Anda di halaman 1dari 145

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada hakikatnya pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam

mengembangkan diri, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta

karekteristik pribadi kearah yang positif, baik bagi peserta didik maupun

lingkungan. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan atau nilai-

nilai atau melatihkan keterampilan. Pendidikan berfungsi mengembangkan

minat, kerjasama dan hasil belajar terhadap peserta didik, sebab peserta didik

bukanlah gelas kosong yang harus diisi dari luar. Peserta didik telah memiliki

sesuatu. Sedikit atau banyak telah berkembang (beraktualisasi). Tujuan

pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi mahasiswa agar menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas, 2003: 8). Untuk mencapai

tujuan pendidikan tersebut, maka pelaku pendidikan harus dipersiapkan sebaik

mungkin.

Sistem Pendidikan Nasional mencita-citakan kecerdasan penuh yang

nantinya akan dimiliki oleh semua anak bangsa melalui proses pendidikan

yang dijalankan di Indonesia. Cita-cita itu diamanahkan dalam undang-undang

sebagai landasan pelaksanaan pendidikan. Sebagai acuan pelaksanaan

pendidikan maka, sudah sepatutnya semua anak Indonesia mendapatkan

pendidikan yang layak dan tersistem dengan baik serta direncanakan

1
2

pelaksanaan pendidikan sesuai dengan kebutuhan bangsa Indonesia.Indonesia

adalah negara dengan pulaunya yang dipisahkan oleh hamparan laut yang luas

maka, dalam pencanangan pelaksanaan pendidikan perlu memperhatikan

Indonesia secara menyeluruh. Hal ini agar nantinya pelaksanaan pendidikan

yang efektif dapat dirasakan oleh seluruh anak bangsa. Pencerdasan dan

pemanusiaan manusia Indonesia dilakukan dengan bekal ilmu dan

pengetahuan yang dimiliki oleh pelaksana pendidikan. Hal ini memberikan

isyarat kepada semua pelaksana pendidikan agar terus meningkatkan

kompetensi yang dimiliki sehingga tidak tertinggal jauh dalam hal pendidikan

dan ilmu pengetahuan.

Proses pendidikan diarahkan agar dapat menyediakan atau

menciptakan tenaga pendidik yang berkemampuan kreatif bagi pembangunan

serta memiliki kepribadian yang baik. Beban pendidikan yang kompleks

tersebut harus menjadi tanggung jawab bersama, baik dalam lingkungan

keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Salah satu fungsi pendidikan adalah

sebagai sarana pengembangan sumber daya manusia. Agar terwujud maka

perlu dikembangkan iklim pembelajaran yang konstruktif, yaitu iklim

pembelajaran yang melibatkan interaksi antara obyek dan lingkungannya.

Upaya tersebut menuntut dipelihara dan dikembangkannya tradisi belajar yang

dilandasi oleh semangat dan cita-cita yang ingin di capai.

Peran dosen dalam merangsang keaktifan rasa ingin tahu yang lebih

besar dalam pembelajaran, senantiasa menduduki posisi yang sangat

menentukan. Dosen harus berani serta mempunyai kemauan kuat untuk


3

berubah, terbuka terhadap ide-ide baru darimanapun datangnya, toleransi

terhadap perbedaan pendapat, sehingga berbagai gagasan dari masyarakat

memperoleh tempat yang terhormat, ada rasa aman untuk mengekspresikan

pikiran tanpa merasa takut salah dan mempunyai minat kuat untuk berprestasi

serta dapat menumbuhkan etos kerja yang bagus agar dapat mencapai

keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan

pembelajaran, misalnya dosen, mahasiswa itu sendiri, minat, rasa butuh,

penghargaan, lingkungan belajar, metode pengajaran yang digunakan, media

pembelajaran yang dipakai, dan peran serta orang tua. Peran faktor-faktor

yang mencakup kecerdasan, minat, perasaan butuh merupakan faktor dari

dalam atau faktor intrinsik. Sedangkan faktor dari luar yang juga

mempengaruhi, seperti fasilitas belajar, cara dosen mengajar, pemberian

umpan balik, pujian, dan hukuman disebut faktor dengan faktor ekstrinsik.

Antara intrinsik dan ekstrinsik mempunyai korelasi yang saling mendukung

satu sama lain, misalnya jika ditinjau dari minat. Minat yang berasal dari

dalam individu disebut instrinsik dan minat yang berasal dari luar individu

berasal dari disebut minat ekstrinsik.

Metode pembelajaran mempunyai peran yang penting. Penggunaan

metode mengajar akan berpengaruh terhadap kegiatan mahasiswa selama

proses belajar mengajar berlansung. Memilih metode mengajar harus

disesuaikan dengan materi yang diajarkan dan kondisi mahasiswa, sehingga

mahasiswa dapat terlibat aktif dan terminat untuk belajar sehingga tujuan
4

pembelajaran dapat tercapai. Banyak metode yang dapat digunakan oleh

Dosen dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di Universitas. Masing

masing metode pembelajaran memiliki fungsi dan peran tersendiri, sehingga

dosen sebaiknya dapat menentukan metode pembelajarn yang akan digunakan

sesuai dengan kondisi mahasiswa dan jenis materi yang akan disampaikan.

Berdasarkan hasil wawancara pada Kamis tanggal 21 Maret 2018

dengan Dosen Dr. Bambang Sudarsono,M.Pd mata kuliah teknologi motor

diesel dengan kompetensi sistem bahan bakar diesel di Universitas

Muhammadiyah Purworejo khususnya untuk mahasiswa (PVTO) semester 4

tahun ajaran 2019, diketahui terdapapat beberapa permasalahan dalam proses

belajar mengajar yaitu: (1) ketersediaan sarana dan prasarana belajar mengajar

dapat dikatakan cukup, misalnya LCD proyektor di dalam kelas sudah

tersedia. (2) kurangnya minat pada mahasiswa. Diketahui dalam pembelajaran,

mahasiswa kurang memperhatikan pembelajraan (3) Kurangnya kerjasama

antar mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo tercermin ketika

proses diskusi berlangsung. (4) Rendahnya hasil belajar yang diketahui

berdasarkan wawancara dengan dosen mata kuliah teknologi mesin diesel

semester 4A mahasiswa memperoleh hasil belajar yang kurang baik pada

materi bahan bakar diesel.

Untuk mengatasi masalah tersebut, maka diperlukan adanya suatu

variasi dalam metode pembelajaran. Salah satunya dengan menggunakan

model pembelajaran (project based learning). project based learning

Merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru


5

untuk mengelola pembelajaran dikelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja

proyek merupakan suatu bentuk kerja yang memuat tugas-tugas kompleks

berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan yang sangat menantang dan

menuntun peserta didik untuk merancang, memecahkan masalah, membuat

keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan

peserta didik untuk bekerja secara mandiri Menurut Made Wena (2014: 144).

Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik

untuk mengkaji lebih luas permasalahan tersebut, dengan melakukan penelitian

yang berjudul: Upaya Peningkatan Minat Belajar dan Hasil Belajar Dengan

Metode Project Based Learning Pada Sistem Bahan Bakar Diesel Di

Universitas Muhammadiyah Purworejo

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang telah diuraikan di

atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan dalam pembelajaran di Pendidikan

teknik otomotif semester 4A Universitas muhammadiyah purworejo sebagai

berikut.

1. Kurangnya minat belajar saat pembelajaran berlansung yang terlihat dari

masih banyaknya mahasiswa yang kurang antusias memperhatikan proses

pembelajaran.

2. Mahasiswa masih merasa sulit terhadap pembejaraan sistem bahan bakar

diesel.

3. Mahasiswa masih sulit meraih hasil belajar terhadap pembelajaran sistem

bahan bakar diesel.


6

C. Batasan Masalah

Pembahasan suatu masalah perlu adanya pembatasan terhadap masalah

yang akan diteliti, hal ini untuk menghindari terlalu banyak bidang yang dicakup

dalam pembahasan dan agar tidak terlepas dari permasalahan yang ditentukan.

Oleh karena itu penulis hanya membatasi penelitian ini pada: “Upaya

Peningkatan Minat Belajar dan Hasil Belajar Dengan Metode Project Based

Learning Pada Sistem Bahan Bakar Diesel di Universitas muhammadiyah

purworejo”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran project based learning pada

mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif semester 4A universitas

muhammadiyah purworejo tahun ajaran 2018.

2. Seberapa besar minat belajar pada mahasiswa pendidikan teknik otomotif

semester 4A universitas muhammadiyah purworejo tahun ajaran 2018.

3. Seberapa besar peningkatkan hasil belajar Standar Kompetensi sistem

bahan bakar diesel mahasiswa pendidikan teknik otomotif semester 4A

Universitas Muhammadiyah Purworejo tahun ajaran 2018.

E. Tujuan Penelitian

Ditinjau dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin

dicapai dalan penelitian ini adalah:


7

1. Untuk mengetahui proses pembelajaran dengan penerapan model

pembelajaran (project based learning) pada Standar Kompetensi sistem

bahan bakar diesel mahasiswa pendidikan teknik otomotif semester 4A

Universitas muhammadiyah purworejo tahun ajaran 2018.

2. Untuk mengetahui Penerapan Model Pembelajaran (project based

learning) pada Standar Kompetensi sistem bahan bakar diesel mahasiswa

pendidikan teknik otomotif semester 4A Universitas muhammadiyah

purworejo tahun ajaran 2018.

3. Untuk mengetahui peningkatan minat belajar Standar Kompetensi sistem

bahan bakar diesel mahasiswa pendidikan teknik otomotif semester 4A

Universitas muhammadiyah purworejo tahun ajaran 2018.

4. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Standar Kompetensi sistem

bahan bakar diesel mahasiswa pendidikan teknik otomotif semester 4A

Universitas muhammadiyah purworejo tahun ajaran 2018.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Dari penelitian yang akan dilakasanakan, penulis mengharapkan akan

memberi manfaat sebagai berikut :

1. Bagi mahasiswa, dapat menjadi acuan dalam:

a. Meningkatkan daya terima materi yang disampaikan oleh dosen

b. Membiasakan mahasiswa untuk belajar aktif dan kreatif

c. Meningkatkan tanggung jawab dan rasa kebersamaan bagi setiap

kelompok kerja dalam melaksanakan tugas pembelajaran


8

2. Bagi Dosen

a. Memberikan informasi untuk menyelenggarakan pembelajaran aktif

dalam peningkatan mutu pendidikan.

b. Memberikan wacana baru tentang pembelajaran aktif melalui model

pembelajaran Project based learning.

c. Memberikan informasi bahwa dengan adanya pembelajaran yang baik

maka dapat mewujudkan Mahasiswa yang cerdas, terampil, aktif,

bersikap baik dan berprestasi.

3. Bagi Perguruan Tinggi

Memberikan masukan pada Perguruan tinggi yang berkaitan dengan

metode pembelajaran model Project based learning untuk dijadikan

sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan sebuah pengajaran yang

lebih baik.
BAB II
KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA
PEMIKIRAN DAN RUMUSAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Belajar

Belajar sangat penting dalam kehidupan manusia, dengan belajar

manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga

tingkah lakunya berkembang. Semua kegiatan dan prestasi hidup tidak lain

adalah hasil dari belajar. Menurut Muhibbin Syah dalam (Siti. 2015:33)

belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang

relatif menerapkan sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Pernyataan di atas menurut

Gagne (Purwanto, 2002: 84) belajar terjadi apabila suatu situasi setimulus

bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sehingga perbuatannya

berubah dari waktu ke waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu

sesudah ia mengalami situasi tadi.

Menurut Morgan (Purwanto, 2002: 84) belajar adalah setiap

perubahan yang rlatif menetap dengan tingkah laku yang terjadi sebagai

suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Didukung menurut pendapat

Witherington (Purwanto, 2002: 84) belajar adalah suatu perubahan di

dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada

reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu

pengertian Wina Sanjaya (2009: 112) menyatakan “belajar adalah proses

mental yang terjadi di dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan

9
10

munculnya perubahan perilaku. Aktivitas mental itu terjadi karena adanya

interaksi individu dengan lingkungan yang disadari”. Sedangkan Ngalim

Purwanto (2006: 102) menyatakan “belajar adalah suatu proses yang

menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah

laku dan atau kecakapan”. Sedanangkan menurut Abu Ahmadi dan

Widodo Supriyono (2004: 128) menyatakan “pengertian secara psikologi,

belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan di dalam

tingkah laku sebagai hasil. Dari beberpa pengertian belajar menurut ahli

diatas dapat disimpulkan suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku

setelah terjadi interaksi dengan sumber belajar baik berupa buku,

lingkungan, guru atau teman siswa.

2. Pembelajaran

Menurut Suardi (2015: 7) pembelajaran adalah proses interaksi

peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan

belajar. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan

pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda, dalam

konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan

menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan

(aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif),

serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik,

namun proses pengajaraan ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan

satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja.


11

Menurut Kimble dan Garmezy (dalam pringgawidagda, 2002: 20),

pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku yang relatif yang tetap dan

merupakan hasil praktik yang diulang-ulang. Pembelajran memiliki makna

bahwa subjek belajar harus dibelajarkan bukan diajarkan. Menurut

Rombepajung (1988:25) berpendapat bahwa pembelajaran adalah

pemerolehan suatu mata pelajaran atau pemerolehan suatu ketrampilan

melalui pelajaran, pengalaman, atau pengajaran. Didukung menurut

pendapat Sapa’at (2012: 148) pembelajaran merupakan proses berlatih,

proses menambah ilmu pengetahuan dan perubahan perilaku yang

disebabkan tanggapan terhadap pengalaman Belajar membutuhkan sebuah

proses yang disadari yang cenderung bersifat permanen dan mengubah

perilaku.

Dari beberapa Pengertian pembelajaran menurut para ahli diatas

diatas dapat disimpulkan Pembelajaran yang sebenarnya mempunyai

konotasi yang berbeda, dalam konteks pendidikan, pendidik mengajar agar

peserta didik dapat belajar dan menguasai isi dalam pelajaran yang telah

di berikan sehingga peserta didik mampu mencapai sesuatu secara

objektif yang telah ditentukan.

3. Model pembelajaran

Model pembelajaran merupakan setrategi belajar dengan kelompok

kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Menurut Runions

(Ismail,2014: 241) model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk

pembelajaran yang tergambar dari awal yang disajikan secara khas oleh
12

guru dengan kata lain model pembelajaran merupakan bungkus atau

bingkai dari penerapan atau pendekatan, strategi metode dan teknik

pengajaran. Model pembelajaraan diartikan sebagai prosedur sistematis

dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam

kegiatan pembelajaran. Jadi, sebenarnya model pembelajaraan memiliki

arti yang sama dengan pendekatan, strategi atau Metode pembelajaraan .

Menurut (Haryanto,17;12;2011). Ada beberapa ciri-ciri model

pembelajaran secara khusus diantaranya adalah: (a) Rasional teoritik yang

logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya. (b) Landasan

pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar. (c) Tingkah laku

mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan

berhasil. (d) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran

dapat tercapai.

Menurut Wina Sanjaya (2009: 147) menyatakan bahwa “metode

adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang

sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun

tercapai secara optimal”. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2006: 83)

metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan

yang ditetapkan sedangkan menurut Oemar Hamalik (2011: 57)

menyatakan “pembelajaran merupakan kombinasi yang tersusun atas

unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur

yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran”.


13

Sedangkan Mulyasa E. (2005: 69) menyatakan “pembelajaran

merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek

yang berkaitan”. Dari beberapa pengertian model pembelajaran menurut

para ahli diatas disimpulkan bahwa prosedur sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar sebenarnya memiliki arti yang

sama dengan pendekatan, strategi atau metode pembelajaran.

4. Project Based Learning (PJBL)

a. Pengertian Pembelajaran Project Based Learning

Menurut Maman Sulaeman (2016:18) model pembelajaran Project

Based Learning adalah pemberian tugas kepada siswa yang harus di

selesaikan dalam periode atau waktu tertentu, mulai dari perencanaan,

pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, dan penyajian

produk. Sedangkan menurut Trianto (2014: 42) Project Based Learning

adalah sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang

menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang

kompleks.

Menurut Made Wena (2014: 144) model pembelajaran Project

Based adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan

kepada guru untuk mengelola pembelajaran dikelas dengan

melibatkan kerja proyek. Kerja proyek merupakan suatu bentuk kerja

yang memuat tugas-tugas kompleks berdasarkan kepada pertanyaan

dan permasalahan yang sangat menantang dan menuntun peserta

didik untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan,


14

melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan

peserta didik untuk bekerja secara mandiri. Model pembelajaran

berbasis proyek (project-based learning) adalah pemberian tugas

kepada siswa yang harus diselesaikan dalam periode atau waktu

tertentu,mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,

pengolahan,dan penyajian produk.

b. Karakteristik Pembelajaran Project Based Learning

Menurut Min liu barrow dalam Aris shoimin (2014:130): (a)

Learning is student-centered adalah proses pembelajaran project-

based learning lebih meniti kepada siswa sebagai orang belajar, (b)

Autentic problem from the organizing focus for learning adalah

masalah yang di sajikan secara autentik sehingga siswa mampu dengan

mudah memahami masalah tesebut serta dapat menerapkannya dalam

kehidupan profesional nanti, (c) New information is acquired adalah

dalam proses pemecahan masalah mungkin saja belum mengetahui dan

memahami semua pengetahuan prasyaratnya sehingga siswa berusaha

untuk mencari sendiri mulai dari sumbernya, baik dari buku ataupun

informasi lainya, (d) Learning occors in small group adalah agar

terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran dalam usaha

mengembangkan pengetahuan secara kaloboratif , (e) Teacher act as

facilitators adalh pelaksanaan project-based learning guru berperan

sebgai fasilitator. Meskipun begitu guru harus selalu memantau


15

perkembangan ktivitas siswa dan mendorong mereka agar mencapai

target yang di kehendaki.

c. Tahapan Model Pembelajaran Project-Based Learning

Berikut enam tahapan model pembelajaran project-based learning

yang dikemukakan oleh The George Lucas Educational Foundation

dalam Maman Sulaeman (2016:5-6):

1) Penentuan Proyek

Penentuan proyek pada langkah ini, dosen menentukan

tema/topik proyek berdasarkan tugas proyek yang diberikan oleh

guru. Mahasiswa mengerjakan proyek baik secara kelompok ataupun

mandiri dengan catatan tidak menyimpang dari tugas yang diberikan

guru.

2) Perencanaan Langkah Langkah Penyelesaian Proyek

Perancangan langkah langkah penyelasian proyek peserta didik

merancang langkah langkah kegiatan penyelaian proyek dari awal

sampai akhir beserta pngelolaanya. Kegaitan perancangan proyek ini

berisi aturan main dalam pelaksanaan tugas proyek,pemilihan

aktivitas yang dapat mendukung tugas proyek, pengintergrasiian

kemungkinan penyelesaian tugas proyek, perencanaan

sumber/bahan/alat yang dapat mendukung penyelesian tugas proyek,

dan kerjasama antar anggota kelompok.


16

3) Penyusunan Jadwal

Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek siswa dibawah

pendampingan guru melakukan penjadwalan semua kegiatan yang

telah dirancangnya. Berapa lama proyek itu harus diselesaikan tahap

demi tahap.

4) Penyelesaian Proyek

Penyelesaian proyek dengan fasilitas dan monitoring guru.

Langkah ini merupakan langkah pengimplementasian rancangan

proyek yang telah dibuat. Aktivitas yang dapat dilakukan dalam

kegiatan proyek diantaranya adalah dengan (a) membaca, (b)meneliti,

(c) observasi , (d) interview, (e) merekam, (f) berkarya seni, (g)

mengunjungi objek proyek, atau (h) akses internet. Guru bertanggung

jawab memonitor aktivitas siswa dalam melakukan tugas proyek mulai

proyek hingga penyelesaian . Pada kegiatan monitoring, guru atau

masyarakat dalam bentuk peameran produk pembajaraan.

5) Penyusunan Laporan Proyek

Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil proyek. Hasil

proyek dalam bentuk produk, baik itu berupa produk karya

tulis,karya seni,atau karya teknologi/prakarya di presentasikan dan di

publikasikan kepada siswa yang lain dan pengajar dalam bentuk

pameran produk pembelajaraan.

6) Evaluasi Proses Dan Hasil Proyek

Evaluasi proses dan hasil proyek. Guru dan siswa pada akhir

proses pembelajaran melakukan refleksi terhadap dan hasil tugas


17

proyek. proses refleksi pada tugas proyek dapat dilakukan secara

individu maupun kelompok. Pada tahap evaluasi ,siswa di beri

kesempatan mengemukakan pengalamaan nya selama menyelesaikan

tugas proyek. Pada tahap ini juga dilakukan umpan balik terhadap

proses dan produk yang telah dihasilkan.

d. Alur Pembelajaraan Project Based Learning

Sebagaimana yang diungkapkan dalam The George Lucas Edutionl

Foundation dalam Maman Sulaeman (2016:19), bahwa model PBL

memiliki alur pembelajraan yang harus di ikuti agar proses pembelajaraan

sesuai dengan tujuan pembelajaraan yang ingin di capai, Ada enam tahap

dalam model PBL, keenam tahapan tersebut sebagai berikut : (a) mulai

dengan memberikan pernyataan penting (start with the essential question)

( b) mendisain perencanan untuk proyek (design a plan for the project), (c)

membuat jadwal (Creates a schedhule), (d) memantau peserta didik dan

kemajuan proyek (monitor the students and the progress of the project) (e)

menilai hasil (asses the outcome), (f) mengevaluasi pengalaman

(evaluate the experiences).

e. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Project Based

Learning

Menurut Made Wena (2014: 147), model pembelajaran project

based learning mempunyai beberapa kekurangan dan kelebihan sebagai

berikut:
18

1) Kelebihan Model Pembelajaran Project Based Learning,

(a) Meningkatkan minat, (b) Meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah, (c) Meningkatkan kolaborasi, (d) Meningkatkan keterampilan

mengelola sumber, (e) Increased resource – management skill

2) Kelemahan Model Pembelajaran Project Based Learning

(a) Memerlukan banyak waktu yang harus diselesaikan untuk

menyelesaikan masalah, (b) Memerlukan biaya yang cukup banyak.

