Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN TAHUNAN 2017

2017
PENILAIAN KINERJA THN 2017
DAN RUK 2019.
PROGRAM PROMOSI KESEHATAN

.
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak azasi (UUD 1945, pasal 28 H ayat 1 dan UU No. 23 Tahun
1992) dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan dan
ditingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh komponen bangsa, agar masyarakat dapat
menikmati hidup sehat, dan pada akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal. Sehubungan dengan hal tersebut, pelayanan kesehatan di masyarakat perlu di
tingkatkan baik yang bersifat promotif, preventive, kurative dan rehabilitative.

Sesuai dengan keputusan menteri kesehatan no 75 tahun 2014 tentang Pusat


Kesehatan Masyarakat. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Upaya kesehatan di
Puskesmas terdiri dari upaya kesehatan esensial dan dan upaya kesehatan pengembangan,
dimana promosi kesehatan termasuk upaya kesehatan esensial.Upaya kesehatan esensial
diadakan oleh setiap Puskesmas untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal
kabupaten/kota bidang kesehatan.

Namun dalam pelaksanaannya puskesmas masih menghadapi berbagai


masalah yaitu kegiatan yang di laksanakan puskesmas kurang berorientasi pada
pelayanan kuratif bagi pasien yang datang ke puskesmas dan keterlibatan masyarakat yang
merupakan andalan penyelenggaraan pelayanan kesehatan tingkat pertama belum di
kembangkan secara optimal puskesmas wajib menggerakan dan memberdayakan masyarakat
agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya kesehatan. Oleh sebab itu,
upaya promosi kesehatan puskesmas perlu di laksanakan secara totalitas untuk
memperbaiki derajat kesehatan masyarakat.

Secara operasional upaya promosi kesehatan di puskesmas di lakukan agar


masyarakat mampu berprilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai bentuk pemecahan
masalah-masalah kesehatan yang di hadapinya. Baik masalah kesehatan yang di derita
maupun yang berpotensi mengancam secara mandiri. Di samping itu, petugas kesehatan
puskesmas di harapkan mampu menjadi teladan bagi pasien, keluarga, dan masyarakat.

2. Tujuan Penulisan
2.1 .Tujuan Umum

Meningkatnya perilaku sehat individu, keluarga dan masyarakat dan berperan


aktif dalam setiap gerakan kesehatan masyarakat melalui upaya promosi kesehatan
yang terintegrasi dengan lintas program, lintas sector, swasta dan masyarakat.

2.2. Tujuan Khusus

1) Meningkatnya komitmen pembangunan berwawasan kesehatan pengambil


kebijakan.
2) Meningkatnya kerjasama antar masyarakat, lintas program dan lembaga dalam
pembangunan berwawasan kesehatan.
3) Meningkatnya peran masyarakat dan swasta sebagai subjek pembangunan
masayarakat dan promosi kesehatan.
4) Meningkatnya upaya promkes dan pemberdayaan masyarakat yang efektif
dengan kearifan local.
5) Meningkatnya keterpaduan pelaksaanaan promosi kesehatan dengan lintas
program dan lintas sektor

BAB II
PROFIL PUSKESMAS
2.1 Gambaran Umum
2.1.1Kondisi Geografi Wilayah Kerja Puskesmas
Puskesmas Cicalengka DTP terletak di wilayah Desa Cicalengka kulon, dengan batas-
batas wilayah sebagai berikut ; Sebelah timur berbatasan dengan Desa Nagrog dan desa
babakan Peuteuy merupakan wilayah kerja UPF Puskesmas sawahlega, sebelah selatan
berbatasan dengan Desa Hegarmanah Kec. Cikancung, sebelah utara berbatasan dengan
Desa Dampit, sebelah barat berbatasan dengan Desa Nanjungmekar Kecamatan Rancaekek.
Luas wilayah kerja puskesmas Cicalengka sekitar 976,69 ha dengan kondisi geografis
dataran rendah terdiri dari pesawahan dan perumahan membina 6 Desa, 24 Dusun, 81 RW
dan 307 RT.
Tabel 2.1.1
Jumlah dan Nama Desa Di Wilayah Kerja Puskesmas Cicalengka DTP
No. Nama Desa Luas Jumlah
wilayah(ha) RW RT

