1
asinus yang terdiri dari bronkiolus respiratorius yang terkadang memiliki
kantng udara atau alveolus, duktus alveoli seluruhnya dibatasi oleh
alveolus dan sakus alveolaris terminalis merupakan struktur akhir paru.
Alveolus hanya mempunyai satu lapis sel saja yang diameternya lebih kecil
dibandingkan diameter sel darah merah, dalam setiap paru-paru terdapat
sekitar 300 juta alveolus.
Anatomi pernafasan dapat dilihat pada gambar 2.1, seperti dibawah ini.
b. Fisiologi
Menurut Price dan Wilson (2006) proses pernafasan dimana oksigen
dipindahkan dari udara ke dalam jaringan-jaringan, dan karbondioksida
dikeluarkan ke udara ekspirasi dapat dibagi menjadi tiga proses . Proses
yang pertama yaitu ventilasi, adalah masuknya campuran gas-gas ke dalam
dan ke luar paru-paru. Proses kedua, transportasi yang terdiri dari beberapa
aspek yaitu difusi gas-gas antar alveolus dan kapiler (respirasi eksternal),
distribusi darah dalam sirkulasi pulmonal. Proses ketiga yaitu reaksi kimia
dan fisik dari oksigen dan karbondioksida dengan darah.
1) Ventilasi
Ventilasi adalah pergerakan udara masuk dan keluar dari paru
karena terdapat perbedaan tekanan antara intrapulmonal (tekanan
intraalveoli dan tekanan intrapleura) dengan tekanan intrapulmonal
lebih tinggi dari tekanan atmosfir maka udara akan masuk menuju ke
2
paru, disebut inspirasi. Bila tekanan intapulmonal lebih rendah dari
tekanan atmosfir maka udara akan bergerak keluar dari paru ke
atmosfir disebut ekspirasi.
2) Transportasi oksigen
Tahap kedua dari proses pernafasan mencakup proses difusi di
dalam paru terjadi karena perbedaan konsentrasi gas yang terdapat di
alveoli kapiler paru, oksigen mempunyai konsentrasi yang tinggi di
alveoli dibanding di kapiler paru, sehingga oksigen akan berdifusi dari
alveoli ke kapiler paru. Sebaliknya, karbondioksida mempunyai
konsentrasi yang tinggi di kapiler paru dibanding di alveoli, sehingga
karbondioksida akan berdifusi dari kapiler paru ke alveoli.
Pengangkutan oksigen dan karbondioksida oleh sistem peredaran
dara, dari paru ke jaringan dan sebaliknya, disebut transportasi dan
pertukaran oksigen dan karbondioksida darah. Pembuluh darah kapiler
jaringan dengan sel-sel jaringan disebut difusi. Respirasi dalam adalah
proses metabolik intrasel yang terjadi di mitokondria, meliputi
penggunaan oksigen dan produksi karbondioksida selama
pengambilan energi dari bahanbahan nutrisi.
3) Reaksi kimia dan fisik dari oksigen dan karbondioksida dengan darah.
Respirasi sel atau respirasi interna merupakan stadium akhir dari
respirasi, yaitu saat dimana metabolit dioksidasi untuk mendapatkan
energi, dan karbondioksida terbentuk sebagai sampah proses
metabolisme sel dan dikeluarkan oleh paru-paru.
3. Etiologi
Penyebab tuberkulosis adalah Mycobacerium tuberkulosis, sejenis
kuman batang dengan ukuran panjang 1-4 /um dan tebal 0,3 – 0,6/um,
sebagian besar kuman terdiri atas lemak (lipid). Lipid inilah yang membuat
kuman lebih tahan terhadap asam sehingga disebut Bakteri Tahan Asam
(BTA), kuman dapat bertahan hidup pada udara kering maupun dalam
keadaan dingin, hal ini karena kuman bersifat dormant, yaitu kuman dapat
3
aktif kembali dan menjadikan tuberkulosis ini aktif lagi. Sifat lain adalah
aerob, yaitu kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi oksigennya
(Sudoyo, 2007). Tuberkulosis ditularkan dari orang ke orang oleh transmisi
melalui udara. Individu terinfeksi, melalui berbicara, batuk, bersin, tertawa
atau bernyanyi, melepaskan droplet besar (lebih besar dari 100 µ) dan kecil
(1- 5 µ). Droplet yang besar menetap, sementara droplet yang kecil tertahan
di udara dan terhirup oleh individu yang rentan. Mereka yang kontak dekat
dengan seseorang TB aktif, mempunyai resiko untuk tertular tuberkulosis, hal
ini juga tergantung pada banyaknya organisme yang terdapat di udara
(Smeltzer dan Bare, 2002).