(c) Banyak peralatan yang harus disediakan.

5. Minat Belajar

a. Pengertian Minat Belajar

Salah satu faktor yang utama dalam mencapai tujuan pembelajaran

adalah minat. Hal ini karena apabila minat tumbuh dan berkembang

pada diri seseorang akan melahirkan perhatian untuk melakukan sesuat

dengan tekun dalam kegiatan pembelajaran. Minat dalam kegiatan

belajar menjadi motor penggerak dalam mencapai tujuan yang

diinginkan, tanpa adanya minat tujuan dari pembelajaran itu sendiri

akan susah tercapai.

Menurut Slameto (2003:180) yang dimaksud dengan “Minat

adalah suatau rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau

aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya penerimaan

akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri”.

Semakin kuat hubungan tersebut, maka semakin besar pula minat yang

dimiliki.
19

Menurut Cony Semiawan (2009:79) menyatakan bahwa “Minat

(interest), adalah keadaan mental yang menghasilkan respon terarah

kepada sesuatu, situasi atau obyek tertentu yang menyenangkan dan

memberikan kepuasan kepadanya (statisfiers). Demikian juga minat

dapat menimbulkan sikap yang merupakan suatu kesiapan berbuat bila

ada stimulasi sesuai dengan keadaan tersebut.”

Minat merupakan bentuk sikap ketertarikan atau sepenuhnya

terlibat dengan suatu kegiatan karena menyadari pentingnya atau

bernilainya kegiatan tersebut. Muhibbin Syah (2008:136) mendefinisikan

bahwa “Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi

atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”. Menurut W.S. Winkel

(1989:30) “Minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek

merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang

berkecimpung dalam bidang itu”.

Dari pemaparan dari bebeapa ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa minat adalah kecenderungan dan ketertarikan yang tetap untuk

memperhatikan atau terlibat terhadap sesuatu hal karena menyadari

pentingnya atau bernilainya hal tersebut. Dengan demikian minat

belajar dapat didefinisikan sebagai ketertarikan dan kecenderungan

yang tetap untuk memperhatikan dan terlibat dalam aktifitas belajar

karena menyadari pentingnya dan bernilainya hal yang dipelajari.

Jika dikaitkan dengan aktifitas belajar, minat belajar merupakan

salah satu faktor yang turut menentukan seberapa besar siswa memiliki
20

keinginan dan ketertarikan untuk terlibat aktif dalam proses

pembelajaran. Minat belajar tentunya akan tumbuh dan berkembang

dengan baik dalam diri siswa apabila terdapat stimulus maupun

dorongan dalam memicu minat belajarnya.

Dalam kegiatan pembelajaran guru memiliki peranan yang utama

untuk menumbuhkan dan memelihara minat belajarnya. Dari pemaparan

para ahli menunjukan bahwa minat belajar akan tumbuh dan berkembang

dalam diri siswa apabila didukung dengan stimulus dan dorongan dalam

memicu minat belajarnya. Selain dibutuhkanya stimulus maupun dorongan

guru hendaknya dapat menciptakan suasana dan perasaan senang pada

diri siswa saat pembelajaran. Menurut W.S. Winkel (1989:31) perasaan

senang akan menimbulkan minat, jika diperkuat dengan sikap yang

positif. Perasaan yang tidak senang menghambat dalam belajar, karena

tidak melahirkan sikap yang positif dan tidak menunjang minat dalam

belajar.

b. Klasifikasi Minat Belajar

Para ahli telah mengklasifikasikan minat sesuai dengan

pandanganya masing-masing yang berbeda satu dengan yang lainya,

sebagai berikut:

Menurut Super & Kites (Dewi Suhartini, 2001:25) mengklasifikasi-

kan minat menjadi empat jenis berdasarkan bentuk dari pengekspresian

dari minat.
21

1) Expressed interest, minat yang diekspresikan melalui verbal yang

menunjukan apakah seorang itu menyukai atau tidak menyukai

suatu objek atau aktifitas

2) Manifest interest, minat yang disimpulkan dari keikutsertaan

individu pada suatu kegiatan tertentu

3) Tested interest, minat yang disimpulkan dari tes pengetahuan atau

keterampilan dalam suatu kegiatan

4) Inventoried interest, minat yang diungkapkan melalui inventori minat

atau daftar aktifitas dan kegiatan yang sama dengan pernyataan.

Menurut Mohammad Surya (2007:122) menggolongkan minat

menjadi tiga jenis berdasarkan sebab-musabab atau alasan timbulnya

minat.

1) Minat volunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa

tanpa adanya pengaruh dari luar.

2) Minat involunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa

dengan adanya pengaruh situasi yang diciptakan oleh guru.

3) Minat nonvolunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa

secara paksa atau dihapuskan.

Krapp, Et. Al (dalam Dewi Suhartini, 2001:23) mencoba

mengkategorikan minat menjadi tiga yaitu:

1) Minat Personal

Minat personal merupakan minat yang bersifat permanen dan

relatif stabil yang mengarah pada minat khusus mata pelajaran


22

tertentu. Minat personal merupakan suatu bentuk rasa senang

ataupun tidak senang tertarik tidak tertarik terhadap mata pelajaran

tertentu. Minat ini biasanya tumbuh dengan sendirinya tanpa

pengaruh yang besar dari rangsangan eksternal.

2) Minat Situasional

Minat situasional yaitu minat yang bersifat tidak permanen dan

relatif berganti-ganti, tergantung rangsangan dari eksternal.

Rangsangan tersebut misalnya dapat berupa metode mengajar guru,

penggunaan sumber belajar dan media yang menarik, suasana kelas,

serta dorongan keluarga. Jika minat situasional dapat dipertahankan

sehingga berkelanjutan secara jangka panjang, minat situasional akan

berubah menjadi minat personal atau minat psikologis siswa, semua

ini tergantung pada dorongan atau rangsangan yang ada.

3) Minat Psikologikal

Minat psikologikal merupakan minat yang erat kaitanya dengan

adanya interaksi antara minat personal dengan situasional yang terus

menerus dan berkesinambungan. Jika siswa memiliki pengetahuan

yang cukup tentang suatu mata pelajaran, dan dia memiliki

kesempatan untuk mendalaminya dalam aktifitas yang terstruktur

dikelas atau pribadi (di luar kelas) serta mempunyai penilaian yang

tinggi atas mata pelajaran tersebut maka dapat dinyatakan bahwa

siswa memiliki minat psikologikal.


23

c. Indikator Minat Belajar

Pada umumnya minat siswa terhadap sesuatu akan diekspresikan

melalui kegiatan atau aktfitas yang berkaitan dengan minatnya.

Sehingga untuk mengetahui indikator minat dapat dilihat dengan cara

menganalisa kegiatan-kegiatan yang dilakukan individu atau objek yang

disenanginya, karena minat merupakan motif yang dipelajari yang

mendorong individu untuk aktif dalam kegiatan tertentu. Dengan demikian

untuk menganalisa minat belajar dapat digunakan beberapa indikator minat

sebagai berikut menurut Sukartini dalam (Dewi Suhartini, 2001:26) analisa

minat dapat dilakukan terhadap hal hal yang menjadi indikator sebagai

berikut: (1) Keinginan untuk mengetahui/memiliki sesuatu, (2) Objek-

objek atau kegiatan yang disenangi, (3) Jenis kegiatan untuk mencapai hal

yang disenangi, (4) Usaha untuk merealisasikan keinginan atau rasa

senang terhadap sesuatu.

Menurut Slameto (2010:180), “Suatu minat dapat diekspresikan

melalui suatu pernyataan yang menunjukan bahwa anak didik lebih

menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanipestasikan

melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Anak didik yang memiliki minat

terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang

lebih besar terhadap subjek tersebut”.

Selain itu menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002:132)

mengungkapkan bahwa minat dapat diekspresikan anak didik melalui:

(1) Pernyataan lebih menyukai sesuatu dari pada yang lainya, (2)
24

Partisipasi aktif dalam suatu kegiatan, (3) Memberikan perhatian yang

lebih besar terhadap sesuatu yang diminatinya tanpa menghiraukan

yang lain (fokus).

Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa minat

belajar siswa dapat dilihat dari rasa ketertarikan dan perhatian yang

lebih serta fokus terhadap sesuatu hal dalam suatu kegiatan atau

aktifitas dengan rasa senang dan ikut terlibat atau berpartisipasi aktif

dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, indikator minat tersebut

digunakan sebagai acuan penelitian ini untuk mengetahui minat belajar

siswa dalam proses pembelajaran.

d. Cara Menumbuhkan Minat Belajar

Dalam proses pembelajaran tentunya siswa harus mendasari segala

bentuk aktifitas maupun kegiatan yang dilakukan dengan adanya minat.

Selain minat dalam hal ketertarikan terhadap suatu materi pelajaran,

perasaan senang pada diri siswa juga turut menimbulkan sikap

keterlibatan penuh dalam aktifitas belajar.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002:81) “Sesuatu yang menarik

minat dan dibutuhkan anak, akan menarik perhatianya, dengan demikian

mereka akan bersungguh-sungguh dalam belajar”.Senada dengan hal ini

Lobby Loekmono (1994:64) berpendapat bahwa “Minat merupakan salah

satu hal yang ikut menentukan keberhasilan seseorang dalam segala

bidang, baik dalam studi, kerja, dan kegiatan-kegiatan lain, hal tersebut

karena minat akan memunculkan perhatian yang spontan terhadap


25

bidang tersebut”. Dengan demikian dari pendapat beberapa ahli tersebut

dapat diambil kesimpulan bahwa proses belajar akan berjalan dengan

baik dan dapat tercapainya tujuan dari pembelajaran itu sendiri apabila

disertai dengan adanya minat belajar, yang pada akhirnya akan

mempengaruhi pencapaian kualitas hasil belajar siswa dalam segala

bidang yang dipelajari.

Hal ini ditegaskan kembali oleh pendapat The Liang Gie (2002:28)

tentang pentingnya minat dalam kaitanya dengan studi adalah sebagai

berikut: (1) Minat dapat melahirkan perhatian yang lebih terhadap

sesuatu, (2) Minat dapat memudahkan siswa berkonsentrasi dalam

belajar, (3) Minat mencegah adanya gangguan perhatian dari luar, (4)

Minat dapat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan,

(5) Minat dapat memperkecil rasa bosan dalam proses pembelajaran

Menurut Lobby Loekmono (1994:60) beberapa hal yang bisa

dilakukan oleh siswa untuk menumbuhkan minat terhadap bidang studi

tertentu yaitu:

1) Berusaha memperoleh informasi tentang bidang studi tersebut.

Carilah berbagai informasi selengkap mungkin tentang bidang studi

tersebut, seperti mengenal sejarahnya, tokoh-tokohnya,bidang-

bidang kerja yang dapat dimasuki, kesempatan untuk maju dan hal-

hal menarik lainya.

2) Melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan bidang

studi tersebut. Buatalah catatan-catatan pribadi, menulis karangan


26

ilmiah popular, melakukan penelitian-penelitian sederhana atau

berdiskusi dengan teman.

Lester & Alice Crow (dalam Lobby Loekmono, 1994:61)

mengemukakan lima butir motif penting yang dapat dijadikan alasan-

alasan untuk mendorong tumbuhnya minat belajar dalam diri seseorang

yakni: (1) Suatu hasrat keras untuk memperoleh nilai-nilai yang lebih baik

dalam semua mata pelajaran, (2) Suatu dorongan batin memuaskan rasa

ingin tahu dalam satu atau lain bidang studi, (3) Hasrat untuk

miningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi, (4) Hasrat untuk

menerima pujian dari orang tua, guru dan teman, (5) Gambaran diri

dimasa mendatang untuk meraih sukses dalam bidang tertentu.

Adapun menurut William (dalam The Liang Gie, 2002:132)

mengemukakan 10 cara memperoleh minat belajar yaitu sebagai berikut:

(1) Siswa hendaknya berusaha menetapkan keinginan dan tujuan

belajarnya, (2) Menetapkan suatu alasan dan tujuan setiap kali akan

melakukan pekerjaan, (3) Siswa hendaknya membangun sikap yang

positif, (4) Siswa hendaknya berusaha menentukan tujuan hidup, sehingga

dapat menjadi motivasi dalam melaksanakan kegiatan belajar, (5)

Berusaha sungguh-sungguh untuk menagkap keyakinan guru mengenal

dan pengabdian diri pada mata pelajaran yang bersangkutan, (6) Siswa

hendaknya berusaha dengan sunguh-sungguh menerapkan keaslian dan

kecerdasan dalam mata pelajaran sebagaimana dilakukan pada hal

kegemaranya, (7) Berlaku jujur pada diri sendiri, (8) Praktikkan


27

kewajiban dari minat dalam ruang belajar, yaitu tampak berbuat seakan-

akan sungguh berminat, hal ini bisa menjadi latihan hingga perlahan-

lahan akan terbiasa, (9) Siswa hendaknya menggunakan nalurinya untuk

mengumpulkan keterangan. hal ini dapat menolong perkembangan minat

dan konsentrasi, (10) Hindari rasa takut untuk menggunakan rasa ingin

tahu.

Pemaparan dari para ahli tersebut menunjukan betapa pentingnya

untuk menumbuhkan minat belajar pada diri siswa. Minat belajar memiliki

peranan dalam mempermudah dan memperkuat melekatnya bahan

pelajaran dalam ingatan, membantu untuk berkonsentrasi serta dapat

mengurangi rasa bosan dalam belajar. Minat belajar pada diri siswa akan

tumbuh dan berkembang dengan baik tergantung dari pada individu

masing-masing siswa dan ada pun pihak lain seperti guru merupakan pihak

yang memperkuat menumbuhkan minat dan untuk memelihara minat

yang telah dimiliki siswa.

Dalam upaya memperkuat atau menumbuhkan minat dan untuk

memelihara minat yang telah dimiliki siswa, faktor dari luar diri siswa

yakni guru dapat membantu hal tersebut. Tanner & Tanner (dalam

Slameto, 2010:181) mengungkapkan bahwa: “para pengajar disarankan

untuk berusaha memanfaatkan minat siswa yang telah ada ataupun

membentuk minat-minat baru pada diri siswa dengan jalan memberikan

informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran

yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu, menguraikan


28

kegunaanya bagi siswa dimasa yang akan datang”. Selain itu menurut

Rooijakkers (dalam Slameto, 2010:181) “Menumbuhkan minat-minat

baru dapat pula dicapai dengan cara menghubungkan bahan pengajaran

dengan suatu berita sensasional yang sudah diketahui kebanyakan

siswa”.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002:133) ada beberapa macam

cara yang dapat guru lakukan untuk membangkitkan minat anak didik,

diantaranya sebagai berikut:

1) Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri anak didik,

sehingga dia rela belajar tanpa paksaan. Contoh dalam pembelajaran

akutansi yaitu guru dapat menjelaskan manfaat dari akutansi dalam

kehidupan sehari-hari, serta gambaran akan masa depan yang cerah

bagi profesi akuntan.

2) Menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalan

pengalaman yang dimiliki anak didik, sehingga anak didik mudah

menerima bahan pelajaran. Contoh dalam pembelajaran akuntansi

yaitu guru dapat menghubungkan materi tentang bukti transaksi

dengan aktifitas siswa dalam kehidupan sehari-hari.

3) Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mendapatkan hasil

belajar yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang

kreatif dan kondusif. Contoh dalam pembelajaran akuntansi yaitu guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan

pendapatnya dalm pembelajaran akuntansi.


29

4) Menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar dalam

konteks perbedaan individu anak didik. contoh menggunakan

strategi belajar mengajar yang bervariasi dan penggunaan media

yang tepat.

6. Hasil Belajar

Belajar adalah hal yang sangat penting bagi setiap manusia, dengan

belajar manusia memperoleh keterampilan, kemampuan sehingga

terbentuklah sikap dan bertambahlah ilmu pengetahuan. Jadi hasil belajar itu

adalah suatu hasil nyata yang dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai

kecakapan jasmani dan rohani di sekolah yang diwujudkan dalam bentuk

raport pada setiap semester. Hasil belajar merupakan tujuan akhir

dilaksanakannya kegiatan pembelajaran di sekolah. Menurut Mardapi dalam

(harun dan Mansur, 2009:219) hasil belajar merupakan kemampuan atau

kompetensi yang dapat didemonstraskan. Hasil belajar dapat ditingkatkan

melalui usaha sadar yang dilakukan secara sistematis mengarah kepada

perubahan yang positif yang kemudian disebut dengan proses belajar, Dari

beberapa hasil belajar menurut para ahli di atas disimpulkan proses suatu

hasil nyata yang dicapai dalam usaha menguasai kecakapan adalah suatu

hasil belajar mahasiswa.

7. Standar Kompetensi pemeliharaan sistem bahan bakar diesel

1. Mengidentifikasi sistem bahan bakar diesel sebagai berikut : (a)Pengertian

dan Prinsip kerja sistem bahan diesel. (b) fungsi sistem bahan bakar. (c)

Komponen-komponen sistem bahan bakar diesel. (d) pengujian


30

sistem/komponen sistem bahan bakar diesel. (e) mengidentifikasi

kesalahan/kerusakan pada sistem bahan bakar diesel. (f) Mempelajari

pengertian dan prinsip kerja sistem bahan bakar diesel penggalian infomasi

pada buku manual. (g) Mempelajari komponen sistem bahan bakar diesel

melalui penggalian infomasi pada buku manual. (h) Mengidentifikasi jenis-

jenis bahan bakar diesel dan Mempelajari prosedur pengujian bahan bakar

diesel melalui buku manual. (i) Melakukan pengetesan pada bahan bakar

diesel.

2. Pemeliharaan sistem bahan bakar diesel dan komponennya:

(a) Mahasiswa dapat menggunakan modul Pemeliharaan Sistem Bahan

Bakar diesel, (b) Mahasiswa dapat menyebutkan komponen sistem bahan

bakar diesel, (c) Mahasiswa dapat menjelaskan cara kerja injector, (d)

Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja utama pada injector, (e)

Mahasiswa dapat menjelaskan kebaikan injector, (f) Mahasiswa dapat

menjelaskan sistem utama pada injector, (g) Mahasiswa dapat menjelaskan

fungsi pompa injeksi.

Setelah mempelajari kompetensi pemeliharaan sistem bahan bakar

diesel, peserta diklat diharapkan dapat memahami sistem bahan bakar

diesel dan memahami prosedur pemeriksaan serta pemeliharaannya.

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian dari Devita Syam Ekaputri yang berjudul “Penerapan

metode Project Based Learning dengan strategi Team Teaching untuk

meningkatkan motivasi, keaktifan, dan hasil belajar siswa pada mata


31

pelajaran produktif multimedia di SMK Kompetensi keahlian multimedia”.

Hasil penelitian yang dilakukan Devita Syam Ekaputri menunjukan bahwa

pembelajaran dengan metode Project Based Learning dengan Strategi Team

Teaching mampu meningkatkan motivasi, keaktifan, dan hasil belajar siswa.

Hal ini dapat dilihat dari peningkatan motivasi pada awal siklus I sebesar

75,75%, akhir siklus I sebesar 82,04%, dan pada akhir siklus II mencapai

85,10%. Sedangkan untuk keaktifan belajar juga mengalami peningkatan pada

siklus I sebesar 65,10% dan pada siklus II mencapai 76,03%. Begitu juga hasil

belajar juga mengalami peningkatan hal ini ditunjukkan pada awal siklus I rata-

rata kelas sebesar 66,87 dengan presentase ketuntasan belajar secara klasikal

sebesar 41,03% dan pada akhir siklus II mengalami peningkatan rata-rata kelas

sebesar 81,41 dengan presentase ketuntasan belajar secara klasikal sebesar

94,87%. Dan rata-rata hasil proyek pada siklus I sebesar 82,12 mengalami

peningkatan pada siklus II yaitu sebesar 85,13.

2. Penelitian dari Rosikhur Rosyidin yang berjudul “Penerapan model Project

Based Learning pada pembuatan web dinamis untuk meningkatkan aktifitas

dan hasil belajar di SMK PGRI 3 Malang oleh Rosikhur Rosyidin” . Hasil

penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Project Based

Learning memiliki rata-rata hasil belajar 72.98 dengan ketuntasan siswa

57.14% pada siklus I, selanjutnya rata-rata 76.19% dengan ketuntasan siswa

76.19% pada siklus II dan rata-rata 79.17 dengan ketuntasan 90.48% pada

siklus III. Aktifitas yang dinilai adalah kegiatan melihat dan mendengar,

kegiatan oral, kegiatan emosional, kegiatan menggambar, dan kegiatan


32

metal. Hasil pembelajaran rata-rata sudah terbilang tuntas pada siklus II dan

III karena sudah mencapai lebih dari 75% nilai standart ketuntasan. dan juga

aktifitas siswa meningkat dari 66.67% di siklus I menjadi 72.30% di siklus

II dan meningkat lagi 78.61% disiklus III.

3. Penelitian dari Amalia Beladinna Arifa yang berjudul “Penerapan

Model Pembelajaran Project Based Learning dengan Strategi Metakognitif

untuk Meningkatkan Metakognitif dan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMK

Negeri 5 Malang”. Hasil penelitian ini pelajaran pemrograman web

menunjukkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran Project Based

Learning, siswa memiliki rata-rata metakognitif 68,10 pada siklus I dan rata-

rata metakognitif 71,10 pada siklus II. Serta memiliki rata-rata hasil belajar

79,59 dengan persentase ketuntasan siswa sebesar 72,22% pada siklus I dan

rata-rata hasil belajar 84,45 dengan persentase ketuntasan siswa sebesar 94,44%

pada siklus II. Kesimpulan dari hasil penelitian yaitu terdapat peningkatan

metakognitif namun tidak signifikan dan terdapat peningkatan hasil belajar

yang signifikan pada siswa kelas X TKJ 2 SMK Negeri 5 Malang dengan

penerapan model pembelajaran Project Based Learning.