1 Cicalengka wetan 84,00 16 56

2 Cicalengka kulon 70,090 10 31

3 Tenjolaya 184,99 10 41

4 Panenjoan 228 11 58

5 Cikuya 3.107.27 17 76

6 Waluya 126,5 17 45

Jumlah 81 307

Gambar 2.1.1
Peta Wilayah Puskesmas Cicalengka DTP
2.1.2 Profil Puskesmas
Nama Puskesmas : Puskesmas Cicalengka Dengan Tempat Perawatan (DTP), dengan
kode Puskesmas P.3204100101 alamat ; Jl. Raya Timur No 321 Cicalengka, Desa Cicalengka
kulon, dengan luas tanah 2020 m² luas bangunan : 2010 m² terdiri dari 2 lantai, lantai atas
untuk BP Gigi, ruang gizi, Ruang bidan koordinator, ruang akreditasi, ruang kepala
puskesmas, ruang imunisasi/vaksin, serta pelayanan ketatausahaan. Lantai dasar
diperuntukan pelayanan Kegawatdaruratan Buka 24 Jam, pelayanan Rawat jalan umum ,
Ruang PAL, Ruang TB, Ruang Kesling, Ruang KB, Ruang VCT, KIA, Laboratorium, Klinik
Lansia, Ruang bersalin dan pelayanan farmasi (obat) dan ruang rawat Inap dengan kapasitas
tempat tidur : 14 TT. Sedangkan Bagian nifas kapasitas ada 5 TT.

2.1.3 Kependudukan
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Cicalengka (6 desa) ; 65.980 jiwa
dengan jumlah KK 18.682, jumlah penduduk laki-laki 33.209 jiwa dan perempuan 32.799
jiwa. Penduduk yang terpadat adalah di desa Cicalengka wetan, hal ini disebabkan Desa
Cicalengka Wetan merupakan sentral ekonomi, selain Perkantoran juga terdapat pasar dan
home industri yang cukup progresif perkembangannya, hal ini mengundang para investor
atau pendatang untuk berbisnis di wilayah ini, namun dilain pihak masalah kesehatan masih
sangat pelik di wilayah ini setiap tahun timbul masalah penyakit musiman misalnya DBD.

Tabel 2.1.3.a
Keadaan Penduduk Perdesa Di Wilayah Kerja Puskesmas Cicalengka DTP
No Desa/Kelurahan ∑ Kepadatan/ ∑ ∑ ∑

Penduduk Km² KK KK Jiwa


Miskin
Miskin

1 Cicalengka Wetan 13.533 16.111 3.833 914 3.022

2 Cicalengka Kulon 6.441 9.190 1.845 471 942

3 Tenjolaya 9.887 5.345 2.557 1.254 4.625

4 Panenjoan 13.551 5,943 3.950 653 5.482

5 Cikuya 11.452 0.368 3.307 2.646 9.096

6 Waluya 11.116 8.787 3.058 2.175 7.906

Jumlah 65.980 41 14.717 7.199 28.051

Dari data diatas dapat kita jabarkan, bahwa penduduk miskin dari setiap Kepala
Keluarga berjumlah 4 orang, sedangkan yang mempunyai kartu jaminan kesehatan (BPJS
PBI) adalah sebanyak 21.814 jiwa . Idealnya semua masyarakat miskin sudah seharusnya
mendapat kartu kepesertaan artinya minimal untuk mendapatkan jaminan pelayanan
kesehatan dasar, namun kenyataan dilapangan masih ditemukan pemegang kartu BPJS PBI
tidak tepat sasaran dan masih adanya warga yang mengajukan SKTM (Surat Keterangan
Tidak Mampu) untuk jaminan kesehatan.

2.2 Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui


pembelajaran dari oleh dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong dirinya sendiri,
mampu mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai kondisi sosial
ekonomi, budaya setempat serta didukung oleh kebijakan public yang berwawasan kesehatan.

Promosi kesehatan di Puskesmas adalah upaya Puskesmas melaksanakan pemberdayaan


kepada masyarakat untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan tiap individu,
keluarga serta lingkunganya secara mandiri dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber
daya masyarakat.

Secara operasional, upaya promosi kesehatan di Puskesmas dilakukan agar masyarakat


mampu ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai bentuk pemecahan masalah-
masalah yang diderita maupun yang berpotensi mengancam secara mandiri. Petugas
kesehatan di Puskesmas diharapkan mampu menjadi teladan bagi pasien, keluarga dan
masyarakkat untuk melakukan PHBS. Upaya promosi kesehatan di Puskesmas yaitu :

1) Kegiatan promosi kesehatan di dalam gedung Puskesmas


a. KIP-K di klinik khusus dan atau klinik sehat
b. Penyuluhan kelompok dalam gedung dengan materi sesuai kondisi di masing-masing
puskesmas
c. Pelaksanaan PHBS di lingkungan puskesmas
2) Kegiatan promosi kesehatan di luar gedung Puskesmas
a. Pembinaan PHBS Rumah Tangga
b. Pembinaan UKBM termasuk pembinaan posyandu
c. Pembinaan Desa/Kelurahan/RW Siaga
d. Penyuluhan kelompok oleh petugas ke setiap RW
e. Kunjungan rumah kepada keluarga rawan/resiko tinggi
3) Pengelolaan upaya promosi kesehatan
a. Perencanaan
b. Penggerakkan pelaksanaan
c. Pemantauan dan Evaluasi
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
KEGIATAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2017

