Infeksi aliran darah yang timbul tanpa ada organ /jaringan lain yang dicurigai sebagai sumber infeksi TUJUAN Sebagai pedoman langkah dalam upaya pencegahan terjadinya flebitis dan infeksi aliran darah primer KEBIJAKAN Pencegahan flebitis dan infeksi aliran darah primer harus dilaksanakan sesuai prosedur PROSEDUR 1. Indikasi pemasangan kateter intravaskular hanya dilakukan untuk tindakan pengobatan dan atau untuk kepentingan diagnostic 2. Cuci tangan aseptik /handrubs dilakukan sebelum melakukan pemasangan kateter intravaskular 3. pemilihan lokasi pemasangan pada orang dewasa sebaiknya pada tungkai atas daripada tungkai bawah 4. Lokasi penusukan diberikan antisepsis dahulu dengan antiseptik (alkohol 70%) dan ditunggu sampai kering minimal 30 detik sebelum dipasang. 5. Ukuran kateter harus lebih kecil dari lumen pembuluh darah 6. Setelah pemasangan tutuplah dengan kasa steril/penutup transparan khusus serta cantumkan tanggal pemasangan di tempat yang mudah dibaca. 7. Apabila penutup (kassa steril/penutup transparan) lepas/basah/kotor segera ganti penutup yang baru 8. Kateter intravena segera dilepas apabila sudah tidak ada indikasi pemasangan 9. Perawatan tempat pemsangan Tempat tusukan diperiksa setiap hari untuk melihat kemungkinan timbulnya komplikasi (Flebitis/IADP) tanpa membuka kasa penutup yaitu dengan cara meraba daerah vena tersebut Bila ada demam yang tidak bisa dijelaskan dan ada nyeri tekan pada tempat tusukan barulah kasa penutup dibuka untuk melihat kemungkinan komplikasi Bila kateter intravena harus dipertahankan untuk waktu lama¸ maka setiap 24─72 jam kasa penutup harus diganti dengan yang baru dan steril 10. Selang infus yang dipergunakan untuk pemberian parenteral nutrisi harus diganti setiap 24─48 jam 11. Setelah pemberian darah¸ produk darah atau emulsi lemak selang infus harus diganti maksimal dalam 24 jam dari waktu pemasangan 12. Selang infus pada pemberian terapi intravena harus diganti setelah ˃72 jam 13. Desinfeksi injection ports dengan alkohol 70% sebelum dipergunakan 14. kurangi jumlah stopcocks yang disambung ke kateter intravena 15. Lakukan pembilasan secara rutin dengan cairan NaCl 0¸9% atau menggunakan heparin 10 unit/cc pada penggunaan heparin lock 16. Pergunakan kateter midline apabila pemberian terapi i.v diperkirakan > 6 hari 17. Apabila terjadi flebitis atau IADP maka semua sistem (kateter intravena dan selang infus) harus dicabut. UNIT 1. Rawat Inap TERKAIT 2. Rawat Jalan 3. Instalasi Gawat Darurat 4. Instalasi Kamar Bedah 5. Instalasi Kamar Bersalin RSIA Prosedur Pencegahan Infeksi Daerah Operasi KUSUMA PRADJA No. Dokumen No. Revisi Halaman SPO Tanggal Terbit Ditetapkan: Direktur RSIA KUSUMA PRADJA
PENGERTIAN Infeksi Daerah Operasi (IDO) adalah infeksi yang terjadi
pada pasien yang dilakukan tindakan pembedahan yang meliputi lapisan kulit¸ sub kutis¸ fascia¸ otot¸ organ dan rongga. Infeksi dapat terjadi pra atau pasca bedah untuk semua tindakan pembedahan. TUJUAN Sebagai pedoman langkah dalam upaya pencegahan terjadinya infeksi daerah operasi yang terjadi di rumah sakit. KEBIJAKAN Pencegahan infeksi daerah operasi harus dilaksanakan sesuai prosedur PROSEDUR Tindakan pencegahan Infeksi Daerah Operasi dikelompokkan ke dalam: A. Sebelum masuk Rumah Sakit 1. Semua pemeriksaan dan pengobatan untuk persiapan operasi hendaknya dilakukan sebelum rawat inap agar waktu pra bedah menjadi pendek (<2 hari) 2. Perbaiki keadaan yang memperbesar kemungkinan terjadinya IDO antara lain: Diabetes Melitus¸ malnutrisi¸ obesitas¸ infeksi¸ pemakaian kortikosteroid B. Persiapan Pasien Pra Bedah 1. Semua pasien