4. Penelitian dari Gregorius Dyatmika Ardhisan yang berjudul “Hubungan

Antara Minat Belajar Terhadap Kualitas Hasil Belajar Siswa Jurusan Teknik

Otomotif Di SMK Negeri Negeri 3 Yogyakarta”. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa besar minat belajar siswa SMK Negeri 3 Yogyakarta

termasuk dalam kategori sedang yaitu sebesar 21 orang (29,6%), dalam

kategori tinggi yaitu sebanyak 43 orang (44%), sedangkan yang berada


33

dalam kategori rendah ada 31 orang (36,4%). Sedangkan bahwa sebagian

besar kualitas hasil belajar mahasiswa siswa SMK Negeri 3 Yogyakarta

termasuk dalam kategori baik yaitu 78 siswa (82,1%) dan siswa yang termasuk

dalam kategori amat baik sebanyak 7 siswa (7%), sedangkan yang termasuk

dalam kategori cukup ada 10 (10,9%). Kesimpulannya ada hubungan yang

signifikan antara minat belajar terhadap kualitas hasil belajar siswa di SMK

Negeri 3 Yogyakarta. Hal ini di buktikan dengan probabilitas lebih kecil dari

taraf signifikan 5% (0,000<0,05) dan nilai koefisien korelasi yang positif

sebesar 0,375. Semakin tinggi minat belajar siswa maka semakin optimal

kualitas hasil belajar siswa.

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan uraian sebelumnya dinyatakan bahwa proses pembelajaran

mata diklat pemeliharaan sistem bahan bakar diesel di kelas 4A (PVTO)

Universitas Muhammadiyah Purworejo masih berjalan monoton, konvensional,

dan hasil belajar siswa untuk mata diklat pemeliharaan sistem bahan bakar

bensin masih rendah ,Sebagai alternatif untuk memperbaiki proses pembelajaran

agar minat dan hasil belajar siswa meningkat dapat dilakukan dengan

pembelajaran model Pembelajaran project based learning.

Model pembelajaran project based learning menekankan pada proses

pengerjaan tugas dan tanggung jawab bersama dalam mencapai tujuan dan

adanya saling interaksi dan komunikasi dalam belajar. Penerapan pembelajaran

project based learning lebih menggalang partisipasi mahasiswa dalam kegiatan

pembelajaran baik, partisipasi kontribusi akan minat dan hasil belajar . Dengan
34

penerapan pembelajaran project based learning diharapkan dapat

meningkatkan minat belajar mahasiswa dalam kelas dan juga meningkatkan

hasil belajar mahasiswa.

D. Hipoteseis Tindakan

Sebelum mengemukakan hipotesis yang dipakai dalam penelitian ini,

peneliti bermaksud menggali dahulu apa yang dimaksud hipotesis itu. Hipotesis

adalah kesimpulan atau pendapat yang kebenaranya masih perlu diuji. Lebih

tegasnya menurut Sugiyono (2011: 64) bahwa : “Hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah

penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”.

Berdasarkan teoritis dan kerangka berpikir yang telah diuraikan diatas

secara rinci maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Penerapan model pembelajaran project based learning dalam standar

kompetensi sistem bahan bakar diesel yang dalam prosesnya dapat

meningkatkan minat belajar mahasiswa pendidikan teknik otomotif

semester 4 kelas A Universitas muhammadiyah purworejo tahun ajaran

2018.

2. Penerapan model pembelajaran project based learning dalam standar

kompetensi sistem bahan bakar diesel adalah langkah-langkah

pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa

pendidikan teknik otomotif semester 4 kelas A Universitas muham-

madiyah purworejo tahun ajaran 2019.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian adalah di Universitas muhammadiyah purworejo,

karena di Universitas ini penggunaan metode pembelajaran project based

learning masih belum maksimal khususnya Sistem Bahan Bakar Diesel. Waktu

penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2019 – Sampai Selesai. Dengan

alamat: Jln. KH. Ahmad Dahlan 3 Purworejo. Kode Pos 54111 – Telp.

(0275)321494 Penelitian ini menggunakan satu kelas kelas yang berisi 24

mahasiswa semester 4A Pendidikan Vokasional Teknik Otomotif.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari beberapa siklus. Dalam penelitian

tindakan kelas ini, peneliti mengadopsi model yang dikembangkan oleh Kurt

Lewin (1998) yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto (2002:83). Adapaun

komponen-komponen pokok yang dapat dijadikan sebagai langkah dalam

penelitian adalah: perencanaan atau planning, tindakan atau acting,

pengamatan atau observing, refleksi atau reflecting.

35
36

Berikut ini adalah penelitian model Kemmis dan Taggart dalam Suharsimi

Arikunto (2010:132):

Gambar 1
Proses penelitian tindakan

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk meningkatkan minat dan

hasil belajar mahasiswa dengan menggunakan penerapan metode project based

learning. Peneliti melaksanakan pembelajaran di kelas dan mengadakan

pengamatan. Setelah proses pengamatan selesai, Peneliti mengadakan refleksi

dalam bentuk diskusi bersama. Dosen menceritakan bagaimana hasil evaluasi

ketika melaksanakan tindakan, kemudian Peneliti mengemukakan hasil

pengamatannya sehingga terjadi proses refleksi yang runtut.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menerapkan pembelajaran

tugas ini direncanakan dengan tiga siklus dan setiap siklus terdiri dari tiga kali

pertemuan. Penelitian ini dilaksanakan melalui empat tahapan setiap siklusnya


37

yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun penjelasan untuk

keempat tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan

Tindakan perencanaan yang dilakukan oleh peneliti antara lain:

mengadakan pengamatan awal terhadap situasi kelas selama proses

pembelajaran, rencana penyusunan perangkat pembelajaran, rencana

penyusunan alat perekam data, dan merencanakan pelaksanaan pembelajaran

berdasarkan siklus belajar.

2. Tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan peneliti untuk memperbaiki masalah.

Pelaksanaan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan mengenai

tindakan di kelas. Peneliti melakukan tindakan dengan pedoman dan prosedur

yang telah tersusun secara sistematis berdasarkan permasalahan temuan

observasi awal dan melaksanakan apa yang sudah direncanakan pada

kegiatan.

3. Observasi

Peneliti melakukan pengamatan secara sistematis terhadap kegiatan

yang dilakukan. Kegiatan pengamatan dilakukan untuk mengetahui tingkat

minat belajar mahasiswa dan tindakan pembelajaran yang ditunjukkan oleh

peneliti pada saat menerapkan metode project based learning.

4. Refleksi

Pelaksanaan refleksi dilakukan dengan diskusi bersama dosen

pengampu mata diklat. Dari temuan yang ada dapat ditarik kesimpulan
38

tindakan apa saja yang sesuai harapan, tindakan yang kurang sesuai

harapan, tindakan apa yang harus dimantapkan serta tindakan apa yang

harus direvisi kembali sebagai bahan refleksi selanjutnya, yaitu untuk

menyusun rencana tindakan berikutnya.

1. Pra tindakan

Sebelum melakukan rencana tindakan, terlebih dahulu melakukan

beberapa langkah pra tindakan agar dapat mengetahui kondisi awal

mahasiswa sebelum diberitindakan. Adapun langkah-langkah yang

dilakukan sebelum melakukan tindakan adalah sebagai berikut:

a) Menyebarkan soal angket, untuk mengetahui tingkat minat belajar

anak sebelum diberitindakan.

b) Membentuk tim penelitian yang terdiri dari peneliti utama dan satu

orang observer. Observer adalah dosen yang akan membantu peneliti

dalam pelaksanaan observasi terhadap subyek penelitian. Adapun

ketentuan yang harus dimiliki oleh seorang observer adalah

mengetahui ketentuan dalam melakukan observasi, dapat menilai

subjek dengan seobjektif mungkin dan memiliki pengalaman yang

sama dengan peneliti.

c) Menentukan dan menguji cobakan tugas yang akan diberikan.

2. Siklus I

a. Perencanaan

1). Mempersiapkan materi yang akan disampaikan dalam kegiatan

pembelajaran.
39

2). Mempersiapkan metode think pair share berupa soal pre test dan

post test, pemberian pertanyaan, mengidentifikasi bagian sistem

bahan bakar diesel dan nama-nama bagiannya, tugas diskusi

belajar kelompok, dan tugas mandiri/Pekerjaan Rumah (PR).

3). Menyiapkan lembar observasi untuk mencatat minat belajar

mahasiswa dan lembar observasi tindakan pembelajaran yang

ditunjukkan oleh Dosen dengan menggunakan metode metode

project based learning.

b. Tindakan

1). Pendahuluan

Salam, berdoa, presensi, dan menginformasikan tujuan

pembelajaran.

2). Kegiatan inti

a) Pada pertemuan pertama, Dosen memberikan soal pre test

untuk mengetahui kemampuan awal mahasiswa sebelum diberi

tindakan.

b) Materi yang disampaikan tentang fungsi, konstruksi, prinsip

kerja sistem bahan bakan diesel dengan menerapkan metode

project based learning berupa: pemberian pertanyaan,

mengidentifikasi bagian sistem bahan bakar diesel dan

menjelaskan prinsip kerja sistem bahan bakar diesel, tugas

diskusi belajar kelompok, dan tugas mandiri. Metode project

based learning diberikan kepada mahasiswa, baik secara

kelompok maupun mandiri.


40

c) Pola penyampaian materi dengan pemberian pertanyaan. Pada

saat mahasiswa menyerap materi dosen memberikan

pertanyaan kepada mahasiswa sesuai dengan daftar presensi

mahasiswa.

d) Pada pertemuan selanjutnya yaitu pertemuan kedua, Dosen

menginstruksikan kepada mahasiswa untuk mengidentifikasi

bagian sistem bahan bakar diesel, dan prinsip kerja sistem

bahan bakar diesel. Mahasiswa diminta maju ke depan kelas

untuk melengkapi bagian-bagian transmisi dan menjelaskan

cara kerja sistem bahan bakar diesel.

e) Pada pertemuan ketiga, Dosen membagi mahasiswa dari

jumlah 24 anak menjadi 5 kelompok dan setiap kelompok

terdiri dari 4 anak. Dosen menginstruksikan kepada mahasiswa

untuk mendiskusikan dan mengerjakan soal yang telah

diberikan tanpa bekerja sama dengan kelompok lain.

f) Setelah semua tindakan diberikan, Dosen memberikan soal

post test sebagai tolak ukur kemampuan mahasiswa setelah

tindakan diterapkan.

g) Dosen melakukan penyimpulan materi secara keseluruhan dan

mempersiapkan materi untuk siklus yang selanjutnya.

h) Setelah penyimpulan materi dilaksanakan, Dosen membagikan

soal tugas mandiri untuk dikerjakan di rumah dan dikumpulkan

pada pertemuan berikutnya.


41

c. Observasi

Pada tahap ini pengamat melakukan pengamatan terhadap

minat belajar mahasiswa dan tindakan pembelajaran yang ditunjukkan

oleh dosen pada saat memberikan metode project based learning.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada seluruh

kegiatan siklus I selanjutnya dilakukan analisis, pemaknaan,

penjelasan, dan penyimpulan data. Hasil kesimpulan yang didapat

berupa tingkat keefektifan rencana pembelajaran yang dibuat serta

daftar permasalahan serta kendala-kendala yang dihadapi di lapangan

selama melaksanakan proses belajar-mengajar dengan menerapkan

metode project based learning. Hasil ini kemudian dijadikan dasar

untuk melakukan perencanaan pada siklus II.

3. Siklus II

a. Perencanaan

Rencana kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah

menentukan alternatif pemecahan masalah untuk memperbaiki proses

pembelajaran pada siklus I.

b. Tindakan

1). Pendahuluan

Salam, berdoa, presensi, dan menginformasikan tujuan

pembelajaran.
42

2). Kegiatan inti

a) Merevisi format skenario pembelajaran siklus I sesuai hasil

refleksi pada siklus I.

b) Pada pertemuan keempat, Dosen memberikan soal pre test

untuk mengetahui kemampuan awal mahasiswa sebelum

diberikan tindakan.

c) Materi yang disampaikan tentang fungsi, konstruksi, dan

prinsip kerja sistem bahan bakar diesel dengan menerapkan

metode project based learning.

d) Pola penyampaian materi dengan pemberian pertanyaan.

e) Pada pertemuan kelima, Dosen membagi lembar kerja

mahasiswa (LKS) untuk dikerjakan sesuai dengan prosedur

pengerjaan yang telah ditetapkan.

f) Pada pertemuan keenam, Dosen membagi jumlah kelompok

menjadi 5 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 5

mahasiswa.

g) Setelah semua tindakan diberikan, Dosen memberikan soal

post test sebagai tolak ukur kemampuan mahasiswa setelah

tindakan diterapkan.

h) Dosen melakukan penyimpulan materi secara keseluruhan

disertai kuis pertanyaan dan mempersiapkan materi untuk

siklus yang selanjutnya


43

c. Observasi

Pada tahap ini pengamat melakukan pengamatan terhadap

proses pembelajaran yang dilakukan dosen dan minat belajar

mahasiswa secara kontinyu. Pengamatan dilakukan dengan

menggunakan pedoman lembar observasi pelaksanaan pembelajaran.

Pelaksanaan tindakan ini dibuat berdasarkan revisi dari hasil analisis

dan refleksi pada siklus I.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan seluruh kegiatan yang sudah

dilakukan selanjutnya dilakukan analisis, pemaknaan, penjelasan, dan

penyimpulan data. Analisis terhadap peningkatan hasil belajar

mahasiswa dilakukan dengan:

1) Menganalisis data hasil belajar mahasiswa dengan menghitung

nilai pre test dan post test untuk mengetahui tingkat kelulusan

mahasiswa,

2) Membandingkan nilai post test pada tiap siklus, dan

Membandingkan tingkat minat belajar mahasiswa sesuai kriteria

indikator keberhasilan.

3) Apabila proses pembelajaran pada siklus II belum mencapai taraf

ketercapaian tindakan dan indikator keberhasilan, maka dapat

dilakukan tahapan siklus yang berikutnya. Hasil analisis dan

refleksi digunakan untuk menentukan kesimpulan akhir dari

kegiatan pada siklus II


44

C. Variabel Penelitian

Variabel sebagai atribut dari sekelompok orang atau obyek yang

diamati dan mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya. Variabel

terdiri atas variabel bebas dan terikat. Variabel bebas adalah variabel yang

menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah metode project based learning. Variabel terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya

variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah minat

dan hasil belajar mahasiswa pada mata diklat pemeliharaan sistem bahan bakar

diesel di Universitas Muhammadiyah Purworejo Definisi operasional dari

masing-masing variabel tersebut sebagai berikut:

1. Metode Project Based Learning

Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) adalah

pemberian tugas / masalah kepada mahasiswa yang suadah berkelompok

dan dirundingkan bersama dalam kelompok tersebut, mulai dari

perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, dan

penyajian produk. Metode project based learning terdiri dari tugas yaitu:

tugas kelompok, dan tugas membagi atau menyebarkan ke teman kelas

hasil dari rundingan.

2. Minat Belajar Mahasiswa

Minat adalah dorongan internal dan eksternal pada mahasiswa yang

sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku. Indikator dari

variabel minat belajar mahasiswa akan tampak melalui: (1) kegigihan dan
45

tingkah laku; dan (2) aktivitas mahasiswa. Minat belajar mahasiswa adalah

skor yang diperoleh mahasiswa setelah dilakukan pengamatan/observasi

yang berbentuk skala dengan rentangan angka 1 hingga 5.

3. Hasil Belajar Mahasiswa

Hasil belajar mahasiswa pada mata diklat pemeliharaan sistem bahan

bakar diesel ialah hasil evaluasi yang dicapai oleh mahasiswa setelah

melakukan proses belajar dalam mempelajari materi pemeliharaan sistem

bahan bakar diesel di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai hasil

belajar yang diperoleh dari hasil tes.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah penting dalam metode ilmiah.

Pengumpulan data menurut Sugiyono (2010:308) menyatakan teknik

pengumpulan data adalah sebuah langkah yang strategis dalam penelitian

karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk memperoleh data.

Langkah pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan

metode observasi dan evaluasi, Metode evaluasi dilakukan untuk menilai hasil

belajar mahasiswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan soal pre

test dan post test.

1. Metode Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya Sugiyono (2012:142). Metode angket dalam

penelitian ini digunakan untuk mengetahui motivasi mahasiswa terhadap


46

pembelajaran sistem bahan bakar diesel dengan menggunakan model

metode project based learning. Angket yang digunakan telah

dikembangkan terlebih dahulu oleh peneliti.

2. Metode Tes

Metode tes yang digunakan adalah tes tertulis pilihan ganda yaitu dari

hasil pre-test dan post-test. Wina Sanjaya (2008:235) mengemukakan

bahwa, “Tes merupakan alat ukur yang sering digunakan untuk mengukur

keberhasilan mahasiswa mencapai kompetensi.”

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk

mengumpulkan data sebagai data awal penelitian, antara lain yaitu

mengetahui daftar nama dan jumlah mahasiswa yang akan menjadi subjek

penelitian. Selain itu, mendapatkan daftar nilai akhir Mahasiswa Semester

4A PVTO Universitas Muhhamdiyah Purworejo

E. Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:203) dalam pemilihan metode dan

instrumen penelitian sangat ditentukan oleh beberapa hal yaitu: objek

penelitian, sumber data, waktu, dana yang tersedia, jumlah tenaga peneliti,

dan teknik yang akan digunakan untuk mengolah data bila sudah terkumpul.

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik dalam arti lebih cermat, lengkap, serta sistematis sehingga lebih mudah

diolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan ini adalah skala
47

minat dan hasil belajar, pedoman observasi dan pedoman wawancara. Adapun

langkah-langkah dalam penyusunan instrumen adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi variabel-variabel dalam rumusan judul penelitian.

2. Mencari indikator atau setiap sub variabel.

3. Menderetkan deskriptor dari setiap indikator.

4. Merumuskan setiap deskriptor menjadi butir-butir instrumen.

5. Melengkapi instrumen dengan petunjuk pengisian dan kata pengantar.

Berdasarkan uraian tersebut maka langkah-langkah dalam melakukan

penyusunan instrumen untuk meningkatkan minat dan hasil belajar di

Mahamahasiswa Semester 4A PTO Universitas Muhhamdiyah Purworejo

adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi variabel-variabel dalam rumusan judul penelitian.

2. Mencari indikator atau setiap variabel.

3. Menderetkan deskriptor dari setiap indikator.

4. Merumuskan setiap deskriptor menjadi butir-butir instrumen.

Sebelum menuliskan butir-butir pertanyaan peneliti membuat skala

minat dan hasil belajar dan kisi-kisi tes terlebih dahulu. Instrumen penelitian

untuk meningkatkan minat dan hasil belajar mahasiswa dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Lembar minat belajar mahasiswa

Angket digunakan untuk mengetahui minat mahasiswa terhadap mata

kuliah teknologi motor diesel dengan menggunakan model metode

project based learning. Data dari angket ini dapat digunakan sebagai
48

bahan pertimbangan terhadap kesimpulan yang akan diambil. Adapun

kisi-kisi angket minat.

Tabel 1.
Kisi-kisi minat belajar mahasiswa

No. Aspek yang diukur No Item Jumlah Item


Keinginan untuk
1 1, 2, 3, 4 4
mengetahui sesuatu
Objek kegiatan yang di
2 5, 6, 7, 8 4
senangi
Jenis kegiatan untuk
3 mencapai hal yang di 9, 10, 11 3
senangi
Usaha untuk merealisasikan
4 keinginan atau rasa senang 12, 13, 14, 15 4
terhadap sesuatu
Jumlah Pernyataan
15

2. Tes hasil belajar mahasiswa

Tes sebagai instrumen pengumpul data dilaksanakan untuk

mengukur keberhasilan proses belajar mengajar. Tes merupakan

kumpulan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan, intelegensi, bakat, atau kemampuan yang

dimiliki oleh individu atau kelompok. Bila ditinjau dari segi kegunaan

untuk mengukur kemampuan mahasiswa, maka dibedakan atas tiga

macam tes, yaitu: tes diagnostik, tes formatif, dan tes sumatif. Untuk

mengetahui hasil belajar mahasiswa digunakan adalah tes obyektif yang

bentuk pilihan ganda. Adapun kisi-kisi instrumen tes hasil belajar

mahasiswa sebagai berikut:


49

Tabel 2.
Kisi-kisi instrumen hasil belajar mahasiswa

Kompetensi No. Butir


Kisi – kisi soal Jumlah soal
Dasar soal
Pengertian sistem bahan bakar
1, 2, 3 3
diesel
Pemeliharaan Komponen-komponen sistem
sistem bahan 4, 5, 6, 7, 8 5
bahan bakar diesel
bakar diesel
Mengidentifikasi komponen
9, 10, 11, 12 4
sistem bahan bakar diesel
Prosedur dan cara kerja
13, 14, 15, 16 4
Prosedur injektor diesel
Pemeliharaan Mengidentifikasi injektor pada
17, 18, 19, 20 4
Komponen- sistem bahan bakar diesel
komponen sistem Prinsip kerja pompa injektor 21, 22, 23,
5
bahan bakar diesel pada bahan bakar diesel 24, 25
Jumlah 25

F. Uji Coba Instrumen

Sebelum instrumen digunakan pada sampel penelitian, terlebih dahulu

instrumen diuji cobakan kepada siswa di luar penelitian. dengan prosedur

sebagai berikut :

1. Analisis Butir Instrumen angket

a. Validitas

Menurut Sugiyono (2015:363) validitas merupakan derajat

ketepatan antara dua data yang terjadi pada obyek penelitian dengan

data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Untuk menentukan item hasil

belajar digunakan rumus korelasi product moment (Sugiyono,

∑ (∑ )(∑ )
2015:255). (∑ ) )( ∑ (∑ ) )
√( ∑

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y

N = jumlah responden

∑XY= jumlah perkalian antara skor variabel X dan skor variabel Y


50

∑X = jumlah skor variabel X

∑Y = jumlah skor variabel Y

Apabila diperoleh angka negatif, berarti korelasinya negatif. Ini

menunjukkan adanya kebalikan urutan. Indeks korelasi tidak pernah

lebih. Dalam penelitian ini, soal tes di katakan valid jika memenuhi

syarat ≥ 0,30. Hasil uji validitas instrumen penelitian menunjukkan

seluruh item dapat dinyatakan valid. Selengkapnya hasil uji validitas

dapat dilihat pada lampiran.

b. Reliabilitas

Menurut Susan Stainback dalam Sugiyono (2015:364) menyatakan

bahwa reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas

data atau temuan. Dalam pandangan positivistik, suatu data dikatakan

reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama

menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah

menjadi dua menunjukkan data yang tidak berbeda. Apabila datanya

memang benar sesuai dengan kenyataan, maka berulang kali pun

diambil, tetap akan sama. Reliabilitas menunjukkan pada tingkat

keterandalan sesuatu. Reliabel artinya, dapat dipercaya, jadi dapat

diandalkan.