3.1 Penyuluhan Dalam Gedung

Pada tahun 2017 telah dilakukan penyuluhan dalam gedung sebanyak 103 kali
penyuluhan. Penyuluhan didalam gedung dilakukan secara berkelompok diruang tunggu
sebelum melakukan pelayanan, penyuluhan kepada penunggu dan pasien di ruang inap
puskesmas dan penyuluhan kepada kader melalui lokakarya mini puskesmas dan pada saat
kegiatan prolanis. Materi yang disampaikan difokuskan kepada kesehatan ibu dan anak,
penyakit tidak menular dan penyakit terbanyak di puskesmas.
Dari grafik 3.1.1 diatas didapatkan hasil bahwa cakupan penyuluhan dalam gedung
Puskesmas Cicalengka DTP Tahun 2017 sudah mencapai target 96 kali selama 1 tahun
(100%) didapatkan hasil jumlah penyuluhan dalam gedung sebanyak 103 kali dengan target
107,29%. Kegiatan penyuluhan dalam gedung ini walaupun sudah mencapai target, bahkan
melebihi target tetapi masih menghadapi kendala antara lain : 1) Jadwal penyuluhan belum
terjadwal dengan baik, 2) Pencatatan dan pelaporan hasil penyuluhan belum bisa tercatat
dengan baik, dikarenakan masih ada yang lupa atau tidak melaporkan hasil kegiatan
penyuluhan kepada petugas promkes, 3) media penyuluhan sebagian besar masih
menggunakan leaflet yang terkadang hanya pemateri yang memegangnya.

3.2 Penyuluhan Luar Gedung

Pada tahun 2017 telah dilakukan penyuluhan luar gedung sebanyak 820 kali
penyuluhan. Penyuluhan diluar gedung dilakukan secara berkelompok baik ketika posyandu
(rw), kegiatan kelas bumil, kelas balita, acara desa, puskel, posbindu, sekolah, dll. Materi
yang disampaikan difokuskan kepada kesehatan ibu dan anak, penyakit tidak menular,
penyakit terbanyak di puskesmas, penyakit menular, phbs, imunisasi, dll.
Dari grafik 3.2.1 diatas didapatkan hasil bahwa cakupan penyuluhan luar gedung
Puskesmas Cicalengka DTP Tahun 2017 belum mencapai target (100%) dimana target yang
dicapai hanya sebesar 83,33%, namun cakupan ini mengalami peningkatan dibandingkan
tahun sebelumnya (45,9%). Cakupan penyuluhan luar gedung, dimana data penyuluhan yang
diambil adalah penyuluhan yang dilaksanakan oleh petugas 1 kali dalam sebulan di setiap rw/
posyandu. Cakupan kegiatan penyuluhan di luar gedung Puskesmas ini masih jauh dari target,
dan kendala yang muncul antara lain : 1) Belum terjadwalnya penyuluhan luar gedung
dengan baik, dikarenakan petugas dari lintas program tidak melaporkan poa bulanan yang ada
penyuluhan luar gedungnya kepada petugas promkes, 2) Pencatatan dan pelaporan yang
belum terekapitulasi dengan baik setelah melakukan penyuluhan luar gedung dari petugas
lintas program yang melakukan penyuluhan kepada petugas promosi kesehatan.

3.3 Jenis Penyuluhan Kesehatan

Tabel 3.3 Tabel Jenis Penyuluhan Kesehatan


No Jenis Penyuluhan Frekuensi Jumlah sasaran
1. PHBS 38 Sasaran penyuluhan
2. Bahaya Rokok 16 dalam dan luar
3. NAPZA 13
4. Gizi 31 gedung adalah 1.080
5. Garam Beryodium 13 penyuluhan
6. KIA, KB, Kespro 192
7. P2P 118
HIV/AIDS 26
Kesehatan Lingkungan 32
ASI ekslusif 33
Imunisasi 189
dll 148

Tabel 3.3. menunjukkan jenis penyuluhan kesehatan yang dilakukan selama 2017.
Jenis penyuluhan yang sering dilakukan adalah penyuluhan KIA, KB, Kespro sebanyak 192
penyuluhan.

