien selama diberikan


anestesi.

KEBIJAKAN Berdasarkan Keputusan Direktur Nomor. 027/RSABCD –SK/DIR/XII/2016


Tentang Pelayanan Sedasi/Anestesi dan Bedah
PROSEDUR 1. Dokter anestesi melakukan pengkajian ulang sebelum memulai prosedur
anestesia:

a. Re-evaluasi keadaan pasien meliputi keadaan umum, tekanan


darah, nadi, suhu, pernafasan, saturasi O2, dan ASA pasien.
b. Pengecekan perlengkapan obat-obatan dan pasokan gas.
2. Dokter anestesi melakukan pemantauan selama anestesi yang dimulai
sebelum induksi anestesi dilakukan. Lakukan pencatatan tanda–tanda
vital setiap 5 menit untuk sedasi sedang dan dalam, dan untuk sedasi
ringan setiap 15 menit. Dokumentasikan dalam laporan anestesi/sedasi.
Tindakan pemantauan standar meliputi:
a. Pemantauan jalannafas
b. Ventilasi
c. Oksigenasi
d. Kardiovaskuler, sepertiEKG
e. Untuk operasi pada kondisi khusus misalnya pada operasi
paru, torakotomi dilakukan pemantauan end Tidal CO2.
f. Pada pasien anak dan geriatri dilakukan pemantauan suhu
setiap 30 menit.
3. Lakukan pemantauan adekuatnya jalan napas dan ventilasi selama
anestesi dengan:
a. Pengamatan tanda klinis (kualitatif) seperti:
 Pergerakan dada
 Observasi reservoir breathing bag
 Auskultasi suara nafas
PENGAWASAN SELAMA ANESTESI
No. Dokumen: No. Revisi : 01 Halaman : 2/2

SPO/Yanmed/82

b. Ventilasi dapat dimonitor secara kuantitatif dengan pemantauan end


tidal CO2, pada pasien dengan kondisi khusus.
c. Hidupkan alarm untuk mendeteksi adanya kebocoran sistem
pernafasan pada keadaan ventilasi dikendalikan dengan
memakai mesin anestesi, bilatersedia.
d. Pasien dalam anestesi regional atau MAC, adekuat tidaknya
ventilasi diamati melalui tanda klinis kualitatif seperti diatas.
4. Dokter anestesi melakukan pemantauan adekuat tidaknya
oksigenasi selama anestesi dengan:
- Pemantauan perubahan warna kulit pasien bila terjadidesaturasi
dengan penerangan cahaya yangbaik.
- Memantau Oxymetri denyut (pulseoxymetry).
- Selama anestesi umum dengan menggunakan mesin anestesi
oxymetri analyzer untuk memantau konsentrasi oksigen pada
sistem pernafasan pasien dan hidupkan aliran low oxygen
saturation.
5. Dokter anestesi melakukan pemantauan adekuat tidaknya fungsi
sirkulasi pasiendengan:
a. Pemantauan tekanan darah arterial dan denyut jantung bila
memungkinkan setiap 5 menit.
b. Pemantauan EKG secara kontinu mulai dari sebelum induksi
anestesi.
c. Setiap pasien yang mendapat anestesi, selain dari metode
pemantauan lakukan juga monitor dengan perabaan denyut
nadi atau auskultasi bunyi jantung.
6. Kemudian lakukan pemantauan suhu tubuh selama anestesi.
Bila perubahan suhu tubuh pasien diperlukan atau diantisipasi akan
terjadi, suhu tubuh pasien sebaiknya dipantau selama anestesi.
7. Lakukan pemantauan dan pencatatan jenis, jumlah dan waktu
pemberian semua obat dan alat kesehatan yang digunakan.
8. Lakukan pemantauan dan pencatatan jenis, jumlah dan waktu
pemberian cairan intravena mencakup darah dan produk darah
serta jumlah urin yang keluar selama anestesi.
9. Dokumentasikan peristiwa yang tidak lazim selama periode
anestesi.
10. Setiap terjadi perubahan dan perkembangan kondisi pasien selama
pemantauan anestesi dokumentasikan dalam catatan anestesi
beserta waktunya. Dokter anestesi bertanggung jawab melakukan
verifikasi dan dicatat dalam rekam medis pasien.

UNIT TERKAIT Unit Kamar Bedah, Dokter Spesialis Anestesi


DOKUMEN TERKAIT Formulir Laporan Anestesi/Sedasi

Anda mungkin juga menyukai