Dalam penelitian ini uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha

Cronbach Arikunto dalam Nanik Irawati (2012) sebagai berikut :


( )( )

ii = relisbilitas instrumen
51

= banyak butir

∑ = jumlah varian butir

= varian total

Reliabilitas instrumen yang kurang dari 0,6 adalah kurang

baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik Duwi

Priyanto dalam Nanik Irawati (2012).

2. Analisis butir instrumen soal

a. Taraf Kesukaran

Menurut Arikunto (2012: 222) bilangan yang menunjukkan

sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty

index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,0 sampai dengan 1,0. Soal

dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar,

sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah.

Rumus mencari indeks kesukaran :

P=

Dimana :

P : Indeks kesukaran.

B : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul.

JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes.

Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering

diklasifikasikan sebagai berikut :

1) Soal dengan P 0,00 – 0,30 adalah soal sukar.

2) Soal dengan P 0,31 – 0,70 adalah soal sedang.


52

3) Soal dengan P 0,71 – 1,00 adalah soal mudah.

Dalam penelitian ini kriteria uji butir soal akan digunakan bila

memenuhi syarat 0,31 ≤ p ≤ 0,70.

b. Daya Pembeda

Menurut Arikunto (2012: 226) daya pembeda soal adalah

kemampuan soal untuk membedakan antara mahasiswa yang pandai

(berkemampuan tinggi) dengan mahasiswa yang kurang pandai

(berkemampuan rendah). Untuk mengukur daya pembeda suatu soal

menggunakan rumus sebagai berikut:

D=

Dimana :

D : Daya pembeda.

J : Jumlah peserta tes.

JA : Banyaknya peserta kelompok atas.

JB : Banyaknya peserta kelompok bawah.

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu


dengan benar.
BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal
itu dengan benar.
PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
(ingat, P sebagai indeks kesukaran).
PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
53

Klasifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut :

D : 0,00 – 0,20 adalah soal jelek.

D : 0,21 – 0,40 adalah soal cukup.

D : 0,41 – 0,70 adalah soal baik.

D : 0,71 – 1,00 adalah soal baik sekali.

Kriteria uji daya pembeda dinyatakan memenuhi syarat jika D ≥ 0,3.

G. Teknik Analisis Data

Teknik yang diguakan untuk menganalisis data penelitian ini adalah

teknik kuantitatif dan teknik kualitatif. Arikunto (2014: 282) menjelaskan

bahwa teknik kuantitatif adalah teknik analisis data yang berbentuk angka-

angka, dan data kualitatif yang dinyatakan kata-kata atau simbol. Salah satu

cara untuk mengolah dan menganalisis data kuantitatif adalah statistika.

Teknik analisis nilai hasil belajar siswa yang dapat dianalisis secara statistik

deskriptif. Statistik deskriptif dapat digunakan untuk mengolah karakteristik

data yang berkaitan dengan menjumlah, merata-rata, mencari titik tengah,

mencari presentase, dan menyajikan data yang menarik, mudah dibaca, dan

mudah diikuti alur berpikirnya (grafik, tabel, dan chart). Teknik analisis data

kuantitatif dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan perhitungan

Mean (Nilai rata-rata hitung). Analisis hasil tindakan kuantitatif dilakukan

untuk menganalisis yang berupa skor yang merupakan hasil belajar

kemampuan mahasiswa. Rumus ini adalah sebagai berikut.


54

Keterangan :

X : nilai rata-rata yang dicari

∑x : jumlah nilai x

N : jumlah subjek (Nurgiyantoro, 2010 : 219)

Menghitung persentase rumus sebagai berikut:

Table 3
Kriteria Penilaian

Tingkat
penguasaan Nilai huruf Bobot Predikat
86-100% A 4 Sangat baik
76-85% B 3 Baik
70-75% C 2 Cukup
55-69% D 1 Kurang
<54 TL 0 Kurang sekali
Ngalim purwanto (2009:103)

NP =

Keterangan :

NP : nilai persen yang dicari

SM : skor mentah

R : skor maksimum ideal test

100 : bilangan tetap

Dari siklus diperoleh skor tiap-tiap siswa, yang kemudian dicari rata-

ratanya dengan membandingkan skor siklus I dan siklus ke II dengan teknik

perhitungan mean. Analisis data kualitatif dalam penelitian dikumpulkan

melalui hasil pengamatan atau , angket, wawancara, dokumentasi, tes. Analisis

dilakukan untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran yang digunakan.


55

H. Indikator Keberhasilan

1. Persentase hasil angket minat belajar mahasiswa kelas 4 A Universitas

Muhammadiyah Purworejo dengan penerapan model pembelajaran project

based learning sekurang-kurangnya 70% mahasiswa memperoleh nilai B

2. Rerata hasil tes pemahaman kelas 4A Universitas Muhammadiyah

Purworejo dengan penerapan model pembelajaran project based learning

sekurang-kurangnya 70% mahasiswa dengan predikat baik dalam proses

pembelajaran dengan persentase ketercapaian sebesar 70 % dan nilai

minimal B
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Penelitian

1. Situasi dan Lokasi Penelitian

Tempat penelitian adalah di Universitas Muhammadiyah Purworejo,

karena di Universitas ini penggunaan metode pembelajaran project based

learning masih belum maksimal khususnya Sistem Bahan Bakar Diesel.

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2019-Selesai.

Secara geografis Universitas Muhammadiyah Purworejo adalah salah

Universitas di kota Purworejo, dengan alamat: Jln. KH.Ahmad Dahlan 3

Purworejo. Kode Pos 54111 – Telp. (0275) 321494

Universitas Muhammadiyah Purworejo terdapat 8 fakultas dan salah

satunya yaitu: Jurusan Pendidikan teknik otomotif, yang terdiri dari 9 kelas,

yaitu: 2 (dua) kelas untuk semester 2 (dua), 2 (dua) kelas untuk untuk

semester 4 Pendidikan teknik otomotif , 2 (dua) kelas untuk untuk semester 6

Pendidikan teknik otomotif, 2 (dua) kelas untuk untuk semester 8, 1 Kelas

Transfer Pendidikan Vokasional Teknologi Otomotif Universitas

Muhammadiyah Purworejo.

Di samping itu, terdapat bangunan/ruangan penunjang administrasi

maupun proses pembelajaran, yaitu: Ruang Kepala Kaprodi otomotif, Ruang

Dosen, Laboratorium Komputer, Ruang Bengkel Praktik kendaraan bermotor,

Kamar Mandi/WC, dan Mushola.

56
57

2. Pra Siklus

Peneliti melakukan kegiatan observasi pra siklus sebelum melakukan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mengetahui gambaran yang terjadi

di dalam kelas selama proses kegiatan pembelajaran Pelaksanaan kegiatan

observasi pra siklus tertera pada Tabel 4 berikut:

Tabel 4
Kegiatan Observasi Pra Siklus

No. Waktu Kegiatan


Rabu, 20 Februari
1 Melakukan pengisian angket minat.
2019
Kamis, 21 Februari Melakukan observasi lanjutan mengenai
2
2019 jalannya penelitian.

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada hari senin tanggal

20 Februari 2019 diketahui bahwa pembelajaran gambaran umum proses

pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan, dosen banyak menggunakan

metode ceramah dengan alasan untuk mengajar teori. Alasan ini cenderung

mengakibatkan minat mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran sangat

kurang, karena mahasiswa cepat merasa bosan. Hal ini dapat dilihat dari

aktivitas mahasiswa yang hanya mendengarkan saja dan masih banyak

mahasiswa yang beraktivitas sendiri. Padahal seharusnya mata diklat

sistem bahan bakar diesel diperlukan variasi penggunaan metode

pembelajaran didalam kelas, seperti: metode pembelajaran project based

learning tugas dan diskusi belajar. Berdasarkan hasil pengamatan dan

observasi di dapat hasil sebagai berikut:


58

1) Minat belajar mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran teori di

dalam kelas kurang, hal ini disebabkan oleh beberapa alasan, yaitu:

(a) kurangnya pemahaman mahasiswa terhadap materi pembelajaran;

dan (b) mahasiswa menganggap pelajaran sulit diterima dan

membingungkan sehingga membuat mereka malas atau tidak

berminat untuk mengikuti pembelajaran.

2) Mahasiswa cenderung pasif dalam kegiatan tanya jawab di kelas,

umumnya mahasiswa tidak percaya diri untuk bertanya maupun

menjawab karena takut salah.

3) Diskusi belajar di kelas sangat jarang dilakukan, sehingga

mahasiswa yang memiliki pemahaman rendah cenderung sulit

digapai oleh dosen karena keterbatasan waktu.

a. Hasil Angket Minat Belajar Mahasiswa

Angket yang digunakan untuk mengetahui minat belajar sebelum

menggunakan model project based learning, terdiri dari 15 butir

pernyataan. Angket ini dikembangkan menurut kisi-kisi sesuai pada

lampiran. Angket minat ini diambil untuk mengetahui dari minat dalam

diri mahasiswa, karena tidak cukup data hanya dilihat dari observasi

pengamatan saja. Angket diisi sesuai dengan pendapat mahasiswa.

Meskipun dalam pelaksanaanya terjadi perbedaan yang signifikan antara

data angket dengan keadaan di kelas. Hasil angket minat belajar

mahasiswa disajikan pada Tabel 5.


59

Tabel 5
Data Perolehan Angket Pra Siklus
Rekapitulasi Hasil Angket Minat Belajar Siswa Pra Siklus

No Nama R SM P Kriteria
1 Dwi Prastiyo 35 60 58,33 Kurang
2 Aji Pangestu 39 60 65,00 Kurang
3 Rama Reprada 38 60 63,33 Kurang
4 Febri Sujadi 36 60 60,00 Kurang
5 Pebri Untoro 36 60 60,00 Kurang
6 Muhammad Muhlas 41 60 68,33 Kurang
7 Farid Lutfi Faozi 35 60 58,33 Kurang
8 Iqfan Nur Affi 45 60 75,00 Cukup
9 Aldo Siagit Kurniawan 39 60 65,00 Kurang
10 M. Nur Arif H. 34 60 56,67 Kurang
11 Dwi Aris Adhiyugo 41 60 68,33 Kurang
12 Fajar Nur Prasetiyo 37 60 61,67 Kurang
13 Farhan Aldhiyansah 36 60 60,00 Kurang
14 Falak Handika 39 60 65,00 Kurang
15 Deni Romadon 43 60 71,67 Cukup
16 Salman Alfarisi 35 60 58,33 Kurang
17 Aziz Solikin 38 60 63,33 Kurang
18 Rifan Candra S. 36 60 60,00 Kurang
19 Ahmad Aris 41 60 68,33 Kurang
20 Idris Defta Rahmani 37 60 61,67 Kurang
21 Ifaldi Ardiansyah 37 60 61,67 Kurang
22 Dwi Putra Bagus P. 43 60 71,67 Cukup
23 Bagus Adi Pratama 34 60 56,67 Kurang
24 Rizaldhy Upeta 43 6 71,67 Cukup
Jumlah 918 1320 63,75 Kurang
60

Tabel 5 menunjukkan bahwa hasil minat belajar mahasiswa masih

sangat kurang , mahasiswa yang masuk kedalam kategori “Sangat baik”,

“Baik”, dan “Sangat Kurang” pada pra siklus tidak ada sedangkan untuk

mahasiswa berkategori “Cukup” ini berjumlah 4 mahasiwa 12,08%,

“Kurang” berjumlah 20 mahasiswa 87.92%. Pada siklus ini didapat rata

rata kelas sebesar 63,75% dan berkategori kurang.

b. Hasil Tes Pra Siklus

Hasil belajar mahasiswa diambil dari nilai pre test dan post test

sesuai kesepakatan peneliti dan dosen pengampu. Nilai tersebut

sebagai indikator keberhasilan hasil belajar mahasiswa pada pra siklus.

Adapun hasil dari indikator keberhasilan mahasiswa pada pra siklus

dapat dilihat dari Tabel 6 berikut ini:

Tabel 6
HASIL ANALISIS DATA SOAL PRE TEST DAN POST TEST SIKLUS I

SANGAT TINGGI TINGGI SEDANG KURANG


80 75 – 79 70 - 75 < 70
LULUS LULUS LULUS TIDAK LULUS
0 0 8 16
MAHASISWA MAHASISWA MAHASISWA MAHASISWA
0% 0% 32 % 68 %

Berdasarkan data indikator keberhasilan mahasiswa pada Tabel 5

menunjukkan hasil belajar mahasiswa belum seluruhnya mencapai

standar kompetensi yang diinginkan. Hal ini dapat dilihat dari masih

adanya mahasiswa yang mendapat nilai di bawah 70 yaitu berjumlah:

16 mahasiswa dengan persentase 68% dari 24 mahasiswa kelas 4A.


61

Persentase mahasiswa yang mencapai standar kompetensi sebesar 32%

dari 24 mahasiswa kelas 4A. Sedangkan indikator keberhasilan

tindakan pembelajaran adalah bila ketercapaian kompetensi dari 24

mahasiswa di kelas 4A, apabila lebih dari 70%.

Hasil pembelajaran dari pra siklus yang telah berlangsung

ditemukan beberapa permasalahan sebagai berikut: Minat belajar

mahasiswa masih rendah, hal ini dapat dilihat dari sebagian mahasiswa

tidak aktif belajar, kurang bersemangat, dan berdiam diri terutama pada

saat dosen menjelaskan materi pembelajaran.

3. Siklus I

a. Perencanan

1) Permasalahan di identifikasi mengenai pelaksanaan pembelajaran

dan hasil belajar mahasiswa secara umum melalui wawancara

dengan dosen dan mahasiswa.

2) Menggunakan metode project based learning untuk meningkatkan

minat belajar mahasiswa, sehingga diharapkan dengan meningkatnya

minat belajar akan meningkatkan hasil belajar mahasiswa.

3) Menyusun silabus,

4) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

5) Menyusun ringkasan materi Bab Sistem Bahan Bakar Diesel

6) Menyusun dan mempersiapkan lembar angket.

7) Menyusun kartu soal, kartu jawaban, untuk pertemuan pertama

dalam siklus I.
62

8) Mempersiapkan sarana dan media pembelajaran yang digunakan

dalam setiap pembelajaran.

9) Menyusun kisi-kisi dan soal tes akhir siklus I yang akan digunakan

untuk mengetahui hasil belajar mahasiswa. Tes berbentuk pilihan

ganda dan uraian.

Siklus I ini terlaksana dalam tiga kali pertemuan dan semuanya

berlangsung ke dalam pembelajaran teori. Proses penelitian dilakukan

bersama-sama dengan dosen pengampu mata diklat motor diesel. Sebagai

gambaran teknisnya peneliti dan dosen pengampu berkolaborator bekerja

sama dalam pelaksanaan tindakan, mengamati, maupun merekam berbagai

komponen yang diamati melalui: dokumentasi, wawancara, dan lembar

observasi agar hasil pengamatan secara keseluruhan dapat direfleksikan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pertemuan pertama untuk siklus 1, sebelum pembelajaran

dimulai peneliti menyiapkan sarana model metode project based

learning dan media belajar lainnya yang akan digunakan untuk

menyampaikan materi. Pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga

dosen menginformasikan mengenai materi fungsi, konstruksi, prinsip

kerja tangki bahan bakar, saluran bahan bakar, dan saringan bahan

bakar diesel. Pelaksanaan tindakan untuk pertemuan ini dilakukan oleh

peneliti sebagai pelaksana tindakan dan dosen pengampu sebagai

pengawas pembelajaran sekaligus bertugas sebagai observer dalam


63

mengamati aspek indikator minat belajar mahasiswa dan indikator

pembelajaran yang ditunjukkan oleh (peneliti).

Pelaksanaan tindakan untuk pertemuan pertama, mahasiswa

diberikan soal pre test untuk mengetahui kemampuan awal mahasiswa

sebelum diberi tindakan. Setelah memberikan soal pre test, dosen

menyampaikan materi tentang fungsi, konstruksi, prinsip kerja sistem

bahan bakar diesel dan dosen pengampu melaksanakan observasi. Pola

penyampaian materi dengan pemberian pertanyaan. Pada saat

mahasiswa menyerap materi dosen memberikan pertanyaan sesuai

dengan daftar presensi mahasiswa.

Pada pertemuan kedua, dosen melanjutkan materi pembelajaran

mengenai fungsi, konstruksi, prinsip kerja sistem bahan bakar diesel.

Sembari dosen menjelaskan materi pembelajaran, mahasiswa

dipersilahkan maju ke depan kelas untuk mengidentifikasi bagian tangki

bahan bakar dan menjelaskan prinsip kerja aliran bahan bakar mulai dari

tangki ke injektor.

Pada pertemuan ketiga, dosen membagi mahasiswa dari jumlah

24 anak menjadi 5 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 4 dan 5

anak. Mahasiswa diinstruksikan untuk mendiskusikan soal yang telah

dibagikan sesuai kelompoknya tanpa bekerja sama dengan kelompok

lain. Apabila mahasiswa telah mengerjakan tugas diskusi belajar

kelompok, para mahasiswa diberikan tugas mandiri untuk dikerjakan di

rumah dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. Setelah semua


64

tindakan selesai diberikan, mahasiswa diberikan soal post test untuk

mengetahui kemampuan mahasiswa setelah diberikan tindakan.

Pengawasan pengerjaan soal post test dilakukan bersama-sama antara

dosen pengampu dan peneliti, sehingga proses pengerjaan soal dapat

berjalan efektif dan kondusif.

Jadi pada siklus I dengan tiga kali pertemuan, yaitu pada pertemuan

pertama pada saat dosen menyampaikan materi dengan pemberian

pertanyaan kesiapan mahasiswa terlihat kurang. Mahasiswa kurang

memperhatikan materi dan pertanyaan sehingga tidak bisa menjawab.

Pada pertemuan kedua, sejumlah mahasiswa yang tidak memiliki

kemauan untuk maju ke depan kelas, minat belajar mahasiswa cenderung

masih rendah. Pada pertemuan ketiga, pada saat mendiskusikan soal

mahasiswa terlihat bersenda gurau dengan kelompok lain, sehingga

banyak waktu yang terbuang.

c. Hasil Angket Minat Belajar Mahasiswa

Angket yang digunakan untuk mengetahui minat belajar setelah

menggunakan metode pembelajaraan project based learning untuk siklus

I, terdiri dari 15 butir pernyataan Angket ini diisi sesuai dengan pendapat

mahasiswa. Hasil tanggapan mahasiswa disajikan pada Tabel 7 sebagai

berikut :
65

Tabel 7
Data Perolehan Angket Siklus I
Rekapitulasi Hasil Angket Minat Belajar Siswa Siklus I

No Nama R SM P Kriteria
1 Dwi Prastiyo 42 60 70,00 Cukup
2 Aji Pangestu 42 60 70,00 Cukup
3 Rama Reprada 40 60 66,67 Kurang
4 Febri Sujadi 39 60 65,00 Kurang
5 Pebri Untoro 39 60 65,00 Kurang
6 Muhammad Muhlas 44 60 73,33 Cukup
7 Farid Lutfi Faozi 38 60 63,33 Kurang
8 Iqfan Nur Affi 45 60 75,00 Cukup
9 Aldo Siagit Kurniawan 39 60 65,00 Kurang
10 M. Nur Arif H. 34 60 56,67 Kurang
11 Dwi Aris Adhiyugo 45 60 75,00 Cukup
12 Fajar Nur Prasetiyo 37 60 61,67 Kurang
13 Farhan Aldhiyansah 40 60 66,67 Kurang
14 Falak Handika 42 60 70,00 Cukup
15 Deni Romadon 37 60 61,67 Kurang
16 Salman Alfarisi 35 60 58,33 Kurang
17 Aziz Solikin 41 60 68,33 Kurang
18 Rifan Candra S. 40 60 66,67 Kurang
19 Ahmad Aris 46 60 76,67 Baik
20 Idris Defta Rahmani 42 60 70,00 Cukup
21 Ifaldi Ardiansyah 37 60 61,67 Kurang
22 Dwi Putra Bagus P. 43 60 71,67 Cukup
23 Bagus Adi Pratama 37 60 61,67 Kurang
24 Rizaldhy Upeta 45 60 75,00 Cukup
Jumlah 969 1320 67.29 Kurang
66

Tabel 7, menunjukkan bahwa hasil minat belajar mahasiswa

meningkat , mahasiswa yang masuk kedalam kategori “Cukup” ini

berjumlah 9 mahasiwa 37,5%, “Baik” 1 mahasiswa 4,2%, “Kurang” 14

mahasiswa 58,3%, Sedangkan persentase minat belajar mahasiswa yang

berkategori “Kurang sekali” dan “Baik Sekali” 0 mahasiwa adalah 0%

terdapat peningkatan dalam siklus ini untuk hasil minat akan tetapi hasil

peningkatan yang kurang maksimal. Pada siklus ini didapat rata rata

kelas sebesar 67,29% dan berkategori kurang. Sedangkan untuk kriteria

kelulusan rata rata yang harus dicapai mahasiswa sebesar 70%.

d. Hasil Belajar Siklus I

Hasil belajar mahasiswa diambil dari nilai pre test dan post test

sesuai kesepakatan peneliti dan dosen pengampu. Nilai tersebut sebagai

indikator keberhasilan hasil belajar mahasiswa pada siklus I. Adapun

hasil dari indikator keberhasilan mahasiswa pada siklus I dapat dilihat

dari Tabel 8 berikut ini.