4. Klasifikasi
TB paru diklasifikasikan menurut Wahid & Imam tahun 2013 halaman
161 yaitu:
a. Pembagian secara patologis: Tuberculosis primer (Childhood
tuberculosis), Tuberculosis post primer (Adult tuberculosis).
b. Pembagian secara aktivitas radiologis: TB paru (koch pulmonum) aktif,
non aktif dan quiescent (bentuk aktif yang mulai menyembuh)
c. Pembagian secara radiologis (luas lesi):
1) Tuberkulosis minimal Terdapat sebagian kecil infiltrat nonkavitas
pada satu paru maupun kedua paru, tetapi jumlahnya tidak melebihi
satu lobus paru,
5. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala tuberculosis menurut Perhimpunan Dokter Penyakit
Dalam dapat bermacam-macam antara lain:
a. Demam
Umumnya subfebris, kadang-kadang 40-410C, keadaan ini
sangatdipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya
infeksikuman tuberculosis yang masuk.
4
b. Batuk
Terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk
membuang produk radang. Sifat batuk dimulai dari batuk kering (non
produktif). Keadaan setelah timbul peradangan menjadi produktif
(menghasilkan sputum atau dahak). Keadaan yang lanjut berupa batuk
darah haematoemesis karena terdapat pembuluh darah yang cepat.
Kebanyakan batuk darah pada TBC terjadi pada dinding bronkus.
c. Sesak nafas
Pada gejala awal atau penyakit ringan belum dirasakan sesak nafas.
Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dimana
infiltrasinya sudah setengah bagian paru-paru.
d. Nyeri dada
Gejala ini dapat ditemukan bila infiltrasi radang sudah sampai pada
pleura,sehingga menimbulkan pleuritis, akan tetapi, gejala ini akan
jarangditemukan.
e. Malaise
Penyakit TBC paru bersifat radang yang menahun. Gejala malaise
sering ditemukan anoreksia, berat badan makin menurun, sakit kepala,
meriang, nyeri otot dan keringat malam. Gejala semakin lama semakin
berat dan hilang timbul secara tidak teratur.
6. Komplikasi
Menurut sudoyo, 2007. Komplikasi tb paru yaitu :
a. Komplikasi dini (pleuritis, efusi plura, empisema, laryngitis)
b. Komplikasi lanjut (obstruksi jalan nafas, kerusakan parenkim paru,
karsinoma paru, sindrom gagal nafas)
7. Patofisiologi
Menurut Somantri, Infeksi diawali karena seseorang menghirup basil
Mycobacterium tuberculosis. Bakteri menyebar melalui jalan napas menuju
alveoli lalu berkembang biak dan terlihat bertumpuk. Perkembangan
Mycobacterium tuberculosis juga dapat menjangkau sampai ke area lain dari
5
paru (lobus atas). Basil juga menyebar melalui sistem limfe dan aliran darah
ke bagian tubuh lain (ginjal, tulang dan korteks serebri) dan area lain dari paru
(lobus atas). Selanjutnya sistem kekebalan tubuh memberikan respons dengan
melakukan reaksi inflamasi. Neutrofil dan makrofag melakukan aksi
fagositosis (menelan bakteri), sementara limfosit spesifik-tuberkulosis
menghancurkan (melisiskan) basil dan jaringan normal. Infeksi awal biasanya
timbul dalam waktu 2-10 minggu setelah terpapar bakteri.Interaksi antara
Mycobacterium tuberculosis dan sistem kekebalan tubuh pada masa awal
infeksi membentuk sebuah massa jaringan baru yang disebut granuloma.
Granuloma terdiri atas gumpalan basil hidup dan mati yang dikelilingi oleh
makrofag seperti dinding. Granuloma selanjutnya berubah bentuk menjadi
massa jaringan fibrosa. Bagian tengah dari massa tersebut 8 disebut ghon
tubercle. Hal ini akan menjadi klasifikasi dan akhirnya membentuk jaringan
kolagen, kemudian bakteri menjadi nonaktif. Menurut Widagdo (2011),
setelah infeksi awal jika respons sistem imun tidak adekuat maka penyakit
akan menjadi lebih parah. Penyakit yang kian parah dapat timbul akibat
infeksi ulang atau bakteri yang sebelumnya tidak aktif kembali menjadi aktif
6
PATHWAYS
Mycobakterium tuberkulosis
Airbone/Inhalasi/dropler
Saluran pernafasan
Resiko
Ggn. pola Bersihan
penyebaran
nafas jalan nafas
infeksi
tidak efektif
Bahar, A., 2000. Tuberkulosis Paru. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Cemas
7
8. Pemeriksaan Penunjang
8
b. Pengobatan
Tuberkulosis paru diobati terutama dengan agen kemoterapi (Agen
anti tuberkulosis) selama periode 6 sampai 12 bulan. Lima medikasi
garis depan digunakan adalah Isoniasid (INH), Rifampisin (RIF),
Streptomisin (SM), Etambutol (EMB), dan Pirazinamid (PZA).