3.4 Konseling Interpersonal


Pada tahun 2017 telah dilakukan kegiatan konseling interpersonal sebanyak 2.417
kali. Kegiatan konseling interpersonal ini dilakukan di Poli gizi, KIA-KB, MTBS, Lansia dan
BP umum. Kegiatan Konseling Interpersonal (KIP-K) dilakukan untuk memberdayakan
individu dan keluarga melalui proses pembelajaran untuk pemecahan permasalahan, yang
nantinya akan ditindaklanjuti melalui kunjungan rumah, sehingga permasalahannya dapat
diatasi dengan maksimal disesuaikan dengan kondisi/permasalan tiap individu..
Kegiatan konseling interpersonal (KIP-K) ini sudah mencapai dari target (5%),
dimana hasil cakupan KIP-K selama tahun 2017 yaitu 5,2%. Hasil cakupan pada tahun ini
mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, kendala yang muncul antara lain : 1) Belum
adanya klinik khusus untuk melakukan konseling misalnya klinik P2M, Klinik Sanitasi,
Klinik PHBS dll. 2) Pencatatan dan pelaporan yang belum lengkap dan terekapitulasi di
masing-masing poli untuk selanjutnya direkapitulasi oleh petugas promosi kesehatan. 3)
Kurangnya kesadaran dari lintas program atau petugas di poli untuk melaporkan hasil
kegiatan KIP-K, 4) masih belum pahamnya petugas bahwa kegiatan penyuluhan personal
ketika pemeriksaan sudah masuk kedalam kegiatan KIP-K
3.5 Pendataan PHBS Rumah Tangga
Tabel 3.5 Rumah Tangga Ber-PHBS
Wilayah Kerja Puskesmas Cicalengka DTP Tahun 2017
No Desa/Kelurahan Jumlah RT RT Ber-PHBS RT Tidak Ber-
PHBS
Dipantau
Jumlah % Jumlah %

1. Cikuya 210 RT 23 10,95% 176 83,8%

2. Waluya 210 RT 15 7,14% 182 86,7%

3. Panenjoan 210 RT 5 2,44% 186 88,5%

4. Tenjolaya 210 RT 103 49,05% 129 61,4%

5. Cicalengka kulon 210 RT 52 24,76% 147 70%

6. Cicalengka wetan 210 RT 31 15% 184 87,6%

JUMLAH 1260 RT 256 20,3% 1004 70,8%

Cakupan rumah tangga sehat tahun 2017 sebesar 19,18%, menurun dibandingkan
tahun sebelumnya (20,3%). Hal ini disebabkan terutama karena masih banyaknya penduduk
yang merokok didalam rumah. Selain itu ada beberapa factor yang mempengaruhinya, yaitu
kapasitas kader dalam pendataan PHBS tatanan rumah tangga dan ketepatan waktu dalam
proses perhitungan dan perekapannya.
Dari hasil persentase rumah tangga tersebut dapat dilakukan pemetaan strata PHBS di
setiap desa. Desa Cikuya termasuk strata PHBS I, Desa Waluya termasuk strata PHBS I, Desa
Panenjoan termasuk strata PHBS I, Desa Tenjolaya termasuk strata PHBS II, Desa
Cicalengka Kulon termasuk strata PHBS I, dan Desa Cicalengka Wetan termasuk strata
PHBS I.
Untuk meningkatkan kualitas dan validasi data PHBS, maka pada tahun 2018 dan
selanjutnya akan senantiasa dilakukan upaya peningkatan kader pendataan PHBS, baik
melalui pelatihan maupun melalui bimbingan teknis ke lapangan dengan menggunakan
sumber anggaran yang ada di puskesmas.
3.6 Stratifikasi Posyandu

Tabel 3.6 Stratifikasi Posyandu


Stratifikasi Posyandu
No Nama Desa
Pratama Madya Purnama Mandiri
1. Cicalengka Wetan - 0 8 8
2. Tenjolaya - 1 5 5
3. Panenjoan - 0 6 5
4. Cikuya - 0 2 15
5. Waluya - 7 8 2
6. Cicalengka Kulon - 0 2 8
Jumlah 0 8 31 43