Tabel 8
HASIL ANALISIS DATA SOAL PRE TEST DAN POST TEST SIKLUS I

SANGAT TINGGI TINGGI SEDANG KURANG


80 75 – 79 70 – 75 < 70
0 0 11 13
MAHASISWA MAHASISWA MAHASISWA MAHASISWA
0% 0% 48% 52%
SANGAT TINGGI TINGGI SEDANG KURANG

Berdasarkan data indikator keberhasilan mahasiswa pada Tabel 8.

menunjukkan hasil belajar mahasiswa belum seluruhnya mencapai


67

standar kompetensi yang diinginkan. Hal ini dapat dilihat dari masih

adanya mahasiswa yang mendapat nilai di bawah 70 yaitu berjumlah: 13

mahasiswa dengan persentase 52 % dari 24 mahasiswa semester 4A.

Persentase mahasiswa yang mencapai standar kompetensi sebesar 48 %

dari 24 mahasiswa semester 4A.

Sedangkan indikator keberhasilan tindakan pembelajaran adalah

bila ketercapaian kompetensi dari 24 mahasiswa di semester 4A, apabila

lebih dari 70 %. Hasil pembelajaran dari siklus I yang telah berlangsung

ditemukan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Minat belajar mahasiswa masih rendah, hal ini dapat dilihat dari

sebagian mahasiswa tidak aktif belajar, kurang bersemangat, dan berdiam

diri terutama pada saat dosen menjelaskan materi pembelajaran.

2. Masih banyak mahasiswa yang memiliki hasil belajar di bawah nilai

Kriteria Kelulusan Minimum (KKM) 70. Hal ini disebabkan karena

banyak mahasiswa tidak memperhatikan materi pembelajaran.

3. Proses pengerjaan tugas cenderung dikerjakan secara bekerja sama

dan mahasiswa merasa tidak percaya diri dalam mengerjakan soal.

e. Refleksi

Tahap refleksi dilaksanakan setelah diperoleh hasil observasi dari

kegiatan pada siklus I yang dilakukan oleh peneliti dan dosen pengampu

mata diklat Motor Diesel. Refleksi dilakukan dengan cara menganalisis,

mempelajari semua data yang dikumpulkan, dan mengidentifikasi

dampak positif, kendala, serta permasalahan yang muncul selama proses


68

pembelajaran. Selanjutnya dari kendala dan permasalahan yang muncul

tersebut dicari alternatif tindakan yang dilakukan pada siklus I, sementara

tindakan yang berdampak positif tetap dipertahankan. Berdasarkan hasil

evaluasi dan refleksi maka alternatif tindakan pada siklus II dilakukan

sebagai berikut:

1) Dosen memperbanyak jumlah kelompok menjadi 6 kelompok dan

setiap kelompok terdiri dari 4 mahasiswa, hal ini bertujuan untuk

mengaktifkan mahasiswa dalam berdiskusi.

2) Mahasiswa di instruksikan membuat tugas artikel sistem bahan bakar

disel dengan referensi dari buku dan modul.

3) Dosen lebih meningkatkan tindakan pembelajaran melalui

pendalaman materi dan peningkatan kemampuan individu.

Meskipun pada siklus I hasil belajar mahasiswa masih rendah,

akan tetapi hal positif yang dapat diambil dari siklus I, yakni mahasiswa

mau berusaha mengikuti pembelajaran dengan lebih giat dan

bersemangat hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya mahasiswa yang

tertidur walaupun ada sebagian mahasiswa yang bersenda gurau pada

saat penyampaian materi pembelajaran. Peningkatan nilai hasil belajar

mahasiswa apabila nilai yang diperoleh meningkat dengan persentase 70

%. Dari jumlah mahasiwa mendapat Nilai yang dicapai lebih baik post

test dibandingkan pre test-nya. Dalam siklus ini mahasiswa telah

menunjukan hasil yang meningkat akan tetapi mahasiswa belum


69

mencapai 70 % kelulusan sebagai syarat ketuntasan sehingga dilakukan

siklus selanjutnya.

4. Siklus II

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi hasil penilaian siklus I, maka akan

dilanjutkan pada tahapan siklus II sebagai bahan perbaikan dan

peningkatan dari siklus sebelumnya. Standar kompetensi yang diberikan

masih sama, yaitu kompetensi sistem bahan bakar diesel dengan materi

menjelaskan fungsi, konstruksi, dan prinsip kerja sistem bahan bakar

diesel. Materi tersebut sesuai kesepakatan peneliti dan dosen pengampu

mata diklat Motor diesel.

Peneliti bersama dengan dosen pengampu mata diklat merencana-

kan: (1) Rencana pembelajaran mengenai materi fungsi, konstruksi,

prinsip kerja sistem bahan bakar diesel. (2) Menyiapkan instrumen

sebagai alat pengumpul data, (3) lembar observasi, dan (4) Memperbaiki

kualitas pembelajaran beserta pendalaman materi sesuai dengan kendala-

kendala dan kelemahan yang terdapat pada siklus I.

Rencana tindakan pada siklus II, yaitu peneliti menyampaikan

materi tentang fungsi, konstruksi, dan prinsip kerja sistem bahan bakar

diesel dengan menerapkan metode project based learning berupa:

pemberian pertanyaan, tugas diskusi belajar kelompok, tugas mandiri,

dan tugas membuat artikel dengan referensi dari internet. Berdasarkan

kelemahan pada siklus I, proses pembelajaran lebih divariasikan


70

dengan mempergunakan Lembar Kerja Mahasiswa (LKS), mengurangi

jumlah mahasiswa dalam diskusi kelompok, dan tugas membuat artikel.

Hal ini dilakukan agar mahasiswa lebih maksimal dalam menangkap

materi yang disampaikan oleh dosen, selain itu mahasiswa lebih minat

dalam kegiatan belajar.

Pelaksanaan tindakan pada siklus II, kegigihan dan perilaku

mahasiswa semakin terlihat antusias dan bersemangat karena tingkat

pemahaman mahasiswa yang sebelumnya belum dimengerti telah

dapat dipecahkan dengan variasi tugas yang diberikan dalam

penyampaian materi pembelajaran. Hal ini diupayakan agar semua

mahasiswa dapat memahami materi dengan baik dan merata. Aspek

ketertiban dalam pembelajaran, yaitu mahasiswa aktif dan lebih

responsif dalam menjawab maupun mengajukan pertanyaan.

Aspek aktivitas dalam menerima dan memahami pelajaran dapat

dilihat dari ketertiban serta kritis terhadap hal-hal baru melalui

bertanya dan mencatat materi pembelajaran. Sebagai indikator

keberhasilan dari 24 mahasiswa dapat mencapai nilai di atas 70 dan

ketercapaian batas minimal kelulusan mahasiswa terpenuhi dan hasil

belajar akan meningkat

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada pertemuan keempat, kelima, dan keenam dosen

menginformasikan mengenai materi fungsi, konstruksi, dan prinsip

kerja sistem bahan bakar diesel. Pelaksanaan tindakan untuk


71

pertemuan ini dilakukan oleh peneliti sebagai pelaksana tindakan dan

dosen pengampu sebagai pengawas sekaligus observer dalam menilai

lembar observasi minat belajar mahasiswa dan tindakan pembelajaran

yang ditunjukkan oleh dosen.

Pelaksanaan tindakan untuk pertemuan keempat, peneliti

memberikan soal pre test untuk mengetahui kemampuan mahasiswa

sebelum diberitindakan. Setelah memberikan soal pre test, dosen

menyampaikan materi tentang fungsi, konstruksi, dan prinsip kerja

sistem bahan bakar diesel dan dosen pengampu melaksanakan

observasi. Pola penyampaian materi dengan pemberian pertanyaan.

Pada saat mahasiswa menyerap materi dosen memberikan pertanyaan

sesuai dengan daftar presensi mahasiswa.

Dalam proses pembelajaran mahasiswa terlihat antusias dan

terdorong rasa ingin tau yang tinggi, hal ini dilihat dengan aktivitas

mahasiswa dalam menjawab pertanyaan. Pada pertemuan keempat,

dosen lebih aktif menanyakan dan memberikan penjelasan pertanyaan

pada papan slide mengenai materi yang telah disampaikan. Hal ini

dilakukan agar suasana di dalam kelas lebih hidup dan efektif.

Pertemuan kelima, proses pelaksanaan tindakan masih sama

seperti pada pertemuan sebelumnya dengan materi fungsi, konstruksi,

dan prinsip kerja sistem bahan bakar diesel. Mahasiswa dibagikan

Lembar Kerja Mahasiswa (LKS) untuk dikerjakan dan sebagai

panduan pemahaman materi pompa bahan bakar bensin. LKS


72

menerangkan secara gamblang materi pompa bahan bakar bensin dan

terdapat kolom pertanyaan-pertanyaan dimana mahasiswa diminta

untuk menjawabnya. Hal ini bertujuan untuk merangsang pola pikir

anak agar penyerapan materi pembelajaran lebih optimal.

Pada pertemuan yang keenam, jumlah mahasiswa dalam setiap

anggota kelompok dikurangi yaitu berjumlah 4 mahasiswa dalam

setiap kelompok. Hal ini bertujuan untuk lebih mengaktifkan

mahasiswa dalam berdiskusi. Mahasiswa diinstruksikan mengerjakan

soal yang telah dibagikan tanpa bekerja sama dengan kelompok lain.

Apabila mahasiswa telah selesai mengerjakan tugas diskusi belajar

kelompok, dosen menginstruksikan untuk membuat tugas artikel

sistem bahan bakar diesel dengan referensi dari internet sebagai

penutupan materi dan dikerjakan di rumah. Setelah semua tindakan

diberikan, mahasiswa diberikan soal post test sebagai tolak ukur

kemampuan mahasiswa setelah diberikan tindakan dan sebagai bahan

evaluasi.

Jadi pada siklus II dengan tiga kali pertemuan, yaitu pada

pertemuan keempat pada saat dosen memberikan pertanyaan

mahasiswa mulai terlihat aktif dalam menjawab pertanyaan. Pada

pertemuan kelima, sejumlah mahasiswa terlihat bekerja sama dalam

mengerjakan Lembar Kerja Mahasiswa (LKS), hal ini dikarenakan

mahasiswa kurang percaya diri dalam mengerjakan soal. Pada


73

pertemuan keenam, mahasiswa mulai aktif berdiskusi dan lebih serius

dalam mengerjakan soal.

c. Hasil Observasi Angket Minat Belajar Mahasiswa

Angket yang digunakan untuk mengetahui minat belajar setelah

menggunakan model project based learning untuk siklus II, terdiri dari

15 butir pernyataan Angket ini diisi sesuai dengan pendapat mahasiswa.

Hasil tanggapan mahasiswa disajikan pada tabel 9

Tabel 9
Data Perolehan Angket Pra Siklus
Rekapitulasi Hasil Angket Minat Belajar Siswa Pra Siklus

No Nama R SM P Kriteria
1 Dwi Prastiyo 45 60 75,00 Cukup
2 Aji Pangestu 42 60 70,00 Cukup
3 Rama Reprada 46 60 76,67 Baik
4 Febri Sujadi 42 60 70,00 Cukup
5 Pebri Untoro 45 60 75,00 Cukup
6 Muhammad Muhlas 47 60 78,33 Baik
7 Farid Lutfi Faozi 47 60 78,33 Baik
8 Iqfan Nur Affi 48 60 80,00 Baik
9 Aldo Siagit Kurniawan 44 60 73,33 Cukup
10 M. Nur Arif H. 43 60 71,67 Cukup
11 Dwi Aris Adhiyugo 48 60 80,00 Baik
12 Fajar Nur Prasetiyo 49 60 81,67 Baik
13 Farhan Aldhiyansah 44 60 73,33 Cukup
14 Falak Handika 48 60 80,00 Baik
15 Deni Romadon 45 60 75,00 Cukup
16 Salman Alfarisi 44 60 73,33 Cukup
17 Aziz Solikin 47 60 78,33 Baik
74

No Nama R SM P Kriteria
18 Rifan Candra S. 44 60 73,33 Cukup
19 Ahmad Aris 46 60 76,67 Baik
20 Idris Defta Rahmani 46 60 76,67 Baik
21 Ifaldi Ardiansyah 47 60 78,33 Baik
22 Dwi Putra Bagus P. 48 60 80,00 Baik
23 Bagus Adi Pratama 48 60 80,00 Baik
24 Rizaldhy Upeta 48 60 80,00 Baik
Jumlah 1101 1320 76,46 Baik

tabel 9 menunjukkan bahwa hasil minat belajar mahasiswa

meningkat menjadi Baik , mahasiswa yang masuk kedalam kategori

“Baik” pada siklus II ini terdapat 15 mahasiswa 62,5% sedangkan

untuk mahasiswa berkategori “Cukup” ini berjumlah 9 mahasiwa

37,5%, “Samgat baik dan “kurang baik ” 0 mahasiswa 0%, disiklus II

ini minat belajar mahasiswa kembali mengalami peningkatan di mana

pada siklus I didapat rata rata kelas sebesar 67.29% menjadi 76,46%

sehingga motivasi telah mencapai > dari 70% masuk dalam kategori

cukup baik.

d. Hasil Belajar Siklus II

Tingkat keberhasilan hasil belajar mahasiswa pada siklus II

dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini


75

Tabel 10
HASIL ANALISIS DATA SOAL PRE TEST DAN POST TEST SIKLUS II
SANGAT
TINGGI SEDANG KURANG
TINGGI
80 75 – 79 70 – 75 < 70
LULUS LULUS LULUS TIDAK LULUS
7 9 4 4
MAHASISWA MAHASISWA MAHASISWA MAHASISWA
25% 38% 16% 21%

Berdasarkan Tabel 10 diatas menunjukkan hasil belajar

mahasiswa tergolong meningkat, hal tersebut terlihat dari meningkatnya

nilai belajar mahasiswa yang lebih dari nilai 70 sebesar 79%. Komposisi

keberhasilan hasil belajar mahasiswa dari 24 mahasiswa, yaitu

mahasiswa yang mendapat nilai >80 berjumlah 7 mahasiswa berkategori

sangat tinggi dan dinyatakan lulus dengan persentase 25%. Mahasiswa

dengan perolehan nilai 75-79 berjumlah 9 mahasiswa berkategori tinggi

dan dinyatakan lulus dengan persentase 38%. Mahasiswa dengan

perolehan nilai 70-75 berjumlah 4 mahasiswa berkategori sedang dan

dinyatakan lulus dengan persentase 16%, selanjutnya yang terakhir

mahasiswa yang memperoleh nilai <70 berjumlah 4 mahasiswa berkategori

kurang dan dinyatakan tidak lulus dengan persentase 21%. Dengan

demikian hasil peningkatan terjadi di siklus kedua dimana mahasiswa yang

memiliki nilai di bawah 70 hanya 4 orang dengan presentase 21%.

Sedangkan mahasiswa yang telah memenuhi kriteria lulus sebanyak 18

orang dengan presentase 79%.


76

B. Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh

menunjukkan peningkatan minat belajar mahasiswa selama proses pembelajaran

menggunakan metode project based learning. Berikut disajikan analisis data

dari masing-masing instrumen yang telah digunakan.

1. Minat Belajar Mahasiswa

Pengukuran minat belajar mahasiswa dilakukan pada pra siklus,

siklus I, dan siklus II. Hasil dari angket minat belajar mahasiswa yang

dilakukan pada pra siklus, siklus I, dan siklus II diperoleh persentase rata-rata

skor pada setiap siklusnya. Persentase angket minat belajar pada tiap

siklusnya dapat disajikan pada Tabel 11

Tabel 11
Presentase Angket Minat Belajar Mahasiswa

Keterangan Pra Siklus Siklus I Siklus II


Jumlah siswa 24 24 24
Rata rata Skor 38,25 40,4 45,9
Persentase angket minat
belajar mahasiswa (%) 63,75% 67,29% 76,46%

Tabel 11 menunjukkan bahwa persentase dan rata-rata skor

prasiklus sebelum menggunakan model metode project based learning

yaitu 63,75% dengan rata rata score 38,25 Selanjutnya persentase rata-rata

dari penggunaan model metode project based learning pada siklus I

meningkat menjadi 67,29% dengan rata rata score 40,4. Persentase rata-

rata pada siklus II dengan menggunakan model pembelajaran tersebut


77

semakin meningkat menjadi 76,46%. dengan rata rata score 45,9

Peningkatan angket minat belajar mahasiswa juga disajikan pada gambar

2.

Hasil Angket Minat Mahasiswa


80 76,46
67,29
70
63,75
60 45,9
40,4
50
38,25
40
presentase %
30 rata rata nilai
20
10
0
pra siklus siklus I siklus II

Gambar 2
Hasil angket minat belajar mahasiswa tiap siklus

Hasil dari Tabel 11 dan Gambar 2 terlihat bahwa pelaksanaan

tindakan kelas dari tiap siklus mengalami peningkatan. Peningkatan ini

menjadi tolak ukur bahwa minat belajar mahasiswa dapat ditingkatkan

dengan menggunakan metode project based learning.

2. Hasil Tes Belajar


Pengukuran hasil belajar mahasiswa dilakukan pada pra siklus,

akhir siklus I dan akhir siklus II. Peningkatan hasil belajar tersaji pada

Tabel 12
78

Tabel 12
Ketuntasan Hasil Belajar Mahasiswa

Keterangan Pra Siklus Siklus I Siklus II


Banyak mahasiswa yang 8 11 20
tuntas
Rata-rata kelas
59,18 68,04 79,31
Persentase mahasiswa yang
tuntas (%) 32% 48 % 79 %

Berdasarkan Tabel 12 di atas diperoleh data dari pra siklus rata-rata

hasil belajar mahasiswa yaitu 59,18 dimana mahasiswa yang tuntas adalah

8 dengan persentase ketuntasan kelas 32%. Pada siklus I diperoleh hasil

yang meningkat dengan rata-rata 68,04 dengan persentase ketuntasan

kelas 48% dimana mahasiswa yang tuntas adalah 11 mahasiswa. Pada

siklus II hasil persentase ketuntasan semakin meningkat menjadi 79%

dengan rata-rata kelas 79,31 dimana mahasiswa yang tuntas adalah 20

mahasiswa. Sedangkan peningkatan rata-rata nilai mahasiswa dan

persentase ketuntasan disajikan pada Gambar 2 sebagai berikut.

Hasil Belajar Mahasiswa


Tiap Siklus
100
79,31 79%
80 68,04 Rata-Rata Nilai
59,18 48%
60 Persentase
40 32% Ketuntasan (%)
20
0
Pra Siklus Siklus I Siklus II

Gambar 3
Hasil belajar mahasiswa tiap siklus
79

Hasil dari Tabel 12 dan Gambar 3, terlihat bahwa pelaksanaan

tindakan kelas dari tiap siklus mengalami peningkatan hasil belajar.

Peningkatan ini membuktikan bahwa dengan meningkatnya minat belajar

mahasiswa maka hasil belajar mahasiswa juga meningkat.

C. Pembahasan

1. Peningkatan minat belajar mahasiswa

Pembelajaran merupakan proses interaksi baik antara dosen dengan

mahasiswa, antara mahasiswa dengan mahasiswa, maupun antara mahasiswa

dengan lingkungannya. Pembelajaran yang efektif mempersyaratkan terdapat

interaksi yang baik antara dosen dengan mahasiswa, maupun antara

mahasiswa dengan mahasiswa sehingga perilaku dan kemampuan mahasiswa

dapat berkembang. Belajar merupakan proses, dimana belajar didorong oleh

kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Sehingga minat dalam belajar

dapat ditingkatkan dengan pembelajaran efektif karena pembelajaran

efektif sudah pasti aktif dan suasana belajar semakin menyenangkan.

Minat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang

dilatarbelakangi oleh suatu hal. Dalam belajar mahasiswa masih memerlukan

adanya minat. Adanya minat yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil

yang baik, dengan kata lain intensitas minat seorang mahasiswa akan

menentukan tingkat pencapaian hasil belajarnya. Penelitian ini berdasarkan

tujuannya yaitu untuk mengetahui peningkatan minat belajar sistem bahan

bakar menggunakan metode project based learning. Instrumen yang


80

digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi minat belajar

mahasiswa, angket minat belajar mahasiswa dan soal tes akhir siklus.

Penelitian dimulai dengan wawancara dan observasi awal. Dari hasil

wawancara dan observasi awal diperoleh permasalahan yaitu rendahnya minat

belajar mahasiswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar. Selain itu, peneliti

juga melakukan studi dokumentasi untuk mengetahui daftar nama mahasiswa,

jumlah mahasiswa dan daftar nilai akhir mahasiswa sebelum penelitian

dilaksanakan. Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan melakukan

persiapan-persiapan antara lain menyusun sebuah perencanaan yaitu membuat

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyusun kisi-kisi observasi,

kisi-kisi angket dan kisi-kisi soal.

Sebelumnya dosen Universitas Muhammadiyah Purworejo telah

menerapkan metode diskusi namun dalam pelaksanaannya masih berpusat

pada dosen. Berdasarkan hasil observasi awal, minat belajar mahasiswa

semester 4A PVTO masih rendah. Oleh karena itu, peneliti mencari solusi

untuk dapat meningkatkan minat belajar. Solusi yang diambil yaitu dengan

menggunakan metode project based learning.

Peneliti melaksanakan tindakan siklus I sesuai dengan perencanaan

yang telah disusun. Pertemuan pertama untuk siklus I dimulai. Langkah

pertama yang dilakukan peneliti adalah mengamati pembelajaran mahasiswa

di dalam kelas. Tujuan dari pengamatan ini adalah untuk mengetahui kondisi

awal mahasiswa sebelum tindakan dimulai. Pada kesempatan ini peneliti

bertindak sebagai dosen sekaligus pengamat. Sebelum melanjutkan ke


81

pembelajaran yang lebih lanjut peneliti membagikan kuisioner atau angket

hasil belajar kepada mahasiswa.

Sebelumnya selama ini masih menerapkan metode ceramah dan

sesekali diadakan diskusi dalam proses pembelajaran. Berdasarkan

pengamatan diketahui bahwa tingkat hasil belajar mahasiswa masih

rendah. Hal tersebut dikarenakan pembelajaran masih berpusat pada dosen

dan metode yang digunakan kurang menarik perhatian mahasiswa untuk

lebih aktif. Keadaaan itu membuat mahasiswa merasa tergantung terhadap

materi yang disampaikan dosen saja dan cenderung pasif.