Kapremiosin, kanamisin, etionamid, natrium para-aminosilat, amikasin,
dan siklisinmerupakan obat – obat baris kedua (Smeltzer & Bare, 2001).
9
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian fokus
Pengkajian pada pasien TB paru sama dengan pengkajian pasien
biasanya, namun ada beberapa pengkajian fokus antara lain:
a. Adanya keluarga yang mengidap TBC
b. Apakah pasien perokok atau tidak
c. Tentang klasifikasi TB yang diderita
d. Keadaan lingkungan rumah
e. Dukungan keluarga terhadap pasien
f. Pengertian keluarga tentang penularan TB
2. Diagnosa keperawatan
Menurut pathway diatas diagnosa yang mungkin muncul antara lain :
a. Nyeri akut b/d peradangan bronkus
b. Gangguan pertukaran gas b/d eksudat pada alveolus
c. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d penumpukan sekret
d. Gangguan pola nafas b/d sesak
e. Resiko penyebaran infeksi
f. Hipertermi b/d proses inflamasi
g. Ansietas (cemas) b/d deficit pengetahuan
h. Gangguan pemenuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
10
3. Rencana asuhan keperawatan
Dari diagnosa diatas, diagnosa yang paling sering muncul antara lain:
11
Maten asing dalan jalan Posisikan pasien untuk
napas memaksimalkan
Adanya jalan napas ventilasi
buatan Identifikasi pasien
Sekresi bertahan/sisa perlunya pemasangan
sekresi alat jalan nafas buatan
Sekresi dalam bronki Pasang mayo bila perlu
Fisiologis: Lakukan fisioterapi
Jalan napas alergik dada jika perlu
Asma Keluarkan sekret
Penyakit paru obstruktif dengan batuk atau
kronik suction
Hiperplasi dinding Auskultasi suara nafas,
bronkial catat adanya suara
Infeksi tambahan
Disfungsi neuromuskular Lakukan suction pada
mayo
Berikan bronkodilator
bila perlu
Berikan pelembab udara
Kassa basah NaCI
Lembab
Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.
Monitor respirasi dan
status O2
12
Nafas pendek merasa tercekik, irama nafas, Auskultasi suara nafas,
Assumption of 3-point frekuensi pernafasan dalam catat adanya suara
position rentang normal, tidak ada tambahan
Pernafasan pursed-lip suara nafas abnormal) Lakukan suction pada
Tahap ekspirasi Tanda Tanda vital dalam mayo
berlangsung sangat lama rentang normal (tekanan Berikan bronkodilator
Peningkatan diameter darah, nadi, pernafasan) bila perlu
anterior-posterior Berikan pelembab udara
Pernafasan rata- Kassa basah NaCl
rata/minimal Lembab
Kedalaman pernafasan Atur intake untuk cairan
Dewasa volume tidalnya mengoptimalkan
500 ml saat istirahat keseimbangan.
Bayi volume tidalnya 6-8 Monitor respirasi dan
ml/Kg status O2
Timing rasio
Penurunan kapasitas vital Oxygen Therapy
Bersihkan mulut,
Faktor yang berhubungan: hidung dan secret trakea
Hiperventilasi Pertahankan jalan nafas
Deformitas tulang yang paten
Kelainan bentuk dinding Atur peralatan
dada oksigenasi
Penurunan Monitor aliran oksigen
energi/kelelahan Pertahankan posisi
Perusakan/pelemahan pasien
muskulo-skeletal Onservasi adanya tanda
Obesitas tanda hipoventilasi
Posisi tubuh Monitor adanya
Kelelahan otot pernafasan kecemasan pasien
Hipoventilasi sindrom terhadap oksigenasi
Nyeri
Vital sign Monitoring
Kecemasan
Monitor TD, nadi, suhu,
Disfungsi Neuromuskuler
dan RR
Kerusakan Catat adanya fluktuasi
persepsi/kognitif
tekanan darah
Perlukaan pada jaringan Monitor VS saat pasien
syaraf tulang belakang berbaring, duduk, atau
Imaturitas Neurologis berdiri
Auskultasi TD pada
kedua lengan dan
bandingkan
Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
13
Monitor kualitas dari
nadi
Monitor frekuensi dan
irama pernapasan
Monitor suara paru
Monitor pola
pernapasan abnormal
Monitor suhu, warna,
dan kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing
triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
Identifikasi penyebab
dari perubahan vital
sign
14
DAFTAR PUSTAKA
Price SA, Wilson LM. 2006. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit,
Aru W, Sudoyo. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, edisi V. Jakarta:
Interna Publishing.
Widagdo. 2011. Masalah dan Tatalaksana Penyakit Infeksi Pada Anak. CV.
Bahar, A., 2000. Tuberkulosis Paru. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Editor.
15