Tabel 3.6 menunjukkan stratifikasi posyandu di Puskesmas Cicalengka DTP, Sebagian


besar posyandu terstratifikasi mandiri, yaitu sebanyak 43 posyandu, 31 posyandu
terstatifikasi purnama, dan 8 posyandu terstratifikasi madya.
Perkembangan strata posyandu tahun 2017 dibandingan tahun sebelumnya mengalami
peningkatan, secara tekhnik mungkin telah dilakukan pembinaan oleh petugas Puskesmas,
namun masalah bangunan dan sarana masih menggunakan rumah sebagai tempat pelayanan
masih menjadi masalah setiap tahunnya dan sering dibahas ketika musyawarah masyarakat
desa dimana masih adanya RW yang tidak memiliki bangunan posyandu dikarenakan
masalah lahan, adanya masyarakat beranggapan posyandu milik Dinas Kesehatan, jadi segala
sesuatunya harus dari Dinas kesehatan, pemikiran ini harus segera dihapus bahwa posyandu
milik masyarakat (UKBM) dikelola oleh masyarakat dan untuk masyarakat sehingga
pendanaannya adalah 10% dari dana desa tetapi pada kenyataannya desa masih belum
mengalokasin untuk kesehatan, hal ini diketahui ketika MMD tentang dana desa.
Selain itu juga untuk peningkatan strata posyandu lebih ditertibkan mengenai
pencatatan, karena kriteria strata posyandu ada dari hasil cakupan kegiatan yang dilaksanakan
di posyandu. Dengan meningkatnya hasil cakupan berarti menandakan bahwa peran
serta/partisipasi masyarakat tentang posyandu meningkat, dan secara tidak langsung maka
akan meningkatkan strata posyandu itu sendiri. Peran serta kader dalam peningkatan strata
posyandu juga sangat penting, dengan banyaknya kader yang aktif di suatu posyandu maka
akan meningkatkan strata posyandu.
3.7 Strata Desa Siaga

Tabel 3.7 Strata Desa Siaga Wilayah Kesja Puskesmas DTP Tahun 2017
Stratifikasi Desa Siaga
No Nama Desa
Pratama Madya Purnama Mandiri
1. Cicalengka Wetan - v - -
2. Tenjolaya v - - -
3. Panenjoan v - - -
4. Cikuya v - - -
5. Waluya - v - -
6. Cicalengka Kulon v - - -
Jumlah 4 2 0 0
Tabel 3.7 menunjukkan strata desa siaga di wilayah kerja Puskesmas
Cicalengka DTP, dengan sebagian besar stratanya adalah pratama dengan 4 desa, dan 2 desa
terstrata madya, strata desa siaga ini masih belum berubah dari tahun 2015. Peningkatan
strata dari tiap desa sangat sulit untuk ditingkatkan, karena kurangnya dukungan dari tokoh
masyarakat, belum optimalnya desa dalam memberikan 10% dana desa untuk kesehatan,
serta kurang mengertinya peran dan fungsi desa siaga itu sendiri, sehingga perlu dilakukan
pembinaan dan sosialisasi serta pembentukan anggota forum desa siaga yang lebih solid lagi
serta kerjasama lintas sektor.

3.8 Strata PHBS di Institusi Pendidikan


3.8.1 Strata PHBS SD

Diagram 3.8.1 Strata PHBS institusi Pendidikan SD


Strata PHBS institusi Pendidikan SD menunjukkan bahwa SD sebagian besar sekolah
sudah berPhbs, yaitu 62%. Masalah yang ada adalah belum adanya poster tentang larangan
merokok (guru merokok di sekolah), bahaya napza dan jumlah toilet yang masih belum
sesuai dengan perbandingan jumlah siswa.

3.8.2 Strata PHBS SMP

Diagram 3.8.2 Strata PHBS institusi Pendidikan SMP


Strata PHBS institusi Pendidikan SMP menunjukkan bahwa SMP sebagian besar
sekolah sudah berPhbs, yaitu 58%. Masalah yang ada adalah belum adanya poster tentang
larangan merokok (guru merokok di sekolah), bahaya napza dan jumlah toilet yang masih
belum sesuai dengan perbandingan jumlah siswa.

3.8.3 Strata PHBS SMA

Diagram 3.8.3 Strata PHBS institusi Pendidikan SMA


Strata PHBS institusi Pendidikan SMA menunjukkan bahwa SMA yang berPhbs dan
yang tidak sama besarnya, yaitu 50%. Masalah yang ada adalah belum adanya poster tentang
larangan merokok (guru merokok di sekolah), bahaya napza dan jumlah toilet yang masih
belum sesuai dengan perbandingan jumlah siswa.