Keadaan tersebut menyebabkan mahasiswa tidak terlatih untuk

mengeksplorasi pengalaman-pengalaman baru yang berguna untuk mem-

bangun hasil belajarnya. Pertemuan kedua siklus I berlangsung selama dua

jam pelajaran (90 menit). Kegiatan awal dosen mengucapkan salam,

mengecek kehadiran mahasiswa, dan memberikan pertanyaan motivasi

tentang pengertian bahan bakar. Dosen membagikan soal tes akhir siklus I.

Dosen mengawasi jalannya tes akhir siklus I hingga waktu yang telah

ditentukan. Namun sebelum waktu habis mahasiswa sudah selesai

mengerjakan tes siklus I, dosen bersama mahasiswa membahas soal tes

dan mengoreksi jawaban mahasiswa. Sepuluh menit selanjutnya digunakan

untuk mengisi angket, dan menutup pelajaran.

Hasil yang diperoleh dari pembelajaran siklus I memperlihatkan

adanya peningkatan minat belajar mahasiswa dan hasil belajar bila

dibandingkan sebelum dilakukannya penelitian tindakan kelas. Peningkatan


82

tersebut ditunjukkan oleh hasil angket minat belajar mahasiswa dalam

pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi minat angket mahasiswa,

Peningkatan ini terjadi pada hasil belajar mahasiswa dimana nilai rata-

ratanilai post test 59,18 dengan ketuntasan 32% pada pra siklus menjadi

68,04 dengan ketuntasan 48% pada siklus I. Sedangkan pada siklus I untuk

hasil angket minat belajar mahasiswa diperoleh peningkatan dari

persentase rata-rata 53,99% pada pra siklus menjadi 67,78% pada siklus I.

belum memenuhi batas minimal indikator keberhasilan. Karena hasil

siklus I belum mencapai indikator keberhasilan minimal maka peneliti

memutuskan untuk melanjutkan siklus selanjutnya.

Pertemuan pertama pada siklus II berlangsung selama dua jam

pelajaran (90 menit). Dosen membuka pembelajaran dengan mengucapkan

salam dan mengecek kehadiran mahasiswa. Dosen memberikan pertanyaan

motivasi kepada mahasiswa mengenai cara kerja injector, kebanyakan dari

mereka memperoleh materi dari buku, internet dan sebagainya.

Dosen lalu memberikan ringkasan materi Sistem Bahan Bakar

Diesel kepada mahasiswa, dosen memerintahkan kepada mahasiswa untuk

membaca tujuan dari pembelajaran yang telah tertera pada ringkasan

materi. Kemudian, dosen membagi mahasiswa menjadi 5 kelompok yang

tiap kelompok beranggotakan 4-5 anak sesuai dengan daftar kelompok

yang telah dibuat sebelumnya. Dosen membagikan soal dan lembar jawab

pada tiap kelompok. Perbedaan tindakan pada siklus II yaitu dosen selalu
83

memantau kegiatan belajar mahasiswa dari satu kelompok ke kelompok

lainnya dan setiap kelompok diberi kartu untuk merekap jawabannya.

Rekapan kartu berfungsi untuk membantu mahasiswa dalam

presentasi dan penilaian kinerja kelompok, Mahasiswa mulai menyusun

jawaban, mereka terlihat senang serta mencari jawaban melalui sumber

manapun dan saling bertukar informasi dalam kelompoknya.

Pertemuan kedua siklus II dimulai seperti biasa untuk kegiatan

awal dosen mengucapkan salam, mengecek kehadiran mahasiswa, dan

memberikan pertanyaan minat mengenai sistem bahan diesel. Setelah itu

dosen memnyampaikan materi tentang cara kerja dan komponen-

komponen sistem bahan bakar bensin lalu mahasiswa diberikan soal post

tes kembali untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman mahasiswa

tentang sistem dan cara keja maupun komponen dari injektor tersebut,

Dosen membagikan lembar soal tes, tes dilakukan dalam waktu 50 menit

untuk 25 soal pilihan ganda. Tidak lupa pula dosen sering memperingatkan

mahasiswa untuk teliti dalam mengerjakan soal. Mahasiswa juga nampak

mengerjakan soal dengan sungguh-sungguh dan dosen senantiasa mem-

berikan motivasi dalam belajar dan memberikan sanksi apabila ketahuan

mencontek.

Selesai mengerjakan soal peneliti membagikan angket dan meminta

mahasiswa untuk mengisi angket. Sebelum menutup proses pembelajaran

dosen berpamitan kepada mahasiswa. Setelah itu, dosen mengucapkan salam

serta terima kasih atas partisipasi mahasiswa selama proses penelitian


84

berlangsung serta tidak lupa untuk selalu meningkatkan minat belajar

terutama pada kompetensi sistem bahan bakar diesel.

Pada pra siklus, diperoleh persentase angket rata-rata sebesar

53,99% pada pra siklus menjadi 67,78% pada siklus I dan menjadi 76,46%

pada siklus II. Tercapainya peningkatan minat belajar mahasiswa seperti

yang sudah dijelaskan di atas, maka pelaksanaan tindakan yang telah

dilakukan dalam siklus I dan siklus II padamahasiswa semester 4A PVTO

Universitas Muhammadiyah Purworejo meningkat minimal menjadi 70%.

2. Peningkatan hasil belajar mahasiswa

Data hasil belajar mahasiswa pada mata diklat pememeliharaan

sistem bahan bakar bensin dengan materi fungsi, konstruksi, prinsip kerja

sistem bahan bakar diesel pada siklus I. Materi fungsi, konstruksi, dan

prinsip kerja sistem bahan bakar diesel pada siklus II, dan materi

menjelaskan pengertian, jenis-jenis, konstruksi, dan cara kerja injektor

pada sistem bahan diesel pada siklus II. Adapun hasil belajar mahasiswa

pada mata diklat motor diesel dengan metode project based learning dapat

dilihat pada Tabel 13 berikut ini:


85

Tabel 13
Kategori Keberhasilan Hasil Belajar Mahasiswa pada Pra Siklus,
Siklus I dan Siklus II

KATEGORI KEBERHASILAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA PRA


SIKLUS
SANGAT TINGGI TINGGI SEDANG KURANG
80 75 – 79 70 – 75 < 70
0 0 8 16
MAHASISWA MAHASISWA MAHASISWA MAHASISWA
0% 0% 32 % 68 %

KATEGORI KEBERHASILAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA SIKLUS I


SANGAT TINGGI TINGGI SEDANG KURANG
80 75 – 79 70 – 75 < 70
0 0 11 13
MAHASISWA MAHASISWA MAHASISWA MAHASISWA
0% 0% 48% 52%

KATEGORI KEBERHASILAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA SIKLUS II


SANGAT TINGGI TINGGI SEDANG KURANG
80 75 – 79 70 – 75 < 70
7 9 4 4
MAHASISWA MAHASISWA MAHASISWA MAHASISWA
24% 39% 16% 21%

Berdasarkan Tabel 13 diatas bahwa perolehan nilai mahasiswa

semester 4A PTO mengalami kenaikan ditandai dengan peningkatan nilai

rata-rata kelas dari 59,18 pada pra siklus dengan kategori kurang baik,

naik menjadi 68,04 pada siklus I dengan kategori kurang, dan semakin

meningkat menjadi 79,31 pada siklus II dengan kategori sedang. Jika

dipersentasekan pada siklus I, mahasiswa yang lulus mencapai 32%. Hal

ini berarti ketercapaian pada pra siklus kurang baik dikarenakan indikator

keberhasilan belum mencapai 70 %. Siklus I jika dipersentasekan

mahasiswa yang lulus mencapai 48 %, hal ini berarti ketercapaian pada


86

siklus I masih kurang belum mencapai 70%. Kemudian yang terakhir pada

siklus II jika dipersentasekan mahasiswa yang lulus mencapai 79%, hal ini

berarti ketercapaian pada siklus II berkategori baik dikarenakan

pencapaian kompetensi >70 %.

Peningkatan hasil belajar mahasiswa disebabkan karena

meningkatnya indikator kegigihan, perilaku, dan aktivitas mahasiswa di

dalam proses pembelajaran sesuai hasil peningkatan motivasi belajar

mahasiswa. Peningkatan kegigihan, perilaku, dan aktivitas mahasiswa

ditandai dengan meningkatnya antusias mahasiswa terhadap penerapan

metode project based learning pada saat proses pembelajaran. Peningkatan

hasil belajar mahasiswa pada mata diklat pemeliharaan sistem bahan bakar

bensin dapat diuraikan melalui gambar diagram batang berikut ini:

Hasil Belajar Mahasiswa Tiap


Siklus
100 79%
79,31
80 68,04
59,18 Rata-Rata Nilai
60 48%
32%
40 Persentase
Ketuntasan (%)
20

0
Pra Siklus Siklus I Siklus II

Gambar 4
Hasil belajar mahasiswa tiap siklus
87

Gambar 4 diatas menunjukkan kenaikan hasil belajar mahasiswa

yang ditunjukkan dengan meningkatnya angka kelulusan yang ditunjukkan

disetiap siklus. Peningkatan hasil belajar tersebut menandakan ada

pengaruhnya pembelajaran project based learning. Tindakan ini sangat

memungkinkan untuk tercapainya proses pembelajaran yang tuntas.

Penerapan metode project based learning memberikan konstribusi positif

bagi peningkatan hasil belajar mahasiswa. Terbukti dengan pencapaian

ketuntasan standar kompetensi mahasiswa yang menyeluruh pada semester

4A PVTO Setelah dilakukan tindakan mencapai 79% tingkat mahasiswa

telah mencapai nilai dengan kriteria kelulusan minimal berkategori

Cukup.

Peningkatan hasil belajar mahasiswa pada kompetensi sistem bahan

bakar diesel dengan menggunakan metode project based learning melalui

penelitian tindakan kelas ini telah memberikan hasil yang nyata dan dapat

dirasakan langsung baik oleh mahasiswa maupun bagi sekolah sebagai

tempat penelitian. Berdasarkan tindakan kelas yang dilakukan di semester

4A PVTO ini menunjukkan beberapa hasil diantaranya:

a. Mahasiswa memiliki rasa senang dan tertarik terhadap pembelajaran

sistem bahan bakar diesel, hal ini ditandai dengan mahasiswa yang semula

bermalas-malasan tidak ada gairah untuk mengikuti pembelajaran menjadi

antusias dan aktif mengikuti proses pembelajaran.


88

b. Mahasiswa lebih aktif dalam belajar maupun bertanya pada saat belajar

mata diklat sistem bahan bakar diesel. Hal ini memungkinkan untuk

tercapainya proses pembelajaran dan hasil belajar yang tuntas.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilakukan

dengan menggunakan metode project based learning pada mata diklat

pemeliharaan sistem bahan bakar bensin, maka dapat ditarik beberapa

kesimpulan sebagaiberikut:

1. Penerapan metode project based learning berupa: pemberian pertanyaan,

tugas diskusi belajar kelompok, dantugas mandiri diterapkan pada mata

diklat pemeliharaan sistem bahan bakar bensin sepeda motor di semester

4A PVTO Universitas Muhammadiyah Purworejo dengan dua siklus.

Penerapan metode project based learning ini dapat meningkatkan minat

belajar mahasiswa pada saat proses pemeliharaan sistem bahan bakar

diesel.

Pada pra siklus minat belajar mahasiswa saat proses pembelajaran mencapai

63,75% berkategori kurang. Minat belajar mahasiswa mengalami peningkatan

pada siklus I dengan persentase ketercapaian mencapai 67,29 % berkategori

kurang. Lalu minat belajar mengalami peningkatan pada siklus II

mencapai 76,46% berkategori cukup.

2. Penerapan metode project based learning dapat meningkatkan hasil belajar

mahasiswa pada kompetensi sistem bahan bakar diesel di semester 4A

PVTO Universitas Muhammadiyah program studi pendidikan otomotif.

Pada pra siklus hasil belajar mahasiswa saat proses pembelajaran

89
90

mencapai 32% berkategori buruk. Hasil belajar mahasiswa mengalami

peningkatan pada siklus I dengan persentase ketercapaian mencapai 48%

berkategori kurang. Lalu hasil belajar mengalami peningkatan pada siklus

II mencapai 79% berkategori baik.

Dengan demikian ketercapaian kompetensi yang dihasilkan dengan

persentase 79% mahasiswa berkategori lulus, melebihi indikator

keberhasilan dengan pencapaian kompetensi kelas mencapai 70 %.

B. Keterbatasan

Keterbatasan pada penelitian ini adalah penerapan pembelajaran dengan

metode project based learning pada mata kompetensi sistem bahan bakar

diesel baru diterapkan pada mata diklat motor diesel saja.Sehingga

diharapkan untuk ke depannya penerapan project based learning dapat

diaplikasikan pada mata diklat yang lain

C. Implikasi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, bahwa untuk

meningkatkan hasil belajar mahasiswa diperlukan minat di dalam belajar. Minat

dapat dilihat dari kesungguhan, kedisiplinan, kegembiraan, dan kemauan dalam

belajar. Sedangkan aktivitas dapat dilihat dari aktivitas di dalam pembelajaran

dan aktivitas ketertiban di dalam kelas. Mahasiswa terlihat antusias dengan

diterapkannya metode pembelajaraan project based learning, hal ini dapat

meningkatkan kesungguhan,kedisiplinan, kegembiraan, dan kemauan untuk

belajar serta aktivitas di dalam pembelajaran dan aktivitas ketertiban di dalam

kelas. Penerapan metode pembelajaraan ini dapat digunakan sebagai acuan


91

dalam kompetensi sistem bahan bakar diesel di Universitas Muhammadiyah

Purworejo untuk meningkatkan minat dan hasil belajar mahasiswa.

D. Saran

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disampaikan saran-saran

yangbermanfaat sebagai berikut:

1. Kepada Universitas Muhammadiyah agar bisa mencoba menerapkan

metode pembelajaran project based learning saat pembelajaran sebagai

alternatif untuk meningkatan minat belajar mahasiswa serta dapat

meningkatkan hasil belajar mahasiswa.

2. Mahasiswa sebaiknya senantiasa besemangat dan aktif dalam kegiatan

belajar mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran project

based learning. Kegigihan, perilaku, dan aktvitas mahasiswa dalam proses

pembelajaran dapat meningkatkan minat belajar sehingga hasil belajar juga

akan meningkat.
DAFTAR PUSTAKA

Gregorius Dyatmika Ardhisan.( 2014). Hubungan Antara Minat Belajar Terhadap


Kualitas Hasil Belajar Siswa Jurusan Teknik Otomotif Di Smk Negeri 3
Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Made Wena. (2009). Strategi pembelajaran inovatif kontemporer: suatu tinjauan


konseptual operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Maman sulaeman.(2016) Aplikasi Project Based Learning Untuk Membangun


Keterampilan dan Kreatif Siswa. Depok:Biomapublishing

Ngalim purwanto M.P. (2009). Prinsip Prinsip dan teknik evaluasi


pengajaraan.Bandung: Remaja Rodaskarya.

Oemar Hamalik. (2007). Metode Belajar dan Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito

Suharsimi Arikunto, (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Suharsimi Arikunto. (2008). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2017. Pedoman Tugas Akhir. Purworejo:


Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Wina Sanjaya. (2009). Strategi Pembelajaran Berorietasi Standar Proses


Pendidikan.

Wina Sanjaya. (2006). Starategi pembelajaran berorientasi standar proses


pendidikan. Jakarta: Kencana..
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi
Lampiran 2. Surat Keterangan Uji Validasi Instrumen
Lampiran 3. Rekapitulasi Hasil Angket Minat Belajar Mahasiswa

ANALISIS ANGKET MINAT PRA SIKLUS

ITEM Skor
No Nama Nilai Presentase Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 maksimal
1 Dwi Prastiyo 2 2 4 2 4 2 3 4 3 1 3 1 1 2 1 35 60 58,33 Kurang
2 Aji Pangestu 1 4 2 3 2 3 3 2 3 2 4 1 2 3 4 39 60 65,00 Kurang
3 Rama Reprada 3 2 1 2 3 4 1 3 3 2 3 2 4 2 3 38 60 63,33 Kurang
4 Febri Sujadi 1 3 2 2 4 3 3 1 3 3 2 4 3 1 1 36 60 60,00 Kurang
5 Pebri Untoro 1 2 1 2 3 3 3 3 3 3 2 1 3 2 4 36 60 60,00 Kurang
6 Muhammad Muhlas 2 1 4 3 3 3 4 3 1 3 4 4 3 1 2 41 60 68,33 Kurang
7 Farid Lutfi Faozi 2 3 4 2 2 2 3 3 3 1 2 2 3 2 1 35 60 58,33 Kurang
8 Iqfan Nur Afif 2 3 2 2 4 3 4 3 4 3 3 4 1 4 3 45 60 75,00 Cukup
9 Aldo Siagit Kurniawan 3 4 2 3 2 1 2 3 3 2 4 1 4 2 3 39 60 65,00 Kurang
10 M. Nur Arif H. 4 1 2 3 4 3 1 2 3 1 1 3 2 2 2 34 60 56,67 Kurang
11 Dwi Aris Adhiyugo 1 3 2 4 3 3 2 3 3 4 1 4 3 1 4 41 60 68,33 Kurang
12 Fajar Nur Prasetiyo 3 1 3 1 3 3 2 3 1 1 4 3 3 2 4 37 60 61,67 Kurang
13 Farhan Aldhiyansah 1 2 2 2 3 4 3 3 2 2 2 4 2 2 2 36 60 60,00 Kurang
14 Falak Handika 1 3 3 1 1 2 3 3 3 4 4 2 3 3 3 39 60 65,00 Kurang
15 Deni Romadon 1 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 43 60 71,67 Cukup
16 Salman Alfarisi 2 3 1 1 3 4 2 2 3 3 1 2 3 3 2 35 60 58,33 Kurang
17 Aziz Solikin 2 3 1 4 3 1 1 4 3 4 2 4 2 3 1 38 60 63,33 Kurang
18 Rifan Candra S. 2 1 3 3 2 3 2 3 4 1 4 1 4 1 2 36 60 60,00 Kurang
19 Ahmad Aris 1 2 2 2 3 4 2 2 3 4 4 2 4 3 3 41 60 68,33 Kurang
20 Idris Defta Rahmani 2 3 1 3 2 1 4 3 4 3 3 2 2 2 2 37 60 61,67 Kurang
21 Ifaldi Ardiansyah 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 1 1 3 1 1 37 60 61,67 Kurang
22 Dwi Putra Bagus P. 2 3 4 3 3 2 3 4 4 3 3 2 4 1 2 43 60 71,67 Cukup
23 Bagus Adi Pratama 1 4 3 3 4 3 2 2 3 1 1 1 2 1 3 34 60 56,67 Kurang
24 Rizaldhy Upeta 2 3 3 1 4 3 3 4 3 3 3 4 1 2 4 43 60 71,67 Cukup
Jumlah 918
Nilai rata-rata 38,25 63,75 Kurang
ANALISIS ANGKET MINAT SIKLUS 1

ITEM Skor
No Nama Nilai Presentase Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 maksimal
1 Dwi Prastiyo 2 2 4 2 4 2 3 4 3 2 3 4 4 2 1 42 60 70,00 Cukup
2 Aji Pangestu 1 4 2 3 2 3 3 2 3 2 4 4 2 3 4 42 60 70,00 Cukup
3 Rama Reprada 3 2 1 2 3 4 1 3 3 4 3 2 4 2 3 40 60 66,67 Kurang
4 Febri Sujadi 1 3 2 2 4 3 3 1 3 3 2 4 3 1 4 39 60 65,00 Kurang
5 Pebri Untoro 4 2 1 2 3 3 3 3 3 3 2 1 3 2 4 39 60 65,00 Kurang
6 Muhammad Muhlas 2 1 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 1 2 44 60 73,33 Cukup
7 Farid Lutfi Faozi 2 3 4 2 2 2 3 3 3 4 2 2 3 2 1 38 60 63,33 Kurang
8 Iqfan Nur Afif 2 3 2 2 4 3 4 3 4 3 3 4 1 4 3 45 60 75,00 Cukup
9 Aldo Siagit Kurniawan 3 4 2 3 2 1 2 3 3 2 4 1 4 2 3 39 60 65,00 Kurang
10 M. Nur Arif H. 4 1 2 3 4 3 1 2 3 1 1 3 2 2 2 34 60 56,67 Kurang
11 Dwi Aris Adhiyugo 4 3 2 4 3 3 2 3 3 4 2 4 3 1 4 45 60 75,00 Cukup
12 Fajar Nur Prasetiyo 3 1 3 1 3 3 2 3 1 1 4 3 3 2 4 37 60 61,67 Kurang
13 Farhan Aldhiyansah 1 4 4 2 3 4 3 3 2 2 2 4 2 2 2 40 60 66,67 Kurang
14 Falak Handika 4 3 3 1 1 2 3 3 3 4 4 2 3 3 3 42 60 70,00 Cukup
15 Deni Romadon 1 3 2 2 1 1 3 2 3 3 4 4 3 2 3 37 60 61,67 Kurang
16 Salman Alfarisi 2 3 1 1 3 4 2 2 3 3 1 2 3 3 2 35 60 58,33 Kurang
17 Aziz Solikin 2 3 1 4 3 4 1 4 3 4 2 4 2 3 1 41 60 68,33 Kurang
18 Rifan Candra S. 2 1 3 3 2 3 2 3 4 1 4 4 4 2 2 40 60 66,67 Kurang
19 Ahmad Aris 4 2 2 2 3 4 2 2 3 4 4 4 4 3 3 46 60 76,67 Baik
20 Idris Defta Rahmani 2 3 4 3 2 3 4 3 4 3 3 2 2 2 2 42 60 70,00 Cukup
21 Ifaldi Ardiansyah 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 1 1 3 1 1 37 60 61,67 Kurang
22 Dwi Putra Bagus P. 2 3 4 3 3 2 3 4 4 3 3 2 4 1 2 43 60 71,67 Cukup
23 Bagus Adi Pratama 4 4 3 3 4 3 2 2 3 1 1 1 2 1 3 37 60 61,67 Kurang
24 Rizaldhy Upeta 4 3 3 1 4 3 3 4 3 3 3 4 1 2 4 45 60 75,00 Cukup
Jumlah 969
Nilai rata-rata 40,4 67,29 Kurang
ANALISIS ANGKET MINAT SIKLUS 2