mempunyai hak yang sama dalam memperoleh usaha pencegahan infeksi pasca operasi 2. perhatian lebih pada pasien yang mempunyai resiko lebih tinggi untuk infeksi 3. Kenali faktor resiko infeksi 4. Antimikroba profilaktik (AMP) yang memadai sesuai prosedur 5. Mandi atau shower rambut dengan shampo antiseptik sebelum hari operasi 6. Antiseptik yang dianjurkan yang mengandung chlorhexidine glukonate yang dapat menurunkan mikroba kulit sampai 9x lipat 7. Optimalisasi kadar gula darah 8. Kurangi hari rawat sebelum operasi 9. Cuci dan bersihkan daerah sekitar tempat insisi untuk menghilangkan kontaminasi sebelum melakukan tindakan antiseptik pada kulit 10.Tindakan antiseptik pada kulit dilakukan sirkular ke arah perifer. tempat yang disiapkan harus cukup luas untuk insisi dan kemungkinan insisi baru atau jika perlu pemasangan drain. C. Intra Operasi 1. Tenaga medis dan perawat melakukan tindakan aseptik dan antiseptik dengan benar. 2. Kamar operasi disiapkan sesuai jadwal 3. Instrument disiapkan sesuai dengan kebutuhan 4. Pertahankan ventilasi tekanan positif di kamar operasi 5. Upayakan pintu kamar operasi selalu tertutup 6. Batasi jumlah orang yang berada di kamar operasi sesuai kebutuhan
D. Post Operasi/Di Ruang Perawatan
1. Observasi tanda─tanda vital dan keadaan umum pasien 2. Berikan hidrasi dan nutrisi yang adekuat 3. Lakukan mobilisasi sedini mungkin 4. Kenali tanda - tanda infeksi pada daerah operasi dan diskusikan dengan dokter penanggung jawab pasien tersebut 5. Lakukan tindakan aseptik dan antiseptik saat melakukan perawatan luka 6. Cabut drain sesegera mungkin atas indikasi
UNIT 1. Kamar Operasi
TERKAIT 2. Ruang Perawatan 3. CSSD 4. SMF terkait RSIA KUSUMA Prosedur Kebersihan Tangan dengan Menggunakan PRADJA Sabun dan Air Mengalir (Hand Washing)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO Tanggal Terbit Ditetapkan: Direktur RSIA KUSUMA PRADJA
PENGERTIAN Hand Washing adalah suatu prosedur tindakan
membersihkan tangan tanpa adanya asesoris menggunakan antiseptik di bawah air mengalir dengan waktu paling sedikit 40─60 detik dengan frekuensi 3x untuk setiap langkah. Antiseptik adalah tindakan pengurangan mikroorganisme pada kulit¸ selaput lendir atau jaringan tubuh lain dengan bahan antimikroba. TUJUAN Sebagai pedoman langkah dalam hand hygiene KEBIJAKAN PROSEDUR 1. Buka kran dan basahi tangan dengan air mengalir 2. Tuangkan sabun cair/antiseptik 2─3 cc pada salah satu telapak tangan 3. Ratakan sabu/antiseptik dengan kedua telapak tangan 4. Gosok punggung tangan kanan dengan telapak tangan kiri dengan jemari saling menyilang 5. Gosok punggung jemari dengan telapak tangan dalam posisi saling mengunci 6. Genggam ibu jari dengan tangan kanan kemudian gosok secara memutar dan sebaliknya 7. Gosok secara memutar ujung jari kanan pada telapak kiri kearah depan dan belakang dan sebaliknya 8. Bilas tangan dengan air mengalir dengan posisi tangan lebih rendah dari sikut 9. keringkan tangan secara merata dengan handuk /tissue sekali pakai 10. Matikan kran dengan menggunakan handuk /tissue tersebut
UNIT 1. Rawat Inap
TERKAIT 2. Rawat Jalan 3. Instalasi Gawat Darurat RSIA Prosedur Kebersihan Tangan dengan Menggunakan KUSUMA Antiseptik berbasis Alkohol (Hand Rub) PRADJA No. Dokumen No. Revisi Halaman SPO Tanggal Terbit Ditetapkan: Direktur RSIA KUSUMA PRADJA
PENGERTIAN Hand Rub adalah suatu prosedur tindakan membersihkan