3.9 Cakupan Kunjungan Rumah

Grafik Laba-laba Kunjungan Rumah Puskesmas Cicalengka Tahun 2017

Berdasarkan grafik, Kunjungan rumah puskesmas Cicalengka DTP yang terdata


adalah 289 kunjungan, dengan cakupannya sebesar 11,3% dari 2.553 jumlah sasaran KIP/K
di Puskesmas Cicalengka DTP dan 50% target yang harus dikunjungi. Rendahnya nilai
cakupan kunjungan dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya kurangnya pencatatan
pelaporan dari petugas yang melakukan kunjungan rumah, masih kurangnya petugas yang
melakanakan kunjungan rumah, masih terfokus dengan kegiatan kuratif di dalam gedung.
Untuk tahun 2018, diharapkan pencatatan dan pelaporan bisa lebih baik, kegiatan luar gedung
yang berupa preventif lebih optimal, dan meningkatnya petugas yang melakukan kunjungan
rumah.
3.10 Hasil Kegiatan SMD (Survei Mawas Diri) Dan MMD (Musyawarah Masyarakat
Desa)
3.10.1 Desa Cicalengka Wetan
3.10.2 Desa Panenjoan
3.10.3 Desa Cicalengka Kulon
3.10.3 Desa Tenjolaya
3.10.4 Desa Cikuya
SPM PROGRAM PROMOSI KESEHATAN

PR KEGI URAIA Kond TARGE Pencapaian


O ATA N isi T s.d bulan ini

Pencapaian
G N INDIK awal INDIKAT
R ATOR OR ( % )
A
M
2016 2017 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Kum % Kum % Kum % Kum % Kum % Kum % Kum % Kum % Kum % Kum % Kum % Kum % Kum %
P Peny Cakupa 65% 69% Belum Dilaksanakan 256 20,3 Dilaksanaka 256 20,3
R uluha n 1260 n 1x 1260
O n PHBS
M Prila Rumah
O ku Tangga
Hidu Cakupa 80% 80% Program Gizi
S
n Bayi
I p
Bersi dengan
K h ASI
E dan Eksklisi
f
PR KEGI URAIA Kond TARGE Pencapaian
O ATA N isi T s.d bulan ini

Pencapaian
G N INDIK awal INDIKAT
R ATOR OR ( % )
A
M
2016 2017 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Kum % Kum % Kum % Kum % Kum % Kum % Kum % Kum % Kum % Kum % Kum % Kum % Kum %
S Sehat Desa/K 90% 90% Belum Dilaksanakan 1260 100% Dilaksanaka 1260 100
E (PHB eluraha 1260 n 1x 1260 %
H S) n
A dengan
T garam
A beryodi
N um
katagor
i Baik
Penyulu 15 15 0 0% 1 6,7% 2 13,3 3 20% 4 26,6 5 33,3 6 40% 7 46,6 8 53,3 9 60% 2 73,3 13 86,6 13 86,6
han P3 % % % % % % % %
15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
NAFSA

Cakupa 90% 0 0% 0 0% 0 0% 1 4% 2 8% 3 12% 4 16% 5 20% 6 24% 6 24% 6 24% 6 24% 6 24%
n 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
PHBS
Institusi
Kesehat
an
PR KEGI URAIA Kond TARGE Pencapaian
O ATA N isi T s.d bulan ini

Pencapaian
G N INDIK awal INDIKAT
R ATOR OR ( % )
A
M
2016 2017 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Kum % Kum % Kum % Kum % Kum % Kum % Kum % Kum % Kum % Kum % Kum % Kum % Kum %
Cakupa 90% Belum Dilaksanakan 18 34,6% 30 57,7 Sudah 30 57,7
n 52 52 % Dilaksanaka 52 %
PHBS n
Institusi
Pendidi
kan
Cakupa 90% Tidak dilaksanakan
n
PHBS
di
Tatanan
Tempat
Kerja
Cakupa 30% Tidak dilaksanakan
n
PHBS
TTU
PR KEGI URAIA Kond TARGE Pencapaian
O ATA N isi T s.d bulan ini

Pencapaian
G N INDIK awal INDIKAT
R ATOR OR ( % )
A
M
2016 2017 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Kum % Kum % Kum % Kum % Kum % Kum % Kum % Kum % Kum % Kum % Kum % Kum % Kum %
Pemb Posyan 40 45 Belum Dilaksanakan 74 90,24 74 90,2
inaan du 82 % 82 4%
UKB dengan
M tingkat
Purnam
a dan
mandiri
Frekue 96x/thn 8 8,3% 16 16,7 24 25% 32 33,3 41 42,7 49 51% 57 67 69,8 75 78,1 83 86,4% 91 94,5 103 107,3 103 107,
nsi 96 96 96 96 % 96 % 96 96 59,4 96 % 96 % 96 96 % 96 % 96 3%
penyulu %
han
dalam
gedung
Frekue 12 x 14 1,4% 56 5,7% 88 9% 142 14,4 224 22,8 284 28,7 388 39,4 467 47,4 607 61,7 683 69,4% 761 77,3 820 83,3 820 83,3
nsi 984 984 984 984 % 984 % 984 % 984 % 984 % 984 % 984 984 % 984 % 984 %
Penyul
uhan
Luar
Gedung
3.11 Cakupan Kinerja Promosi Kesehatan