ITEM Skor
No Nama Nilai Presentase Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 maksimal
1 Dwi Prastiyo 2 2 4 2 4 2 3 4 3 2 3 4 4 2 4 45 60 75,00 Cukup
2 Aji Pangestu 1 4 2 3 2 3 3 2 3 2 4 4 2 3 4 42 60 70,00 Cukup
3 Rama Reprada 3 2 4 2 3 4 4 3 3 4 3 2 4 2 3 46 60 76,67 Baik
4 Febri Sujadi 1 3 2 2 4 3 3 4 3 3 2 4 3 1 4 42 60 70,00 Cukup
5 Pebri Untoro 4 2 4 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 4 45 60 75,00 Cukup
6 Muhammad Muhlas 2 4 4 3 3 3 4 3 1 3 4 4 3 4 2 47 60 78,33 Baik
7 Farid Lutfi Faozi 4 3 4 2 4 2 3 3 3 4 2 4 3 2 4 47 60 78,33 Baik
8 Iqfan Nur Afif 2 3 2 2 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 48 60 80,00 Baik
9 Aldo Siagit Kurniawan 3 4 2 3 4 1 2 3 3 2 4 4 4 2 3 44 60 73,33 Cukup
10 M. Nur Arif H. 4 1 2 3 4 3 4 2 3 4 4 3 2 2 2 43 60 71,67 Cukup
11 Dwi Aris Adhiyugo 4 3 2 4 3 3 2 3 3 4 2 4 3 4 4 48 60 80,00 Baik
12 Fajar Nur Prasetiyo 3 4 3 4 3 3 2 3 4 4 4 3 3 2 4 49 60 81,67 Baik
13 Farhan Aldhiyansah 1 4 4 2 3 4 3 3 2 2 2 4 4 2 4 44 60 73,33 Cukup
14 Falak Handika 4 3 3 4 3 2 3 3 3 4 4 2 3 3 4 48 60 80,00 Baik
15 Deni Romadon 4 3 2 2 4 1 3 2 3 3 4 4 3 4 3 45 60 75,00 Cukup
16 Salman Alfarisi 4 3 4 2 3 4 2 2 3 3 2 4 3 3 2 44 60 73,33 Cukup
17 Aziz Solikin 2 3 4 4 3 4 1 4 3 4 2 4 2 3 4 47 60 78,33 Baik
18 Rifan Candra S. 4 1 3 3 2 3 2 3 4 1 4 4 4 2 4 44 60 73,33 Cukup
19 Ahmad Aris 4 2 2 2 3 4 2 2 3 4 4 4 4 3 3 46 60 76,67 Baik
20 Idris Defta Rahmani 4 3 4 3 2 3 4 3 4 3 3 2 4 2 2 46 60 76,67 Baik
21 Ifaldi Ardiansyah 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 4 4 47 60 78,33 Baik
22 Dwi Putra Bagus P. 4 3 4 3 3 2 3 4 4 3 3 2 4 4 2 48 60 80,00 Baik
23 Bagus Adi Pratama 4 4 3 3 4 3 4 2 3 1 4 4 2 4 3 48 60 80,00 Baik
24 Rizaldhy Upeta 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 1 2 4 48 60 80,00 Baik
Jumlah 1101
Nilai rata-rata 45,9 76,46 Baik
Lampiran 4. Rekapitulasi Hasil Belajar

HASIL BELAJAR PRA SIKLUS, SIKLUS I, SIKLUS II

Nilai Tes
No Nama L/P
Prasiklus Siklus 1 Siklus 2
1 Dwi Prastiyo L 65 67 68
2 Aji Pangestu L 64 65 78
3 Rama Reprada L 68 66 76
4 Febri Sujadi L 56 60 66
5 Pebri Untoro L 58 62 68
6 Muhammad Muhlas L 54 60 78
7 Farid Lutfi Faozi L 64 68 76
8 Iqfan Nur Affi L 72 74 80
9 Aldo Siagit Kurniawan L 74 74 76
10 M. Nur Arif H. L 74 74 78
11 Dwi Aris Adhiyugo L 60 68 78
12 Fajar Nur Prasetiyo L 68 68 76
13 Farhan Aldhiyansah L 64 68 72
14 Falak Handika L 63 65 74
15 Deni Romadon L 67 67 72
16 Salman Alfarisi L 72 72 82
17 Aziz Solikin L 72 74 78
18 Rifan Candra S. L 65 65 68
19 Ahmad Aris L 67 72 80
20 Idris Defta Rahmani L 66 74 84
21 Ifaldi Ardiansyah L 72 74 82
22 Dwi Putra Bagus P. L 67 68 74
23 Bagus Adi Pratama L 74 74 84
24 Rizaldhy Upeta L 72 74 72
Jumlah 1598 1653 1820
Rata rata 66,58 68,88 75,83
Lampiran 5. Angket Minat Belajar Mahasiswa
Lampiran 6. Soal Pre Test dan Post Test I

LEMBAR SOAL PRE TEST

Mata Kuliah : Motor Diesel


Standar Kopetensi : Sistem Bahan Bakar Diesel
Semester : IV
Waktu : 90 Menit

Petunjuk mengerjakan soal:


a) Bacalah soal tes dengan cemat dan kerjakan soal dengan teliti
b) Untuk soal pilihan ganda, kerjakan soal dalam lembar jawaban yang telah
di sediakan dengan cara menyilang huruf (x) pada kolom lembar jawaban
yang di pilih
c) Untuk membatalkan jawaban yang telah di silang, berilah tanda = pada
huruf tersebut dan memberikan tanda slang baru pada jawaban yang di
pilih

1. Sistem dimana bahan bakar sebelum masuk kedalam ruang bakar utama atau
silinder terlebih dahulu masuk ke ruang tambahan disebut dengan…..
a. Self combustion
b. external combustion
c. Direct injection system
d. Indirect injection system
e. Internal combustion

2. Sistem dimana bahan bakar disemprotkan langsung kedalam ruang bakar


utama atau silinder disebut dengan…..
a. external combustion
b. Internal combustion
c. Self combustion
d. Direct injection system
e. Indirect injection system

3. Sistem pembakaran pada motor diesel pada umumnya terbagi atas dua jenis,
yaitu…..
a. Direct injection system dan external combustion
b. Direct injection system dan indirect injection system
c. Internal combustion dan external combustion
d. Intake manifold dan exhaust manifold
e. Self combustion dan self energizing

4. Perhatikan gambar berikut

Komponen yang ditunjukan oleh tanda panah adalah…..


a. Pre-combustion chamber
b. Spark plug
c. Glow plug
d. Injector
e. Cold start injecto

5. Komponen untuk memasukkan bahan bakar diesel ke dalam ruang


pembakaran adalah dengan…..
a. Injektor (Nosel)
b. Pompa injeksi (Injection pump)
c. Pompa pemberi (Feed pump)
d. Karburator
e. Katup penyalur (Delivery valve)

6. Komponen pompa injeksi in-line yang berfungsi menentukan jumlah


volume bahan bakar adalah…..
a. Control groove
b. Distribution port
c. Feed hole
d. Suction groove
e. Spill ring

7. Governor sentrifugal pada pompa injeksi berfungsi untuk…..


a. Mengatur jumlah bahan bakar yang diinjeksikan
b. Menaikan putaran motor
c. Mengendalikan putaran motor agar stabil pada setiap tingkat putaran
d. Menurunkan putaran motor
e. Mamajukan saat injeksi bahan bakar
8. Perhatikan gambar di bawah ini :

Nama komponen yang ditunjukan oleh tanda panah no. 2, adalah.....


a. Plunger
b. Barel
c. Driving face
d. Alur pengontrol
e. Feed hole

9. Berikut adalah fungsi dari priming pum adalah…..


a. Menekan bahan bakar ke dalam ruang bakar
b. Menekan udara dari system bahan bakar agar keluar pada saat mesin mati
c. Mengembalikan sisa kelebihan bahan bakar ke tanki bahan bakar
d. Menekan udara dari pompa injeksi ke dalam ruang pembakaran
e. Menekan udara dari system bahan bakar agar keluar pada saat mesin hidup

10. Glow plug (busi pijar) berfungsi untuk…..


a. Memercikkan api pembakaran
b. Memanaskan ruang bakar utama
c. Membakar bahan bakar selama proses pembakaran
d. Memanaskan ruang bakar bantu selama proses pembakaran
e. Memanaskan ruang bakar bantu selama start dan mesin masih dingin

11. Yang berfungsi sama dengan poros nok (cam shaft) pompa injeksi in line,
pada pompa rotary VE adalah…..
a. Poros pemutar (drive shaft)
b. Cincin pembocor (spill ring)
c. Lubang pembocor (spill port)
d. Plat pendorong (cam plate)
e. Tappet (lifter)
12. Controll rack pada pompa injeksi in line bergeser untuk menggerakkan…..
a. Barell agar berputar
b. Barell agar naik atau turun
c. Barell agar naik atau turun
d. Plunger agar berputar
e. Rack pinion agar barell berputar

13. Controll rack pada pompa injeksi in line bergeser untuk menggerakkan…..
a. Barell agar berputar
b. Barell agar naik atau turun
c. Plunger agar berputar
d. Plunger pompa agar naik atau turun
e. Rack pinion agar barell berputar

14. Katup penyalur (delivery valve) dalam system bahan bakar diesel difungsikan
untuk…..
a. Mencegah turunnya tekanan bahan bakar di belakang nosel pada saat
akhir injeksi
b. Mencegah tetesan bahan bakar pada nosel pada saat akhir injeksi
c. Mengatur tekanan injeksi pompa
d. Mengatur jumlah bahan bakar yang diinjeksikan
e. Menyalurkan bahan bakar dari nosel ke dalam ruang pembakaran

15. Terjadinya pembakaran dalam motor diesel disebabkan oleh…..


a. Percikan api pada busi (spark plug)
b. Percikan api pada busi pijar (glow plug)
c. Semprotan bahan bakar oleh nosel
d. Udara yang dihisap ke dalam silinder saat langkah hisap piston
e. Tekanan udara saat kompresi yang mampu membakar bahan bakar saat
diinjeksikan

16. Bila tuas gas pada pompa rotary ditarik, maka yang berubah adalah…..
a. Plunger lebih maju
b. Plunger jadi mundur
c. Spill ring bergerak mundur
d. Spill ring tidak bergerak
e. Spill ring bergerak maju
17. Cara kerja Automatic timer pompa injeksi rotary tipe VE berdasarkan…..
a. Kevacuuman intake manifold
b. Centrifugal weight governor
c. Tekanan hidroulic bahan bakar dalam fuel chamber
d. Phneumatic pompa
e. Jumlah bahan bakar dalam system

18. Pengatur jumlah bahan bakar yang dinjeksikan oleh pompa injeksi rotary
dilakukan oleh…..
a. Feed pump
b. Feed hole
c. Spill ring dan spill port
d. Controll grove
e. Controll sleeve

19. Bila spill ring digeser maju, maka yang terjadi adalah…..
a. Tidak terjadi perubahan apapun pada system pemompaan
b. Pemompaan jumlah bahan bakar menjadi berkurang
c. Pemompaan jumlah bahan bakar tetap
d. Pemompaan jumlah bahan bakar bertambah
e. Pemompaan jumlah bahan bakar tidak ada

20. Nosel tipe single hole dipasangkan pada…..


a. Saluran masuk (intake manifold)
b. Ruang bakar utama (main combustion chamber)
c. Ruang bakar muka (pre combustion chamber)
d. Bagian belakang katup hisap
e. Bagian belakang katup buang

21. Nosel yang memiliki lubang banyak pada ujungnya disebut…..


a. Tipe throttle
b. Tipe Pintle
c. Tipe single hole
d. Tipe multi hole
e. Tipe multi pin

22. Relief (cekungan) pada permukaan kepala piston motor diesel dimaksudkan
untuk…..
a. Menimbulkan pusaran udara dalam ruang bakar
b. Menurunkan berat piston
c. Membedakan antara piston motor diesel dengan piston motor bensin
d. Menunjukkan produk suatu pabrik piston
e. Menghindari benturan antara piston dengan katup

23. Pompa injeksi in line dengan vacuum governor, bila membran vacuum bocor,
akibatnya…..
a. Bahan bakar bocor
b. Bahan bakar boros
c. Putaran mesin berlebihan dan tak terkendali
d. Bahan bakar hemat
e. Putaran mesin turun hingga mesin mati

24. Dengan mengeraskan buat pengatur tekanan nosel, mengakibatkan…..


a. Panjang nosel menjadi berkurang
b. Pegas penekan jarum nosel menjadi lebih lemah
c. Panjang nosel menjadi bertambah
d. Pegas penekan jarum nosel menjadi lebih pendek
e. Tekanan pengabutan menjadi lebih rendah

25. Untuk memperbaiki mutu pengabutan menjadi lebih halus, maka dilakukan
dengan jalan…..
a. Menambah lubang pada ujung nosel
b. Menaikan tekanan pengabutan
c. Menurun tekanan pengabutan
d. Mengganti jenis bahan bakarnya
e. Mengganti nosel
Lampiran 7. Soal Pre Test dan Post Test II

LEMBAR SOAL POST TEST

Mata Kuliah : Motor Diesel


Standar Kopetensi : Sistem Bahan Bakar Diesel
Semester : IV
Waktu : 90 Menit

Petunjuk mengerjakan soal:


a) Bacalah soal tes dengan cemat dan kerjakan soal dengan teliti
b) Untuk soal pilihan ganda, kerjakan soal dalam lembar jawaban yang telah
di sediakan dengan cara menyilang huruf (x) pada kolom lembar jawaban
yang di pilih
c) Untuk membatalkan jawaban yang telah di silang, berilah tanda = pada
huruf tersebut dan memberikan tanda slang baru pada jawaban yang di
pilih

1. Sistem pembakaran pada motor diesel pada umumnya terbagi atas dua jenis,
yaitu…..
a. Direct injection system dan external combustion
b. Direct injection system dan indirect injection system
c. Internal combustion dan external combustion
d. Intake manifold dan exhaust manifold
e. Self combustion dan self energizing

2. Sistem dimana bahan bakar disemprotkan langsung kedalam ruang bakar


utama atau silinder disebut dengan…..
a. external combustion
b. Internal combustion
c. Self combustion
d. Direct injection system
e. Indirect injection system

3. Sistem dimana bahan bakar sebelum masuk kedalam ruang bakar utama atau
silinder terlebih dahulu masuk ke ruang tambahan disebut dengan…..
a. Self combustion
b. external combustion
c. Direct injection system
d. Indirect injection system
e. Internal combustion
4. Komponen pompa injeksi in-line yang berfungsi menentukan jumlah
volume bahan bakar adalah…..
a. Control groove
b. Distribution port
c. Feed hole
d. Suction groove
e. Spill ring

5. Perhatikan gambar berikut

Komponen yang ditunjukan oleh tanda panah adalah…..


a. Pre-combustion chamber
b. Spark plug
c. Glow plug
d. Injector
e. Cold start injecto

6. Komponen untuk memasukkan bahan bakar diesel ke dalam ruang


pembakaran adalah dengan…..
a. Injektor (Nosel)
b. Pompa injeksi (Injection pump)
c. Pompa pemberi (Feed pump)
d. Karburator
e. Katup penyalur (Delivery valve)

7. Berikut adalah fungsi dari priming pum adalah…..


a. Menekan bahan bakar ke dalam ruang bakar
b. Menekan udara dari system bahan bakar agar keluar pada saat mesin mati
c. Mengembalikan sisa kelebihan bahan bakar ke tanki bahan bakar
d. Menekan udara dari pompa injeksi ke dalam ruang pembakaran
e. Menekan udara dari system bahan bakar agar keluar pada saat mesin
hidup
8. Perhatikan gambar di bawah ini :

Nama komponen yang ditunjukan oleh tanda panah no. 2, adalah.....


a. Plunger
b. Barel
c. Driving face
d. Alur pengontrol
e. Feed hole

9. Governor sentrifugal pada pompa injeksi berfungsi untuk…..


a. Mengatur jumlah bahan bakar yang diinjeksikan
b. Menaikan putaran motor
c. Mengendalikan putaran motor agar stabil pada setiap tingkat putaran
d. Menurunkan putaran motor
e. Mamajukan saat injeksi bahan bakar

10. Controll rack pada pompa injeksi in line bergeser untuk menggerakkan…..
a. Barell agar berputar
b. Barell agar naik atau turun
c. Barell agar naik atau turun
d. Plunger agar berputar
e. Rack pinion agar barell berputar

11. Yang berfungsi sama dengan poros nok (cam shaft) pompa injeksi in line,
pada pompa rotary VE adalah…..
a. Poros pemutar (drive shaft)
b. Cincin pembocor (spill ring)
c. Lubang pembocor (spill port)
d. Plat pendorong (cam plate)
e. Tappet (lifter)
12. Glow plug (busi pijar) berfungsi untuk…..
a. Memercikkan api pembakaran
b. Memanaskan ruang bakar utama
c. Membakar bahan bakar selama proses pembakaran
d. Memanaskan ruang bakar bantu selama proses pembakaran
e. Memanaskan ruang bakar bantu selama start dan mesin masih dingin

13. Terjadinya pembakaran dalam motor diesel disebabkan oleh…..


a. Percikan api pada busi (spark plug)
b. Percikan api pada busi pijar (glow plug)
c. Semprotan bahan bakar oleh nosel
d. Udara yang dihisap ke dalam silinder saat langkah hisap piston
e. Tekanan udara saat kompresi yang mampu membakar bahan bakar saat
diinjeksikan

14. Katup penyalur (delivery valve) dalam system bahan bakar diesel difungsikan
untuk…..
a. Mencegah turunnya tekanan bahan bakar di belakang nosel pada saat
akhir injeksi
b. Mencegah tetesan bahan bakar pada nosel pada saat akhir injeksi
c. Mengatur tekanan injeksi pompa
d. Mengatur jumlah bahan bakar yang diinjeksikan
e. Menyalurkan bahan bakar dari nosel ke dalam ruang pembakaran

15. Controll rack pada pompa injeksi in line bergeser untuk menggerakkan…..
a. Barell agar berputar
b. Barell agar naik atau turun
c. Plunger agar berputar
d. Plunger pompa agar naik atau turun
e. Rack pinion agar barell berputar

16. Pengatur jumlah bahan bakar yang dinjeksikan oleh pompa injeksi rotary
dilakukan oleh…..
a. Feed pump
b. Feed hole
c. Spill ring dan spill port
d. Controll grove
e. Controll sleeve
17. Cara kerja Automatic timer pompa injeksi rotary tipe VE berdasarkan…..
a. Kevacuuman intake manifold
b. Centrifugal weight governor
c. Tekanan hidroulic bahan bakar dalam fuel chamber
d. Phneumatic pompa
e. Jumlah bahan bakar dalam system

18. Bila tuas gas pada pompa rotary ditarik, maka yang berubah adalah…..
a. Plunger lebih maju
b. Plunger jadi mundur
c. Spill ring bergerak mundur
d. Spill ring tidak bergerak
e. Spill ring bergerak maju

19. Nosel yang memiliki lubang banyak pada ujungnya disebut…..


a. Tipe throttle
b. Tipe Pintle
c. Tipe single hole
d. Tipe multi hole
e. Tipe multi pin

20. Nosel tipe single hole dipasangkan pada…..


a. Saluran masuk (intake manifold)
b. Ruang bakar utama (main combustion chamber)
c. Ruang bakar muka (pre combustion chamber)
d. Bagian belakang katup hisap
e. Bagian belakang katup buang

21. Bila spill ring digeser maju, maka yang terjadi adalah…..
a. Tidak terjadi perubahan apapun pada system pemompaan
b. Pemompaan jumlah bahan bakar menjadi berkurang
c. Pemompaan jumlah bahan bakar tetap
d. Pemompaan jumlah bahan bakar bertambah
e. Pemompaan jumlah bahan bakar tidak ada

22. Untuk memperbaiki mutu pengabutan menjadi lebih halus, maka dilakukan
dengan jalan…..
a. Menambah lubang pada ujung nosel
b. Menaikan tekanan pengabutan
c. Menurun tekanan pengabutan
d. Mengganti jenis bahan bakarnya
e. Mengganti nosel

23. Dengan mengeraskan buat pengatur tekanan nosel, mengakibatkan…..


a. Panjang nosel menjadi berkurang
b. Pegas penekan jarum nosel menjadi lebih lemah
c. Panjang nosel menjadi bertambah
d. Pegas penekan jarum nosel menjadi lebih pendek
e. Tekanan pengabutan menjadi lebih rendah

24. Pompa injeksi in line dengan vacuum governor, bila membran vacuum bocor,
akibatnya…..
a. Bahan bakar bocor
b. Bahan bakar boros
c. Putaran mesin berlebihan dan tak terkendali
d. Bahan bakar hemat
e. Putaran mesin turun hingga mesin mati

25. Relief (cekungan) pada permukaan kepala piston motor diesel dimaksudkan
untuk…..
a. Menimbulkan pusaran udara dalam ruang bakar
b. Menurunkan berat piston
c. Membedakan antara piston motor diesel dengan piston motor bensin
d. Menunjukkan produk suatu pabrik piston
e. Menghindari benturan antara piston dengan katup
Lampiran 8. Hasil Test Belajar Mahasiswa
Lampiran 9. Silabus

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Mata Kuliah : TEKN. MOTOR DIESEL


Kode Mata Kuliah : KB 21714 Smt : Genap/ Gasal *)
SKS :4
Waktu Pertemuan : 2 x 2 x 50’
Pertemuan ke : 1-2

I. Kompetensi Dasar :
- Mengidentifikasi aplikasi motor Diesel di Masyarakat
- Menganalisis keuntungan penggunaan motor Diesel
- Menganalisis kelemahan pengguaan motor Diesel
- Menjelaskan karakteristik motor Diesel sebagai salah satu mesin
pembangkit tenaga
- Menjelaskan konsep pengukuran dan mengidentifikasi jenis pengukuran
yang perlu dilakukan pada motor Diesel

II. Indikator Pencapaian Kompetensi :


- Dapat mengidetifikasi aplikasi dan menganalisis keuntungan dan
kelemahan motor Diesel dalam aplikasinya.
- Dapat mengidentifikasi karakteristik dan dapat menjelaskan berbagai
proses pengukuran pada motor diesel.