tangan tanpa adanya asesoris menggunakan antiseptik berbasis alkohol dengan waktu paling sedikit 20─30 detik dengan frekuensi 3x untuk setiap langkah. Antiseptik adalah tindakan pengurangan mikroorganisme pada kulit¸ selaput lendir atau jaringan tubuh lain dengan bahan antimikroba. TUJUAN Sebagai pedoman langkah dalam hand hygiene KEBIJAKAN PROSEDUR Waktu cuci tangan paling sedikit 20─30 detik 1. Ratakan antiseptik dengan kedua telapak tangan secara memutar berlawanan arah jarum jam 2. Gosok punggung tangan kanan dengan telapak tangan kiri dengan jemari saling menjalin dan sebaliknya 3. Gosok kedua telapak tangan dengan jemari saling menyilang 4. Gosok punggung jemari dengan telapak tangan dalam posisi saling mengunci 5. Genggam ibu jari kiri dengan tangan kanan kemudian gosok secara memutar dan sebaliknya 6. Gosok secara memutar ujung jari tangan kiri pada telapak tangan kanan dan sebaliknya UNIT 1. Rawat Inap TERKAIT 2. Rawat Jalan 3. Instalasi Gawat Darurat RSIA Prosedur Penggunaan Kacamata (Googles) KUSUMA No. Dokumen No. Revisi Halaman PRADJA SPO Tanggal Terbit Ditetapkan: Direktur RSIA KUSUMA PRADJA
PENGERTIAN Penggunaan kaca mata merupakan barrier fisik untuk
melindungi daerah mata petugas /individu dari kontaminasi mikroorganisme TUJUAN Sebagai acuan dalam menerapkan langkah langkah pencegahan transmisi mikroorganisma melalui percikan (droplet) dan kontak KEBIJAKAN PROSEDUR Googles/kacamata dan penutup muka (face shield) Digunakan untuk melindungi membran mukosa mata ketika melakukan prosedur yang diperkirakan akan terjadi Cipratan darah¸ cairan tubuh¸ sekresi ataupun ekskresi Apabila bersifat disposible maka langsung dibuang Apabila di reused¸ setelah dipakai harus didekontaminasi terlebih dahulu dengan larutan klorin 0¸5% baru dicuci dengan deterjen/sabun dan dibilas dengan air selanjutnya dikeringkan UNIT 1. Rawat Inap TERKAIT 2. Rawat Jalan 3. Instalasi Gawat Darurat 4. Instalasi Kamar Bedah RSIA Prosedur Dekontaminasi, Pembersihan, Desinfeksi KUSUMA Alat Bekas Pakai Di Ruangan/Poliklinik PRADJA No. Dokumen No. Revisi Halaman SPO Tanggal Terbit Ditetapkan: Direktur RSIA KUSUMA PRADJA
PENGERTIAN 1. Dekontaminasi : Proses yang membuat benda mati
lebih aman untuk ditangani oleh staf sebelum dibersihkan (umpamanya menginaktifasi HBV¸ HCV¸ dan HIV) dan mengurangi tetapi tidak menghilangkan jumlah mikroorganisme yang mengkontaminasi. Dekontaminasi merupakan langkah pertama dalam menangani benda yang sudah dipakai 2. Pembersihan : Proses yang secara fisik membuang semua debu yang tampak¸ kotoran¸ darah/cairan tubuh lainnya dari benda mati ataupun membuang sejumlah mikroorganisme untuk mengurangi resiko bagi mereka yang menyentuh kulit/menangani objek. Proses terdiri dari sepenuhnya dengan sabun/deterjen dan membilasnya dengan air bersih kemudian ikeringkan. 3. Desinfeksi : Proses menghilngkan semua mikroorganisme¸ kecuali beberapa endospora bacterial dari objek¸ dengan merebus¸ menguapkan¸ atau memakai desinfektan kimiawi. 4. Alat bekas pakai adalah alat yang sudah digunakan untuk tindakan di ruangan TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah mengenai dekontaminasi¸ pembersihan dan desinfeksi dengan prosedur yang benar KEBIJAKAN PROSEDUR 1. Petugas melakukan perendaman alat kotor dalam baskom plastik yang berisi klorin 0¸5% selama 10 menit 2. Petugas melakukan pemindahan alat ke dalam larutan deterjen 3. Petugas melakukan penyikatan dengan sikat yang sesuai 4. Petugas melakukan pembilasan dengan air yang mengalir 5. Bila alat tidak terpakai¸ bersih/masih baru¸ petugas harus melakukan pencucian dengan air mengalir 6. Petugas melakukan pengeringan dengan kain yang mampu menyerap air 7. Petugas melakukan pengepakan alat yang sudah bersih dan kering sesuai dengan jenis tindakan UNIT 1. Rawat Inap TERKAIT 2. Rawat Jalan 3. CSSD