Tabel 3.11 Cakupan Kinerja Program Promosi Kesehatan Tahun 2017


No Kegiatan Target Cakupan 2017
1. KIP/K 5% dari kunjungan 5,2 %
2. Penyuluhan Dalam Gedung 100 % 107,29%
3. Penyuluhan Luar Gedung 100 % 83,33 %
4. Institusi Kesehatan Ber-PHBS 100 % 24%
5. PHBS-RT 65% 20,3%
6. Posyandu 65% 90,2%
7. Desa Siaga Aktif 60% 33,33%
8. Kunjungan Rumah 50 % 11,3%

Tabel 3.11 meunjukkan bahwa masih ada kegiatan dari promosi kesehatan yang
kinerjanya masih dibawah targe, diantaranya penyuluhan luar gedung, institusi kesehatan ber-
PHBS, PHBS rumah tangga, Desa siaga aktif dan kunjungan rumah.

3.11.1 Grafik Jaring Laba-laba Program Promosi Kesehatan

Grafik 3.11.1 Kinerja Program Promosi Kesehatan


3.11.2 Penetapan Prioritas Masalah

NO KRITERIA Besar Kegawatan Kemudahan TOTAL Prioritas


Masalah Masalah

1. Penyuluhan Luar 7 10 6 102 I


Gedung
2. Institusi 8 8 3 48 V
Kesehatan Ber-
PHBS
3. PHBS-RT 8 9 5 85 II

4. Desa Siaga Aktif 7 7 4 56 III

5. Kunjungan 7 3 5 50 IV
Rumah
Ket :
- Besar masalah yaitu besar masalah di masyarakat atau yang akan terjadi di
masyarakat bila tidak dilaksanakan (skor 1-10) kecil ke besar.
- Kegawatan masalah yaitu tingginya angka morbiditas atau mortalitas bila masalah
tersebut tidak di intervensi (tidak gawat (0) – sangat gawat (10))
- Kemudahan yaitu kemudahan penyelesaian/pemenuhan masalah yang dilihat dari
manfaat yang dihasilkan dengan diperoleh dari kemudahan sumber daya (biaya,
sarana dan cara) untuk menyelesaikan masalah (skor 0-10) sulit ke mudah
- Total  (besar masalah+Kegawatan)xkemudahan

3.11.3 Perumusan Masalah

How
No Masalah What Who When Where
Much
1. Masih rendahnya cakupan Penyuluhan Tahun Wilayah 83,33 %
cakupan Penyuluhan di luar 2017 kerja dari target
Penyuluhan Luar Luar gedung oleh Puskesmas 100%
gedung gedung petugas ke cicalengka
(83,33%) masyarakat DTP
2. Masih rendahnya cakupan Rumah Tahun Wilayah 20,3 %
cakupan PHBS PHBS tangga yang 2017 kerja dari target
Rumah Tangga Rumah ada di Puskesmas 65 %
Tangga wilayah cicalengka
(20,3%) kerja DTP
Puskesmas
Cicalengka
DTP dengan
system
sampling 20
kk per RT
3. Masih rendahnya cakupan Desa di Tahun Desa di 33,3% dari
cakupan Desa Desa Siaga wilayah 2017 Wilayah target 60
Siaga (33,3%) kerja kerja %
puskesmas Puskesmas
Cicalengka cicalengka
DTP DTP
4. Masih rendahnya cakupan KK/individu Tahun Wilayah 11,3 %
cakupan Kunjungan Rawan 2017 kerja dari target
Kunjungan Rumah kesehatan Puskesmas 60%
Rumah (11,3%) yang di cicalengka
wilayah DTP
kerja
puskesmas
Cicalengka
DTP
5. Masih rendahnya cakupan Institusi Tahun Wilayah 24% dari
cakupan PHBS PHBS kesehatan 2017 kerja target
Institusi Institusi yang ada di Puskesmas 100%
Kesehatan Kesehatan wilayah cicalengka
(24%) kerja DTP
Puskesmas
Cicalengka
DTP

3.11.4 Analisis Penyelesaian Masalah


No. PRIORITAS PENYEBAB ALTERNATIF PEMECAHAN
MASALAH MASALAH PEMECAHAN MASALAH
MASLAH TERPILIH

1. Masih rendahnya 1. Kurangnya Mengingatkan Mengingatkan


cakupan Penyuluhan pencatatan dan petugas untuk petugas untuk
Luar gedung pelaporan membuat laporan membuat laporan
setelah kegiatan setelah kegiatan
2. Masih
di penyuluhan di penyuluhan
rendahnya
luar gedung atau luar gedung atau
kegiatan di luar
petugas promkes petugas promkes
gedung di luar
yang yang
posyandu
mengingatkan mengingatkan
3. Kegiatan masih
terfokus ke
kuratif di dalam
gedung