III. Materi Perkuliahan :


- Aplikasi Motor Diesel Karakteristik dan proses pengukuran pada motor
Diesel

IV. Skenario Kegiatan Perkuliahan

Tahap Uraian Kegiatan Media Estimasi


dan Alat Waktu
Pendahuluan - Salam & doa 2 x 10’
- Apersepsi & Ice breaking
- Motivasi
White 2x
- Menjelaskan kepada board & 80’
Penyajian mahasiswa tentang Aplikasi spidol
Motor Diesel Karakteristik dan Tayangan
proses pengukuran pada motor slide/
Diesel LCD
- Meminta mahasiswa untuk
menjelaskan kembali tentang
Aplikasi Motor Diesel
Karakteristik dan proses
pengukuran pada motor Diesel
- Menyimpulkan materi yang
telah dipelajari
Penutup - Motivasi 2 x 10’
dan Tindak - Doa & Salam
Lanjut

V. Instrumen Penilaian :
- Keaktifan siswa

VI. Referensi :
- SKKNI Otomotif Kendaraan Ringan (OTO.KR.),
- Silabus
- Anonim (1995). New Step 1 Training Manual, Jakarta : Penerbit PT.
Toyota-Astra Motor.
SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Mata Kuliah : TEKN. MOTOR DIESEL


Kode Mata Kuliah : KB 21714 Smt : Genap/ Gasal *)
SKS :4
Waktu Pertemuan : 4x2x 50’
Pertemuan ke : 3-4

I. Kompetensi Dasar :
- Menjelaskan jenis dan konstruksi injektor sistem bahan bakar motor
Diesel
- Mengidentifikasi perbedaan injektor untuk sistem direct dan indirect
- Menjelaskan proses kalibrasi injektor dan bentuk-bentuk gangguan
yang sering terjadi
- Menjelaskan konsep injektor electronic pada motor Diesel
- Mengidentifikasi konstruksi dan cara kerja injektor elektronik
- Menjelaskan konsep kalibrasi injektor elektronik pada sistem bahan
bakar motor Diesel

II. Indikator Pencapaian Kompetensi :


- Dapat mengidentifikasi dan menganalisis jenis dan cara kerja system
bahan bakar motor diesel, meliputi karakteristik, jenis, dan cara kerja
Injektor, pompa injeksi, dan governor, serta menjelaskan cara
penyetelan dan kalibrasinya

III. Materi Perkuliahan :


- Jenis ruang bakar dan pengelolaan proses pembakaran pada motor
Diesel
- Jenis, karakteristik, dan proses kalibrasi injector untuk direct dan
indirect injection

IV. Skenario Kegiatan Perkuliahan

Tahap Uraian Kegiatan Media Estimasi


dan Alat Waktu
Pendahuluan - Salam & doa 2x 10’
- Apersepsi & Ice breaking
- Motivasi
White 2x
- Menjelaskan kepada board & 80’
Penyajian mahasiswa tentang : spidol
 Jenis ruang bakar dan Tayangan
pengelolaan proses slide/
pembakaran pada motor LCD
Diesel
 Jenis, karakteristik, dan
proses kalibrasi injector
untuk direct dan indirect
injection
- Meminta mahasiswa untuk
menjelaskan kembali tentang:
 Jenis ruang bakar dan
pengelolaan proses
pembakaran pada motor
Diesel
 Jenis, karakteristik, dan
proses kalibrasi injector
untuk direct dan indirect
injection
- Menyimpulkan materi yang
telah dipelajari
Penutup - Motivasi 2x 10’
dan Tindak - Doa & Salam
Lanjut

V. Instrumen Penilaian :
- Keaktifan siswa
VI. Referensi :
- SKKNI Otomotif Kendaraan Ringan (OTO.KR.),
- Silabus
- Anonim (1995). New Step 1 Training Manual, Jakarta : Penerbit PT.
Toyota-Astra
SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Mata Kuliah : TEKN. MOTOR DIESEL


Kode Mata Kuliah : KB 21714 Smt : Genap/ Gasal *)
SKS :4
Waktu Pertemuan : 4 x 50’
Pertemuan ke : 5-6

I. Kompetensi Dasar :
- Menjelaskan konsep macam-macam pompa injeksi pada sistem bahan
bakar motor Diesel
- Mengidentifikasi konstruksi dan cara kerja pompa injeksi
- Menjelaskan prosedur kalibrasi pompa

II. Indikator Pencapaian Kompetensi :


- Dapat mengidentifikasi dan menganalisis jenis dan cara kerja system
bahan bakar motor diesel, meliputi karakteristik, jenis, dan cara kerja
Injektor, pompa injeksi, dan governor, serta menjelaskan cara penyetelan
dan kalibrasinya

III. Materi Perkuliahan :


- Karakteristik dan proses kalibrasi injector electronic

IV. Skenario Kegiatan Perkuliahan

Tahap Uraian Kegiatan Media Estimasi


dan Alat Waktu
Pendahuluan - Salam & doa 2x10’
- Apersepsi & Ice breaking
- Motivasi
White 2x80’
- Menjelaskan kepada board &
Penyajian mahasiswa tentang spidol
Karakteristik dan proses Tayangan
kalibrasi injector electronic slide/
- Meminta mahasiswa untuk LCD
menjelaskan kembali tentang
Karakteristik dan proses
kalibrasi injector electronic
- Menyimpulkan materi yang
telah dipelajari
Penutup - Motivasi 2x10’
dan Tindak - Doa & Salam
Lanjut
V. Instrumen Penilaian :
- Keaktifan siswa

VI. Referensi :
- SKKNI Otomotif Kendaraan Ringan (OTO.KR.),
- Silabus
- Anonim (1995). New Step 1 Training Manual, Jakarta : Penerbit PT.
Toyota-Astra Motor.
SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Mata Kuliah : TEKN. MOTOR DIESEL


Kode Mata Kuliah : KB 21714 Smt : Genap/ Gasal *)
SKS :4
Waktu Pertemuan : 4 x 50’
Pertemuan ke :7

I. Kompetensi Dasar :
- Menjelaskan sistem emisi motor Diesel
- Menganalisis energi gas buang untuk peningkatan daya motor Diesel
- Cara mengatasi emisi gas buang motor Diesel.
- Menjelaskan karakteristik minyak pelumas dan konsep sistem
pelumasan pada motor Diesel
- Menganalisis jenis, konstruksi, dan cara kerja sistem pelumasan pada
motor Diesel
- Menganalisis jenis, konstruksi, dan cara kerja sistem pendinginan pada
motor Diesel
- Menjelaskan fungsi dan karakteristik sistem starting pada motor Diesel
- Menganalisis jenis, konstruksi, dan cara kerja sistem staring pada motor
Diesel

II. Indikator Pencapaian Kompetensi :


- Dapat megidentifikasi dan menjelaskan proses pembilasan dan
supercharging, dan menganalisis jenis dan peran turbocharging pada
motor diesel
- Dapat mengidentifikasi Sistem pembuangan dan menganalisis jenis dan
cara mengatasinya emisi gas buang motor diesel.
- Dapat mengidentifikasi karakteristik minyak pelumas dan menjelaskan
jenis dan cara kerja Sistem pelumasan motor Diesel
- Dapat mengidentifikasi jenis dan cara kerja sistem pendinginan pada
motor Diesel
- Dapat mengidentifikasi jenis dan cara kerja sistem starting dan control
pada motor Diesel

III. Materi Perkuliahan :


- Sistem pembuangan dan menganalisis jenis dan cara mengatasinya
emisi gas buang motor diesel
- Sistem pelumasan dan sistem pendinginan pada motor Diesel
- Jenis dan cara kerja sistem starting dan control pada motor Diesel
IV. Skenario Kegiatan Perkuliahan

Tahap Uraian Kegiatan Media Estimasi


dan Waktu
Alat
Pendahuluan - Salam & doa 10’
- Apersepsi & Ice breaking
- Motivasi
White 80’
Penyajian - Menjelaskan kepada board &
mahasiswa tentang : spidol
 Sistem pembuangan dan Tayanga
menganalisis jenis dan n slide/
cara mengatasinya emisi LCD
gas buang motor diesel
 Sistem pelumasan dan
sistem pendinginan pada
motor Diesel
 Jenis dan cara kerja
sistem starting dan
control pada motor
Diesel
- Meminta mahasiswa untuk
menjelaskan kembali tentang :
 Sistem pembuangan dan
menganalisis jenis dan
cara mengatasinya emisi
gas buang motor diesel
 Sistem pelumasan dan
sistem pendinginan pada
motor Diesel
 Jenis dan cara kerja
sistem starting dan
control pada motor
Diesel
- Menyimpulkan materi yang
telah dipelajari
- Memberikan tugas mandiri
Penutup - Motivasi 10’
dan - Doa & Salam
Tindak
Lanjut
V. Instrumen Penilaian :
- Keaktifan siswa

VI. Referensi :
- SKKNI Otomotif Kendaraan Ringan (OTO.KR.),
- Silabus
- Anonim (1995). New Step 1 Training Manual, Jakarta : Penerbit PT.
Toyota-Astra Motor.

Purworejo, 21 Agustus 2017


Dosen Pengampu

Bambang Sudarsono, M. Pd.


Lampiran 9. RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

Program Studi : Pendidikan Teknik Otomotif


Nama Mata Kuliah : Tekn. Motor Diesel Kode : KB21721 Jumlah SKS : 2 sks teori 2 sks praktik
Semester : III (Gasal)
Mata Kuliah Prasyarat : -
Dosen Pengampu : Dr. Bambang Sudarsono, M. Pd.
Deskripsi Mata : Mata kuliah ini tediri dari 2 sks teori dan 2 sks praktik yang membahas tentang cakupan dalam matakuliah
Kuliah Teknologi Motor Diesel ini membahas pengetahuan motor diesel, meliputi aplikasi dan keuntungan
motor diesel; Klasifikasi motor diesel; Bahan bakar, Ruang bakar dan Proses pembakaran; Injector,
pompa injeksi, dan governor; Pembilasan, supercharging, dan turbocharging; sistem pembuangan dan
emisi gas buang; Sistem pelumasan; sistem pendinginan; dan sistem starting dan kontrol.

Capaian Pembelajaran : 1. Menunjukkan dan mengembangkan sikap inisiatif, kerjasama, tanggung jawab, kemandirian dan
(Mata Kuliah) kejujuran. (sikap)
2. Mengidentifikasi, memahami dan menganalisis aplikasi, prinsip serta siklus/ cara kerja motor diesel.
(pengetahuan)
3. Mengidentifikasi kerusakan, perbaikan dan pemeliharaan motor diesel. (ketrampilan)
4. Menentukan prosedur perbaikan motor diesel. (ketrampilan)
I. Matrik Rencana Pembelajaran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Minggu Capaian Bentuk/Model Pengalaman Indikator Teknik
Pokok Bahasan Bobot Waktu Referensi
Ke- Pembelajaran Pembelajaran Belajar Penilaian Penilaian
1. Memahami  Perkuliahan 1. Menunjukkan 150’ Buku
Menunjukkan prinsip kerja tatap muka dan Wajib 1
dan dan  Demonstrasi mengembangk &2
mengembangka karakteristik  Diskusi an sikap
n sikap inisiatif, motor diesel inisiatif,
kerjasama, kerjasama,
tanggung jawab, tanggung
kemandirian dan jawab,
kejujuran. kemandirian
(sikap) dan kejujuran.
2. (sikap)
1 Mengidetifikasi 2. Mengidentifika
aplikasi dan si, memahami
menganalisis dan
keuntungan dan menganalisis
kelemahan aplikasi,
motor Diesel prinsip serta
dalam siklus/ cara
aplikasinya. kerja motor
3. Mengidentifik diesel.
asi karakteristik (pengetahuan)
dan dapat
menjelaskan
berbagai proses
pengukuran
pada motor
diesel
(pengetahuan)

2 1. Menunjukkan 1. Bahan bakar  Perkuliahan Mengidentifikas 150’ Buku


dan dan proses tatap muka i, memahami Wajib 1
mengembangk pembakaran  Demonstrasi dan &2
an sikap pada motor  Diskusi menganalisis
Anjuran 1
inisiatif, bensin aplikasi, prinsip
kerjasama, 2. Sistem serta siklus/ cara
tanggung pengapian kerja motor
jawab, motor bensin. diesel
kemandirian
dan kejujuran.
2 (sikap)
2. Mengidentifika
si sifat dan
karateristik
Bahan bakar,
menganalisis
Proses
pembakaran,
dan
menganalisis
bentuk, jenis,
dan
manajemen
proses
pembakaran
pada Ruang
bakar.
3. Mengidentifika
si dan
menganalisis
jenis dan cara
kerja system
bahan bakar
motor diesel,
meliputi
karakteristik,
jenis, dan cara
kerja Injektor,
pompa injeksi,
dan governor,
serta
menjelaskan
cara
penyetelan
dan
kalibrasinya.
3 1. Menunjukkan 1. Mengidentifik  Perkuliahan Mengidentifikas 1. 150’ Buku
dan asi dan tatap muka i, memahami Wajib 1
mengembangk menjelaskan  Demonstrasi dan &2
an sikap sistem  Diskusi menganalisis
Anjuran 1
inisiatif, pembakaran sistem bahan
kerjasama, pada motor bakar dan
tanggung diesel. pembilasan
jawab, Mengidentifik motor diesel
kemandirian asi dan
dan kejujuran. menjelaskan
(sikap) sistem
2. Mengidentifik pembakaran
asi dan dan
menjelaskan pembilasan
proses pada motor
pembakaran diesel
dan
pembilasan
pada motor
diesel.
(ketrampilan)
3. Mengidentifik
asi Sistem
pembakaran
dan
pembilasan
pada motor
diesel.
(pengetahuan)
4 1. Menunjukkan Mengidentifikas  Perkuliahan Mengidentifikas 150’ Buku
dan i dan tatap muka i, memahami Wajib 1
mengembangk menjelaskan  Demonstrasi dan &2
an sikap sistem  Diskusi menganalisis
Anjuran 1
inisiatif, supercharging sistem
kerjasama, dan turbo suoercharging
tanggung charging dan
jawab, turbocharging
kemandirian motor diesel
dan kejujuran.
(sikap)
2. Mengidentifik
asi dan
menjelaskan
proses
pembilasan
dan
supercharging,
dan
menganalisis
jenis dan
peran
turbocharging
pada motor
diesel.
(ketrampilan)
3. Mengidentifik
asi Sistem
pembuangan
dan
menganalisis
jenis dan cara
mengatasinya
emisi gas
buang motor
diesel.
(pengetahuan)
3 Mengidentifikas Mengidentifikas  Perkuliahan Mengidentifikas 150’ Buku
i Sistem i Sistem tatap muka i Sistem Wajib 1
pembuangan pembuangan  Demonstrasi pembuangan &2
dan emisi gas dan emisi gas  Diskusi dan emisi gas
Anjuran 1
buang motor buang motor buang motor
diesel. diesel. diesel.
(pengetahuan) (pengetahuan) (pengetahuan)
6 Mengidentifikas 2. Mengidentifik Ceramah Mengidentifikas 150’ Buku
i karakteristik asi sistem Presentasi i karakteristik Wajib 1
minyak pelumas pembuangan Diskusi minyak pelumas
dan menjelaskan dan dan menjelaskan &2
jenis dan cara menganalisis jenis dan cara Anjuran 1
kerja Sistem jenis dan kerja Sistem
pelumasan cara pelumasan
motor Diesel mengatasiny motor Diesel
a emisi gas
buang motor
diesel.

7 Dapat Mengidentifi  Perkuliahan Dapat 150’


mengidentifikasi kasi tatap muka Mengidentifikas
jenis dan cara kerusakan,  Demonstrasi i kerusakan,
kerja sistem perbaikan  Diskusi perbaikan dan
pendinginan dan pemeliharaan
pada motor pemeliharaan sistem
Diesel sistem pendingin motor
pendingin diesel.
motor diesel.
8 Dapat Mengidentifikas  Perkuliahan Dapat 150’
mengidentifikasi i jenis dan cara tatap muka mengidentifikasi
jenis dan cara kerja sistem  Demonstrasi jenis dan cara
kerja sistem starting dan  Diskusi kerja sistem
starting dan kontrol pada starting dan
kontrol pada motor Diesel kontrol pada
motor Diesel motor Diesel
10-14 Praktik Melakukan  Perkuliahan 150’
pemeliharaan tatap muka
kendaraan  Demonstrasi
secara berkala  Unjuk Kerja
pada motor  Diskusi
diesel.
II. Penilaian
Skor
No Jenis Penilaian
Maksimum
1 Presensi 10 %
2 Tugas-tugas terstruktur dan mandiri ( TGS ) 20 %
3 Ujian tengah semester ( UTS ) 30 %
4 Ujian akhir semester ( UAS ) 40 %
Jumlah 100 %

(2 x TGS) + (3 x UTS ) + (5 x UAS)


Nilai Akhir = - -
10
III. Referensi
1. Boman, GL., & Ragland, KW, Combustion Engineering, New York: McGraw-Hill Book Company, 1998
2. Paul W. Gill, dkk, Fundamental of Internal Combustion Engines. New Delhi: Oxford & IBH Publishing CO, 1976..
3. Schulz, Erich J., Diesel Mechanics. New York: McGrow Hill Book Company, 1977.
4. William K. Tobolt, Diesel. Illinois: The Goodheart-Willcox Company, Inc., 1977
5. Wiranto Aris Munandar dan Koichi Tsuda, Motor Diesel Putaran Tinggi. Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 1986.

Mengetahui, Purworejo, 11 September 2017


Ketua Program Studi Pendidikan Teknik otomotif Dosen Pengampu

Dr. Suyitno, M.Pd. Dr. Bambang Sudarsono, M.Pd.


NIDN. 0627108403 NIDN. 0626018503
Lampiran 10. Daftar Kehadiran Mahasiswa
Lampiran 11. Hasil Validitas Minat Belajar

Hasil Validitas Minat Belajar

Item
No Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 2 53
2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 1 3 4 3 47
3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 2 1 4 4 3 49
4 3 2 2 2 3 2 4 4 3 4 4 4 3 1 3 44
5 3 3 3 3 4 3 2 4 4 2 4 1 3 4 2 45
6 2 3 3 3 1 3 2 1 1 2 2 2 1 3 3 32
7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 1 4 47
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 57
9 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 53
10 4 3 3 3 2 3 4 2 2 4 2 4 4 3 4 47
11 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 4 4 2 1 2 39
12 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 1 4 1 49
13 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 56
14 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 55
15 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 58
16 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 56
17 4 2 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 2 4 51
18 3 1 4 3 2 4 4 3 3 4 2 1 4 1 2 41
19 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 56
20 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 58
21 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 1 1 3 39
22 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 56
23 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 55
24 4 4 3 3 2 4 4 2 2 4 3 4 4 4 1 48
1,000

0,398

0,467

0,436

0,435

0,399

0,392

0,361

0,411

0,513

0,361

0,420

0,643

0,424

0,435
rxy
r tabel

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361

0,361
Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid
ket
Lampiran 12. Hasil Taraf Kesukaran

HASIL TARAT KESUKARAN SOAL TEST

NO. JUMLAH JAWABAN INDEKS


KATEGORI
SOAL SISWA BENAR KESULITAN
1 24 19 0,792 Mudah
2 24 18 0,750 Mudah
3 24 16 0,667 Sedang
4 24 17 0,708 Mudah
5 24 15 0,625 Sedang
6 24 20 0,833 Mudah
7 24 21 0,875 Mudah
8 24 16 0,667 Sedang
9 24 18 0,750 Mudah
10 24 20 0,833 Mudah
11 24 21 0,875 Mudah
12 24 17 0,708 Mudah
13 24 14 0,583 Sedang
14 24 20 0,833 Mudah
15 24 21 0,875 Mudah
16 24 20 0,833 Mudah
17 24 21 0,875 Mudah
18 24 17 0,708 Mudah
19 24 18 0,750 Mudah
20 24 16 0,667 Sedang
21 24 21 0,875 Mudah
22 24 16 0,667 Sedang
23 24 19 0,792 Mudah
24 24 19 0,792 Mudah
25 24 18 0,750 Mudah
Lampiran 13. Hasil Taraf Kesukaran
TARAF DAYA BEDA SOAL

NO.BUTIR SOAL
No Jumlah Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24
2 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 19
3 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 21
4 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 20
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24
6 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 20
7 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 18
8 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 21
9 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 20
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 23
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 23
12 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 17
13 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 14
14 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 10
15 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 12
16 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 15
17 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 10
18 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 10
19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 7
20 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 11
21 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 12
22 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 16
23 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 11
24 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 11
Jumlah 10 18 12 17 16 15 16 14 15 13 18 17 16 18 20 15 8 15 16 22 14 16 20 13 15 389
Daya Beda 0,32 0,48 0,32 0,56 0,32 0,56 0,48 0,32 0,56 0,40 0,48 0,56 0,32 35 0,48 0,56 0,48 0,56 0,32 0,32 0,32 0,48 0,48 0,56 0,40
PEMBEDA

No Jumlah peserta Daya beda Klasifikasi


1 24 0,3 Cukup
2 24 0,5 Baik
3 24 0,3 Cukup
4 24 0,6 Baik
5 24 0,3 Cukup
6 24 0,6 Baik
7 24 0,5 Baik
8 24 0,3 Cukup
9 24 0,6 Baik
10 24 0,4 Cukup
11 24 0,5 Baik
12 24 0,6 Baik
13 24 0,3 Cukup
14 24 35,0 FALSE
15 24 0,5 Baik
16 24 0,6 Baik
17 24 0,5 Baik
18 24 0,6 Baik
19 24 0,3 Cukup
20 24 0,3 Cukup
21 24 0,3 Cukup
22 24 0,5 Baik
23 24 0,5 Baik
24 24 0,6 Baik
25 24 0,4 Cukup
Lampiran 14. Dokumentasi Penelitian

Anda mungkin juga menyukai