2. Masih rendahnya 1. Kurang 1. Koor Mengadakan


cakupan PHBS sadarnya dinasi penyuluhan
Rumah Tangga masyarakat dengan
tentang kader
pentingnya kesehatan
PHBS di rumah
2. Mengadak
tangga
an
2. Penyuluhan penyuluha
tentang PHBS n

3. Masih rendahnya 1. Desa masih Melakukan Melakukan


cakupan Desa Siaga belum optimal pembinaan pembinaan
dalam kepada desa kepada desa
pendanaan yang tentang desa
No. PRIORITAS PENYEBAB ALTERNATIF PEMECAHAN
MASALAH MASALAH PEMECAHAN MASALAH
MASLAH TERPILIH

berkaitan tentang desa siaga siaga


dengan
kesehatan

2. Pengurus desa
siaga masih
belum optimal

3. Kurangnya
pembinaan dari
petugas promosi
kesehatan

4. Masih rendahnya 1. Kurangnya Mengingatkan Mengingatkan


cakupan Kunjungan pencatatan dan petugas untuk petugas untuk
Rumah pelaporan membuat laporan membuat laporan
setelah kegiatan setelah kegiatan
2. Petugas masih
di kunjungan di kunjungan
berfokus pada
rumah atau rumah atau
kegiatan dalam
petugas promkes petugas promkes
gedung
yang yang
mengingatkan mengingatkan

5. Masih rendahnya Institusi yang dilakukan Melakukan Melakukan


cakupan PHBS pemeriksaan baru pemeriksaan pemeriksaan
Institusi Kesehatan berjumlah 6 sehingga kepada institusi kepada institusi
belum optimal kesehatan kesehatan
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan

1) Penyuluhan Dalam Gedung Puskesmas sudah mencapai target yaitu 107,29%, yaitu
melebihi 96 kali selama setahun (100%).
2) Penyuluhan Luar Gedung Puskesmas masih belum mencapai target yaitu 83,33%,
dimana cakupan target selama setahun yaitu 100%, namun dibandingan dengan tahun
sebelumnya (45,9%) cakupan penyuluhan luar gedung ini mengalami peningkatan.
3) Konseling Interpersonal yang dilakukan sudah mencapai target yaitu 5,2%. Cakupan
KIP-K mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2016.
4) Hasil pendataan strata posyandu sebagai berikut : Strata pratama 0 posyandu, Strata
madya 8 posyandu, Strata Purnama 31 posyandu dan Strata Mandiri sebanyak 43
posyandu.
5) Jumlah desa siaga aktif ada 6 desa, dimana strata desa siaganya yaitu : 4 desa
(Tenjolaya, Cikuya, Cicalengka kulon dan Panenjoan) termasuk strata pratama dan 2
desa lagi (Cicalengka wetan dan Waluya) termasuk strata madya. Masih banyak
kendala yang dihadapi untuk meningkatkan desa siaga ini, salah satunya yaitu kurang
aktifnya dan berjalannya kegiatan forum desa siaga ditiap desa.
6) Phbs rumah tangga masih belum ada yang 50% dari sample yang ada. Desa Tenjolaya
49,05% sudah berPhbs tertinggi disbanding desa lainnya dan untuk desa terrencah
cakupan Phbsnya adalah Desa Panenjoan (2,44%).
7) Phbs Institusi Pendidikan, SD 38 % sudah ber-Phsb, SMP 58,33% sudah ber-Phbs,
dan SMA yang sudah ber-Phbs adalah 50%

4.2 Saran

1) Meningkatkan kinerja, baik waktu dan tenaga dari petugas promosi kesehatan.
2) Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektoral untuk memudahkan
terlaksananya semua program dan tercapainya target cakupan promosi kesehatan.
3) Membuat register dan mengkoordinasikan setiap pencatatan dan pelaporan dari hasil
kegiatan penyuluhan baik diluar dan didalam gedung puskesmas.
4) Mengadakan pelatihan dan meningkatkan kinerja forum desa siaga yang sudah ada,
untuk diaktifkan kembali, sehingga akan meningkatkan strata desa siaga.
5) Melakukan pelatihan kepada kader posyandu, untuk meningkatkan strata posyandu
ditiap rw di masing-masing desa.
6) Melakukan pembinaan PHBS Institusi pendidikan.
7) Melakukan pembinaan kader PHBS Rumah Tangga, baik melalui pelatihan maupun
melalui bimbingan teknis ke lapangan dengan menggunakan sumber anggaran yang
ada di puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai